Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAHAT

Nama Mahasiswa: Merti Septiani, Am.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 2


BAB I ........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
I.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 3
I.2 Tujuan ................................................................................................................................................. 4
1.3 Manfaat .............................................................................................................................................. 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
GAMBARAN SIMRS RUMAH SAKIT ..................................................................................................... 5
4. Rekam medik ............................................................................................................................... 9
BAB III ...................................................................................................................................................... 13
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 13
BAB IV ...................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................................. 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada semua aspek kehidupan
khususnya dalam bidang kesehatan. Sistem manajemen informasi kesehatan sangat
diperlukan untuk pencatatan dan pelaporan data pasien sehingga memudahkan memperoleh
informasi terkait data pasien secara keseluruhan, mengefisiensikan waktu pelayanan, dan
peningkatan kualitas pelayanan (Clarke et al., 2015).

Informasi data pasien dapat dilihat melalui sistem pencatatan data pasien baik secara
konvensional maupun menggunakan alat elektronik. Pentingnya penguasaan teknologi
informasi bagi perawat sangat membantu dalam mendukung penggunaan sistem manajemen
informasi di bidang kesehatan yang diimplementasikan dalam bentuk sistem pencatatan
medis menggunakan elektronik (Putri, 2015).

American Hospital Association (AHA) pada tahun 2009 menemukan hanya 1,5% rumah
sakit yang menggunakan sistem electronic health record (EHR). Penggunaan EHR secara
spesifik hanya 24 dari semua unit pelayanan kesehatan. Terdapat 7,6 % rumah sakit yang
menggunakannya hanya dalam satu unit pelayanan (Fund, 2012) Jika dibandingkan dengan
di negara berkembang termasuk Indonesia, berdasarkan data informasi kesehatan Profil
Kesehatan Indonesia 2016, tercatat 2.601 rumah sakit dan hanya ada beberapa rumah sakit
yang menggunakan pelayanan kesehatan terintegrasi atau yang dikenal record medical
electronic (RME) (Kemenkes, 2017).

Pencatatan yang dilakukan oleh perawat rumah sakit di Indonesia masih banyak yang
menggunakan sistem konvensional atau pencatatan manual. Pencatatan data pasien secara
konvensial menyulitkan tenaga kesehatan untuk berkoordinasi mengenai kebutuhan
pelayanan pasien serta kesulitan dalam mengakses data pencatatan pasien di daerah yang
berbeda dengan tempat pasien dirawat sebelumnya. Sistem manajemen pencatatan data
pasien yang baik akan membantu dalam pengambilan keputusan terkait pelayanan
keperawatan yang akan diberikan dan digunakan dalam evaluasi pelayanan rumah sakit
(Kahouei, Zadeh, & Roghani, 2015).

3
Di Indonesia, pengembangan RME belum diatur secara khusus, tetapi adanya UU ITE
Tahun 2008 dan Permenkes 269 Tahun 2008 mengenai keabsahan RME sebagai bukti
hukum sehingga memberikan harapan bagi perkembangan RME di Indonesia (Pratama &
Darnoto, 2017). Di Inggris, penggunaan sistem SIMRS mulai dimaksimalkan karena adanya
tekanan national health service (NHS) untuk dimanfaatkan secara maksimal karena NHS
telah mengeluarkan anggaran yang besar dan salah satu visi NHS yaitu mengurangi
penggunaan kertas di tahun 2018. Penggunaan sistem SIMRS mendapatkan dukungan
politik dan pendanaan dari NHS dan department of health (DoH) karena mereka percaya
penggunaan SIMRS akan meningkatkan pelayanan kesehatan (Clarke et al., 2015).

Pemanfaatan teknologi informasi menggunakan sistem yang baik merupakan solusi paling
tepat dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, koordinasi, efisiensi, responsibilitas,
pengawasan serta penyediaan informasi secara cepat, tepat dan akurat. Kebutuhan Sistem
Informasi pada Rumah Sakit bahkan telah ditetapkan sebagai suatu kewajiban, seperti
yang tertuang pada UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, pasal 52 ayat 1: “Setiap
Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”.
Pada umumnya SIMRS dirancang dengan arsitektur yang difungsikan untuk pengaksesan
data dan transaksi dengan kapasitas besar.

