Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan bimbingan-Nya, kami dapat mengerjakan tugas kami secara tepat waktu.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan tugas kami ini.

Kami sadar tugas yang kami kerjakan masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca bagi kami agar kedepannya
kami dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI FISIOLOGI

A. ANATOMI
B. FISIOLOGI

2.2 PENGERTIAN

Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana selnya tidak pernah menjadi
dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor tulang diman selnya berasal dari sel yang
membntuk jaringan tulang, sedang tumo tulang sekunder adalah anak sebar dari tumor ganas
organ non tulang yang bermetastasis ke tulang.

Tumor tulang yaitu kelainan pada system muskoskletal yang bersifat neoplastik.

JENIS TUMOR

a. TUMOR TULANG BENIGNA / JINAK


Tumor tulang benigna/ jinak tumbuh secara lambat, memiliki batas jelas, dan memiliki selubung.
Tumor jinak menimbulkan sedikit gejala dan tidak menyebabkan kematian. Neoplasma primer
jina pada sistem muskuloskeletal mencakup osteokondroma, enkondroma, kista tulang (mis., kista
tulang aneurisma), osteoma osteoid, rhabdomioma, dan fibroma. Tumor jinak pada tulang dan
jaringan lunak lebih sering dijumapi dibandingkan tumor tulang primer maligna/ ganas.
Osteokondoma, tumor tulang yang p[aling jinak, dapat ,menjadi ganas. Enkodroma adalah tumor
yang kerap muncul pada klkartilago hialintangan, femur/ paha, tibia atau humerus. Osteoma
osteoid adalah tumor yang sangat nyeri yang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
Osteoklastoma jinak selam periode waktu lama, tetapi dapat menginvasi jaringan setempat dan
menyebabkan kerusakan. Tumor ini dapat mengalami transformsi maligna dan bermetastasis.
b. TUMOR TULANG MALIGNA/ GANAS
Tumor muskuloskletal maligna primer relatif jarang terjadi fdan muncul dari sel jaringan ikat dan
suportif atau elemen. Sumsum tulang. Tumor muskuluskletal maligna primer mencakup
osteosarkoma, fibrosarkoma, dan rhabdomiosarkoma. Metastasis keparu biasa terjadi . sarkoma
osteogenik paling sering terjadi dan sering kali berakibat fatal karena bermetastasis ke paru.
Sarkoma osteogenik paling sering terjadi pada anaka-anak, remaja, dewasa muda, pada lansia
dengan penyakit paget pada tulang dan pasa individu yang sebelumnya pernah terpajan radiasi.
Tempat umum terjadinya osteosarcoma adalah femur bagian distal, tibia bagian proksimal, dan
humerus bagian proksimal.
Kondrosarkoma, tumor tulang maligna primer adalah tumor tang besar dan luas yang dpat
tumbuh dan bermetastasis secara perlahan atau sangat cepat bergantung pada karakteristik sel
tumor yang terlibat. Lokasi tumor dapat mencakup pelvis, femur, humerus, spinal, scapula dan
tibia. Tumor dapat muncul kembali setelah terapi.
2.3 ETIOLOGI

Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
suatu zat dalam tubuh yaitu C fos dapat meningkatkan kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio aktif
dosis tinggi, keturunan, beberapa kondisi tumor tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget akibat
pajanan radiasi (Smeltzer, 2001).

Meskipun oenyebab tumor tulang belum pasti, ada beebrapa faktor yang berhubungan dan
memungkinkan menjadi faktor penyebab terjadinya tumor tulang :

