Makalah Tuberculosis Pada Anak
Makalah Tuberculosis Pada Anak
DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
1. BUSTOMI
2. EKANA MITASARI
3. MILA AFRIANA
4. M . HABIBI
5. NADZROTUL UYUN
6. WARTINI
Daftar isi…………………………………………………………………………………..1
Bab I ………………………………...……………………………..…………………...2
Pendahuluan …………………………………………………………………………….. 2
A. Latar belakang………………………………………………...........…………………….2
B. Tujuan penulisan………………………………………………............……….………….3
Bab II …………………………………………………………………..…….…………4
Tinjauan teori……………………………………………………………………………..4
Definisi……………………………………………………………………………………4
Klasifikasi tuberculosis……………………………………………………………………4
Etiologi……………………………………………………………………………………6
Anatomi dan patofisiologi……………………….……………………………..…………..7
Tanda dan gejala………………………………………………...……………………….12
Data penunjang…………………………………………………………………………..13
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul…………………………...………………...15
Penatalaksanaan………………………………………………………..………………..23
A. Pencegahan……………………………………………………………..........………….23
B. Pengobatan tuberculosis………………………………………………..........…………..23
Bab III…………………………………………………………....….…………………27
Penutup…………………………………………………………………….……………27
A.Kesimpulan………………………………………………………………..…………..27
B. Saran……………………………………………………………..….….……………27
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar belakang
Tubuh kita membutuhkan asupan oksigen yang konstan untuk menyokong
pernafasan.Sistem pernafasan / respirasi membawa oksigen melalui jalan nafas paru ke
alveoli,yang kemudian oksigen akan mengalami difusi ke darah untuk ditranportasikan ke
seluruh tubuh.Proses ini sangat penting sehingga kesulitan dalam bernafas dirasakan sebagai
kondisi yang mengancam jiwa.Apakah kematian mungkin terjadi atau tidak,orang –orang
dengan gangguan sistem pernafasan sering cemas dan takut bahwa mereka mungkin akan
mati.
Sistem pernafasan juga memiliki fungsi esensial:
Mengeluarkan karbon dioksida (CO2) suatu produk sampah metabolisme yang
ditranportasikan dari jaringan ke paru untuk dibuang.
Menyaring dan melembabkan udara yang masuk ke paru.
Menangkap partikel dalam mukus jalan nafas dan mengeluarkanya melalui mulut untuk
dibuang dengan cara batuk atau ditelan.
Mencegah masuknya patogen secara inhalasi dengan mengaktifkan sistem imun.
Pengendalian pernafasan berhubungan erat dengan darah arteri dan kadar CO2 darah
dan juga kadar oksigen darah arterial.Respirasi juga dikendalikan oleh pusat korteks yang
lebih tinggi.Sebagai contoh,peningkatan ventilasi yang terjadi pada olahraga yang menjaga
gas darah arteri dalam nilai normal.
Masalah pernafasan sangat luas.Gangguan akut berkisar dari rasa tidak nyaman ringan
(flu atau pilek) sampai masalah yang mengancam jiwa (asma,beberapa tipe pneumonia,dan
trauma dada).Kondisi yang menimbulkan disabilitas seperti pembatasan aliran udara kronis
(juga disebut sebagai penyakit paru obstruktif) dan beberapa penyakit paru restriktif.Masalah
pernafasan kronis dialami oleh banyak orang,sering menyebabkan mereka mengubah gaya
hidup secara radikal seperti berhenti kerja lebih awal.
Masalah pernafasan berhubungan dengan banyak penyebab: alergi,faktor
pekerjaan,faktor genetik,gangguan tembakaudan kebiasaan merokok,infeksi,gangguan
neuromuskuler,abnormalitas dada trauma kondisi pleura dan abnormalitas vaskular
pulmonal.Faktor yang paling signifikan pada penyakit pernafasan kronis dan kanker paru.
B . Tujuan penulisan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan TB Paru.
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan konsep dasar TB paru
2. Menjelaskan asuhan keperawatan klien dewasa dengan TB paru, meliputi :
a) pengkajian TB paru
b) Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada klien dewasa dengan TB paru
c) Melakukan perencanaan pada klien dewasa dengan TB paru
BAB II
TINJAUAN TEORI
A . Definisi
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan mycobacterium tuberculosis yang ha
mpir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,tapi yang paling banyak adalah paru-
paru.Nurarif.Amin huda.Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis &
Nanda,Yogyakarta.2013
B . Klasifikasi tuberculosis
Klasifikasi tuberculosis berdasarkan system lama:
1. Pembagian secarao patologis
Tuberculosis primer (childhood tuberculosis )
Tuberculosis post-primer (adult tuberculosis)
2. Pembagian secara aktifitas radiologis tuberculosis paru (koch pulmonum) aktif,non aktif
dan guescent ( bentuk aktif yang menyenbuh)
3. Pembagian secara radiologis ( luas lesi )
Tuberculosis minimal
Moderately advanced tuberculosis
Far advanced tuberculosis
Klasifikasi menurut American thoracic society:
1. Kategori 0 :tidak pernah terpajan,dan tidak terinfeksi ,riwayat kontak negativ, tes
tuberculin negativ.
