Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN

PERESEPAN OBAT

RS MEKAR SARI BEKASI


1. PENDAHULUAN
1.1 Pedoman ini bertujuan untuk mendapatkan standar yang telah disetujui, konsisten,
aman dan profesional tentang peresepan obat dan penulisan resep di RS Mekar Sari
1.2 Peresepan obat merupakan aktivitas yang berisiko tinggi sehingga kepatuhan terhadap
pedoman peresepan obat adalah penting.

2. TUJUAN
Tujuan dari Pedoman ini adalah untuk menginformasikan kepada seluruh staf tentang
prinsip peresepan yang aman dan untuk meningkatkan kesadaran atas potensi risiko yang
dapat ditimbulkan. Seluruh tenaga kesehatan diharapkan untuk mematuhi pedoman ini
untuk memastikan dan menjunjung tinggi pelayanan pasien yang aman dan berkualitas
tinggi.

3. CAKUPAN
Pedoman ini hanya berlaku untuk staf medis yang memiliki kewenangan peresepan obat di
RS Mekar Sari

4. TANGGUNG JAWAB ORGANISASI


4.1 Direktur Utama bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mekanisme telah
tersedia untuk implementasi, pengawasan dan penyesuaikan pedoman secara
menyeluruh dan bahwa hak pasien dihormati, dapat diakses, dimengerti oleh seluruh
staf terkait. Direktur Utama mendelegasikan tanggung jawabnya untuk pelaksanaan,
pengawasan dan kepatuhan kepada Menejer Penunjang Medis
4.2 Menejer Penunjang Medis bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh
Kepala unit medis:
4.2.1 Menyebarluaskan pedoman ini dalam ruang lingkup yang menjadi
tanggung jawabnya
4.2.2 Menerapkan pedoman ini dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung
jawabnya
4.2.3 Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk
mematuhi pedoman ini
4.2.4 Memastikan bahwa seluruh staf telah menerima informasi terkait
pedoman ini

Pedoman Peresepan Obat Page 2


4.3 Kepala Unit terlibat dalam ruang lingkup pedoman ini bertanggungjawab dalam
implementasi pedoman dalam lingkup pekerjaannya dan memastikan bahwa:
4.3.1 Seluruh staf memiliki akses terhadap informasi tentang pedoman ini serta
prosedur yang terkait dengan pedoman
4.3.2 SPO yang mendukung pedoman ini telah tersedia dan dipantau kepatuhannya.
4.4 Tanggung jawab staf medis: Memastikan pedoman ini dipatuhi
4.5 Seluruh staf yang terlibat dalam ruang lingkup pedoman ini bertanggung jawab dalam
implementasi pedoman ini dan harus memastikan bahwa:
4.5.1 Seluruh staf memahami dan mematuhi pedoman ini
4.5.2 Akan menggunakan kebijakan ini dalam hubungannya dengan seluruh
pedoman dan SPO RS Mekar Sari.
4.5.3 Staf dapat mengisi laporan insiden (Incident report) bila ketidakpatuhan
ditemukan

5. PIHAK YANG BERHAK MERESEPKAN OBAT


5.1 Seluruh permintaan obat dan peresepan obat harus dilakukan oleh dokter yang diberi
kewenangan untuk melakukan peresepan. Hal ini harus dilakukan secara tertulis baik
secara elektronik atau ditulis tangan dalam bentuk resep.
5.2 Staf keperawatan tidak boleh memberikan obat kepada pasien yang tidak diresepkan.
Instruksi secara verbal tidak dapat digunakan kecuali dalam kondisi darurat
(mengancam jiwa pasien).
5.3 Seluruh dokter yang dapat meresepkan obat harus menyerahkan specimen tanda
tangannya kepada farmasi sebelum peresepan.

