Anda di halaman 1dari 24

TUGAS FARMASEUTIK LANJUTAN

PIL KB

OLEH

Kelompok 1 (Kelas C7) :

Andi Muh Irwan Ardiansyah (15020160132)


Nurindah Purnamasari Rais (15020160142)
Sri Wahyuni (15020160164)
Erni Ayu Lestari (15020160249)

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Farmaseutik Lanjutan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Farmaseutik Lanjutan yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kedepannya dapat
memperbaiki penyusunan makalah dengan baik.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 21 Mei 2019

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesatnya pertumbuhan penduduk dapat ditekan diantaranya
dengan program KB untuk membatasi jumlah anak dalam suatu
keluarga secara umum dan massal, sehingga akan mengurangi jumlah
angka kelahiran.
Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan
pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya terbatasnya metode yang
tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan
dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai potensi,
konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar
keluarga yang direncanakan dan persetujuan pasangan.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah
berhubungan intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan
memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan.
Ada berbagai macam jenis alat kontrasepsi yang tersedia di pasaran
yang dapat dibeli dengan bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh
kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Di Indonesia
diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan pil
kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan
dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang
lain.
Pil KB adalah obat pencegah kehamilan yang diminum secara
oral yang berisi hormon steroid (estrogen dan progestin) dalam bentuk
pil atau tablet.Pil ini diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan
menginginkan cara pencegahan kehamilan sementara yang paling
efektif bila diminum secara teratur.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian dari pil KB?
b. Apa saja jenis-jenis pil KB?
c. Apa saja komposisi dari pil KB?
d. Apa saja keuntungan dari pil KB?
e. Apa saja kerugian dari pil KB?
f. Apa saja efek samping yang ditimbulkan dari pil KB?
g. Bagaimana cara dan waktu penggunaan pil KB?
h. Apa saja kontra indikasi dari penggunaan pil KB?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian dari pil KB.
b. Untuk mengetahui saja jenis-jenis pil KB.
c. Untuk mengetahui komposisi dari pil KB.
d. Untuk mengetahui keuntungan dari pil KB.
e. Untuk mengetahui kerugian dari pil KB.
f. Untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari pil KB.
g. Untuk mengetahui cara dan waktu penggunaan pil KB.
h. Untuk mengetahui kontra indikasi dari penggunaan pil KB.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pil KB


Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke
dalam tubuh seorang wanita dengan cara diminum (pil) berisi hormon
estrogen dan atau progesteron. Tujuan dari konsumsi pil KB adalah
untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya
kehamilan yang memang tidak diinginkan.
Untuk itu kepatuhan untuk mengkonsumsi pil KB secara teratur
sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan.
Kepatuhan mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi pil
KB yaitu mencegah menghambat dan menjarangkan terjadinya
kehamilan bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil
KB tidak bisa menjamin bahwa akseptor KB pil terhindar dari
kehamilan.