2. Krpajan kategori 1 : terpajan tuberculosis, tapi tidak terbukti ada infeksi.Disini
riwayat riwayat kontak positif, tes tuberculin negativ.
3. Kategori 2: terimfeksi tuberkulosis,tetapi tidak sakit.tes tuberculin positif ,radioligi dan
sputum negatif.
4. Kategori 3: terinfeksi tuberculisis dan sakit.
Klasifikasi diIndonesia dipakai berdasarkan kelainan klinis,radiologis,dan makrobiologis:
1. Tuberculosis paru
2. Bekas tuberkulosis paru
3. Tuberkulosis paru tersangka, yang terbagi dalam:
Tuberkulosis tersangka yang diobati ;BTA negativ, tetapi tanda –tanda lain positif
Tuberkulosis tersangka yang tidak diobati;sputum BTA negative dan tanda-tanda lain juga
meragukan.
Klasifikasi menurut WHO 1991 TB dibagi dalam 4 kategori yaitu:
1. Kategori 1,ditujukan terhadap:
Kasus baru dengan sputum positif
2. Kategori 2, ditujukan terhadap:
Kasus kambuh
Kasus gagal dengan sputum BTA positif
3. Kategori 3,ditujukan terhadap:
Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang luas.
Kasus TB ektra paru selain dari yang disebut dalam kategori 1
4. Kategori 4,ditujukan terhadap ;TB kronik.
Klasifikasi TB Paru
Menurut Dep.Kes (2003), klasifikasi TB Paru dibedakan atas
1 Berdasarkan organ yang terinvasi
1 a. TB Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk
pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2, yaitu
:
1.TB Paru BTA Positif
Disebut TB Paru BTA (+) apabila sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS
(Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak SPS positif disertai
pemeriksaan radiologi paru menunjukan gambaran TB aktif.
Pemeriksaan tuberculin
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk menunjukkan
sedang/pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa dan sering digunakan dalam "Screening
TBC". Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC dengan uji tuberkulin adalah lebih dari
90%.
Penderita anak umur kurang dari 1 tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin positif
100%, umur 1–2 tahun 92%, 2–4 tahun 78%, 4–6 tahun 75%, dan umur 6–12 tahun 51%.
Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji
tuberkulin semakin kurang spesifik. Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun
sampai sekarang cara mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan
uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian depan,
disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah
penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi.
Pada hasil pemeriksaan rontgen thoraks, sering didapatkan adanya suatu lesi sebelum
ditemukan adanya gejala subjektif awal dan sebelum pemeriksaan fisik menemukan kelainan
pada paru. Bila pemeriksaan rontgen menemukan suatu kelainan, tidak ada gambaran khusus
mengenai TB paru awal kecuali di lobus bawah dan biasanya berada di sekitar hilus.
Karakteristik kelainan ini terlihat sebagai daerah bergaris-garis opaque yang ukurannya
bervariasi dengan batas lesi yang tidak jelas. Kriteria yang kabur dan gambar yang kurang
jelas ini sering diduga sebagai pneumonia atau suatu proses edukatif, yang akan tampak lebih
jelas dengan pemberian kontras.
Pemeriksaan rontgen thoraks sangat berguna untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan ini
bergantung pada tipe keterlibatan dan kerentanan bakteri tuberkel terhadap obat
antituberkulosis, apakah sama baiknya dengan respons dari klien. Penyembuhan yang
lengkap serinng kali terjadi di beberapa area dan ini adalah observasi yang dapat terjadi pada
penyembuhan yang lengkap. Hal ini tampak paling menyolok pada klien dengan penyakit
akut yang relatif di mana prosesnya dianggap berasal dari tingkat eksudatif yang besar.
Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan dilakukan untuk menemukan hubungan kasus TB inaktif/stabil yang
ditunjukkan dengan adanya gambaran garis-garis fibrotik ireguler, pita parenkimal,
kalsifikasi nodul dan adenopati, perubahan kelengkungan beras bronkhovaskuler,
bronkhiektasis, dan emifesema perisikatriksial. Sebagaimana pemeriksaan Rontgen thoraks,
penentuan bahwa kelainan inaktif tidak dapat hanya berdasarkan pada temuan CT scan pada
pemeriksaan tunggal, namun selalu dihubungkan dengan kultur sputum yang negatif dan
pemeriksaan secara serial setiap saat. Pemeriksaan CT scan sangat bermanfaat untuk
mendeteksi adanya pembentukan kavasitas dan lebih dapat diandalkan daripada pemeriksaan
Rontgen thoraks biasa.