6. PERESEPAN OBAT RAWAT INAP


6.1 Staf medis/dokter memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sejarah alergi
obat dan sensitifitas terhadap obat tercatat dalam catatan obat dan catatan medis
tertulis. Staf medis/dokter harus mengkonfirmasi pasien atau keluarga pasien tentang
obat yang diminum saat ini. Hal ini harus didokumentasikan dalam catatan pasien.
6.2 Staf medis / dokter harus menulis seluruh resep dalam bagan pengobatan
/medication chart dalam kertas resep
6.3 Perawat tidak boleh melakukan penyalinan/ transkripsi medication chart. Apabila
diperlukan untuk menulis ulang atau jika dokter lalai untuk menuliskan obat dalam
medication chart, maka hal ini adalah tanggung jawab dari dokter tersebut
6.4 Staf medis/dokter harus meresepkan obat dalam catatan obat yang tepat:
Pedoman Peresepan Obat Page 3
6.4.1 Medication chart
6.4.2 Intravenous fluids chart (catatan obat intravena)
6.5 Prinsip umum untuk melakukan peresepan/permintaan obat:
6.5.1 Seluruh permintaan obat ditulis dengan jelas dan mudah dibaca dalam
tinta hitam.
6.5.2 Apabila permintaan obat/resep tidak dapat dibaca, hal inilah yang harus
dilakukan:
6.5.2.1 Menghubungi dokter yang. meresepkan obat untuk mengklarifikasi
resepnya. Dokumentasikan resep yang diklarifikasi dalam bagian
"telephone order" pada medication chart. Merujuk pada bagian
verbal/telephone order yang terdapat pada catatan obat, dokter harus
menulis kembali resep pada medication chart
6.5.2.2 Apabila dokter tidak dapat dihubungi, maka obat tidak dapat
diberikan hingga klarifikasi berhasil dilakukan. Laporan
insiden harus dilakukan.
6.5.3 Seluruh order obat hanya berlaku bila dokter mengisi seluruh detail yang
diperlukan dengan lengkap. Merujuk pada lnstruksi dalam mengisi
Medication chart
6.5.4 Hanya singkatan yang telah disetujui yang dapat digunakan. Singkatan yang
berbahaya harus dihindari. (Lihat juga kebijakan mengenai
singkatan/Abreviasi policy)
6.5.5 Order terpisah harus dibuat untuk setiap obat
6.5.6 Tip-ex tidak boleh digunakan. Order obat HARUS ditulis kembali apabila
terjadi perubahan,terutama bila terjadi pergantian dosis atau pergantian
frekuensi pemberian obat.
6.5.7 Dokter pertama harus menulis nama pasien. Hal ini untuk mengurangi resiko
kesalahan letak label identifikasi pada medication chart.

6.6 Tanggal dimana order dilakukan, harus ditulis dalam medication chart.
6.7 Merek dagang obat dapat digunakan, tetapi perlu diganti bila merek tersebut tidak
tersedia.
6.8 Dosis dari obat harus ditulis dalam satuan metrik. Jumlah yang kurang dari 1 gram
harus ditulis dalam milligram. Penggunaan angka desimal harus dihindari seperti
contoh, 500 mg tidak boleh 0.5 g, untuk mencegah kerancuan, Namun demikian, bila

