Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM TAHFIDZUL QUR’AN DALAM


MENANAMKAN KARAKTER KERELIGIUSAN ANAK DI MI
ROWOCACING KEDUNGWUNI PEKALONGAN

A. Latar Belakang
Sekolah atau madarasah adalah sebuah lembaga formal, dimana
keberhasilan proses pembelajaran tidak lepas dari kemampuan seorang guru
yang menggembangkan model-model atau metode pembelajaran dan
keterlibatan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran yang dimana
sekolah sebagai institut pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
siswanya menjadi lebih baik dalam berakhlakul karimah,cerdas,kreatif,dan
mandiri dengan mengembangkan potensi yang dimiliki.1 Pendidikan karakter
dapat dilakukan dengan model pembiasaan. Model pembiasaan adalah suatu
cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan berfikir ,bersikap bertindak
sesuai dengan ajaran agama islam. Metode ini sangat praktis dalam
pembinaan dan pembentukan karakter anak usia dini dalam meningkatkan
pembiasaan-pembiasaan dalam melaksanakan kegiatan di sekolah.2 Proses
pembiasaan diri ini sangat penting dalam sebuah proses pendidikan dan
kebisaan menjadi kunci utama dalam kesuksesan seseorang dalam mendidik
seperti halnya dalam bidang keaagamaan yaitu menanamkan karakter
kereligiusan anak melalui program tahfidzul qur’an.
Tahfidz atau menghafal al-Qur’an adalah suatu perbuatan yang sangat
mulia dan terpuji. orang-orang yang mempelajari , membaca dan menghafal
merupakan orang-orang piihan yang dpilih oleh Allah SWT untuk menerima
warisan kitab suci al-Qur’an.3

1
Aunurrahman,Belajar dan Pembelajaran,(Bandung:ALFABETA,2010),HLM.140
2
Muhammad Yoan Budiman, Pembiasaan Sebagai Pembentukan Karakter siswa-siswi
MIS Ngalian Tirto Pekalongan ,Skripsi Pendidikan Agama Islam,(Pekalongan:STAIN
Pekalongan,2015).hlm.1-2
3
Wiwi Alawiyah,Cara Cepat BIsa Menghafal Qur’an.(Jogjakarta:Diva
Press,2014),hlm.13
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW
untuk semua manusia yang hidup sejak Nabi Muhammad diutus menjadi
rasul sampai manusia hudup diakahir zaman.Dalam hal ini al-Quran berfungsi
sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia yoidak terkecuali asalkan
mereka benar-benar mengingkan petunjuk dari al-Qur’an dan mampu
memahami serta mau menerimanya dan mereka mendapatkanya.4
Al-Qur’an merupakan kitab suci Agama Islam yang Allah turunkan
lewat Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw untuk memberi petunjuk
kepada seluruh alam semesta. Al-Qur’an di turunkan dalam bentuk bahasa
Arab. Dalam sejarahnya sejak masa pewahyuan sampai sekarang, Al-Qur'an
selalu dibaca umat Islam setiap hari, kenyataan ini membuktikan tercapainya
tujuan penamaan Al-Qur'an. Penamaan Al-Qur'an menunjukan kitab suci ini
selalu terpelihara dalam bentuk hafalan yang merupakan salah satu bentuk
jaminan pemeliharaan Allah Swt.5
Program tahfidz Al-Qur’an adalah program meghafal ayat-ayat Al-
Qur’an dimana para siswa dituntut untuk bisa membaca dan memahami
makna yang terkandung dalam Al-Qur’an. Sekarang banyak muncul lembaga-
lembaga pendidikan ataupun pondok pesantren yang menggunakan kurikulum
tahfidz Al-Qur’an. Sebagai mata pelajaran yang di harapkan mampu menjaga
keutuhan ataupun pemeliharaan dari Al-Qur’an. Salah satu lembaga
pendidikan yang menggunakan program tahfidz Al-Qur’an adalah Madrasah
Ibtidaiyah Rocacing Kedungwuni Pekalongan.
Dalam hal ini, kegiatan keagamaan yang dilakukan dilakukan di setiap
harinya menjadi kebiasaan di MI Rowocacing Kedungwuni Pekalongan ini
tidak hanya program tahfidzul Qur’an saja melainkan siswa dibiasakan
membaca Doa pagi sebelum masuk dan mambaca Asmal Husna, Tadarus Al-
Qur’an,Sholat Dhuha, Sholat Dhuhur Berjamaah(kelas3-6 yang menjadi
sasaran sholat dhuhur berjamaah karna pulang nya sesudah dhuhur sehingga

