Desain Produk Dan Jasa Manajemen Operasi
Desain Produk Dan Jasa Manajemen Operasi
Setiap barang dan jasa yang masuk dalam fase perkenalan, dapat didefinisikan, yaitu
berdasarkan fungsinya, untuk apa produk atau jasa itu digunakan. Perusahaan mendesain suatu
produk dengan tujuan bagaimana meningkatkan fungsi-fungsinya. Selanjutnya definisi suatu
produk dilihat dari aspek desain seperti warna, bentuk dan ukurannya yang dapat diterima oleh
pasar.
Gambaran teknis (engineering drawing ) merupakan dimensi dan toleransi atas bahan baku
yang dibeli, atau bahan baku yang diproduksi yang dapat dipergunakan sebagai komponen
didalam proses produksi. Gambaran ini merupakan standar kualitas atau mutu bahan baku yang
menjadi komponen yang akan dipakai dalam proses produksi.
Kartu stok (Bill of Materials ) merupakan daftar dari tiap-tiap komponen dengan uraiannya,
jumlahnya dan berapa kebutuhan yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang. BOM
merupakan dokumen yang dibuat berdasarkan hasil desain produk dan menjadi dasar bagi
manajer produksi untuk melaksanakan proses produksi, sehingga proses produksi dapat
menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan desain yang ditentukan dalam pengembangan
produk.
Suatu produk yang telah didesain untuk memproduksinya membutuhkan dokumen seperti
berikut ini:
1. Gambaran teknis assembling (assembly drawing), yang merupakan cara pengelolahan suatu
produk. Gambaran teknis biasanya merupakan gambaran tiga dimensi, berupa gambaran
isometrik (yang menggambarkan setiap komponen dan cara penggabungannya).
2. Urutan penggabungan komponen (chart assembling), merupakan bentuk skematik
bagaimana suatu produk di-assembling, dibeli komponennya atau dikombinasikan, serta alur
tiap komponen sesuai dengan subassembling yang ada untuk menghasilkan suatu produk akhir.
3. Daftar alir komponen (route sheet), merupakan aturan operasional untuk mengassembling
dan inspeksi kebutuhan untuk memproduksi suatu komponen dengan bahan baku yang spesifik
berdasarkan bill of materials.
4. Order (work order) adalah instruksi untuk membuat sejumlah item produk dan bagian-
bagiannya yang dilengkapi dengan skedul pembuatannya.
5. Pembertahuan perubahan teknik (engineering change notice), merupakan koreksi teknik
akibat modifikasi dari gambaran teknik atau bill of materials.
6. Sistem perencanaan produk (configuration management), merupakan sistem dari
perencanaan produk dan perubahan komponen yang secara akurat dikenali dan dikendalikan
secara akuntabilitas atas perubahan pemeliharaannya.
Strategi produk disusun dengan melakukan seleksi atas keinginan pelanggan, baik pelanggan
tingkat lokal, regional maupun tingkat dunia yang sesuai dengan acuan patokan
(benchmarking) yang ditetapkan perusahaan. Selanjutnya mendefinisikan produk yang akan
dihasilkan ke dalam sistem manajemen operasional dan implikasinya, dilanjutkan dengan
membuat desain produk yang akan diproduksi melalui manajemen operasional.
Sebagai contoh; strategi Toyota yaitu merespons secara cepat perubahan pelanggan. Desain
produk mobil A di dalam industrinya dilakukan secara cepat, di mana desain produk mobil A
sudah harus mulai dikembangkan sebelum umur desain A mencapai dua tahun, kemudian
ditindaklanjuti dengan penghentian produksi desain A pada tahun ketiga. Maksudnya bahwa
produk berdasarkan satu desain produksinya paling lama hanya tiga tahun, sesudah itu sudah
harus ada perubahan dengan menciptakan desain produk baru.