RSUD Lahat sebagai Rumah Sakit yang terakreditasi paripurna dan rujukan pertama di
Kabupaten Lahat memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang telah
digunakan sejak tahun 2012. Namun dalam implementasinya sering kali masih banyak
ditemui berbagia kendala di lapangan, hal ini tentunya dapat menjadi suatu bahasan untuk
dapat menganalisis lebih jauh bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan SIMRS
di RSUD Lahat melalui makalah yang kami buat ini.

I.2 Tujuan

Menganalisis kelebihan dan kekurangan SIMRS yang digunakan di RSUD Lahat

1.3 Manfaat

Mengetahui kelebihan dan kekurangan SIMRS yang digunakan rumah sakit

4
BAB II

GAMBARAN SIMRS RUMAH SAKIT

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Terintegrasi merupakan suatu paket
sistem aplikasi yang terintegrasi, yang dihubungkan secara on-line pada semua fungsi
pelayanan rumah sakit mulai dari transaksi manajemen antrian, pendaftaran, pelayanan
perawatan, pelayanan penunjang, manajemen operasi / bedah sentral, rekam medis, kasir
/ mobilisasi dana, pelayanan piutang, akuntansi dan keuangan, kepegawaian.

Modul aplikasi SIMRS terintegrasi meliputi dan tidak terbatas pada modul- modul
berikut ini :

1. Front office
a. Antrian registrasi
b. Modul appointment
c. Registrasi
d. Pelayanan informasi
e. Panel informasi publik

2. Pelayanan perawatan
a. Antrian layanan
b. Pelayanan ugd
c. Pelayanan poliklinik / rawat jalan
d. Pelayanan / tindakan rawat inap
e. Manajemen operasi / ibs
f. Rawat (icu, iccu, nicu)
g. Pelayanan perawatan lainnya

3. Pelayanan penunjang
a. Pelayanan transfusi darah
b. laboratorium
c. Radiologi
d. Hemodialisa
e. Rehab Medik

5
4. Rekam medik
a. Distribusi rekam medis
b. Catatan medis
c. Pelaporan rekam medis
d. Koding

5. Logistik
a. Perencanaan pengadaan
b. Pembelian / order management
c. Mutasi inventory (distribusi, pemakaian, penyesuaian)
d. Laporan logistik (manajemen material)

6. Apotik / farmasi
a. Pengelolaan resep elektronik
b. Penjualan & penyerahan obat
c. Mutasi inventory (distribusi, pemakaian, penyesuaian)
d. Laporan farmasi

7. Akuntansi dan keuangan


a. Kasir / mobilisasi dana
b. Pelayanan piutang (asuransi
dan jaminan kesehatan)
c. Mapping tarif pelayanan
d. Inventarisasi asset
e. Akutansi BLU
f. Keuangan BLU

8. SDM dan Umum


a. Biodata kepegawaian
b. Layanan kepegawaian (absensi, agenda, cuti, dll)
c. Pengelolaan angka indeks
d. Pendidikan dan pelatihan
e. Rumah tangga (general affairs)

9
9. System support & utility
a. Data administrator
b. Setting data master
c. Hak akses & password
d. Back up dan restore data

10. Portal terintegrasi rumah sakit


a. Portal publik
b. Portal internal

Arsitektur Informasi SIMRS yang akan digambarkan adalah jenis arsitektur Client – Server.
Dimana para petugas dari masing seluruh unit kerja di rumah sakit (pada bagian front office
maupun back office) akan bertindak sebagai Client dan akan meminta kepada server untuk
mengirimkan modul – modul yang di butuhkan. Dengan demikian sistem yang ada adlah Multi
User – Multi Tasking. Sistem dapat dioperasikan oleh pengguna (user) secara bersama-sama
(concurrent) tanpa menimbulkan interupsi sehingga proses data lebih cepat dan efektif. Modul-
modul dibuat dengan fleksibilitas yang tinggi sehingga memudahkan implementasi,
pemeliharaan dan penambahan modul baru.

