Anda di halaman 1dari 9

PENGENDALIAN START UP GAS TURBINE GENERATOR

Di PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG


Oleh :
Ganis Rama Pradika (L2F 006 043)

-Abstrak-
PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SEMARANG dalam proses
produksinya di Pembangkit/Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) menggunakan pengontrol
Programmable Logic Controller (PLC), SPEEDTRONICTM MARK V, dan Distributed Control System
(DCS). Sistem Kontrol SPEEDTRONICTM MARK V yang dikembangkan oleh General Electric (GE)
Industrial System adalah sistem kontrol yang dapat diprogram dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan
industri listrik dalam kendali turbin gas dan uap yang semakin komplek. SPEEDTRONICTM MARK V dapat
melakukan kontrol, proteksi dan monitoring sekaligus terhadap kerja turbin.
Pengendalian START UP dengan menggunakan sistem kontrol SPEEDTRONICTM MARK V
berfungsi untuk mengatur nilai FSR yang selanjutnya mempengaruhi jumlah bahan bakar yang dialirkan
ke 14 ruang pembakaran. Besar kecilnya bahan bakar yang dialirkan ke ruang pembakaran akan
menentukan cepat atau lambatnya kecepatan putar turbin pada Gas Turbin Generator (GTG) yang
berbeda-beda pada fase start up Unit.

Kata Kunci : SpeedtronicTM Mark V,Start Up, Gas Turbin Generator (GTG)