Pedoman Peresepan Obat Page 4


angka desimal diperlukan, maka dokter dan perawat harus berhati - hati dalam
menggunakannya.
6.9 Sediaan cair harus menunjukkan dosis dalam milligram atau mikrogram atau
konsentrasi cairan dan dosisnya ditulis dalam milliliter
6.10 Apabila pasien kesulitan menelan obat atau disonde, maka bentuk sediaan alternatif
lainnya harus digunakan karena beberapa obat tidak dapat digerus ataupun dibuka
kapsulnya.
6.11 Dosis yang digunakan tidak boleh ditulis dalam bentuk sediaannya (untuk obat
dengan satu jenis bahan aktif). Sebagai contoh, penulisan "Panadol 2 tablet" tidak
dapat digunakan. Harus ditulis "Panadol 1g"
6.12 Rute pemberian obat harus didokumentasikan dengan menggunakan singkatan yang
telah disetujui. Apabila tidak ada singkatannya, maka rute pemberian harus ditulis
lengkap.
6.13 Indikasi obat harus ditulis, misalkan, antibiotik diberikan dengan indikasi ISPA.
6.14 Untuk obat obatan yang digunakan "bila perlu" atau "PRN", maka frekuensi
pemberian dan indikasi yang jelas harus ditulis oleh dokter. Dosis maksimum dalam
24 jam juga harus dicantumkan. Obat-obat "PRN" harus dikaji oleh dokter untuk
menentukan secara klinis kebutuhan atas obat "PRN" tersebut. Dianjurkan bahwa
apabila obat "PRN" digunakan lebih dari 4 dosis, maka hal ini harus dikaji oleh
dokter. Berhati hati terhadap penggunaan obat ganda untuk mencegah overdosis.
Sebagai contoh: parasetamol.
6.15 Seluruh item yang ada pada medication chart atau kertas resep harus ditanda tangani
oleh dokter. Dokter juga harus menulis nama lengkap dan jelas pada bagian pertama
pada resep.
6.16 Apabila dokter menghentikan obat pada medication chart, maka diberi garis tunggal
diagonal pada resep dan coret dengan dua garis pada bagian pemberian obat
sehingga tidak ada obat yang dapat diberikan. Hal ini harus diinisial dan ditanda
tangani oleh staf medis yang menghentikan obat.
6.17 Seluruh obat yang diberikan ke pasien harus ditulis dalam medication chart. (Lihat
Pedoman pemberian obat)
6.18 Untuk obat yang diperlukan "Cito", maka dokter menulis pada bagian "Once
only/Cito". Obat ini harus disiapkan/dispense dan diberikan dalam waktu 15
menit.

Pedoman Peresepan Obat Page 5


6.19 Dokter harus mendokumentasikan waktu pemberian obat, menggunakan panduan
pada medication chart. Pedoman waktu pemberian obat (lihat medication chart)
digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada obat yang terlewat.
6.20 Apabila dokter hendak meresepkan obat-obat regular diluar item yang sudah ada,
maka dokter dapat menuliskannya pada bagian "once only" kemudian pada bagian
obat regular.

7 PERESEPAN OBAT PULANG


7.1 Setiap resep pulang, harus diantar ke farmasi setidaknya 24 jam sebelum pasien
pulang. Hal ini mempercepat dalam proses pasien pulang yang dilakukan antara jam
11 sampai jam 1 siang di hari berikutnya.
7.2 Resep pulang pasien harus ditulis dan ditandatangani oleh dokter yang merawat
pasien. Staf keperawatan tidak boleh menulis resep pulang.
7.3 Obat obatan yang dibawa pulang oleh pasien diberikan label dan instruksi penggunaan
yang jelas untuk diikuti pasien. Sebagai contoh " Minum 1 tablet 2 kali sehari"
7.4 Jika memungkinkan, setiap obat yang diberikan disertai dengan lembar informasi obat
untuk diberikan pada pasien.

8 PERESEPAN OBAT RAWAT JALAN


8.1 Obat wajib diresepkan kertas resep.
8.2 Prinsip umum di dalam peresepan obat untuk rawat jalan:
8.2.1 Nama lengkap pasien
8.2.2 Tanggal Lahir
8.2.3 Sejarah alergi
8.2.4Nama merk obat dengan nama generik dalam tanda kurung (bila memungkinkan)
8.2.5 Dosis dalam satuan metric
8.2.6 Frekuensi per hari./minggu
8.2.7 Jumlah yang didispense
8.2.8 Perhitungan dosis berdasarkan berat badan (Pediatrik)
8.2.9 Instruksi lain
8.2.10 Nama dan tanda tangan

9 PENYALINAN/TRANSKRIPSI OBAT

Pedoman Peresepan Obat Page 6


Apabila sebuah resep perlu ditulis ulang dalam catatan medis yang baru, maka hal ini
harus dilakukan oleh dokter.. Apoteker atau perawat yang tidak memiliki wewenang untuk
meresepkan obat tidak boleh melakukan proses penyalinan/transkripsi obat.