Produk jam tangan Seiko di desain dengan strategi multi desain, dan setiap desain
dikembangkan dengan tipe generasi seperti; untuk orang tua (lelaki dan wanita), orang muda
(teeneger’s), sampai untuk anak-anak sekolah dasar (SD).
McDonalds mendesain produk siap saji (fast food) dengan bahan dagung ayam yang
berdasarkan budaya tiap-tiap Negara adalah daging yang tidak haram, seperti India, Indonesia,
dan Malaysia, serta Timur Tengah. Selanjutnya produk dikembangkan dengan pelengkap
minuman ringan yang bervariasi.
Product Life Cycle (PLC) yang menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai pada
kematian suatu produk yang dikatakan sudah lama. Secara sederhana, konsep ini menyatakan
bahwa hampir semua produk baru yang ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu
siklus kehidupan yang terdiri atas empat tahap dalam periode waktu terbatas. Tiap tahap dalam
PLC, membuka kesempatan-kesempatan baru dan menimbulkan masalah-masalah baru bagi
manajemen produksi. Bila diketahui kedudukan produk dalam siklus kehidupannya, maka
dapat dirumuskan rencana perbaikan desain dan pengembangan produk yang lebih baik. Secara
ringkas keempat tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
1. Tahap perkenalan (introduction)
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap kejenuhan
4. Tahap penurunan
Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan. Ini merupakan
prinsip Pareto (yakni, fokus pada permasalahan yang sedikit tetapi penting, dan bukan pada
permasalahan yang banyak tetapi sepele) yang diterapkan pada bauran produk. Analisis produk
berdasarkan nilai (product by value analysis) mengurutkan produk secara menurun berdasarkan
kontribusi dollar individu masing-masing produk bagi perusahaan. Analisis ini juga
mengurutkan kontribusi dollar tahunan total dari suatu produk. Kontribusi rendah perunit dari
satu produk tertentu mungkin akan terlihat sama sekali berbeda jika ia mewakili sebagian besar
penjualan perusahaan.
Laporan produk berdasarkan nilai membuat manajemen dapat mengevaluasi strategi yang
mungkin untuk setiap produk. Hal ini mungkin meliputi penambahan arus kas (sebagai contoh,
peningkatan kontribusi dengan meningkatkan harga jual atau menurunkan biaya), peningkatan
total penerimaan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi persaingan modern,
perusahaan yang tidak melakukan usaha inovasi akan menghadapi risiko lebih besar untuk
kehilangan pasarnya. Konsumen dan industri pemakai selalu menginginkan produk baru dan
produk lebih “baik” yang dapat meningkatkan pemenuhan kepuasan mereka.
Langkah-langkah yang diikuti dalam pengembangan produk baru terdiri atas lima langkah
berikut ini
1. Pencarian gagasan
2. Seleksi produk
3. Desain produk pendahuluan
4. Pengujian (testing)
5. Desain akhir (final)
Bagi perusahaan-perusahaan jasa, tahap desain akhir bersangkutan dengan penetapan standar-
standar dan prosedur-prosedur pelayanan. Sebagai contoh, dalam kasus sebuah bank, standar
waktu tunggu untuk berbagai tipe pelayanan bank dapat ditentukan.
Pengembangan produk baru ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena adanya berbagai
hambatan, diantaranya:
1.Kurangnya gagasan (idea) pengembangan produk baru yang baik
2.Kondisi pasar yang semakin bersaing, karena banyaknya persaingan dan berbagai produk
substitusi
3.Batasan-batasan yang semakin bertambah dari masyarakat dan Pemerintah. Sebagai contoh,
perlindungan akan keselamatan lingkungan, dan keamanan pemakaian produk
4.Biaya proses pengembangan produk baru yang sangat mahal; karena untuk dapat
menghasilkan beberapa produk baru, perusahaan harus mengembangkan sejumlah besar
gagasan produk baru. Dan dari sejumlah besar gagasan ini hanya sedikit yang sukses
diperkenalkan ke pasar sebagai produk
5.Tingginya tingkat kegagalan produk baru dalam pemasarannya, karena ternyata tidak
memenuhi pengharapan konsumen atau tidak dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen
6.Jangka waktu kehidupan produk baru yang pendek, karena setelah produk baru secara
komersial sukses, maka dalam waktu singkat banyak perusahaan lain meniru dan membanjiri
pasar dengan produk mereka.