pembakaran akan menentukan cepat atau


I. PENDAHULUAN lambatnya kecepatan putar turbin pada Gas
1.1 Latar Belakang Turbin Generator (GTG) yang berbeda-beda
Dalam dunia industri, semakin pada fase start up Unit.
cepatnya perkembangan teknologi peralatan
yang di gunakan pada proses produksi juga
semakin berkembang. Sistem kontrol untuk 1.2 Maksud dan Tujuan
turbin yang tadinya hanya menggunakan Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan
governor dikembangkan oleh General laporan Kerja Praktek ini adalah:
Electric (GE) menjadi sistem kontrol yang 1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja
lebih modern yang dinamakan di PT. Indonesia Power UBP Semarang.
SPEEDTRONICTM. Dengan semakin 2. Mengetahui sistem kerja Pembangkit
kompleksnya pengontrolan untuk turbin, Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
SPEEDTRONICTM pun terus berkembang 3. Memberikan gambaran mengenai sistem
mulai dari SPEEDTRONICTM Mark I hingga kontrol SPEEDTRONICTM MARK V
yang terakhir SPEEDTRONICTM Mark VI. secara umum.
PT. INDONESIA POWER UBP 4. Menjelaskan sistem kontrol
SEMARANG dalam proses produksinya di SPEEDTRONICTM MARK V untuk
Pembangkit/Pusat Listrik Tenaga Gas Uap mengendalikan Sequence Start Up pada
(PLTGU) menggunakan SPEEDTRONICTM Gas Turbin Generator (GTG) di
Mark V sebagai kontroler pada Gas Turbin PLTGU.
Generator (GTG).
Pengendalian START UP dengan 1.3 Pembatasan Masalah
menggunakan sistem kontrol Pada laporan Kerja Praktek ini
SPEEDTRONICTM MARK V berfungsi permasalahan dibatasi pada Start Up
untuk mengatur nilai FSR yang selanjutnya dengan sistem kontrol SPEEDTRONICTM
mempengaruhi jumlah bahan bakar yang MARK V pada Gas Turbin Generator
dialirkan ke 14 ruang pembakaran. Besar (GTG).
kecilnya bahan bajar yang dialirkan ke ruang
II. PROSES PEMBANGKIT LISTRIK turbin gas. Gas buang dari turbin gas
TENAGA GAS UAP (PLTGU) akan langsung dibuang melalui
cerobong apabila dioperasikan open
PLTGU yaitu pembangkit listrik yang cycle dan akan dilewatkan HRSG
menggunakan tenaga gas dan uap dalam apabila dioperasikan close cycle.
menghasilkan energi listrik. 2. Proses Turbin Uap
Pembakaran bahan bakar pada PLTG Air pengisi dari deaerator dipompa
akan menghasilkan gas untuk memutar melalui Low Pressure and High
turbin gas di PLTU. Gas buang dari turbin Pressure Water dimasukkan ke HRSG
gas ini akan dialirkan ke HRSG untuk untuk diubah menjadi uap. Hasil uap
memanaskan air pada HRSG sehingga dari HRSG dimasukkan ke High
menghasilkan uap yang akan digunakan Pressure Turbine kemudian masuk ke
untuk memutar turbin uap. Low Pressure Turbine untuk mengubah
Secara umum sistem produksi tenaga energi panas uap menjadi energi putar
listrik pada PLTGU dibagi menjadi dua rotor. Uap bekas setelah dipakai di Low
siklus, yaitu : Pressure Turbine dialirkan ke condenser
1. Open Cycle untuk dikondensasikan oleh air
Biasanya disebut proses turbin gas pendingin atau air laut yang dipompa
(PLTG), yaitu gas buang atau uap dari melalui Circulating Water Pump
GTG (Gas Turbin Generator) langsung (CWP). Air condensate dipompakan
dibuang ke udara melalui stack. oleh condensate pump untuk selanjutnya
2. Close Cycle dimasukkan ke deaerator.
Biasanya disebut proses turbin uap
(PLTU), yaitu gas buang dari GTG (Gas
Turbin Generator) tidak langsung III. DASAR TEORI
dibuang ke udara tetapi digunakan untuk 3.1 Gambaran SpeedtronicTM Mark V
memanaskan air yang ada di HRSG SpeedtronicTM Mark V adalah suatu
(Heat Recovery Steam Generator). Uap sistem kontrol, proteksi dan monitoring pada
yang dihasilkan dari HRSG digunakan turbin yang telah dikembangkan oleh GE
untuk memutar turbin uap. dan mewakili kesuksesan dari seri-seri
Proses Pembangkit Listrik Tenaga SpeedtronicTM dalam sistem pengaturan.
Gas Uap dapat dibagi menjadi dua proses, Tujuan sistem kontrol dan proteksi ini
yaitu : adalah menghasilkan output yang maksimal
1. Proses Turbin Gas untuk melindungi turbin gas dari kerusakan
Bahan bakar minyak yang dipasok dari saat turbin dalam kondisi operasi sehingga
kapal atau tongkang ditampung di dalam lifetimenya dapat lebih lama.
tangki. Penyaluran bahan bakar
dilakukan dengan transportasi laut 3.2 Konfigurasi kendali SpeedtronicTM
dengan tujuan memungkinkan bahan Mark V
bakar yang diangkut lebih banyak SPEEDTRONICTM Mark V adalah
daripada melalui transportasi darat. sistem kendali turbin yang bersifat
Selain itu lokasi pembangkit yang dekat programmable yang didesain sesuai dengan
dengan pelabuhan semakin memperkecil kebutuhan industri tenaga modern untuk
biaya transportasi. sistem turbin yang bersifat kompleks dan
Bahan bakar dipompa dari tangki ke dinamis. Keunggulan sistem ini pada fitur-
combustion chamber (ruang fiturnya antara lain:
pembakaran) bersama-sama udara dari 1. Implementasi software dengan teknologi
compressor setelah terlebih dahulu fault tolerance (SIFT), yang
melalui air filter. Campuran ini dibakar memungkinkan turbin tetap beroperasi
dan menghasilkan gas panas yang
selanjutnya digunakan untuk memutar
meskipun terjadi kesalahan tunggal Kedua adalah Data Exchange
dengan mempertahankan status on-line. Network (DENET) yang merupakan jenis
2. Operator interface yang user-friendly ARCNET yang termasuk bagian dalam
3. Interface dengan sensor direct yang jaringan komunikasi SpeedtronicTM Mark V
memungkinkan kendali dan monitoring kontrol panel. Adapun fungsi dari DENET
secara real time itu sendiri adalah untuk menyediakan link
4. Kemampuan diagnosa yang built-in atau hubungan komunikasi antara prossesor
menyatu dengan sistem internal dari kontrol panel. Panel TMR
5. Arsitektur berbasis TMR (Triple merupakan bagian dasar untuk memvoting
Modular Redundant) proses yang terjadi pada sinyal kontrol.
SPEEDTRONICTM Mark V Untuk jaringan internal yang ketiga
menggunakan tiga buah modul kontrol, yaitu jaringan I/O (IONET). IONET adalah
masing-masing <R>, <S>, dan <T> yang jaringan komunikasi serial yang terhubung
identik untuk menjalankan keseluruhan dalam konfigurasi berantai. Fungsinya
algoritma kendali yang vital, proses sinyal adalah untuk mengkomunikasikan sinyal I/O
proteksi, dan proses sekuensial. Konfigurasi antara prosesor kontrol (DCCA), Protection
inilah yang disebut TMR (Triple Modular Core (<P>) atau TCEA dan Digital I/O core
Redundant). Untuk fungsi proteksi (<QD1>).
dijalankan oleh tiga prosessor proteksi
<X>,<Y> dan <Z> pada core <P>. Untuk
konfigurasi secara umum dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
R

