Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan pembelajaran siswa merupakan wujud dari suatu proses
pembelajaran yang telah dilakukan dengan baik. Pembelajaran merupakan
suatu proses yang memiliki keterkaitan antar komponen seperti tujuan
pembelajaran, kurikulum, pendidik, peserta didik, model pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Apabila antar komponen tersebut dilaksanakan dengan baik maka hasil
belajar siswa akan semakin meningkat. Keberhasilan belajar siswa dapat
dilihat dari perubahan yang ditunjukkan siswa setelah mengikuti
pembelajaran, sehingga dapat dinilai pencapaian dan kebutuhan siswa
(Fitriana, 2016).
Berdasarkan pengalaman selama mengajar mata pelajaran IPA siswa
kelas IX di SMP Negeri 5 Kotabaru menunjukkan bahwa hasil belajar masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian IPA masih banyak siswa
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan
≥72. Dari jumlah siswa 30 orang, sebanyak 17 siswa (57%) mencapai nilai
KKM dan sisanya 13 siswa (43%) nilainya belum memenuhi KKM. Dari data
hasil nilai ulangan tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara
klasikal belum memenuhi kriteria keberhasilan ≥80%.
Selain hasil belajar yang masih rendah, masalah lain yang ditemui
adalah guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang
berpusat pada guru. Metode pembelajaran yang dominan diterapkan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
Guru yang kurang kreatif dalam menggunakan model-model pembelajaran
pada pembelajaran IPA di dalam kelas juga menyebabkan siswa pasif dalam
kegiatan pembelajaran misalnya siswa kurang aktif mengajukan pertanyaan
dan kurang aktif siswa menjawab ketika guru melontarkan pertanyaan, serta
2

banyak siswa yang mengantuk bahkan terkesan pembelajaran menjadi


membosankan karena siswa kurang termotivasi untuk belajar. Siswa tidak
melakukan tugas-tugas belajar dengan baik sehingga ketika dihadapkan
dengan soal, siswa mengalami kesulitan dalam menjawab dan akhirnya
berdampak pada hasil belajar yang rendah. Selain itu, banyak kegiatan
pembelajaran yang hanya diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu.
Sardiman (2014) mengemukakan bahwa salah satu peranan guru
dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai motivator. Sebagai motivator,
guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
terkait dengan usaha untuk meningkatkan semangat dan pengembangan
kegiatan belajar siswa. Guru berusaha untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Menciptakan suasana yang
menyenangkan bagi siswa ini dapat dilakukan salah satunya adalah melalui
penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam
pembelajaran siswa bertindak sebagai subjek bukan sebagai objek.
Seorang guru harus bisa membangun suasana belajar yang
menyenangkan yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan siswa
termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dengan
model kooperatif tipe NHT berbantuan media power point ini akan
memberikan satu solusi alternatif pemecahan yaitu untuk meningkatkan hasil
belajar siswa karena power point mempunyai fasilitas-fasilitas yang menarik
perhatian siswa dan dengan media power point penyajian materi
mempermudah guru karena telah disiapkan sebelum proses pembelajaran.
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh
komponen ini, bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen yang lain,
tanpa dapat diimplementasikan melalui model pembelajaran yang tepat, maka
komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru perlu
memahami secara baik fungsi dan peran model dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, agar siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran IPA. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
3

hasil belajar siswa kelas IX C SMP Negeri 5 Kotabaru yaitu dengan cara
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media power
point.
Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan oleh
peneliti dengan alasan agar siswa lebih fokus dan bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan karena pada pelaksanaannya setiap siswa harus
menguasai materi yang disampaikan. Hal ini dilakukan agar siswa sudah siap
sebelum guru menyebut nomor siswa yang akan mempresentasikan atau
menyampaikan jawaban dan juga siswa yang akan memberikan tanggapan.
Selain itu, melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar karena pembelajaran
NHT berbantuan media power point belum pernah diterapkan pada mata
pelajaran IPA.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
kualitas pembelajaran juga mengalami peningkatan. Penelitian yang
dilakukan oleh Pratomo (2017) menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dipadukan dengan media seperti
hasil penelitian Pendri (2014) yang menyimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan berbantuan multimedia mengacu
pada coqnitive load theory dapat meningkatkan hasil belajar dan mendorong
semangat siswa untuk berpartisifasi aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran NHT dapat membuat siswa bekerja sama secara baik
selama belajar. Pembelajaran NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif
yang menuntut siswa untuk lebih bertanggung jawab penuh dalam memahami
materi. Proses kerjasama dalam diskusi kelompok dalam penerapan NHT
memungkinkan siswa berpikir lebih kritis dan lebih memperdalam konsep,
sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA tanpa membedakan
kemampuan akademik peserta didik (Sumarmi, 2012). Selain itu, pelaksanaan
pembelajaran kooperatif dapat mengubah peran guru, yang sebelumnya
4