Quality Function Deployment (QFD) berkaitan dengan (1) menetapkan apa yang akan
memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan pada desain yang
ditargetkan. Idenya adalah untuk memahami keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi
proses alternatif. Informasi ini kemudian dipadukan dalam desain produk yang terus berubah.
QFD digunakan di awal proses desain untuk membantu menetapkan apa yang dapat
memuaskan pelanggan dan kemana penyebaran usaha-usaha berkualitas.
Satu alat QFD adalah rumah kualitas (house of quality). Rumah kualitas merupakan teknik
grafis untuk menjelaskan hubungan antara keinginan pelanggan dan produk atau jasa. Hanya
dengan menetapkan hubungan ini seorang manajer operasi dapat membangun produk dan
proses dengan keistimewaan yang diinginkan pelanggan. Penerapan hubungan inilah yang
merupakan langkah awal membangaun sistem produksi tingkat dunia. Untuk membuat rumah
kualitas dilakukan enam langkah dasar :
1. Kenali keinginan pelanggan
2. Kenali bagaimana produk/jasa akan memuaskan keinginan pelanggan
3. Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk memenuhi
keinginan pelanggan tersebut
4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan
5. Buat tingkat kepentingan.
6. Evaluasi produk pesaing
2.6. Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai
Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai (manufacturability and value engineering)
memperhatikan perbaikan desain dan spesifikasi pada tahapan pengembangan produk mulai
dari penelitian, pengembangan, desain, dan produksi. Selain pengurangan biaya yang nyata dan
langsung terlihat, desain agar barang dapat diproduksi dan rekayasa nilai juga menghasilkan
keuntungan lain. Di antaranya adalah:
1. Mengurangi kompleksitas produk
2. Standardisasi tambahan komponen
3. Perbaikan aspek fungsional produk
4. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
5. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk
6. Desain yang tanggung
Kemampuan untuk diproduksi dan aktivitas rekayasa nilai mungkin merupakan teknik terbaik
yang ada untuk menghindari biaya pada manajemen operasi. Hal tersebut dapat menghasilkan
peningkatan nilai dengan memusatkan perhatian untuk mencapai spesifikasi fungsional yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang optimal. Desai produk
mempengaruhi semua aspek pengeluaran operasional. Karena itu juga, pengembangan proses
perlu memastikan evaluasi desain secara menyeluruh sebelum berkomitmen untuk
memproduksi.
Untuk mengembangkan sebuah sistem dan struktur organisasi yang efektif, telah ditambahkan
beberapa teknik penting untuk merancang suatu produk yaitu:
1. Desain yang Tangguh
2. Desain Modular
3. Computer-Aided Design (CAD)
4. Computer-Aided Manufacturing (CAM)
5. Teknologi Virtual Reality
6. Analisis Nilai
7. Desain yang Ramah Lingkungan
2. 8. Desain Pelayanan
Desain pelayanan merupakan cara perusahaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik
terhadap konsumen. Tujuan dari desain pelayanan adalah mengurangi tingkat komplain dari
konsumen untuk diantisipasi oleh perusahaan secara maksimal. Cara untuk memaksimalkan
pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan dengan jalan:
1. membuat desain pelayanan
2. membuat desain pelayanan
3. membuat desain pelayanan
Pohon keputusan dipergunakan untuk memutuskan suatu produk baru secara baik, banyaknya
variasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan manajemen. Bentuk pohon keputusan
dapat diikuti melalui prosedur berikut:
1. Mencari alternatif yang memungkinkan dan pernyataan kebiasaan yang terjadi ke dalam
pohon, termasuk pernyataan alternatif dengan ”tidak melakukan apa-apa”.