<I>

<C> <R> <S> <T>

Digital I/O Protection Protection Protection


<QD1> <P> <P> <P>

Gambar 2 Konfigurasi kontrol TMR Mark V


Digital I/O Digital I/O Digital I/O
<QD1> <QD1> <QD1> Pada konfigurasi TMR sendiri
terdapat tiga buah modul kontrol <R>, <S>,
Gambar 1 Dasar sistem TMR pada SPEEDTRONICTM dan <T> yang berfungsi sebagai redundant.
MARK V Sinyal kontrol yang diberikan merupakan
hasil voting dari ketiga modul tersebut.
Seperti terlihat pada gambar di atas,
untuk bisa bekerja dengan baik, informasi 3.3 Operator Interface Mark V
dikomunikasikan, dibagi dan diputuskan Interface Mark V berfungsi sebagai
pada sistem proteksi tersebut melalui tiga upload, download, monitoring maupun
jaringan yang berbeda. Yang pertama adalah pengontrolan sehingga dengan interface ini
jaringan eksternal (Stage Link) yaitu alat seluruh aktifitas dari Mark V kontrol panel
utama komunikasi antara Operator bias terwakili. Work Station Interface < I >,
Interface (<I>) dan Common Data terdiri dari serangkaian alat – alat, antara
Processor (<C>) dari panel kontrol. Link ini lain: sebuah PC (Personal Computer) layar
adalah bagian konfigurasi ARCNET. monitor berwarna, Cursor Positioning
Device (Mouse, atau Trackball), Keyboard
(QWERTY Keyboard) dan Printer. TO CRT DISPLAY

FUEL
Peralatan-peralatan tersebut dapat TEMPERATURE

menghubungkan antara operator dengan TO CRT DISPLAY

keadaan mesin atau sebagai work station


pemeliharaan lokal, baik itu pengamatan MINIMUM FSR

peralatan turbin, pengontrolan turbin, VALUE


SELECT FUEL
SYSTEM
LOGIC
pengamanan turbin maupun pemasukan data ACCELERATION
RATE

