Anda di halaman 1dari 13

PERANAN DATA PENILAIAN FORMASI UNTUK MENENTUKAN

PARAMETER PERFORASI TERHADAP WOC GUNA


MENGANTISIPASI PROBLEM WATER CONING DAN
IDENTIFIKASINYA

PROPOSAL KOMPREHENSIF

Disusun Oleh :
KENNY OKTAVIANI
113160078

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
PERANAN DATA PENILAIAN FORMASI UNTUK MENENTUKAN
PARAMETER PERFORASI TERHADAP WOC GUNA
MENGANTISIPASI PROBLEM WATER CONING DAN
IDENTIFIKASINYA

PROPOSAL KOMPREHENSIF

Disusun Oleh :
KENNY OKTAVIANI
113160078

Disetujui untuk Jurusan Teknik Perminyakan


Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Yogyakarta

Pembimbing

(Ir. Wibowo., MT.)


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal
komprehensif yang berjudul “Peranan Data Penilaian Formasi untuk
Menentukan Parameter Perforasi terhadap WOC Guna Mengantisipasi
Problem Water Coning dan Identifikasinya”
Proposal ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai latar belakang,
tujuan, dan materi yang akan dibahas di dalam penyusunan komprehensif di Jurusan
Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Wibowo.,MT. dan semua
pihak yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material,
sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Saya yakin bila di dalam penulisan proposal ini masih terdapat banyak
kekurangannya, sehingga kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti
bagi penulis.
Akhirnya, semoga proposal komprehensif ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, 26 Juni 2019

Penulis
I. JUDUL
“PERANAN DATA PENILAIAN FORMASI UNTUK
MENENTUKAN PARAMETER PERFORASI TERHADAP WOC GUNA
MENGANTISIPASI PROBLEM WATER CONING DAN
IDENTIFIKASINYA”

II. LATAR BELAKANG


Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada proses produksi sumur
minyak adalah water coning. Water coning merupakan peristiwa pergerakan air
yang terjadi secara vertikal, dimana air bergerak melewati batas air-minyak menuju
kedalam lubang perforasi (Dadang Rukmana dkk, 2011). Masalah water coning
dapat terjadi akibat laju produksi aktual melebihi laju produksi kritis yang
kemudian akan menyebabkan terjadinya water break-through. Water break-
through ialah kondisi pada saat puncak water cone tepat berada di bawah dasar
lubang perforasi. Gejala dari peristiwa water coning dapat dilihat dari gejala
permukaan yaitu terjadinya peningkatan kadar air yang signifikan, sehingga water
cutnya mengalami kenaikan.
Salah satu upaya pencegahan terhadap masalah water coning yaitu dengan
merencanakan interval perforasi yang dilakukan sebelum sumur diproduksikan.
Dengan dilakukan perencanaan interval perforasi yang optimum, maka diharapkan
masalah water coning dapat dicegah untuk kurun waktu produksi yang lebih lama.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


III.1. MAKSUD :
- Analisa data Coring baik Routine Core dan Special Core
- Analisa data Logging (Formasi Produktif dan Ketebalan Formasi)
- Analisa Laju Produksi Kritis Bebas Water Coning
- Analisa Penyebab adanya Water Coning dan identifikasinya
- Analisa Sensitifitas terjadinya Water Coning dan Eksesif Water
Coning
III.2. TUJUAN :
Untuk Antisipasi Kemungkinan terjadinya Water Coning.

IV. METODOLOGI
4.1. Analisa Coring
Dengan analisa coring ini dapat mengetahui besarnya permeabilitas vertikal
dan horizontal dari batuan reservoir dengan menggunakan special core analysis
yang akan berpengaruh terhadap terjadinya water coning.
4.2. Analisa Logging
4.2.1. Analisa Formasi Produktif
Dengan menganalisa formasi produktif ini dapat menentukan daerah yang
akan diperforasi dengan cara melakukan logging yaitu dengan menggunakan
resistivity log dan porosity log.
4.2.2. Analisa Ketebalan Formasi
Untuk analisa ketebalan formasi dapat menggunakan Gamma Ray Log dan
Density Log. Setelah mengetahui ketebalannya dapat menentukan interval
perforasi dengan jarak yang jauh dari batas kontak minyak-air (WOC), dimana jika
jarak antara interval perforasi semakin jauh dari WOC, maka terbentuknya water
coning akan dapat dihambat.