2. Setiap hasil akan merupakan cabang dari pohon. Merupakan tempat untuk mengembangkan
hasil menjadi penambahan cabang.
3. Pohon keputusan bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai harapan (expected value) dari
setiap keputusan yang diambil. Selanjutnya, setiap keputusan uraiannya dimulai dari kanan dari
pohon keputusan, sedangkan titik cabang keputusan dinyatakan dengan “node”
Akhirnya, suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih, didesain, dan
diterapkan. Produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi definisi yang fungsional, dan
kemudian mungkin menjadi sebuah desain. Sekarang, majemen harus membuat keputusan
untuk mengembangkan lebih lanjut dan memproduksi atau menghentikan ide produk.
Saat keputusan dibuat, biasanya ada satu periode produksi percobaan untuk memastikan desain
benar-benar dapat diproduksi. Ini merupakan uji kemampuan untuk diproduksi. Percobaan ini
juga memberikan staf operasi kemungkinan untuk mengembangkan peralatan yang sesuai,
prosedur pengendalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa produk
dapat dimulai dengan sukses. Pada akhirnya, saat produk dianggap dapat dipasarkan dan
diproduksi, manajemen lini akan melimpahkan tanggung jawab.
PENGEMBANGAN PRODUK
Sistem Pengembangan Produk
Sebuah strategi pengembangan produk yang efektif menghubungkan
keputusan produk dengan arus uang, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan
kemampuan organisasi. Sebuah perusahaan harus mempunyai dana untuk
mengembangkan produk, memahami perubahan yang terus terjadi di pasar,
mempunyai potensi yang diperlukan, dan juga sumber daya. Sistem pengembangan
produk tidak hanya menentukan keberhasilan produk, tetapi juga masa depan
perusahaan.
Quality Function Deployment (QFD)
QFD adalah proses menetapkan permintaan pelanggan dan menerjemahkan
keinginan pelanggan ke dalam atribut yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
setiap bagian fungsional. Suatu perangkat QFD adalah Rumah Kualitas, yaitu
bagian dari proses penyebaran fungsi kualitas yang menggunakan matriks
perencanaan untuk menghubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana
perusahaan akan memenuhi keinginan tersebut.
Tim Pengembangan Produk
Tim pengembangan produk bertanggung jawab mengubah permintaan pasar
menjadi sebuah produk yang dapat mencapai tahap keberhasilan. Tim ini terdiri atas
perwakilan dari pemasaran, produksi, pembelian, penjaminan kualitas dan
pelayanan lapangan. Banyak juga tim yang memasukkan perwakilan dari para
penyedia barang atau jasa.
Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai
Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai berkenaan dengan
peningkatan dalam hal desain dan spesifikasi pada tahap pengembangan produk,
mulai dari penelitian, pengembangan, desain, dan produksi. Selain pengurangan
biaya yang nyata dan langsung terlihat, desain sedemikian hingga barang layak
diproduksi dan rekayasa nilai juga menghasilkan keuntungan lain, antara lain :
1. Mengurangi kerumitan
2. Standarisasi tambahan dari berbagai komponen
3. Perbaikan aspek-aspek fungsional dari produk
4. Peningkatan desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
5. Memudahkan produk untuk dirawat
6. Desain yang tangguh
PERMASALAHAN DESAIN PRODUK
DESAIN YANG TANGGUH
Desain yang tangguh berarti produk dirancang sedemikian rupa sehingga ada
sedikit variasi pada produk atau perakitan tidak berdampak banyak pada produk
akhirnya. Juga desain yang dapat diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan
adanya kondisi proses produksi yang tidak sempurna.