baru ke kontrol panel. TO CRT DISPLAY


START UP

3.4 Hardware Input-Output SHUR DOWN

Mark V di desain untuk berhubungan MANUAL


TO TURBIN

langsung dengan peralatan turbin dan


generator seperti : Gambar 3 Skema kontrol sederhana
• magnetic speed pickups
• servos dan LVDT/Rs Kondisi operasi turbin disensor dan
• sensor vibrasi digunakan sebagai sinyal feedback ke sistem
• thermocouples kontrol Speedtronic. Ada tiga kontrol loop
utama, start-up, kontrol kecepatan, dan
• Resistive Temperature Devices (RTDs)
kontrol temperatur yang di kontrol selama
turbin beroperasi. Mode kontrol yang lain
IV. PENGENDALIAN START UP
adalah kontrol kecepatan, manual FSR, dan
4.1 Sistem Kontrol SPEEDTRONICTM kontrol shutdown yang dioperasikan dengan
MARK V cara yang sama.
4.1.1 Desain Dasar Sistem Kontrol
SPEEDTRONICTM MARK V 4.2 Start Up Control
Kontrol turbin gas dilakukan dengan 4.2.1 Sistem Starting
kontrol start-up, kontrol percepatan, kontrol Seperti pada mesin-mesin yang ber
kecepatan, kontrol temperatur dan fungsi – ruang bakar internal lainnya, Gas Turbine
kontrol yang lain seperti tampak pada tidak bisa berputar atau tidak menghasilkan
gambar 3, sensor dari kecepatan turbin, tenaga putaran awalan sendiri pada saat
temperatur gas buang, dan parameter yang putarannya 0 ( zero speed ) oleh sebab itu
lain menetukan kondisi operasi dari unit. dibutuhkan sebuah sistem start untuk
Saat diperlukan perubahan pada kondisi melakukan perubahan keadaan Gas Turbine,
operasi turbin karena perubahan beban atau sebagai pemutar awal sampai mencapai
kondisi yang membahayakan turbin, maka kecepatan putaran untuk pembakaran dan
kontrol akan mengatur aliran bahan bakar ke membantu untuk mencapai kecepatan
turbin. Misalnya bila temperatur gas buang putaran tertentu, sehingga Gas Turbine yang
cenderung melebihi nilai yang referensi sudah dalam keadaan start pembakaran
yang diberikan untuk operasi turbin, maka tersebut mampu berputar dan berakselerasi
kontrol temperatur akan mengurangi suplai sendiri menuju ke kecepatan putaran
bahan bakar ke turbin. nominalnya.
Hal tersebut terselesaikan dengan
bantuan peralatan sebuah motor induksi
sebagai Motor Starter, dan dibantu dengan
Torque Converter yang dioperasikan dimana
ia berfungsi sebuah kopling penyambung
dengan accessory gear.
• Sebagai pelumas dan pendingin system.
• Sebagai pemutar pada waktu on cool
down.
Fungsi utama dari torque converter adalah :
• Untuk meneruskan putaran motor
cranking ke turbine dengan
menggunakan flexible coupling pada
waktu start up.
• Untuk memutar turbine pada waktu on
cooldown dengan media lube oil.
Didalam Torque Converter ini
disediakan peralatan-peralatan yang terdiri
Gambar 4 Skema Turbin dari bermacam daerah pengaturan yang
disesuaikan untuk kepentingan dan besar
4.2.1.1 Motor Starter pengaturan output torsinya. Limit switch-
Motor Starter atau Motor Cranking limit switch 33TM – 1 sampai dengan 33TM
ini adalah produk dari GE Co, Custom – 4 disediakan sebagai batasan daerah
8000®, motor induksi dengan jenis pengaturannya, dari batas pengaturan teratas
Horisontal Motor dilengkapi dengan sampai dengan batas pengaturan terbawah.
bantalan-bantalan antifriction, 3 phase, Hal tersebut dapat tercapai dengan bantuan
6000 Volt, dengan daya 1250 HP, pada kerjasama dari solenoid – solenoid 20 TU –
putaran 3000 rpm. 1 dan 20 TU – 2 yang terpasang.