4.3. Analisa Laju Produksi Kritis Bebas Water Coning


4.3.1. Metode Cherici
Metode Cherici et al digunakan untuk menentukan posisi dan panjang
interval komplesi optimum apabila diketahui karakteristik fluida dan batuan
reservoir, sehingga dapat mencapat recovery minyak secara maksimal.
Langkah-langkah perhitungan laju alir kritis produksi sebagai berikut :
1. Persiapkan data-data penunjang yang diperlukan :
 Tebal zona minyak (h), ft
 Permeabilitas efektif minyak arah vertikal dan horizontal (kh dan kv),
md
 Jari-jari sumur dan jari-jari pengurasan (rw,re), ft
 Viskositas minyak , cp
 Densitas minyak dan air, gr/cc
 Faktor Volume Formasi minyak (Bo), bbl/SCF
2. Misalkan harga interval perforasi
3. Menghitung harga rDE
𝑟𝑒 𝑘ℎ
rde : √
ℎ 𝑘𝑣

4. Mencari farksi interval perforasi terhadap ketebalan lapisan produktif (fb),


yaitu :
Hp
fb = dan hcw = h – Hp

Keterangan :
Hp = Panjangan interval perforasi, ft
H = Ketebalan lapisan minyak, ft
5. Mencari selisih densitas, yaitu :
Δρw = ρw – ρo
6. Menghitung harga ᴪ fungsi (rDE, fb, hcw/h)
ψ = EXP ((C+D EXP (-fb)) +((E + F (fb)0,5 ln (hcw/h)))
Keterangan :
C = −0.31253676 − 0.32957799 ln (rDE )
D = −1.17760395 + 0.19623644 ln (rDE )
E =1.409514123 + 0.00293411 (rDE)0,5 ln (rDE )
F =−0.50297452 + 0.826966176 ( ln rDE/rDE)
7. Mencari harga laju produksi kritis minyak menurut metode cherici :
 2 wo K ho 

Qow = 0,003073 h  rDe ,,  w ..........................(4-)
 Bo o 
8. Ulangi perhitungan dari langkah 2 untuk berbagai harga interval perforasi
sehingga didapatkan laju produksi kritis (qkritis) yang optimum.

4.4. Penyebab Terjadinya Water Coning


Menurut Kermit Brown K.E pada keadaan awal ketika sumur diproduksikan
dengan laju produksi konstan, gradien tekanan awal di daerah pengurasan konstan
dan gradien tekanan alir lebih kecil dibandingkan gaya gravitasi, maka cone di
dalam reservoar akan selalu stabil. Ketika gradien tekanan alir menjadi lebih besar
dan melebihi gaya gravitasi fluidanya, maka air cone yang tidak stabil dan terus
naik menuju lubang sumur. Cone yang tidak stabil ini akan terjadi akibat adanya
ketidak-setimbangan antara gravitasi dengan tekanan alir fluida yang disebabkan
oleh perbedaan berat jenis fluida.
Kecepatan masuknya air kedalam lubang sumur dipengaruhi oleh :
 Perbedaan tekanan aliran di lubang sumur (Pwf) dengan tekanan statis (Ps)
pada batas air minyak
 Luasnya aquifer
 Macam reservoar minyak yang memungkinkan masuknya air ke dalam
lubang sumur
 Permeabilitas reservoar dan permeabilitas aquifer
 Penyebab daya dorong tersebut edge water atau bottom water