10 PASIEN POPULASI KHUSUS


10.1 Untuk peresepan obat anak-anak/pediatrik
10.1.1 Berat badan pasien.
Berat badan dinyatakan dalam kilogram. Perkecualian adalah vaksin Hepatitis
B dimana dosisnya standar pada saat kelahiran.
10.1.2 Parameter dosis harus ditulis.
Sebagai contoh: Prednison 6 mg po per hari x 10 hari (2mg/kg/hari) berat =
3.0kg
10.1.3 Pasien lebih berat dari 40 kg — untuk obat yang tidak diberikan berdasarkan
beratnya,yaitu terdapat dosis standar dewasa, maka tidak perlu menuliskan
parameter dosis dalam mg/kg", tetapi dituliskan "dosis dewasa".
10.1.4 Order obat tidak akan ditranskripsi tanpa adanya berat badan pasien (dalam kg)
atau jika order obat tidak lengkap atau tidak terbaca. Dokter yang meresepkan
atau dokter on-call akan diminta klarifikasinya. Apabila setelah klarifikasi, order
obat berubah, maka dokter harus menulis ulang order di ruang perawatan.
10.2 Peresepan obat yang berdasarkan berat badan lainnya adalah infus inotropik seperti
norepinephrine, epinephrine, dll.

11 PERESEPAN OBAT MELALUI TELEPON: SITUASI DARURAT


11.1 Apabila staf medis berhalangan hadir, maka ia dapat memberikan resep secara
verbal, melalui telepon untuk situasi yang urgent/darurat. Resep verbal tidak boleh
digunakan semata untuk kemudahan atau kenyamanan bagi dokter.
11.2 Peresepan obat melalui telepon tidak dapat diterima untuk katergori obat berikut:
11.2.1 Narkotika (kecuali instruksi berhenti dan tunda)
11.3 Seseorang yang menerima order melalui telepon haruslah perawat, staf medis atau
apoteker.
11.4 Dokter yang meresepkan harus menjelaskan dengan seksama:
11.4.1 Nama obat
11.4.2 Dosis yang akan diberikan
11.4.3 Dosis maksimum dalam 24 jam (jika obat prn/digunakan bila perlu)
11.4.4 Rute pemberian obat

Pedoman Peresepan Obat Page 7


11.4.5 Waktu dan frekuensi pemberian obat
11.4.6 Alasan untuk obat diberikan
11.5 Perawat yang mencatat pesan harus menginformasikan dokter seluruh obat yang saat
ini diminum pasien ataupun alergi obat, sensitifitas terhadap obat, reaksi obat
merugikan, seperti yang tertera pada bagian "catatan" dari medication chart.
11.6 Permintaan obat melalui telepon harus mencakup seluruh komponen dari resep
tertulis, yaitu harus mencatat nama orang yang memberikan resep dan juga nama dan
gelar dari orang yang menerima order.
11.7 Proses yang benar dalam menerima permintaan obat/resep secara verbal:
11.7.1 Pendengar harus mentranskripsi order secara menyeluruh pada form khusus
yang mencakup nama pasien, dan salah satu identifikasi pasien seperti tanggal
lahir, nomor medical record.
11.7.2 Melakukan "Read-back" kepada dokter untuk memastikan bahwa pendengar
telah mendengar dan memahami hal yang dikomunikasikan dengan tepat.
11.7.2.1 Katakan hal-hal yang diklarifikasikan sejelas mungkin.
11.7.2.2 Gunakan bantuan seperti "B untuk Bravo" atau "F untuk Fanta"
untuk mengurangi kesalahan ejaan
11.7.2.3 Katakan angka dengan "enam belas atau satu enam" untuk mencegah
kesalahan
11.7.2.4 Dokumentasikan bahwa read back telah dilakukan dengan menulis
"read back completed" disamping bagian telephone order
11.7.2.5 Dokter harus mengkonfirmasikan bahwa detail resep adalah benar
11.7.3 Tuliskan order pada medical chart sesegera mungkin.
11.7.4 Tandailah bagian verbal order ini untuk di verifikasi
11.7.5 Untuk pengecekan, jika memungkinkan, dokter harus mengulang order pada
orang kedua.