DESAIN MODULER
Desain moduler adalah desain dimana bagian atau komponen dari suatu
produk dibagi-bagi menjadi modul-modul yang dapat dipertukarkan dan diganti
dengan mudah.
COMPUTER-AIDED DESIGN
Maksudnya adalah penggunaan komputer secara ineraktif untuk
mengembangkan dan mendokumentasikan produk
COMPUTER-AIDED MANUFACTURING
Yaitu penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin. Adapun
manfaat CAD dan CAM adalah sebagai berikut :
1. Kualitas produk menjadi semakin baik
2. Waktu desain yang lebih singkat
3. Pengurangan biaya produksi
4. Ketersediaan basis data
5. Memunculkan kemampuan baru
TEKNOLOGI VIRTUAL REALITY
Bentuk komunikasi visual dimana citra-citra digunakan sebagai pengganti dari
benda aslinya, tetapi masih memungkinkan pengguna untuk meresponnya secara
interaktif
ANALISIS NILAI
Suatu tinjauan atas produk yang berhasil yang dilakukan selama proses
produksi
ETIKA DAN DESAIN RAMAH LINGKUNGAN
Berikut tujuan desain yang etis dan ramah lingkungan:
1. Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan
2. Meminimalkan limbah bahan baku dan energy
3. Mengurangi kewajiban terhadap persoalan lingkungan hidup
4. Meningkatkan efektivitas biaya dengan mematuhi peraturan lingkungan hidup
5. Agar dikenal sebvagai perusahaan yang baik
PERSAINGAN BERDASARKAN WAKTU
Yaitu persaingan yang dipengaruhi oleh waktu, mengembangkan produk
dengan cepat, dan melemparkannya ke pasar. Pada saat ini telah diperkenalkan tiga
strategi pengembangan eksternal yang sering digunakan perusahaan besar. Adapun
tiga strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Membeli Teknologi dengan Cara Mengakuisisi Perusahaan
Microsoft dan Cisco Systems merupakan contoh perusahaan berteknologi
canggih yang sering mempercepat pengembangan mereka dengan mengakuisisi
perusahaan yang telah mengembangkan teknologi yang sesuai dengan misi
mereka. Permasalahan yang muncul kemudian adalah menyesuaikan organisasi
yang diakuisisi, termasuk teknologinya, lini produknya, dan budayanya ke dalam
perusahaan pengakuisisi, alih-alih permasalahan pengembangan produk.
2. Usaha Patungan
Perusahaan yang membentuk kepemilikan bersama untuk menghadirkan
produk baru atau menguasai pasar baru.
3. Aliansi
Perjanjian kerja sama yang menjadikan beberapa perusahaan tetap
independen, tetapi dapat mencapai strategi yang sesuai dengan misi masing-
masing.
Fase dilahirkan adalah tahap dimana suatu produk yang telah direncanakan diciptakan
dalam bentuk nyata. Fase perkenalan merupakan tahap produk tersebut di promosikan
kepada masyarakat tepatnya pada pasar sasaran. Fase pertumbuhan adalah saat dimana
telah terjadi penjualan yang secara terus-menerus meningkat pada produk. Fase
kematangan adalah saat dimana penjualan produk telah mampu mengembalikan modal
dan mulai memberikan keuntungan secara terus-menerus. Fase penurunan adalah saat
penjualan produk mulai berkurang secara terus menerus. Fase akhir adalah saat dimana
tidak ada lagi penjualan pada produk. Produk tersebut sudah layak untuk direnovasi
dengan kreasi yang berbeda atau di ganti dengan desain produk yang baru.