4.5. Analisa Sensitifitas tejadinya Water Coning dan Eksesif Water Coning
4.5.1. Metode Sobocinsky dan Cornelius
Metode Sobocinski adalah suatu metode yang memperkirakan waktu
perkembangan cone dari kondisi WOC yang statis menuju puncak perforasi sumur.
Dalam memperkirakan kelakuan cone prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama dalam penggunaan metode sobocinski ini adalah mencari nilai
dimensionless cone height yang disimbolkan dengan Z

0,00307(w  o )Kh hh c
Z=
o Bo qo

2. Kemudian menentukan harga waktu tak berdimensi (td) dengan persamaan :


(𝑍)(16+7𝑍−3𝑍2)
(td)bt = (4)(7−2𝑍)
Gambar 4-1. Kurva breakthrough sensitivitas coning (Z vs tD)
(Sumber: Artificial Lift Methods vol. 4. Kermit Brown)

3. Setelah nilai tD tadi didapat, selanjutnya mencari nilai tBT atau Breakthrough
Time dengan rumus sebagai berikut:

tBT = ohFk (tD)


0,00137(w  o )(Kh )(1 m )

dari breakthrough time ini dapat diketahui sensitivitas coning yang terjadi apakah
cepat atau lambat.
Keterangan :
ꬾ = Porositas , fraksi
𝑘𝑤⁄
𝜇𝑤
M = Perbandingan mobilitas minyak-air =
𝑘𝑜⁄
𝜇𝑜

𝛼 = 0,5 untuk M<1


= 0,6 untuk 1 < M < 1
Fk = Permeabilitas ratio = 𝑘ℎ
𝑘𝑣

𝜌𝑤𝑜 = Selisih antara densitas air dengan densitas minyak, gr/cc

4.5.2. Metode Chans


Metode ini menghubungkan plot log-log Water Oil Ratio atau dapat disebut
WOR dan Water Oil Ratio Derivative atau dapat disebut WOR’ dengan waktu. Dari
hubungan tersebut didapat perbedaan karakteristik trend untuk mekanisme yang
berbeda. Masalah produksi air yang biasanya terjadi pada reservoir yaitu Water
Channeling dan Coning. (Chan, 1996)

Gambar 4.2.
Water Coning and Channeling WOR
(Chan,1996)
Gambar 4.2 menunjukkan perbedaan yang jelas antara water coning dan
channeling menggunakan data PVT & saturasi, distribusi permeabilitas dan
porositas, dan kondisi awal reservoir yang sama.
Dilihat dari Gambar 4.2, terdapat 3 periode waktu yang terbagi dari
perubahan WOR yang terjadi. Pada periode awal, grafik cenderung datar
menunjukkan data produksi mula-mula. Nilai awal dari WOR bergantung pada
saturasi air mula-mula dan distribusi pada setiap layer dari fungsi permeabilitas
relatif. Lama dari periode ini bergantung pada mekanisme pendorong yang dimiliki
oleh reservoir tersebut.
Pada periode kedua, WOR naik seiring berjalannya waktu. Untuk masalah
coning, harga WOR naik relatif lambat dan relatif konstan pada akhir periode ini.
Pada periode ini, coning tidak hanya terbentuk naik secara vertikal namun juga
mengembang secara radial. Saturasi minyak pada zona coning tersebut berkurang
hingga mencapai saturasi minyak residual. Pada masalah channeling, WOR naik
realtif cepat. Pada akhir dari periode ini, naik perlahan-lahan memasuki periode
transisi. Periode transisi bisa terjadi sangat cepat bergantung pada heterogenitas dari
layer tersebut.
Pada periode ketiga dan untuk masalah coning, terjadilah aliran
pseudosteady-state dari cone tersebut. Sumur banyak memproduksikan air aquifer.
WOR naik sangat cepat menyusul WOR dari problem channeling. Pada problem
channeling, WOR naik secara konstan setelah melewati periode transisi.
Studi lanjut dilakukan dan menunjukkan bahwa turunan waktu dari WOR
dapat digunakan untuk menbedakan antara coning dan channeling. Gambar 4.3. dan
Gambar 4.4. menunjukkan WOR dan WOR’ derrivatives dari channeling dan
coning. Pada grafik WOR’ (turunan waktu dari WOR) menunjukkan penurunan
grafik pada sumur yang mengalami channeling dan menunjukkan kenaikan grafik
pada sumur yang mengalami coning.