11.8 Perawat harus membuat catatan Iengkap dari order/resep, yang mencakup nama
dokter yang meresepkan, pada catatan medis pasien, dan juga mendokumentasikan
pada bagian telephone order pada Medication chart. Order obat tidak boleh ditulis
pada bagian reguler atau PRN di medication chart.
Dokumentasikan pada medical record:
11.8.1 Tanggal dan waktu
11.8.2 "Order telepon: Nama dokter, nama obat, dosis, rute pemberian, frekuensi
dan alasan pengobatan "Read-back telah dilakukan"
Pedoman Peresepan Obat Page 8
11.9 Staf medis harus mengkonfirmasi order dengan menandatangani pada Medication
chart pada bagian order telepon, dengan segera, atau dalam waktu 24 jam setelah
order.
11.10Kelalaian mendokumentasikan hal diatas dapat menyebabkan kesalahan
administratif.
11.11Dalam hal apapun, staf medis/dokter yang memberikan order harus berkunjung untuk
mengkaji pasien, segera, jika merasa diperlukan.
11.12Untuk obat obat yang berkelanjutan, staf medis/dokter harus menulis obat pada
bagian obat regular, atau obat PRN agar obat dapat terus diberikan.
11.13Apabila konfirmasi dokter tidak didapatkan setelah 2 hari, maka perawat yang
bertugas memberikan obat harus menginformasikan pada perawat penanggung
jawab pada rumah sakit (Kepala Unit) yang harus melaporkan kejadian ini pada
Manajer keperawatan dengan koordinasi kepada unit terkait
11.14Mengacu pada: Kebijakan Read-back untuk order verbal/telepon dan Kebijakan
Hasil — hasil Tes yang kritis (Critical results)

12 PERMINTAAN OBAT SECARA VERBAL DALAM KEADAAN DARURAT


12.1 Permintaan obat secara verbal untuk keadaan darurat hanya dapat dilakukan bila
dokter tidak dapat menulis resep atau dalam kondisi darurat
12.2 Dalam keadaan sangat darurat (jantung terhenti), obat dapat diberikan oleh perawat
sesuai dengan instruksi spesifik dan dibawah pengawasan dokter.
12.3 Perawat harus mengulang kembali "Repeat Back" permintaan verbal kepada dokter
sebelum memberikan obat.
12.4 Obat obatan akan didokumentasikan dalam bagian "once only" pada catatan medis
dan ditandatangani oleh dokter yang memberikan permintaan obat dan juga oleh
perawat yang memberikan obat.

13 PERESEPAN OBAT RACIKAN

Mengacu kepada Pedoman peresepan obat racikan

14 MONITORING DAN KEPATUHAN

Pengawasan kebijakan ini akan dilakukan setiap 3 bulan sekali melalui audit catatan medis
(medication chart)

Pedoman Peresepan Obat Page 9


15 PELATIHAN UNTUK IMPLEMENTASI

15.1 Seluruh form dan daftar akan didistribusikan ke tiap unit dan tiap lantai perawatan
15.2 Pelatihan karyawan
15.2.1 Seluruh staf baru akan dilatih untuk pedoman ini
15.2.2 Staf lama akan dilatih setiap tahunnya atau dengan frekuensi yang lebih
sering, tergantung dari hasil audit.

16 DOKUMEN / PEDOMAN TERKAIT

16.1 Pedoman Read back untuk resep verbal/telepon dan hasil hasil tes yang kritis
16.2 Pedoman Identifikasi Pasien
16.3 Pedoman singkatan yang di ijinkan (Abbreviation Policy)

17 REFERENSI
17.1 Joint commission International (2010) Accreditation Standards for Hospitals.
Joint commission Resources: USA
17.2 Central and North west London 2008 Medicine Policy. URL:
http://www.cnwl.nhs.uk/uploads/Medicines Policy.pdf
17.3 University Of Kentucky Hospital 2008: Prescribing guidelines

Pedoman Peresepan Obat Page 10

Anda mungkin juga menyukai