4.2.1.2 Accessory Gear.


4.2.1.2 Torque Coverter Fungsi Accessory Gear pada sistem
ini adalah sebagai penggerak untuk beberapa
Torque converter merupakan suatu peralatan bantu lainnya, seperti Pompa
peralatan dengan menggunakan media Utama Minyak Pelumas, Pompa Utama
hydruaulic dalam hal ini minyak lube oil. Minyak Hydraulik, Kompressor Utama
Peralatan utama didalam torque converter Atomizing Air maupun Pompa Utama
adalah pompa impeler yang digerakan oleh Bahan Bakar. Utamanya ia berfungsi
input shaft atau sisi pemutar, sedangkan sebagai penghubung antara Motor Cranking
disisi output atau yang diputar adalah bagian dengan Kompressor Turbine Gas.
turbin wheel. Prinsip kerja dari torque ini Di dalam Accessory Gear terdapat
adalah dengan hydrodinamik transmision, beberapa susunan roda gigi - roda gigi yang
sedangkan diantara kedua peralatan tersebut berfungsi memperbesar Torsi ( daya puntir )
minyak penghubung dan pada statornya yang dibutuhkan oleh motor starter untuk
terdapat guide vane atau sudu-sudu memutarkan poros Turbine.
pengarah yang digerakan oleh penggerak
mekanis (Guide vane adjusment mechanis)
4.2.1.3 Fungsi – Fungsi Kerja Sistem
yang akan mengarahkan minyak tersebut
Start
dari pompa impeler menuju turbin wheel Torque Converter dan Motor Starter
dengan cara mengatur sudut pengarahan ( Motor Cranking ), keduanya sebagai
yang sesuai untuk menghasilakan torsi yang
supply tenaga kepada Gas Turbine
dibutuhkan disisi outputannya Generator ketika siklus start-up dan ketika
Adapun fungsi dari minyak pada siklus sesudah shutdown ( cool down ).
Torque Converter adalah :
Ketika siklus Start-up, peralatan –
• Sebagai media kerja penggerak daya peralatan pada sistem starting mempunyai
hydrodinamik. tiga macam fungsi, antara lain :
• Sebagai media control system torque
Converter.
1. Sebagai pemutar awal, ketika Gas • L14HR Kecepatan Nol (kira-kira 0%
Turbine masih diam belum kecepatan)
berputar. • L14HM Kecepatan Minimum (kira-kira
2. Mengakselerasi putaran Gas 16% kecepatan)
Turbine sampai pada putaran • L14HA Kecepatan Akselerasi (kira-kira
pengapian. 50% kecepatan)
3. Membantu akselerasi putaran • L14HS Kecepatan Operasi (kira-kira
Gas Turbine yang sudah terjadi 95% kecepatan)
pengapiannya sampai dengan Detector kecepatan nol, L14HR
tercapainya kemampuan Gas memberikan sinyal ketika poros turbin start
Turbine untuk berakselerasi atau stop berputar. Ketika kecepatan poros
sendiri menuju putaran dibawah 14HR, atau pada kecepatan nol,
nominalnya. Atau yang mana L14HR bekerja (fail safe) dan permissive
logic memerintahkan ratchet atau operasi
sampai dengan kecepatan
slow roll selama sequence start-up/cooldown
putaran Gas Turbine lebih besar turbin otomatis.
dari pada kecepatan putaran Detector kecepatan minimum
peralatan sistem startingnya. L14HM mengindikasikan turbin sudah
mencapai kecepatan minimum pembakaran
4.2.2 Control dan Sequence Start – Up dan mengawali (initiates) siklus pembilasan
Control start-up membawa turbin (purging) sebelum bahan bakar dimasukkan
gas dengan aman dari kecepatan nol ke dan sebelum pembakaran. Lepasnya relay
kecepatan operasinya dengan menyediakan kecepatan minimum L14HM menyediakan
bahan bakar dengan jumlah yang tepat untuk beberapa fungsi permissive dalam start
menjaga pembakaran, mengakselerasi ulang TG setelah shutdown.
turbin, dan melakukan hal tersebut dengan Relay kecepatan Akselerasi L14HA
tujuan untuk meminimalkan low cycle memberikan indikasi ketika turbin sudah
fatique pada bagian hot gas path selama mencapai kira-kira 50% kecepatan