a. Genetik
Beberapa kelainan genetik dapat dikaitkan dengan terjadinya kegansan tulang, misalnya sarcoma
jaringan lunak. Dari data penelitian diduga mutasi genetik pada sel induk mesikin dapat
menimbulkan sarcoma. Ada beberapa gen yang sudah diketahui, mempunyai peranan dalam
kejadian sarcoma, antara lain gen RB-1 dan p53. Gen lain juga diketahui mempunyai adalah gen
MDM-2 ( murine double minute 2 ) gen ini dapat ,menghasilkan protein yang dapat mengikat
pada gen p53 yang telah mutasi dan menginaktivitas gen tersebut.
b. Radiasi
Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daera tubuh yang terpapar radiasi seperti klie
karsinoma mamma dan limfoma maligna yang mendapat radioterapi. Halperin dkk
memperkirakan resiko terjadinya sarcoma pada klien oenyakit hodgkin yang diradiasi adalah 0.9
%. Terjadinya keganasan jaringan lunak dan bone sarcoma akibat pemaparan radiasi sudah
diketahui sejak 1922. Walupun jarang ditemukan prognosisnya buruk.
c. Bahan kimia
Bahan kimia seperti dioxin diduga dapat menimbulkan sarcoma, tetapi belum dapat dibuktikan.
Pemaparan terhadap torium dioksida, suatu bahan kontras, dapat menimbulkan angiosarkoma
pada hepar, selain itu anses juga diduga dpat menimbulkan mosotelioma, sedangkan polivilin
klorida dapat menyebabkan angiosarcoma hepatik.
d. Infeksi
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang juga dapat disebabkan oleh infeksi parasit, yaitu
filariasis. Pada klien limfedema kronis akibat osbtruksi, filariasis dapat menimbulkan
limfangiosarcoma.

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Tumor tulang dimanifestasikan dengan berbagai rangkaian masalah terkait :


a. Asimtomatik atau nyeri
b. Bebagai derajat disabilitas terkadang, pertumbuhantulang kurang jelas terlihat
c. Penurunan berat badan, malaise, dan demam
d. Defisit neurologik.

2.5 PATOFISIOLOGI

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari
tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan osteonlastik
atau proses pembentukkan tulang, terjadinya destruksi tulang llokal. Pada proses osteoblastik, karena
danya sel tumor maka terjai penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat terjadinya lesi,
shingga terjadinya pertumbuhan tulang yang absortif.

Kelainan kongeital, genetik, jenis kelamin, usia, rangsangan fisik beryulang, hormon, infeksi, gaya hidup
dapat menimbullkan tumbuh atau berjkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat jinak ataupun
bersifat ganas.

Sel tumor pad tumor jinak dapat bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya ridak cepat
mebesar. Sel tumor mendesak jaingan sehat disekitarnya secara serempak sehingga terbentuk serabut
pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat. Oleh karena itu maka tumor jinak
mudah dikeluarkan dengan cara dioperasi.

Sel tumor ganas tumbuh cepat sehingga pada umumnya cepat membesar. Sel tumor ganas tumbuh
menyusup keharingan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kakinya
yang mencengkram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar
kebagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh gerah
bening dan tumbuh kanker baru ditempat lain. Penyusupan sel kanker kejaringan sehat pada alat tubuh
lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tubuh terssebut yerganggu.

Sel kanker merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan
kemapuan sel ini untuk menyerang jaringa biologis lainnya, baik degan pertumbuhan langsung di
jaringan yang bersebelahan atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh. Pertumbuhan yang tidak teratur
ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi de gen vital yang mengontrol pembagian sel
(Tjakra, Ahmad. 1991).

2.6 KOMPLIKASI

a. Akibat langsung : patah tulang


b. Akibat tidak langsung : penurunan berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh
c. Akibat pengobatan : gangguan sarf tepi. Penurunan kadar sel darah, kebotakaan pada kemoterapi.

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Pemeriksaan ddiagnostik yang dapat dilakukan :

1. Pemeriksaan radiologis menyatakan bahwa adanya destruksi tulang


2. Ct scan dada untuk melihat adanya prnyrbaran ke paru-paru
3. Biopsi terbuka menentukkan jenis malignasi tumor tulang, meliputi tindakan insisi, biopsi jarum.
4. Skrening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
5. Pemeriksaan darah untuk melihat adanya peningkatan alkalin fostafase
6. MRI digunakan untuk menentukkan distribusi tumor pada tulang dan penyebaran pada jaringan
lunak sekitarnya.
(Rasjad, 2003).