4
Samsul Ulum,Menangkap Cahaya Al-Qur’an,(Malang:UIN Malang Press,2007),hlm.2-
3
5
Farid Wajdi, “Tahfiz Al-Qur’an dalam Kajian Ulum Al-Qur’an,”Tesis Magister Dalam
Bidang Agama, (Jakarta : Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2008), hlm. 15.
melaksanakan sholat berjamaaah terlebih dahulu), setiap pagi bermuroja’ah
tentang hafalan yang telah ditentukan (kelas 1-3 jus 30 sedangkan kelas 4-6
surat-surat penting seperti surat Yasin.Waqiah dan Al-mulk)6

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi program tahfidzul qur’an dalam menanamkan
karakter kereligiusan anak di MI Rowocacing kedungwuni pekalongan ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat program program tahfidzul qur’an
dalam menanamkan karakter kereligiusan anak di MI Rowocacing
Kedungwuni Pekalongan ?

C. Tujuan Penelitian
Mengingat tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan yang dimana
memiliki arah dan tujuan yang pasti untuk mencapai harapan . seperti
penelitian ini bertujan untuk sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui program tahfidzul qur’an dalam menanamkan karakter
kereligiusan anak di MI Rowocacing Kedungwuni Pekalongan ?
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat program program
tahfidzul qur’an dalam menanamkan karakter kereligiusan anak di MI
Rowocacing Kedungwuni Pekalongan

D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang baik secara
teoritis maupun praktis :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai
karakter kereligiusan anak melalui program keagaaman yang
dilaksanakan di MI Rowocacing kedungwuni pekalongan

6
Hasil Wawancara Guru MI Rowocacing Kedungwuni Pekalongan
2. Secara Praktis
Penelitian ini berguna untuk dapat dijadikan bahan masukan bagi guru
dalam menanamkan karakter kereligiusan anak di MI Rowocacing
Kedungwuni Pekalongan.

A. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Teoritis
a. Implementasi Program Tahfidzul Qur’an
Implementasi merupakan suatu perencanaan berdasarkan aspek
pelaksanaan sekaligus metode evaluasi yang akan dilaksanakan.7
Sedangkan program tahfidzul qur’an merupakan gabungan dari Tahfidz
dan Al-quran, yang mana keduanya mempunyai arti yang berbeda.
Pertama tahfidz yang berarti menghafal, menghafal dari kata dasar
hafal yang berbahasa Arab hafidza-yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari
lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.8
Secara etimologis Al-Qur’an adalah mashdar (infinitif) dari qara-a-
--yaqra-u—qirâ-atan—qur’â-nan yang berarti bacaan. Sedangkan
secara terminologis al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan
kepada Muhammad SAW, yang di baca dengan mutawatir dan
beribadah dengan membacanya.9
Jadi yang di maksud dengan implementasi program tahfidh qur’an
disini adalah suatu perencanaan berdasarkan aspek pelaksanaan
sekaligus metode evaluasi yang akan dilaksanakan untuk menghafal dan
mempelajari al-qur’an yang diberi tahapan-tahapan tertentu untuk
mencapai tujuannya.

7
Abdul Kahar Badjuri, dkk., Kebijakan Publik Konsep dan Strategi, (Semarang: UNDIP,
2002), h. III
8
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), hlm. 105.
9
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : Itqan Publishing, 20014), hlm. 15.
b. Karakter Kereligiusan Anak
Suyanto mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun negara.10
Wynne mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana
menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku
sehari-hari. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur,
curang, kejam dan rakus dikatakan sebagai seorang yang memiliki
karakter jelek, sedangkan yang berperilaku baik, jujur dan suka
menolong dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter baik/
mulia.11
Sejalan dengan pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Agama Islam,
Kementerian Agama Republik Indonesia mengemukakan bahwa
karakter (character) dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi
yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang
bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara
satu individu dengan yang lainnya. karena ciri-ciri karakter tersebut
dapat diidentifikasi pada perilaku individu dan bersifat unik, maka
karakter sangat dekat dengan kepribadian individu. Meskipun karakter
setiap individu ini bersifat unik, karakteristik umum yang menjadi
stereotip dari sekelompok masyarakat dan bangsa dapat diidentifikasi
sebagai karakter suatu komunitas tertentu atau bahkan dapat pula
dipandang sebagai karakter suatu bangsa.12
Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering
kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa Jawa