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis terbaik dari penyakit diperoleh dengan pemeriksaan mikrobiologi melalui isolasi
bakteri. Untuk membedakan spesies Mycobacterium antara yang satu dengan yang lainnya
harus dilihat sifat koloni, waktu pertumbuhan, sifat biokimia pada berbagai media, perbedaan
kepekaan terhadap OAT dan kemoterapeutik, perbedaan kepekaan tehadap binatang
percobaan, dan percobaan kepekaan kulit terhadap berbagai jenis antigen Mycobacterium.
Pemeriksaan darah yang dapat menunjang diagnosis TB paru walaupun kurang sensitif
adalah pemeriksaan laju endap darah (LED). Adanya peningkatan LED biasanya disebabkan
peningkatan imunoglobulin terutama IgG dan IgA.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tuberkulosis antara lain :
A Pencegahan Tuberkulosis Paru
Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan
penderita tuberkulosis paru BTA positif. Pemeriksaan meliputi tes tuberkulin, klinis, dan
radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thorax diulang pada
6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negatif, diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti
terjadi konversi hasil tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok populasi
tertentu misalnya: karyawan rumah sakit/Puskesmas/balai pengobatan, penghuni rumah
tahanan, dan siswa-siswi pesantren.
o Vaksinasi BCG
o Kemoprofilaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-12 bulan
dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit. Indikasi
kemoprofilaksis primer atau utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif,
sedangkan kemoprofilaksis sekunder diperlukan bagi kelompok berikut: bayi di bawah lima
tahun dengan hasil tes tuberkulin positif karena resiko timbulnya TB milier dan meningitis
TB, anak dan remaja di bawah 20 tahun dengan hasil tes tuberkulin positif yang bergaul erat
dengan penderita TB yang menular, individu yang menunjukkan konversi hasil tes tuberkulin
dari negatif menjadi positif, penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat
imunosupresif jangka panjang, penderita diabetes mellitus.
o Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberkulosis
kepada masyarakat di tingkat Puskesmas maupun di tingkat rumah sakit oleh petugas
pemerintah maupun petugas LSM (misalnya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Paru
Indonsia – PPTI).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan mycobacterium tuberculosis yang ha
mpir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,tapi yang paling banyak adalah paru-
paru
Klasifikasi tuberculosis tb paru ada banyak,pendapat seperti yang tertera diatas,antara
lain: Klasifikasi tuberculosis berdasarkan system
lama, Klasifikasi menurut American thoracic society, Klasifikasi diIndonesia dipakai
berdasarkan kelainan klinis,radiologis,dan makrobiologis, Klasifikasi menurut WHO 1991
TB dibagi dalam 4 kategori, Menurut Dep.Kes (2003), klasifikasi TB Paru. Anatomi dan
patofisiologi saluran pernafasan dibagi menjadi dua bagian,yaitu saluran pernafasan atas
saluran pernafasan bawah.Disini akan di jelaskan anatomi dan fisiologi saluran pernafasan
bawah,yang berhubungan dengan penyakit tuberkulosis.
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis.Basil ini tidak berspora
sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan,sinar matahari,dan sinar
ultraviolet.Ada dua macam mikobacteria tuberkulosis yaitu tipe human dan tipe bovin.
Basil tipe bovin berada dalam usus sapi yang menderita mastitis tuberkulosis usu
Ada beberapa gejala dari yuberkulosis yang harus dicurugai kemungkinan anak terkena
tubercukosis antara lain: Demam 40-41 derajat,Batu/batuk darah,Sesak nafas,
N yeri dada,Malaise,Keringat malam,Suara khas pada perkusi dada,bunyi dada,Peningkatan
sel darah putih dengan dominasi limfosit dan Pada anak.
Pemeriksaan yang harus dilakukan untuk mendirikkan diagnose
tuberculosis Pemeriksaan sputum, Pemeriksaan tuberculin, Pemeriksaan Rontgen
Thoraks, Pemeriksaan CT Scan, dan Pemeriksaan Laboratorium.
Pengobatatan atau tatalaksana untuk pasien dengan tuberculosis sesuai dengan tahapan2
yang telah dijelaskan diatas.
B. Saran
Adapun saran-saran yang penulis harapkan antara lain
1. perawat mampu mengaplikasikan kepada orang tua bagaimana untuk merawat anak yang
menderita tuberculosis.
2. Perawat mampu menjelaskan apa penyakit tuberculosis
3. Keluarga pasien mengerti tentang penyakit tuberculosis dan mengetahui pencegahan dari
penyakit tuberculosis.