2.2 Jenis-Jenis Pil KB


Pada dasarnya sampai saat ini telah diketahui adanya beberapa
jenis pil kontrasepsi sebagai berikut:
A. Pil Kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua
hormon sintetis, yaitu semua pil mengandung hormon estrogen
dan progesteron. Kandungan estrogen di dalam pil biasanya
menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang
dibuahi. Mungkin juga dapat menghambat implantasi. Progesteron
dalam pil akan mengentalkan lendir serviks untuk mencegah
masuknya sperma. Hormon ini juga mencegah konsepsi dengan
cara memperlambat transportasi telur dan menghambat ovulasi.
Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis yaitu:
1. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam
dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Bifasik : pil yang tersedia 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
3. Trifasik : pil yang tersedia 21 tablet mengandung hormone
aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
B. Pil Progestin (Mini Pil)
Pil progestin (mini pil) merupakan pil kontrasepsi yang
mengandung hormon steroid (progesteron sintesis saja dalam
dosis yang kecil) yang digunakan per oral. Hormon ini bekerja
dengan mengentalkan cairan leher rahim dan membuat kondisi
rahim tidak menguntungkan bagi hasil pembuahan.
Mini Pil bukan menjadi pengganti dari pil oral kombinasi, tetapi
hanya sebagai suplemen/tambahan yang digunakan wanita yang
ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau
untuk wanita yang harus menghindari estrogen oleh sebab
apapun.
Jenis kontrasepsi pil progestin yaitu:
1. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg Levonorgestrel atau 350
µg Noretindron.
2. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg Norgestrel.
2.3 Komposisi Pil KB
A. Pil Kombinasi
Pil kombinasi memiliki kandungan dua macam hormon yang sama
dengan hormon yang ada pada setiap wanita yakni estrogen
(ethynil estradiol) dan progestin (misnorethisterone,
levonogestrel).
B. Pil Progestin (Mini Pil)
Pil progestin atau mini pil hanya mengandung hormon progesteron
dalam dosis rendah. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05
mg per tablet.
2.4 Keuntungan Pil KB
A. Pil Kombinasi
Beberapa keuntungan dari pil kombinasi yaitu:
1. Memiliki tingkat efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektifitas tubektomi), bila digunakan setiap hari.
Penggunaan pil kombinasi harus digunakan secara rutin,
agar efektifitas dalam kontrasepsi ini lebih efektif. Apabila
penggunaan kontrasepsi ini jedah lebih dari 24 jam, maka
efektifitas dalam kointrasepsi ini tidak akan efisien dan
konsentrasi hormonal dalam darah akan menurun.
2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Selain mencegah kehamilan, pil kombinasi ini juga
member banyak manfaat kesehatan, diantaranya peningkatan
siklus haid normal, penurunan resiko kanker dan perlindungan
dari kista ovarium.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kandungan hormone esterogen dan progesterone yang
terkandung dalam pil kombinasi tidak akan menekan libido
berhubungan sexual, sehingga aktifitas sexual tidak akan
terganggu.
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
Cara kerja pil kombinasi ini mirip dengan siklus haid
normal, sehingga menimbulkan perdarahan normal tanpa
disertai rasa nyeri.
5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Pil kombinasi ini aman digunakan bagi wanita yang telah
memasuki masa produktif, tidak hanya itu kontrasepsi ini juga
memberikan manfaat kesehatan bagi alat-alat reproduksi.
6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause.
Wanita memiliki hormone esterogen dan progesterone 2x
lebih banyak dibandingkan pria untuk memfasilitasi kegiatan
reproduksi. Wanita remaja pubertas dan menopause yang
telah memasuki masa reproduksi memiliki tingkat
progesterone rendah. Sehingga pil kombinasi dapat
digunakan usia remaja dan menopause.
7. Mudah dihentikan setiap saat.
Pil ini dapat dihentikan setiap saat, apabila wanita tersebut
atau pasangan suami istri tersebut merencanakan ingin
memiliki anak.
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
Penggunaan pil kombinasi menghambat untuk terjadinya
ovulasi dan implantasi pada tuba. Pada banyak wanita,
setelah penggunaan pil kombinasi kesuburan mereka kembali
setelah menggunakan pil. Tapi ada juga yang membutuhkan
waktu beberapa bulan berevolusi.
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Kontrasepsi darurat pada hal ini menekankan bahwa jenis