Contoh : Gambaran Arsitektur Informasi SIMRS (sumber : QSL Medical System)

10
Arsitektur Client – Server untuk SIMRS dirancang dengan arsitektur yang difungsikan untuk
pengaksesan data dan transaksi dengan kapasitas besar. Strategi secara umum sistem informasi
Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri,
terutama untuk informasi riwayat kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien),
informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat
kesehatan, penelitian serta bank data. Hal yang terpenting dalam suatu SIMRS adalah dapat
mengakomodasi suatu proses bisnis pada masing masing rumah sakit, paling tidak mempunyai
aplikasi yang mencakup proses bisnis pada pelayanan utama (front office) dan pelayanan
administratif (backoffice).

Pelayanan Utama (Front Office)

Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi secara
umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran,
proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang (seperti pada gambar 1). Data yang dimasukan
pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan pulang. Selama proses perawatan,
pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit seperti
farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive, dan lainnya. Unit tersebut mendapat
order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya).
Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order
berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order communation
system.

Gambar 1 : Contoh Pelayanan Utama (Front Office) dari pasien datang sampai pulang

11
Pelayanan Administratif (Back-Office)

Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang,
mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis
pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat
proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan
stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang,
kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada
front office, digambarkan berikut ini.

Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data terstruktur, yang dapat
dikelola dengan relational database management system, selain itu terdapat proses bisnis
yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email,
manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya.
(Permenkes No. 82)

12
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan dari sistem SIMRS yaitu penggunaan sistem SIMRS lebih fleksibel sehingga
dapat diakses oleh tenaga kesehatan dan organisasi kesehatan terkait. Selain itu, sistem
SIMRS dapat membantu petugas kesehatan untuk melakukan tugas rutin secara lebih efektif
seperti membantu kepala ruangan dan supervisor dalam menjalankan fungsi managerial;
planning, organizing, monitoring, dan budgeting, memudahkan kepala ruangan dan
supervisor dalam mengakses data pasien, pelaksanaan tugas kepala ruangan dan supervisor
lebih efektif dan efisien, dan meminimalisir penggunaan tempat penyimpanan berkas rekam
medis pasien (Kahouei et al., 2015).

Sistem informasi rumah sakit dapat menyimpan data pasien dalam jumlah yang banyak
dengan sistem data base agar memudahkan untuk mengakses kembali data yang dibutuhkan
(Clarke et al., 2015). Hal ini didukung oleh penelitian yang lain yang mengatakan bahwa
SIMRS memungkinkan professional kesehatan untuk berlatih dan bertukar catatan klinis
pasien karena catatan pasien tersedia dalam penyediaan data tunggal atau database secara
keseluruhan (Wang et al., 2015).

SIMRS sangat membantu perawat dalam efisiensi dan kapabilitas dalam melakukan
manajemen pelayan pasien sehingga perawat dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja
yang dilakukan. Penggunaan SIMRS oleh perawat akan meningkatkan kualitas dan efisiensi
pelayanan kesehatan dalam menciptakan, mengakses, memodifikasi dan menggunakan
dokumen elektronik sehinga ada pergeseran dari grafik berbasis kertas ke sistem berbasis
elektronik (Wang et al., 2015). Clarke et al., (2015) mengatakan bahwa dengan adanya
sistem SIMRS akan mengurangi penggunaan kertas dan tempat penyimpanan data. SIMRS
membantu dalam menyediakan informasi kesehatan karena melalui SIMRS kompleksitas
data dan kualitas informasi yang diperoleh sangat bermanfaat bagi perawat, kepala perawat
dan supervisor (Kahouei et al., 2015). Selain itu, penggunaan SIMRS yang tepat dapat
meningkatkan efisiensi pengambilan data, ketepatan input data, konsistensi serta
kelengkapan dokumentasi (Bowman, 2013).