pembelajaran terpusat pada guru beralih pada terpusat pada siswa atau
pembelajaran yang mengaktifkan peran pengelola aktivitas kelompok kecil.
Peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan siswa akan semakin
terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan permasalahan
yang dianggap sulit sekalipun dan pada akhirnya mampu mengoptimalkan
proses kegiatan belajar.
Pemberian nomor dalam dalam pembelajaran ini merupakan ciri khas
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pemberian nomor yang berbeda membuat
pembelajaran menarik dan siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan. Setiap siswa dibebankan untuk menyelesaikan soal yang telah
diberikan kepada kelompoknya. Selan itu, siswa juga harus mampu
mengetahui dan menyelesaikan semua soal yang ada pada lembar kerja siswa
(LKS). Guru tidak memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan menjawab
soal yang ditanyakan guru.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT juga dinilai lebih memudahkan
peserta didik berinteraksi dengan teman-teman dalam kelas dibandingkan
dengan model pembelajaran langsung yang selama ini diterapkan oleh guru.
Penunjukkan peserta didik oleh guru menjadi lebih objektif karena guru tidak
lagi menunjuk nama-nama peserta didik tertentu melainkan menunjuk nomor
peserta didik dalam kelompok. Misalnya peserta didik yang bernomor urut 2
dalam kelompoknya mempertanggungjawabkan soal nomor 2 jika dia diminta
guru untuk menjawab pertanyaan guru dan seterusnya, sedangkan pada model
pembelajaran kooperatif yang lain terkadang peserta didik saling berharap
kepada teman kelompok lain yang lebih pintar.
Oleh karena itu, diharapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media power point dapat menjadi alternatif penerapan model
pembelajaran karena dirasa pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
media power point cocok untuk karakteristik siswa di kelas IX C SMP Negeri
5 Kotabaru.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, mendorong peneliti
untuk melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan
5

judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Media Power Point Materi Tata Surya di
Kelas IX SMP Negeri 5 Kotabaru”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media power point
dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IX C SMP Negeri 5
Kotabaru?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dilaksanakan adalah untuk
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA siswa Kelas IX C SMP
Negeri 5 Kotabaru melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT berbantuan media power point.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi guru, bagi sekolah, dan bagi siswa.
1. Bagi guru
a. Dipakai sebagai bahan refleksi dan umpan balik bagi guru dalam proses
pembelajaran untuk membelajarkan siswa menjadi lebih aktif.
b. Dipakai sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik seperti yang diteliti ini, apabila memiliki situasi dan kondisi yang
sama dengan latar penelitian ini.
c. Untuk mengetahui berbagai kelebihan dan kekurangan penerapan salah
satu model pembelajaran kooperatif terutama tipe NHT.
2. Bagi sekolah
a. Merupakan salah satu inovasi pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar bagi siswa pada khususnya dan meningkatkan mutu lulusan pada
umumnya.
6

b. Dijadikan sebagai alat evaluasi bagi kepala sekolah tentang pelaksanaan


proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
3. Bagi Siswa
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
penyajian menarik dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA serta
siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

E. Definisi Operasional
1. Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu pembelajaran yang bersifat
kerja kelompok, berpikir bersama dan saling memberikan ide dalam mencari
dan mengolah informasi dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik dengan sintaknya yaitu,(1) pembentukan kelompok, (2)
membagikan materi ajar, (3) pengajuan pertanyaan, (4) Diskusi masalah, (5)
pemberian jawaban, (6) pemberian tanggapan dan (7) membuat kesimpulan.
2. Power point merupakan software yang dirancang khusus untuk menampilkan
multimedia yang menarik, mudah dibuat, mudah digunakan dan relatif murah.
Microsoft power point dibuat semenarik mungkin dan tentunya sesuai dengan
konteks materi yang diajarkan atau sesuai dengan materi dan akan lebih
memudahkan guru dan siswa dalam kegiatan penyampaian pelajaran oleh
guru dan menerima pelajaran oleh siswa. Dengan begitu maka kegiatan
pembelajaran akan lebih optimal dan menyenangkan.
3. Hasil belajar kognitif adalah pencapaian dan peningkatan pemahaman peserta
didik tentang materi diajarkan setelah mendapatkan perlakuan dari
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media power point yang
diketahui dari nilai hasil evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
soal dalam bentuk pilihan ganda. Hasil belajar diukur dari tes yang dilakukan
pada akhir siklus dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 72.

Anda mungkin juga menyukai