kontrasepsi ini digunakan pada keadaan dan masa yang tidak
boleh ditunda dan harus efisien.
10. Membantu mencegah : kanker ovarium, kanker endometrium,
kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada
payudara, kelainan jinak pada payudara, dismenore, acne
(jerawat).
Penggunaan pil kombinasi bisa menurunkan resiko
beberapa jenis kanker. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
ilmuan ginekologi dari ameika serikat yang telah
dipublikasikan bahwa wanita yang menggunakan pil kb
sebagaialat kontrasepsi paling tidak sudah menurunkan resiko
kanker lebih dari 10%, hal ini disebapkan karena control
esterogen dari hormone buatan pil tersebut.
B. Pil Progestin (Mini Pil)
Beberapa keuntungan dari pil progestin (mini pil) yaitu:
1. Keuntungan kontraseptif:
a. Sangat efektif bila digunakan secara benar
Setiap alat kontrasepsi pastilah akan efektif fungsinya
jika digunakan secara benar dan sesuai dengan aturan
pemakaian dari masing-masing bentuk alat kontrasepsi
tersebut. Karena ketidakefektifan suatu alat kontrasepsi
teruatama KB Pil mini ini adalah terletak pada cara
penggunaanya yang tidak teratur.
b. Tidak mengganggu hubungan seksual
Pil Mini atau pil progestin digunakan dengan cara di
konsumsi melalui oral sebagaimana obat oral pada
umumnya. Karena penggunaanya yang melaui oral, telah
dipastikan bahwa mengonsumsi pil progestin ini tidak
akan mempengaruhi atau bahkan mengganggu pasangan
saat sedang melakukan hubungan seksual. Lain halnya
dengan alat kontasepsi lain misalnya kondom, yang
penggunaanya bisa saja menibulkan rasa
ketidaknyamanan bagi pengguna saat berhubuungan
seksual dikarenakn alat kontrasepsi ini digunakan pada
alat genetal saat sedang melakukan hubungan seksual.
c. Tidak mempengaruhi pemberian ASI
Dikatakan tidak mempengaruhi ASI, karena di dalam
komposisi dari pil mini ini tidak terdapat zat yang akan
menghambat proses produksi ASI, sehingga bagi ibu yang
sedang dalam masa laktasi aman dan diperbolehkan
menggunakan pil progestin ini.
d. Segera bisa kembali ke kondisi kesuburan bila dihentikan
Setelah pengguna berhenti menggunakan Pil mini,
dengan sendirinya kesuuburan akan kembali seperti
semula.
e. Nyaman dan mudah digunakan
Pil progestin dapat digunakan kapanpun dan
dimanapun, sehingga para penggunanya tidak perlu
dikhawatirkan oleh kesulitan dalam penggunaanya. Tetapi
tetap saja harus dikonsumsi sesuai dengan aturan
pakainya.
f. Sedikit efek samping
g. Dapat dihentikan setiap saat
Artinya penggunaan Pil progestin dapat dihentikan
setiap saat apabila terjadi efek samping yang berarti dan
membuat pengguna merasa tidak nyaman, lalu diganti
dengan bentuk alat kontrasepsi lainnya.
2. Keuntungan non-kontraseptif:
a. Mengurangi nyeri haid
b. Mengurangi jumlah darah haid
Pada saat menstruasi, darah haid dapat berkurang
50-70% terutama pada hari pertama dan kedua
menstruasi. Hal ini bergntung pada penggunaan dosis pil
progestin. Karena semakin kecil frekuensi penggunaan pil,
maka semakin sedikit pula darah haid yang keluar.
Penggunaan kb ini secara jangka panjang dapat
berdampak pada kurangnya darah haid, tidak ada darah
samaskali atau bahkan bisa terjadi Amenore.
c. Menurunkan tingkat anemia
d. Mencegah kanker endometrium
e. Dapat diberikan pada penderita endometriosis
f. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri
kepala, dan depresi
g. Dapat mengurangi keluhan pre-menstrual sindrom (sakit
kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis,
lekas marah)
2.5 Kerugian Pil KB
A. Pil Kombinasi
Adapun kerugian dalam menggunakan pil kombinasi sebagai
berikut:
1. Harus di konsumsi secara teratur
2. Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi menular seksual
dan HIV
3. Mengurangi kualitas dan kuantitas ASI juga mengurangi
durasi laktasi
4. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
5. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan
pertama
6. Pusing
7. Nyeri Payudara
8. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu
kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif.
9. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi,
dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk
melakukan hubungan seks berkurang
10. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan,
sehingga resiko struk, dan gangguan pembekuan darah pada
vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35
tahun dan merokok perlu hati-hati.