Kekurangan dalam penerapan SIMRS dikaitkan dengan adanya sumber daya manusia

13
(SDM) yang belum paham penggunaan komputer sehingga SDM merasa bahwa penggunaan
SIMRS menghambat pekerjaannya, kurangnya dukungan dari manager tertinggi, tidak dapat
diterapkan sendiri harus dikombinasikan dengan sistem informasi elektronik lainnya,
SIMRS belum diterapkan ditingkat operasional, dan membutuhkan banyak biaya sehingga
tidak bisa diterapkan di negara-negara berkembang dengan kondisi ekonomi yang lemah
(Kahouei et al., 2015). Kahouei et al., (2015) mengemukanan bahwa untuk melakukan tugas
manajerial yang penting, kepala perawat dan seorang supervisor memerlukan sistem
informasi klinis berkualitas tinggi sehingga integrasi SIMRS dengan sistem informasi
lainnya seperti manajemen information system (MIS) dan clinical decision support system
(CDSS) akan memperbaiki perencanaan dan pengorganisasian.

14
BAB IV

PENUTUP

SIMRS sangat bermanfaat bagi perawat, kepala perawat, dan supervisor karena
kompleksitas data dan kualitas informasi yang diperoleh sangat kompleks. Namun, SIMRS
masih menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan kerahasiaan data pasien.
Penggunaan SIMRS lebih efisien sehingga mudah dalam mengakses data pasien, mengontrol
kondisi pasien dan membantu dalam proses pengambilan keputusan yang cepat. Kekurangan
SIMRS ini yaitu kebutuhan sumber daya manusia yang paham teknologi dan biaya yang
dikeluarkan untuk penerapan sistem ini sangat besar. Sebaiknya, SIMRS digunakan oleh
semua rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain. Sebelum penerapan SIMRS
sebaiknya para pengambil kebijakan memperhitungkan keuntungan penggunaan SIMRS,
pemberian pelatihan kepada pada sumber daya manusia yang nantinya akan menggunakan
SIMRS untuk mencegah terjadinya human error.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bowman, S. (2013). Impact of electronic health record systems on information


integrity: Quality and safety implications. Perspectives in Health Information
Management.

Clarke, A., Adamson, J., Sheard, L., Cairns, P., Watt, I., & Wright, J. (2015).
Implementing electronic patient record systems (EPRs) into England’s acute,
mental health and community care trusts: a mixed methods study. BMC
Medical Informatics and Decision Making, 15(1), 85.
https://doi.org/10.1186/s12911-015-0204-0

Putri, R. A. K. (2015). Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan Medis


Pasien Berbasis Elektronik Di Rumah Sakit Permata Medika Semarang Tahun
2015. Kesehatan, 21(rancangan pencatatan medis berbasis elektronik), 15.

Kahouei, M., Zadeh, J. M., & Roghani, P. S. (2015). The evaluation of the
compatibility of electronic patient record (EPR) system with nurses’
management needs in a developing country. International Journal of Medical
Informatics, 84(4), 263–270. https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2014.12.006

Kemenkes. (2017). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016,
100. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/Data dan
Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016 - smaller size - web.pdf

Modul SIMRS RSUD Lahat

Putri, R. A. K. (2015). Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan Medis


Pasien Berbasis Elektronik Di Rumah Sakit Permata Medika Semarang Tahun
2015. Kesehatan, 21(rancangan pencatatan medis berbasis elektronik), 15.

Wang, J.-Y., Ho, H.-Y., Chen, J.-D., Chai, S., Tai, C.-J., & Chen, Y.-F. (2015).
Attitudes toward inter-hospital electronic patient record exchange:
discrepancies among physicians, medical record staff, and patients. BMC
Health Services Research, 15(666), 264. https://doi.org/10.1186/s12913-015-
0896-y

16

Anda mungkin juga menyukai