 Penatalaksanaan Medis

Tujuan terapi adalah untuk menghancurkan atau mengangkat tumor.ini dapat dicapai
dengan eksisi bedah (berkisar dari eksisi lokal hingga amputasi dan disartikulasi),radiasi atau
kometrapi .
 Prosedur lim-sparing(penyelamatan)digunakan untuk mengangkat tumor dan jaringan
sekitar,namun pengangkatan tumormelalui pembedahan mungkin harus dilakukan dengan
mengamputasi ekstermitas yang terkena.
 Kometrapi dimulai sebelum dilanjutkan setelah pembedahan dalam upaya untuk
menghilangkan lesi mikrometastasi.
 Sarkoma jaringan lunak ditrapi dengan radiasi,eksisi limb-sparing,dan kemotrapi
tambahan.
 Trapi kangker tulang metastatik bersifat paliatif, tujuan terapeutiknya adalah untuk
meredahkan nyeri dan ketidaknyamanan sebanyak mungkin sambil meningkatkan
kualitas hidup.
 Fiksasi internal fraktur phatologis ,antroplastik atau metilmetakrilat (semen
tulang)meminimalkan disabilitas dan nyeri yang di timbulkan pada penyakit metastatik.

 Penatalaksanaan Keperawatan

 Tampaknya pasien mengenai awitan dan rangkaian gejala; kaji pemahaman pasien
mengenai proses penyakit,bagaimana koping yang btelah dilakukan pasien dan keluarga
,dan pasien mengatasi nyeri.
 Palpasi masa secara perlahan dan lembut dan perhatikan ukuran dan pembengkakan
,eyeri dan nyeri tekan pada jaringan lunak yang terkait .
 Kaji status neuravaskuler dan tantang pergerakan ekstermitas pasien dasar untuk
perbandingan dimasa depan ;evalusi mobilitas dan kemampuan pasien untuk
melaksanakan aktufitas kehidupan sehari hari .
 Asuhan keperawatan serupa dengan yang dilakukan pasien lain yang menjalani
pembedahan skeletal/tulang ;pantau tanda tanda vital ;kaji kehilangan darah ;pantau dan
ada kompliksi sepertin trombosis vena dalam (DVT) emboli pulmonal ,infeksi,kontraktur
, dan disuse atrophy(atrofi akibat tidak digunakan);tinggikan bagian yang terkena tumor
untuk mengurangi edema dan kaji status neurovaskuler ektermitas.
 Anjurkan pasien dan keluarga mengenai proses penyakit dan regimen diagnostik serta
regimen penatalaksanaan ;jelaskan tentang pemeriksaan duagnostik,trapi (misalnya
perawatan luka ),dan hasil yang di perkirakan akan terjadi misalnya penurutan tentang
pergerakan ,kebas ,perubahan kontur tubuh) untuk membantu pasien menghadapi
prosedur dan peruban serta mengatur regimen terapeutik.
 kaji nyeri dan berikan teknik penatalaksanaan nyeri farmakiologis untuk meredahkan
nyeridan meningkatatkan kenyamanan bekeja sama dengan pasien untuk merancangkan
regimen penatalaksaan nyeri yang paling efektif /.
 Persiapkan pasien dan berikan dukungan selama prosedur yang menyakitkan.
 Resepkan analgesik intravena(IV),atau epidular yang digunakan selama awalperiode
pascaoperasi ;selanjutnya analgesik nonopioid atau opioid oral atau transdermal
diindikasikan untuk meredakan nyeri radiasi eksternal dan radiostok sitemik dapat juga
diresepkan.
 Topang dan tangani ekstermitas yang terkena tumor dengan hati hati berikan penopang
ekxternal (misal,bebat)untuk perlindungan tambahan .
 Pastikan bawha setiap pembatas menahan berat yang telah diprogramkan dilaksanakan
ole pasien dengan bantuan trapi fisik,ajarkan psien dengan menggunakan alat bantu
dengan aman dan bagaimana memperkuat ekstermitas yang tidak terganggu.
 Anjurkan pasien untuk semandiri mungkin.

Tinjauan keperawatan
Pengkajian
Diagnosa
Intervensi
Evaluasi

Jurnal.

Anda mungkin juga menyukai