B. Pil Progestin (Mini Pil)
Beberapa kerugian dari pil progestin (mini pil) yaitu:
1. Hampir 30-60% mengalami gangguan menstruasi (perdarahan
sela, spotting, amenore)
Perdarahan sela yang terjadi selama penggunaan
kontrasepsi hormonal tidak perlu di takuti. Angka kejadian
perdarahan sela cukup tinggi. Perdarahan sela yang terjadi
dapat berupa perdarahan bercak atau spotting. Bila
perdarahan ini terjadi pada usia di atas 40 tahun, dan telah
menggunakan kontrasepsi hormonal cukup lama, maka perlu
dilakukan dilatasi dan kuretasi. Bila spotting yang terjadi baru
beberapa bulan saja, tidak perlu dilakukan kuretasi.
Pada wanita yang sebelum penggunaan pil kontrasepsi
sudah mengalami gangguan haid, pada pemberian pil
kontrasepsi akan sangat mudah mengalami gangguan haid
seperti perdarahan bercak. Perdarahan sela ataupun sela
ataupun perdarahan bercak dapat juga terjadi bila wanita yang
sedang menggunakan pil kontrasepsi tersebut sedang
menggunakan obat-obat tertentu seperti antibiotika tetrasiklin,
amoksisilin, atau obat oral antidiabetika dan
antituberkulostatika. Obat-obat ini dapat mempengaruhi
metabolisme kontrasepsi hormonal di dalam hati, sehingga
terjadi penurunan konsentrasinya di dalam darah.
2. Tidak ada proteksi terhadap infeksi menular seksual atau HIV
Penggunaan kontrasepsi pil progestin bukan berarti bisa
memproteksi infeksi menular seksual atau HIV karena pil
hanya berbentuk obat-obatan sedangkan penularan infeksi
menular seksual atau HIV melalui sekret vagina. Sehingga
bagi pasangan suami istri yang salah satunya telah di
diagnosa mengalami penyakit menular seksual yang akan
melakukan hubungan seksual dan masih menunda kehamilan
disarankan untuk menggunakan kontrasepsi jenis lain yaitu
kondom.
3. Peningkatan berat badan
Peningkatan hormon dalam tubuh merangsang nafsu
makan dari pengguna kontrasepsi jenis ini, sehingga dengan
sendirinya terjadi peningkatan berat badan.
4. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
Karena dosis dalam pil tersebut rendah sehingga harus di
minum setiap hari dan pada waktu yang sama sehingga
kegagalan kontrasesi jenis ini kemungkinannya sangat kecil.
5. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
Karena dosis dalam pil tersebut rendah sehingga harus di
minum setiap hari dan pada waktu yang sama sehingga
kegagalan kontrasesi jenis ini kemungkinannya sangat kecil.
6. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis atau jerawat
7. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan),
tetapi risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan
perempuan yang tidak menggunakan mini pil.
Hormon progesteron yang terkandung dalam pil dapat
menghambat pergerakan silia untuk mengantarkan sel telur
kedalam tuba falopi, karena terganggunya pergerakan sillia
tersebut mengakibatkan sel telur tidak terjadi pembuahan di
dalam tuba falopi melainkan diluar tuba falopi atau sering
disebut kehamilan ektopik.
2.6 Efek Samping Pil KB
A. Pil Kombinasi
Efek samping dari pil kombinasi yaitu:
1. Perdarahan antara dua haid atau breakthrough bleeding
Pengguna pil KB bisa saja mengalami pendarahan yang
terjadi tanpa diduga, di luar masa haid. Mengonsumsi pil KB
dengan waktu yang sama tiap hari kemungkinan bisa
membantu meringankan. Perdarahan ringan sering terjadi
karena masalah menstruasi tidak teratur. Biasanya efek
samping ini akan terasa setelah konsumsi pil KB selama 1
atau 3 minggu pertama. Terkadang masalah ini juga muncul
jika lupa untuk minum pil KB. Tapi jika perdarahan terjadi
dalam waktu kurang lebih dari satu minggu maka sebaiknya
harus segera berkonsultasi dengan dokter.
2. Penambahan berat badan
aaWalau tergolong efek samping yang jarang, beberapa
wanita mengalami kenaikan berat badan tubuh. Hal ini
umumnya terjadi karena penumpukan cairan. Efek samping ini
biasanya tidak berlangsung lama dan berat badan bisa
kembali normal setelah beberapa waktu menggunakan pil
KB.Beberapa wanita dapat mengalami peningkatan berat
badan karena terjadinya retensi (tertahannya) cairan di dalam
tubuh. Peningkatan berat badan ini biasanya tidak terlalu
banyak dan tidak terjadi pada sebagian besar wanita.
Peningkatan berat badan ini biasanya juga hanya bersifat
sementara dan akan menghilang dengan sendirinya dalam
waktu 2-3 bulan.
Berbagai penelitian pun menemukan bahwa tidak ada
bukti kuat bahwa penggunaan pil KB memang dapat
menyebabkan peningkatan berat badan. Terjadinya