10
Agus Wibowo dan Sigit Purnama, Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 37.

11
H.E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 3.
12
Ibid, hlm. 4.
dikenal istilah “kacang ora ninggal lanjaran” (pohon kacang panjang
tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melilit dan
menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam ikut membentuk karakter. Di sekitar lingkungan sosial
yang keras seperti di Harlem New York, para remaja cenderung
berperilaku antisosial, keras, tega, suka bermusuhan, dan sebagainya.
Sementara itu, di lingkungan yang gersang, panas dan tandus,
penduduknya cenderung bersifat keras dan berani mati. Karakter dapat
dimaknai sebagai “nilai dasar yang membangun pribadi seseorang,
terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan,
yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap
dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari”.13 Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.14
2. Penelitian Terdahulu yang relevan
1. Skripsi yang ditulis oleh Khaerul Anam mengenai” Implementasi
Program Pesantren Kilat Dalam Menanamkan Nilai Karakter
Religiusan Siswa Di MI YMI Wonopringgo Kabupaten Pekalongan”
Dikemukakan bahwa MI YMI Wonopringgo merupakan salah satu
satuan pendidikan dasar yang menerapkan program dalam
menanamkan karakter peserta didiknya, salah satu program yang
diterapkan adalah program pesantren kilat yang diharapkan dapat
membangun dan mengembangkan karakter peserta didiknya. Selain itu
Skripsi ini juga mengemukakan bahwa Program pesantren kilat ini
memberikan pendidikan seperti halnya dipesantren akan tetapi dibuat
lebih sederhana agar siswa tidak merasa jenuh ataupun bosan dalam
mengikuti program tersebut.
2. Skripsi yang ditulis oleh Rahmawati Dewi Mengenai”Urgensi
Pembiasaan Sholat Dhuha Dan Tahfidz Qur’an Terhadap Pembentukan
13
Ibid, hlm. 43.
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 623.
akhlak Siswa Kelas III,IV,Dan V Di MI Pringlangu 03 Pekalongan”
Dikemukakan Bahwa Pembinaan akhlak dapat melalui pembiasan .
baik dirumah maupun disekolah mampu melakukan hal yang baik
yang menjadi kebiasaan yang nantinya mempunyai sifat terpuji dan
menjauhi sifat tercela. Kebiasaan dan latihan akan membuat anak
cemderung untuk meninggalkan hal-hal yang buruk. Sedangkan
Urgensi pembiasaan sholat dhuha dan Tahfidz itu sendiri yaitu untuk
pembentukan akhlak siswa mampu merubah siwa untuk membiasakan
prilaku keagaaman sejak usia dini.
3. Jurnal yang ditulis oleh Listya Rani Aulia dengan judul Implementasi
Nilai Religius Dalam Pendidikan Karakter Bagi Peserta Didik Di
Sekolah Dasar Juara Yogyakarta penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan implementasi nilai religius dalam pendidikan oleh
karakter bagi peserta didik, faktor pendukung, dan faktor
penghambat dalam proses implementasi pendidikan karakter di SD
Juara Yogyakarta.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada 3 tahap
dalam pelaksanaan nilai religious dalam pendidikan karakter yaitu
tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap
pelaksanaan,pendidikan karakter dilakukan dengan pembiasaan-
pembiasaan yang dilakukan dengan berbagai kegiatan dari sekolah.
Faktor yang menghambat pelaksanaan pendidikan karakter adalah
kurangnya pemahaman orang tua dengan kegiatan anaknya yang
diberikan dari sekolah. Faktorpendukungnya adalah kematangan
siswa dalam menjalankan kegiatan tanpa menunggu perintah dari
orang lain. Selain itu juga karena ada sebagian orang tua yang support
dan selalu memantau kegiatan siswa dirumah.
4. Jurnal yang ditulis oleh Yuanita dan Romadhon dengna judul
Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Tahfidz Al Quran Siswa
Sdit Al Bina Pangkalpinang penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui langkah-langkah pendidikan karakter melalui program
tahfidz Al Qur`an SDIT Al Bina, untuk mengidentifikasi nilai-nilai
karakter siswa SDIT Albina Pangkalpinang melalui program
tahfidz Al Quran, dan untuk mengetahui evaluasi pendidikan