tahapan (sequence) tersebut. Hal ini (putaran), hal ini menandakan start-up turbin
melibatkan tahapan yang tepat dari sinyal sedang berlangsungdan kunci fitur proteksi
perintah ke peralatan accessories, peralatan (protective feature).
start dan system control bahan bakar. Sensor kecepatan tinggi L14HS
Karena sebuah start up yang aman dan memberikan indikasi ketika turbin pada
sukses tergantung pada ketepatan fungsi kecepatannya dan sequence akselerasi
peralatan Turbin Gas (TG), penting untuk (percepatan) hamper selesai. Sinyal ini
memeriksa dan menguji dari bagian yang menyediakan control logic untuk berbagai
dipilih dalam tahapan (sequence) tersebut. sequence control seperti menyetop pompa
Kebanyakan sirkuit control logic auxiliary lube oil dan menstart blower
dihubungkan tidak hanya dengan peralatan turbine shell/exhaust frame.
control penggerak, tetapi bisa juga sirkuit Apabila turbin dan generator
proteksi/pengaman dan mengandung kondisi melambat selama situasi frekuensi rendah,
permissive sebelum diproses. L14HS akan lepas pada setting kecepatan
under frequency. Setelah L14HS lepas
4.2.2.1 Pendeteksi Kecepatan breaker generator akan trip (open) dan
Bagian yang penting dalam tahap referensi kecepatan turbin TNR akan diset
control start-up dan shutdown Turbin Gas kembali menjadi 100,3%. Saat turbin
(TG) adalah penginderaan/pembacaan menaikkan kecepatan, L14HS kembali
kecepatan yang tepat. Kecepatan turbin bekerja kemudian turbin akan membutuhkan
diukur dengan magnetic pickup. Detector kembali sinyal start sebelum mencoba
kecepatan dan relay kecepatan ini pada
dasarnya digunakan untuk :
mensinkron automatis generator dengan “EXECUTE” akan memberikan sinyal start
jaringan lagi. ke tahapan logic (logic sequence).
Pada setting sebenarnya relay Sinyal start menghidupkan
kecepatan dicantumkan pada Spesifikasi (energizes) master control dan sirkuit
control dan deprogram pada processor RST proteksi (L4 Circuit) dan menyetart
sebagai EEPROM Control Constants. peralatan Bantu (auxiliary) yang dibutuhkan.
Control start-up beroperasi sebagai Sirkuit L4 mengijinkan memberikan tekanan
control open loop menggunakan level dari pada system trip oil dan mengugaskan
sinyal perintah FSR yang sudah diset. kopling penyetart untuk start jika tersedia.
Levelnya adalah “ZERO”, “FIRE”, Dengan permissive sirkuit L4 dan kopling
“WARM-UP”, “ACCELERATE” dan start terpasang, peralatan start (start device)
“MAX”. Spesifikasi control menyediakan mulai berputar. Tampilan satus start-up
setting perhitungan bahan bakar yang tepat “STARTING” kan muncul dilayar computer
dibutuhkan di setiap levelnya. Tingkatan MK V. Lihat pada titik A pada gambar di
(level) FSR diset/ditentukan sebagai control bawah ini, typical Start-Up Curve.
yang tetap pada start-up control Speedtronic
MK V.
Sinyal control FSR start-up
dioperasikan melalui penghubung nilai
minimum (minimum value gate) untuk
memastikan fungsi control lain dapat
membatasi FSR sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Sinyal perintah untuk bahan bakar
digerakkan oleh software speedtronic start-
up control. Sebagai tambahan kepada tiga
tingkatan aktif start-up, software
menentukan FSR min. dan max. dan Gambar 5 kurva start up
menyediakan control FSR manual. Dengan
menekan target MAN FSR CONTROL dan Ketika turbin mulai berputar sinyal
FSR GAG RAISE or LOWER L14HR memberhentikan (de-energizes)
memungkinkan untuk mengatur secara kopling start solenoid 20CS dan mematikan
manual FSR diantara nilai FSR Min. dan hydraulic ratchet. Kemudian kopling
