PROPOSAL KOMPREHENSIF
Disusun Oleh :
KENNY OKTAVIANI
113160078
PROPOSAL KOMPREHENSIF
Disusun Oleh :
KENNY OKTAVIANI
113160078
Pembimbing
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal
komprehensif yang berjudul “Peranan Data Penilaian Formasi untuk
Menentukan Parameter Perforasi terhadap WOC Guna Mengantisipasi
Problem Water Coning dan Identifikasinya”
Proposal ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai latar belakang,
tujuan, dan materi yang akan dibahas di dalam penyusunan komprehensif di Jurusan
Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Wibowo.,MT. dan semua
pihak yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material,
sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Saya yakin bila di dalam penulisan proposal ini masih terdapat banyak
kekurangannya, sehingga kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti
bagi penulis.
Akhirnya, semoga proposal komprehensif ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan semua pihak yang memerlukan.
Penulis
I. JUDUL
“PERANAN DATA PENILAIAN FORMASI UNTUK
MENENTUKAN PARAMETER PERFORASI TERHADAP WOC GUNA
MENGANTISIPASI PROBLEM WATER CONING DAN
IDENTIFIKASINYA”
IV. METODOLOGI
4.1. Analisa Coring
Dengan analisa coring ini dapat mengetahui besarnya permeabilitas vertikal
dan horizontal dari batuan reservoir dengan menggunakan special core analysis
yang akan berpengaruh terhadap terjadinya water coning.
4.2. Analisa Logging
4.2.1. Analisa Formasi Produktif
Dengan menganalisa formasi produktif ini dapat menentukan daerah yang
akan diperforasi dengan cara melakukan logging yaitu dengan menggunakan
resistivity log dan porosity log.
4.2.2. Analisa Ketebalan Formasi
Untuk analisa ketebalan formasi dapat menggunakan Gamma Ray Log dan
Density Log. Setelah mengetahui ketebalannya dapat menentukan interval
perforasi dengan jarak yang jauh dari batas kontak minyak-air (WOC), dimana jika
jarak antara interval perforasi semakin jauh dari WOC, maka terbentuknya water
coning akan dapat dihambat.
Keterangan :
Hp = Panjangan interval perforasi, ft
H = Ketebalan lapisan minyak, ft
5. Mencari selisih densitas, yaitu :
Δρw = ρw – ρo
6. Menghitung harga ᴪ fungsi (rDE, fb, hcw/h)
ψ = EXP ((C+D EXP (-fb)) +((E + F (fb)0,5 ln (hcw/h)))
Keterangan :
C = −0.31253676 − 0.32957799 ln (rDE )
D = −1.17760395 + 0.19623644 ln (rDE )
E =1.409514123 + 0.00293411 (rDE)0,5 ln (rDE )
F =−0.50297452 + 0.826966176 ( ln rDE/rDE)
7. Mencari harga laju produksi kritis minyak menurut metode cherici :
2 wo K ho
Qow = 0,003073 h rDe ,, w ..........................(4-)
Bo o
8. Ulangi perhitungan dari langkah 2 untuk berbagai harga interval perforasi
sehingga didapatkan laju produksi kritis (qkritis) yang optimum.
4.5. Analisa Sensitifitas tejadinya Water Coning dan Eksesif Water Coning
4.5.1. Metode Sobocinsky dan Cornelius
Metode Sobocinski adalah suatu metode yang memperkirakan waktu
perkembangan cone dari kondisi WOC yang statis menuju puncak perforasi sumur.
Dalam memperkirakan kelakuan cone prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama dalam penggunaan metode sobocinski ini adalah mencari nilai
dimensionless cone height yang disimbolkan dengan Z
0,00307(w o )Kh hh c
Z=
o Bo qo
3. Setelah nilai tD tadi didapat, selanjutnya mencari nilai tBT atau Breakthrough
Time dengan rumus sebagai berikut:
dari breakthrough time ini dapat diketahui sensitivitas coning yang terjadi apakah
cepat atau lambat.
Keterangan :
ꬾ = Porositas , fraksi
𝑘𝑤⁄
𝜇𝑤
M = Perbandingan mobilitas minyak-air =
𝑘𝑜⁄
𝜇𝑜
Gambar 4.2.
Water Coning and Channeling WOR
(Chan,1996)
Gambar 4.2 menunjukkan perbedaan yang jelas antara water coning dan
channeling menggunakan data PVT & saturasi, distribusi permeabilitas dan
porositas, dan kondisi awal reservoir yang sama.
Dilihat dari Gambar 4.2, terdapat 3 periode waktu yang terbagi dari
perubahan WOR yang terjadi. Pada periode awal, grafik cenderung datar
menunjukkan data produksi mula-mula. Nilai awal dari WOR bergantung pada
saturasi air mula-mula dan distribusi pada setiap layer dari fungsi permeabilitas
relatif. Lama dari periode ini bergantung pada mekanisme pendorong yang dimiliki
oleh reservoir tersebut.
Pada periode kedua, WOR naik seiring berjalannya waktu. Untuk masalah
coning, harga WOR naik relatif lambat dan relatif konstan pada akhir periode ini.
Pada periode ini, coning tidak hanya terbentuk naik secara vertikal namun juga
mengembang secara radial. Saturasi minyak pada zona coning tersebut berkurang
hingga mencapai saturasi minyak residual. Pada masalah channeling, WOR naik
realtif cepat. Pada akhir dari periode ini, naik perlahan-lahan memasuki periode
transisi. Periode transisi bisa terjadi sangat cepat bergantung pada heterogenitas dari
layer tersebut.
Pada periode ketiga dan untuk masalah coning, terjadilah aliran
pseudosteady-state dari cone tersebut. Sumur banyak memproduksikan air aquifer.
WOR naik sangat cepat menyusul WOR dari problem channeling. Pada problem
channeling, WOR naik secara konstan setelah melewati periode transisi.
Studi lanjut dilakukan dan menunjukkan bahwa turunan waktu dari WOR
dapat digunakan untuk menbedakan antara coning dan channeling. Gambar 4.3. dan
Gambar 4.4. menunjukkan WOR dan WOR’ derrivatives dari channeling dan
coning. Pada grafik WOR’ (turunan waktu dari WOR) menunjukkan penurunan
grafik pada sumur yang mengalami channeling dan menunjukkan kenaikan grafik
pada sumur yang mengalami coning.
Gambar 4.3.
WOR dan WOR’ dari Multilayer Channeling
Gambar 4.4.
WOR dan WOR’ dari Bottomwater Coning
V. TIME SHEET