karakter melalui program tahfidz Al Quran. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriftif kualitatif dengan teknik
analisis triagulasi data. Untuk mendapatkan informasi peneliti
menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi dengan
subjek guru dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil didapatkan:
Langkah-langkah pendidikan karakter melalui pembelajaran tahfidz
Al Quran di SDIT Al Bina; 1) Menyiapkan tenaga pengajar, 2)
pemetaan tingkatan pada siswa, 3) Pengelompokkan, 4) Pembuatan
jadwal, 5) pelaksanaan. Implementasi Nilai-nilai karakter yang
diterapkan melalui pembelajaran Tahfidz Al Qur an di SDIT Al
Bina ada 18 karakter, akan tetapi ada 7 nilai karakter yang
dominan muncul diantaranya: 1) Religus, 2) jujur, 3) kerjakeras,
4) gemar membaca, 5) kreatif, 6) bertanggung jawab, dan 7)
disiplin. Evaluasi pembelajaran karakter melalui pendidikan tahfidz Al
Quran di SDIT Al Bina sudah berjalan dengan baik dimana
siswa akan dievaluasi harian dan akhir semester oleh penguji dan
dikontrol melalui buku prestasi.
5.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah-langkah yang di lakukan secara
berencana dan sistematis karena berguna untuk mendapatkan suatu
pemecahan masalah dan jawaban atas pertanyaan tersebut, dalam suatu
penelitian,adanya metode merupakan hal yang mutlak di perlukan.
1. Pendekatan dan jenis penelitian.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang analisisnya
tidak menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah
dengan metode statistika. Penelitian ini menekankan analisisnya pada
proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap
dinamika antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika
ilmiah. 15
Jenis penelitian yang akan di lakukan adalah penelitian lapangan
(field research). Dalam hal ini penulis akan melakukan pengamatan
langsung terhadap objek penelitian (terjun langsung ke lapangan) guna
memperoleh informasi dan data-data tentang masalah yang di bahas16.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah sumber data penelitian yang diperoleh
dari subyek peneliti dengan menggambil data secara langsung dari
objeknya. Dalam hal ini ada dua sumber penelitian yaitu:
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah Guru Agama dan peserta didik MI Rowocacing
Kedungwuni Pekalongan.
b. sumber data sekunder
Sumber data Sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
kepala sekolah dan dokumen-dokumen seperti data struktur
kepengurusan MI Rowocacing Kedungwuni Pekalongan. Sumber data
penelitian ini juga berupa buku-buku teori yang berkaitan dengan
judul beserta berkaitan dengan bagan,table maupun gambar.
3. Metode Pengumpulan Data
15
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 5.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,2006), hlm. 114
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data
dengan jalan melihat secara langsung suatu aktivitas, kejadian atau
benda yang di perkirakan bisa memberikan informasi atau data
penelitian. Observasi bisa di lakukan di luar area atau ia terlibat
langsung dalam obyek yang di teliti.ini yang di sebut observasi
partisipan.17
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang terkait
dengan Penerapan Program Tahfidzul Qur’an Dalam Menanamkan
Karakter Kereligiusan Anak di MI Rowocacing Kedungwuni
Pekalongan.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organusasi,
motivasi, persaan dan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan yang diarahkan oleh si
narasumber(orang yang diwawancarai).18 Wawancara ini di lakukan
untuk mengetahui program tahfidz Al-Qur’an Dalam menanamkan
Karakter Kereligiusan Anak di MI Rowocacing Kedungwuni
Pekalongan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan
menggali informasi pada dokumen-dokumen, baik berupa kertas,
video, benda danjuga sumber dari tempata tinggal responden dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang profil MI Rocacing Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan, meliputi: sejarah berdiri, visi dan visi, letak sekolah,

