PERESEPAN OBAT
2. TUJUAN
Tujuan dari Pedoman ini adalah untuk menginformasikan kepada seluruh staf tentang
prinsip peresepan yang aman dan untuk meningkatkan kesadaran atas potensi risiko yang
dapat ditimbulkan. Seluruh tenaga kesehatan diharapkan untuk mematuhi pedoman ini
untuk memastikan dan menjunjung tinggi pelayanan pasien yang aman dan berkualitas
tinggi.
3. CAKUPAN
Pedoman ini hanya berlaku untuk staf medis yang memiliki kewenangan peresepan obat di
RS Mekar Sari
6.6 Tanggal dimana order dilakukan, harus ditulis dalam medication chart.
6.7 Merek dagang obat dapat digunakan, tetapi perlu diganti bila merek tersebut tidak
tersedia.
6.8 Dosis dari obat harus ditulis dalam satuan metrik. Jumlah yang kurang dari 1 gram
harus ditulis dalam milligram. Penggunaan angka desimal harus dihindari seperti
contoh, 500 mg tidak boleh 0.5 g, untuk mencegah kerancuan, Namun demikian, bila
9 PENYALINAN/TRANSKRIPSI OBAT
11.8 Perawat harus membuat catatan Iengkap dari order/resep, yang mencakup nama
dokter yang meresepkan, pada catatan medis pasien, dan juga mendokumentasikan
pada bagian telephone order pada Medication chart. Order obat tidak boleh ditulis
pada bagian reguler atau PRN di medication chart.
Dokumentasikan pada medical record:
11.8.1 Tanggal dan waktu
11.8.2 "Order telepon: Nama dokter, nama obat, dosis, rute pemberian, frekuensi
dan alasan pengobatan "Read-back telah dilakukan"
Pedoman Peresepan Obat Page 8
11.9 Staf medis harus mengkonfirmasi order dengan menandatangani pada Medication
chart pada bagian order telepon, dengan segera, atau dalam waktu 24 jam setelah
order.
11.10Kelalaian mendokumentasikan hal diatas dapat menyebabkan kesalahan
administratif.
11.11Dalam hal apapun, staf medis/dokter yang memberikan order harus berkunjung untuk
mengkaji pasien, segera, jika merasa diperlukan.
11.12Untuk obat obat yang berkelanjutan, staf medis/dokter harus menulis obat pada
bagian obat regular, atau obat PRN agar obat dapat terus diberikan.
11.13Apabila konfirmasi dokter tidak didapatkan setelah 2 hari, maka perawat yang
bertugas memberikan obat harus menginformasikan pada perawat penanggung
jawab pada rumah sakit (Kepala Unit) yang harus melaporkan kejadian ini pada
Manajer keperawatan dengan koordinasi kepada unit terkait
11.14Mengacu pada: Kebijakan Read-back untuk order verbal/telepon dan Kebijakan
Hasil — hasil Tes yang kritis (Critical results)
Pengawasan kebijakan ini akan dilakukan setiap 3 bulan sekali melalui audit catatan medis
(medication chart)
15.1 Seluruh form dan daftar akan didistribusikan ke tiap unit dan tiap lantai perawatan
15.2 Pelatihan karyawan
15.2.1 Seluruh staf baru akan dilatih untuk pedoman ini
15.2.2 Staf lama akan dilatih setiap tahunnya atau dengan frekuensi yang lebih
sering, tergantung dari hasil audit.
16.1 Pedoman Read back untuk resep verbal/telepon dan hasil hasil tes yang kritis
16.2 Pedoman Identifikasi Pasien
16.3 Pedoman singkatan yang di ijinkan (Abbreviation Policy)
17 REFERENSI
17.1 Joint commission International (2010) Accreditation Standards for Hospitals.
Joint commission Resources: USA
17.2 Central and North west London 2008 Medicine Policy. URL:
http://www.cnwl.nhs.uk/uploads/Medicines Policy.pdf
17.3 University Of Kentucky Hospital 2008: Prescribing guidelines