Max. membutuhkan torsi dari starting device agar
Ketika turbin tidak beroperasi, dapat tetap bekerja. Relay kecepatan turbin
pengecekan secara elektronik menghentikan L14HM mengindikasikan bahwa turbin
system bahan bakar dan control valve, berputar pada kecepatan yang tepat yang
accessories dan suplai tegangan. Pada dibutuhkan untuk purging (pembilasan) dan
keadaan ini “SHUTDOWN STATUS” kan penyalaan pada alat pembakaran. Unit yang
ditampilkan pada layer computer. menggunakan bahan bakar gas yang
Mengaktifkan switch master operasi/master mempunyai susunan/konstruksi exhaust
operation switch (L43) dari kondisi OFF yang dapat menjebak kebocoran gas
menjadi mode operasi akan mengaktifkan memiliki purge timer, L2TV dengan awalan
sirkuit yang sudah siap (ready). Jika semua perintah sinyal L14HM. Waktu pembilasan
sirkuit proteksi dan trip latches direset, diset untuk memungkinkan 3 s/d 4 kali
pesan “START UP STATUS” dan “READY perubahan udara yang melalui unit untuk
TO START” akan ditampilkan, meyakinkan bahawa setiap campuran yang
mengindikasikan turbin dapat menerima dapat terbakar sudah dibilas dari system.
sinyal start. Menekan target “START” Kondisi start akan menahan kecepatan
switch master control (LIS) dan sampai L2TV telah menyelesaikan
siklusnya. Unit yang tidak memiliki system
extensive exhaust bias tidak memiliki Software control start membuat
purging timer, tetapi mengandalkan siklus level maksimum sinyal FSR yang diberikan
start dan aliran udara alami untuk membilas selama start-up. Seperti yang telah
system. ditentukan sebelumnya, control sirkuit yang
Sinyal L14HM atau selesainya lain dapat dikurangi dan mengatur FSR
siklus pembilasan L2TVX membolehkan melakukan fungsi control mereka. Pada fase
flow bahan bakar, penyalaan, pengesetan akselerasi, dengan mengamati laju akselerasi
level FSR pembakaran dan inisiasi timer rotor. Ini mungkin terjadi tetapi tidak
pembakaran L2F. Lihat titik B pada gambar. normal, untuk mencapai limit control
Ketika flame detector (L28FD) temperature, layer CRT (computer) akan
mengeluarkan sinyal yang menunjukkan parameter mana yang
mengidentifikasikan api sudah ada di ruang membatasi atau mengontrol FSR.
bakar, timer Warm-Up L2W bekerja dan
sinyal perintah bahan bakar mengurangi 4.2.2.2 Sinkronisasi
level FSR bahan bakar ke level “WARM- Sinkronisasi automatis
UP”. Waktu warm-up meminimalkan disempurnakan dengan menggunakan
thermal stress bagian-bagian yang dilalui program algoritma sinkronisasi ke software
gas panas (hot gas path) selama awal proses R, S, T dan P. Sinyal tegangan Bus dan
start-up. generator dimasukkan ke core P dengan
Jika tidak ada nyala api sampai berisikan transformer isolasi (transformer
dengan waktu warm-up (timer L2F) selesai, isolation), dan diparalelkan dengan core
selama 60 detik, flow bahan bakar (RST). Software (RST) menggerakkan
dihentikan. Unit dapat diberikan sinyal start pemeriksa sinkron (synch check) dan relay
lagi, tetapi pembakaran akan ditunda oleh permissive sinkron, sementara core P
timer L2TV untuk mencegah akumulasi menyediakan perintah actual menutup
bahan bakar dalam pelaksanaan start yang breaker.
berulang kali. Tahapan ini terjadi walaupun Ada tiga model dasar sinkronisasi.
unit tidak memerlukan inisiasi terhadap Mode ini dapat dipilih dari kontak eksternal
pembilasan L2TV. contohnya selector switch panel generator,
Pada saat periode warm-up selesai atau dari layer CRT Speedtronic Mk V.
(L2WX), control start-up mengatur ramps • OFF-Breaker tidak akan closed melalui
FSR pada laju yang sudah ditentukan control speedtronic MK V.