peningkatan berat badan atau tidak setelah menggunakan pil
KB sebenarnya juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
faktor genetika, gaya hidup, dan jenis KB yang
digunakan.Sekarang ini, terdapat 2 jenis pil KB yang biasa
digunakan yaitu pil kombinasi, yang mengandung estrogen
dan progestin serta pil KB yang hanya mengandung progestin
3. Nyeri tekan pada/payudara mengecil
Nyeri pada payudara biasanya terjadi pada wanita yang
baru saja menggunakan pil KB. Hal ini bisa disebabkan
karena perubahan hormon dari pil KB bisa membuat payudara
menjadi lebih kencang, lembut dan selalu berubah saat akan
menghadapi siklus.
4. Jerawat
Pada wajah tidak hanya ditimbulkan akibat penggunaan
pil KB yang tidak cocok dengan tubuh, melainkan karena
faktor kebiasaan seseorang. Pada satu kasus ketika wajah
anda seharian terdedah matahari langsung, dan kepanasan,
anda dianjurkan untuk tidak langsung membasuh muka anda
dengan air.kandungan hormon progesterone dalam pil kb
memang dapat menimbulkan jerawat jika tubuh anda tidak
sesuai.
5. Mual
Wanita yang baru mulai mengkonsumsi atau memakai pil
KB biasanya akan merasa mual pada minggu-minggu
pertama. Mual menjadi efek samping yang sangat ringan tapi
juga bisa menjadi lebih berat dan mengganggu aktifitas. Untuk
mengatasi mual sebaiknya pil KB diminum setelah makan
atau sebelum tidur malam.
6. Sakit kepala
Sakit kepala dapat terjadi karena stress, kurang tidur,
infeksi sinus, atau migraine. Pil KB dapat membuat sakit
kepala lebih baik atau lebih buruk. Efek ini biasanya akan
terasa pada awal mengonsumsi pil KB. Jika efek tersebut
tidak berkurang, pertimbangkan untuk berganti merek obat
atau metode kontrasepsi dan konsultasikan dengan dokter.
7. Pusing
Pusing menjadi salah satu efek samping dari pil KB
karena kandungan estrogen yang sangat rendah. Kondisi ini
sering terjadi pada wanita yang baru mulai menggunakan pil
KB atau memang memiliki masalah kesehatan tertentu seperti
tekanan, stress atau migren. Pusing biasanya akan hilang
sendiri tanpa perawatan kecuali jika pusing terjadi lebih dari 7
hari.
B. Pil Progestin (Mini Pil)
Efek samping dari mini pil yaitu:
1. Perubahan pola menstruasi
a. Dapat terjadi perdarahan bercak dan perdarahan
menyerupai haid dengan insidens 6-25%
b. Lama haid dan volume darah haid dapat berubah
c. Panjang siklus dapat sangat bervariasi
d. Tetapi ada peneliti yang menyatakan bahwa gangguan
tersebut lebih sering terjadi pada wanita dengan berat
badan rendah/kurus. Variasi dalam panjang siklus haid
sangat beragam, ada yang siklusnya sangat pendek (11-
17 hari, pada 10-20% kasus), ada yang sangat panjang >
45 hari (5-10%).
e. Memang tidak ditemukan efek buruk pada perkembangan
janin, tetapi progestin dosis tinggi yang diberikan pada
kehamilan dini kadang-kadang dapat menyebabkan
maskulinisasi dari janin wanita.
2. Nyeri tekan payudara
Pada siklus pertama payudara dapat terasa nyeri/ tegang
tetapi gejala ini segera menghilang pada siklus berikutnya.
3. Sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan karena kecemasan
menggunkan pil kontrasepsi. Migraine kemudian akan
menyembuh atau kadang-kadang malah menghebat. Harus
difikirkan kemungkinan migraine timbul secra tiba-tiba dan
hebat atau nyeri kepala yang hebat.
4. Mual dan pusing.
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan
dapat berulang pada siklus berikutnya. Pada umumnya
mual/muntah ini akan menghilang bila penggunaan pil
dteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung terus maka
harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan.
2.7 Cara dan Waktu Penggunaan Pil KB
A. Pil Kombinasi
1. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan
tersebut tidak hamil
2. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu
menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai
hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan
seksual sampai anda telah menghabiskan paket pil tersebut
4. Setelah melahirkan: Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif;
setelah 3 bulan dan tidak menyusui; pasca keguguran (setelah
atau dalam waktu 7 hari).
5. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin
menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera
diberikan tanpa perlu menunggu haid
B. Pil Progestin (Mini Pil)
1. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak
diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.
2. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan.