17
Umi zulfa,Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Cahaya ilmu, 2011)., hlm 68.
18
Burhan Bugin, Metodelogi Penelitian Kualitatif,Cet.ke -8,(Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2011),hlm.155
stuktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan peserta didik, keadaan
sarana dan prasarana19.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun orang
lain. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu
suatu analis berdasarkan data yang diperoleh yang dikembangkan menjadi
hipotesis20. Dalam mengenai data yang diperoleh digunakan metode
deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang bersifat sekarang.
Jadi digunakanya metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan proses
penanaman kereligiusan anakdi MI Rowocacing kedungwuni pekalonagan.
Analisis yang digunakan oleh penulis adalah analisis data model
Miles dan Huberman dengan melaui beberapa tahapan :
a. Reduksi Data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,
penyederhanaan , pemisahan dan pentransformasian data(mentah) yang
terlihat dalam catatan lapangan mereduksi data bearti memfokuskan
peneliti dalam hal-hal yang penting (membuat rangkuman ,pengodean,
membuat tema-tema, membuat gugusan-gugusan, membuat pemisahan-
pemisahan, menulis memo-memo)
b. Data Display
Untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif. Penerapan tahap data display pada penelitian
adalah dengan menyusun instrumen penelitian, transkrip wawancara
dan lembar obsevasi yang akan digunakan sebagai analisis tentang

19
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan praktek,(Jakarta:Bumi
Aksara,2008)hlm.81
20
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitaf,Kualitatif,dan R&D,Cet.Ke-20,(Bandung:
Alfabeta,2014)hlm.244-245
Implementasi Program tahfidzul Qur’an Dalam Menanamkan Karakter
Kereligiusan Anak di MI Rowocacing Kedungwuni Pekalongan.
c. Kesimpulan / Verivikasi
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan ini akan diakui dengan bukti-bukti yang diperoleh ketika
penelitian di lapangan. Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan
data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis sehingga
keseluruhan permasalahan mengenai Program tahfidzul Qur’an Dalam
Menanamkan Karakter Kereligiusan Anak di MI Rowocacing
Kedungwuni Pekalongan dapat terjawab sesuai dengan data dan
permasalahannya.21

21
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian:kuantitatif,kualitatif dan penelitian gabungan,
(Jakarta :Prenadamedia.2014)hlm . 407-409
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman,Belajar dan
Pembelajaran,(Bandung:ALFABETA,2010),HLM.140
Muhammad Yoan Budiman, Pembiasaan Sebagai Pembentukan Karakter
siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan ,Skripsi Pendidikan Agama
Islam,(Pekalongan:STAIN Pekalongan,2015).hlm.1-2
Wiwi Alawiyah,Cara Cepat BIsa Menghafal Qur’an.(Jogjakarta:Diva
Press,2014),hlm.13
Samsul Ulum,Menangkap Cahaya Al-Qur’an,(Malang:UIN Malang
Press,2007),hlm.2-3
Farid Wajdi, “Tahfiz Al-Qur’an dalam Kajian Ulum Al-Qur’an,”Tesis
Magister Dalam Bidang Agama, (Jakarta : Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah, 2008), hlm. 15.
Hasil Wawancara Guru MI Rowocacing Kedungwuni Pekalongan
Abdul Kahar Badjuri, dkk., Kebijakan Publik Konsep dan Strategi,
(Semarang: UNDIP, 2002), h. III
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung,
1990), hlm. 105.
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : Itqan Publishing,
20014), hlm. 15.
Agus Wibowo dan Sigit Purnama, Pendidikan Karakter di Perguruan
Tinggi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 37.

H.E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara,


2013), hlm. 3.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 623.
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm. 5.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm. 114
Umi zulfa,Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Cahaya ilmu, 2011).,
hlm 68.
Burhan Bugin, Metodelogi Penelitian Kualitatif,Cet.ke -8,(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2011),hlm.155
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan
praktek,(Jakarta:Bumi Aksara,2008)hlm.81
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitaf,Kualitatif,dan R&D,Cet.Ke-
20,(Bandung: Alfabeta,2014)hlm.244-245
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian:kuantitatif,kualitatif dan penelitian
gabungan, (Jakarta :Prenadamedia.2014)hlm . 407-409

Anda mungkin juga menyukai