sebelumnya diset untuk “ACCELERATE • MANUAL-Operator menginisiasi
LIMIT”. Siklus start0up dirancang untuk penutupan breaker ketika permissive
menghasilkan temperature pembakaran synch check relay memenuhi.
tertinggi yang sedang selama akselerasi. Ini • AUTO-Sistem secara automatis
dilakukan melalui program kenaikan mencocokkan tegangan dan frekuensi
perlahan-lahan FSR. Lihat titik C pada dan kemudian menutup breaker pada
gambar. Dengan meningkatnya bahan bakar, waktu yang tepat untuk mengenai titik
turbin memulai fase akselerasi start-up. mati atas pada synchronoscope.
Kopling ditahan selama starting device Untuk sinkronisasi, unit dibawa
(cranking) memberikan torsi ke TG (turbin kecepatan 100,3% untuk menjaga generator
gas). Ketika kecepatan turbin melebihi lebih cepat dari jaringan, menjamin beban
putaran motor cranking kopling kaan lepas, bias masuk ketika breaker close. Jika
kemudian cranking akan berhenti. Relay frekuensi di system cukup bervariasi yang
kecepatan L14HA menandakan turbin dapat menyebabkan melesetnya frekuensi
sedang akselerasi. (perbedaan frekuensi antara jaringan dengan
Akhir fase start-up ketika unit generator), sirkuit pengaman kecepatan
mencapai Full Speed No Load (FSNL). FSR mengatur TNR untuk menjaga kecepatan
akan dikontrol speed loop dan auxiliary turbin lebih besar 0,2% s/d 0,4%
system automatis di shutdown. dibandingkan dengan kecepatan jaringan
untuk menjamin tidak melesetnya frekuensi Subroto, Samsu Haryo.SpeedtronicTM
dan permissive sinkronisasi. Mark V. 2007
Untuk proteksi tambahan relai check MS-9000 Service Manual:Turbine,
sinkronisasi disediakan di panel generator. Accessories and Generator Volume
Ini digunakan pada kedua series dengan auto I. PT.PLN (Persero) Tambak Lorok
relay sinkronisasi dan switch close breaker MS-9000 Service Manual:Turbine,
secara manual untuk mencegah besarnya Accessories and Generator Volume
fase/waktu penutupan breaker IA. PT.PLN (Persero) Tambak
Lorok
SpeedtronicTM Mark V Control
Description and
V. KESIMPULAN Application.Volume I. 1993
1. SPEEDTRONICTM MARK V
menggunakan sistem TMR yang terdiri
dari tiga buah processor control <R>,
BIODATA
<S>, dan <T> pada core <R>, <S>, dan
<T> dan tiga prosessor proteksi
Ganis Rama Pradika
<X>,<Y> dan <Z> pada core proteksi
(L2F006043),
<P>.
mahasiswa Teknik
2. Sistem kontrol SPEEDTRONICTM
Elektro Universitas
MARK V merupakan sistem kontrol
Diponegoro
digital yang berisi logic-logic kontrol,
angkatan 2006
proteksi dan sequence pada operasi
dengan mengambil
turbin gas
konsentrasi Kontrol.
3. Sistem kontrol SPEEDTRONICTM
MARK V secara garis besar terdiri dari
tiga loop kontrol utama yaitu loop
kontrol temperatur, kontrol kecepatan,
dan kontrol start up.
Semarang, Juli 2010
4. Kontrol Start-Up mengatur perubahan
keadaan gas turbin, dari pemutar awal
sampai mencapai kecepatan putaran
Mengetahui,
tertentu sehingga gas turbine tersebut
Dosen Pembimbing
mampu berputar dan berakselerasi
sendiri sampai ke kecapatan putaran
nominalnya.
5. Pendeteksian kecepatan putar Turbin
menggunakan magnetik pick up
Iwan Setiawan,ST, MT
menjadi faktor yang penting dalam
NIP. 197309262000121001
tahap kontrol Start Up.

V. DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, Djiteng. Pembangkitan Energi
Listrik. Erlangga: Jakarta. 2002
Santoso, Junaidi. Laporan Kerja Praktek
Sistem Kontrol SpeedtronicTM
Mark V Sebagai Pengendali Turbin
Pada Generator Turbin Gas (GTG).
Jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro: Semarang. 2006

Anda mungkin juga menyukai