Bila menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan
melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
3. Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan
setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil.
4. Minum pil setiap hari pada saat yang sama
5. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan
dan tidak haid, mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila
menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi
tambahan. Mini pil dapat diberikan segera pasca keguguran.
6. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah
mendapat haid, mini pil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus
haid.
7. Bila lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang terlupa dan
gunakan metode pelindung sampai akhir pelindung. Bila
terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu ingat.
8. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal
lain dan ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat
segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan
dengan benar atau Ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak
perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi
suntikan, mini pil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya.
Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non
hormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan mini
pil, mini pil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak
memerlukan metode kontrasepsi lain
11. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR
(termasuk AKDR yang mengandung hormon), mini pil dapat
diberikan pada hari 1-5 siklus haid.
2.8 Kontra Indikasi Pil KB
A. Pil Kombinasi
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil kombinasi
yaitu:
1. Hamil atau dicurigai hamil
Penggunaan pil kombinasi dalam jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan peubahan siklus hormon alamiah dalam
tubuh. Sehingga apabila ibu hamil mengkonsumsi pil
kombinasi ini dapat menyebabkan abortus karena perubahan
siklus hormonal alamiah dalam tubuh mengakibatkan rahim
tidak dapat menahan janin.
2. Menyusui eksklusif, pil kombinasi menghalangi produksi ASI
Kandungan estrogen dalam pil kombinasi dapat menekan
produksi ASI, sehingga dapat mengurangi jumlah air susu dan
kandung zat lemak dan protein dalam ASI.
3. Perdarahan pervaginaan yang belum diketahui penyebabnya
4. Penyakit hati akut (hepatitis)
Progesteron menyebabkan aliran empedu menjadi lambat,
dan bila berlangsung lama saluran empedu tersumbat
sehingga cairan empedu dalam darah meningkat. Hal ini
menyebabkan warna kuning. Estrogen mudah diserap hati.
Estrogen dapat mengganggu ekskresi bilirubin sehingga
memperberat fungsi hati.
5. Perokok dengan usia >35 tahun
Nikotin dalam rookok menyebabkan vasokontriksi
pembuluh farah sehingga oksigen ke jantung berkurang. Hal
ini dapat mempeberat kerja jantung karena kebutuhan oksigen
semakin bertambah. Pembuluh darah di endometrium pun
mengalami atrofi, sehingga peluruhan endometrium semakin
bertambah banyak.
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah >
180/110 mmHg
Estrogen dalam pil kombinasi dapat menyebabkan
trombosis darah sehingga dapat serangan jantng, jika
pembekuan darah ini terjadi di otak maka akan mengalami
stroke.
Dalam pil KB mengandung hormon estrogen dan
progesteron yang diminum secara terus menerus maka akan
terjadi peningkatan hormon sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah.
7. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing
manis > 20 tahun
Karena didalam pil KB terdapat progesteron dan estrogen.
Progesteron berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat
antara lain menurunkan jumlah dan afinitas reseptor insulin
terhadap glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas,
sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula
darah. Estrogen antara lain akan meningkatkan aktivitas
pembekuan darah, sehingga akan memudahkan trombosis
(pembekuan) di pembuluh darah, dengan akibat lanjut
menyebabkan sumbatan dan gangguan pada aliran darah.
Makin besar dosis estrogen yang diberikan, makin besar pula
efeknya
8. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
Kontrasepsi hormonal yang dipakai dalam jangka panjang
bisa merangsang kembali terjadinya pertumbuhan sel-sel
tumor dan kanker payudara.
9. Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
Obat-obat khusus yang dikonsumsi oleh penderita