1. Fase Perkenalan.
Produk yang telah diciptakan dengan desain tertentu harus disesuaikan terlebih dahulu
dengan pasar. Biasanya perusahaan menciptakan produk percobaan untuk melakukan
penyesuaian dengan pasar. Melalui perkenalan ini perusahaan akan mendapatkan umpan
balik terhadap produk yang dipasarkan. Dengan kata lain, pada fase ini perusahaan
melakukan diibaratkan sedang melakukan penelitian, untuk mengembangkan produk lalu
modifikasi produk, perbaikan proses, bahkan pengembangan pemasok. Sebagai contoh
perusahaan smartphone pertamanya mengeluarkan produk X-1. X-1 merupakan produk
percobaan awal sebagai perkenalan untuk menyesuaikan dengan pasar. Terkadang pada
perkenalan produk perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan dalam promosi.
Setelah itu perusahaan mendapat umpan balik dari pasar terhadap produk X1.
Perusahaan melakukan pengembangan dan modifikasi yang disesuaikan. Hingga akhirnya
perusahaan menciptakan Produk keduanya X-2, lalu memasarkannya.
2. Fase Pertumbuhan.
Produk yang telah melewati perkenalan dan telah melakukan penyesuaian dengan pasar
mulai memperlihatkan penjualan yang terus meningkat meningkat. Modal yang di
keluarkan mulai tertutupi oleh penjualan produk. Pada fase ini juga terjadi penambahan
kapasitas yang sudah ada pada perusahaan untuk menampung peningkatan permintaan
pasar.
3. Fase Kematangan.
Faktanya produk yang bisa bertahan pada fase ini adalah yang produksi dalam jumlah
besar dan inovatif.Hasil penjualan produk mulai atau telah melampaui jumlah modal yang
dikeluarkan. Perusahaan sedang merauk keuntungan dari penjualan produk tersebut.
Pengendalian biaya yang lebih baik, berkurangnya pilihan dan pemotongan lini produk bisa
juga akan efektif atau di perlukan untuk meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.
4. Fase Penurunan.
Penjualan Produk mulai memperlihatkan penurunan yang terus menerus dan keuntungan
yang dihasilkan juga menurun. Tahap ini adalah saat dimana manajer sudah mulai
memikirkan desain produk baru atau modifikasi pada produk dengan desain baru.
Misalkan pada produk Handphone X-2 tadi, perusahaan bisa melakukan modifikasi
sehingga melahirkan jenis produk sama dengan desain baru. Misal produk X-3, sebagai
hasil modifikasi dari produk X-2. Atau perusahaan juga bisa melahirkan produk jenis baru
dengan desain baru misalkan produk Z-1.
Apakah Setiap produk akan melewati fase-fase tersebut?, tentu tidak. Seperti yang sudah
dikatakan, sama seperti makhluk hidup, bisa saja produk tersebut mati pada tahap
perkenalan, atau fase pertumbuhan. Ada kalanya fase hidup dan umur produk tepat sesuai
dengan yang diramalkan oleh perusahaan. namun, Terkadang produk juga tidak bisa
memberikan hasil sama seperti yang direncanakan. Mungkin disebabkan persaingan dan
strategi produk perusahaan lain yang masuk kepada pasar yang sama. Bisa juga
disebabkan desain produk yang dirasa sudah ketinggalan oleh pasar. Bisa saja disebabkan
hal-hal lain yang beragam.
1. Memahami Pelanggan.
Hal ini adalah permasalahan utama dalam pengembangan produk baru. Biasanya pada
produk-produk penting, dominan dibentuk berdasarkan pada penggunanya bukan oleh
produsen.
2. Perubahan Ekonomis.
Umumnya tingkat kemakmuran terjadi pada jangka panjang, namun siklus ekonomis dan
harga berubah pada jangka pendek.
Membuat dan menerapkan desain yang ramah terhadap lingkungan, perusahaan dapat
melakukan dan mengikuti panduan berikut diantaranya, membuat produk yang dapat di
daur ulang, menggunakan bahan baku yang dapat di daur ulang, menggunakan komponen
yang tidak berbahaya, menggunakan komponen yang lebih ringan, menggunakan energi
yang lebih hemat, menggunakan bahan baku yang lebih sedikit.