Gambar 4.3.
WOR dan WOR’ dari Multilayer Channeling

Gambar 4.4.
WOR dan WOR’ dari Bottomwater Coning
V. TIME SHEET

VI. LIST DATA YANG DIGUNAKAN


No. Parameter Simbol Satuan Sumber Data
1 Porositas Φ % Coring, Logging
Coring, Uji
2 Permeabilitas k Darcy
Tekanan
3 Saturasi Sw,So,Sg fraksi Coring, Logging
4 Tekanan Kapiler Pc Coring
5 Resistivitas Air Rw ohm-m Logging
Resistivitas
6 Rt ohm-m Logging
Sebenarnya
Resistivitas batuan Ohm-
7 Rxo Logging
pada flushed zone m
8 Diameter Invasi di Ft Logging
9 Vshale Vshale ft Logging
10 Densitas ρ gr/cc Logging
11 GOC ft Logging
12 WOC ft Logging
13 Laju Alir Q bbl/day Uji Produksi
Tekanan Dasar
14 Pwf psi Uji Produksi
Sumur
Tekanan Statik
15 Ps psi Uji Produksi
Sumur
16 Tekanan Reservoir Pr psi Uji Produksi
17 Viskositas Minyak μo cp PVT Test
VII. DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Tarek, “Reservoir Engineering Handbook”, Gulf Publishing
Company, Houston, Texas, 2000.
Ahmed, Tarek, Paul D. McKinney, “Advanced Reservoir Engineering”, Gulf
Publishing Company, USA, 2005.
Allen, T.O. and Robert, A.P., “Production Operations, Well Completion,
Workover and Stimulation., Volume I & II, Second Edition, Oil and Gas
Consultant International, Inc., Tulsa 1982.
Amyx, J.W., Bass D.M, Whiting, R.L., “Petroleum Reservoir Engineering”,
McGraw Hill Book Company, New York, 1960.
B.Moradi, and B.Roozbehani., “ Modeling of Water Coning Phenomena in a
Fractured Reservoir and Design a Simulator”, Society of Petroleum
Engineers, Inc.
Boggs, Sam, J. R., 1995, Principles of Sedimentology and Stratigraphy,
University of Oregon, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey
Brown, K.E., “The Technology of Artificial Lift Method”, Volume 1 & 2,
Petroleum Publishing Co, Tulsa, Oklohama, 1960.
Calhaun J. C., “Fundamental of Reservoir Engineering”, University of
Oklahoma Press, Norman Publishing Division of The University, 1982.
Chan, K.S., (1995), “Water Control Diagnostic Plot”, Society of Petroleum
Engineers, Inc.
Craft, B.C., and Hawkins, M.F., “Applied Petroleum Reservoir Engineering”,
Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, Tulsa, 1975.
Kennet, J.P. 1982. Marine Geology. Printice-Hall, Inc. Englewood Cliffs.
New Jersey
Komar, P.D. 1976. Beach Processes and Sedimentation. Printice Hall. New
Jersey
Kuo, M.C.T., and C.L. DesBrisay, Occidental E&P Co., “ A Simplified
Method for Water Coning Predictions”, Society of Petroleum Engineers,
Inc
Nichols, Gary, 1999, Sedimentology and Stratigraphy, Blackwell Publishing,
Kanada.
Rukmana, Dadang. “Bahan Acuan Studi Reservoar, Simulasi dan Decline
Analysis“, BP Migas, 2008.
Selley, R.C. 1988. Applied Sedimentology. Academic Press. San Diego

Anda mungkin juga menyukai