migrain, epilepsi dan lain-lain jika dikonsumsi bersama pil
kombinasi maka dapat menurunkan efektivitas dari pil
kombinasi.
10. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
B. Pil Progestin (Mini Pil)
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin (mini
pil) yaitu:
1. Hamil atau diduga hamil
Wanita secara alami memproduksi estrogen dan
progesterone, jika wanita mengkonsumsi kontrasepsi pil mini
(progestin) mengakibatkn ketidakseimbangan hormone dalam
tubuh. Sehingga dapat menimbulkan efek pusing pada ibu
hamil.
2. Pada kehamilan dini dapat menyebabkan maskulinisasi dari
janin perempuuan, meskipun mini pil tidak menyebabkan
cacat bawaan atau abortus yang mengancam (kecuali pada
progestin dosis tinggi)
3. Perdarahan vagina yang belum jelas penyebabnya.
Pada wanita yang mengalami perdarahan yang belum
jelas penyebabnya disarankan untuk memeriksakan ke
fasilitas kesehatan untuk mencari penyebab perdarahan
tersebut, dan ibu di sarankan menggunakan alat kontrasepsi
lain (non hormonal) agar tidak terjadi kontraindikasi yang
mengancam.
4. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
Penggunaan kontrasepsi mini pili ini, akan merubah pola
mentruasi pada bulan 2 dan 3. Perubahan ini tidak
menggangu kesehatan dan bersifat sementara.
5. Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk
epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
Pada wanita yang mengalami TB atau epilepsi disarankan
tidak menggunakan mini pil, karena akan menurunkan
efektifitas kontrasepsi mini pil. Sebaliknya ibu dapat
disarankan menggunakan alat kontrasepsi lain (non-
hormonal).
6. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Penggunaan kontrasepsi hormonal atau pil mini
(progestin) dapat memperberat nyeri tekan payudara.
7. Sering lupa menggunakan pil
Kontrasepsi mini pil ini wajib dikonsumsi setiap hari, jika
ibu lupa mengkonsumsi maka dapat menurunkan efektifitas
mini pit tersebut, dan dapat terjadinya kehamilan.
8. Mioma uteri
Pada pemberian kontrasepsi hormonal dengan dosis
estrogen dan progesterone yang rendah tidak terjadi
pembesaran miom yang bermakna, tetapi jika di konsumsi
dalam jangka panjang dapat terjadi peningkatan hormone
progesterone atau ketidak seimbangan hormone dalam tubuh.
Oleh karena itu pada wanita dengan mioma uteri lebih
dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi non-hormonal.
9. Progestin memicu pertumbuhan mioma uteri
Selama kehamilan biasanya terjadi penebalan miomauteri.
Penebalan ini terjadi akibat pengatuh estrogen dan
progesterone, yang kadarnya memang sangat tinggi dalam
kehamilan. Namun bila pada uterus terdapat mioma, maka
pemberian kontrasepsi hormonal kombinasi maupun
sekuensial akan memicu pertumbuhan mioma, karena mioma
banyak mengandung reseptor estrogen dan progesterone.
10. Riwayat stroke
11. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah
berhubungan intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan
memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila
diinginkan. Ada berbagai macam jenis alat kontrasepsi salah satunya
oral kontrasepsi atau pil.
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke
dalam tubuh seorang wanita dengan cara diminum (pil) berisi hormon
estrogen dan atau progesteron.
Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil kombinasi dan pil progestin
atau mini pil. Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari
dua hormon sintetis, yaitu semua pil mengandung hormon estrogen
dan progesteron. Sedangkan pil progestin (mini pil) merupakan pil
kontrasepsi yang mengandung hormon progestin saja.
Dalam mengonsumsi pil KB, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu keuntungan dari pil KB, kerugian pil KB, efek
samping yang ditimbulkan pil KB, yang tidak boleh menggunakan pil
KB (kontra indikasi), serta cara dan waktu penggunaan pil KB.

3.2 Saran
Sebaiknya para petugas kesehatan terutama apoteker harus
mampu memberikan swam medikasi kepada pasien mengenai
pemakaian obat-obatan khusus seperti pil KB agar pasien tidak salah
dalam menggunakan obat.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan. PT Bina Pustaka:


Jakarta.

Saifuddin, Abdul Bari. 2005. Buku Panduan Praktis Pelayanan ontrasepsi.


PT Bina Pustaka: Jakarta.

Wijono, Wibisono. 2001. Panduan Baku Klinis Program Pelayanan


Keluarga Berencana. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat
Kesehatan Keluarga.

Anda mungkin juga menyukai