Anda di halaman 1dari 5

26

BAB V
PENENTUAN TITIK KABUT,TITIK BEKU
DAN TITIK TUANG

5.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah ( crude oil ).
2. Menentukan titik beku (pour point) untuk minyak mentah ( crude oil ).
3. Menentukan titik tuang untuk minyak mentah ( crude oil ).

5.2 TEORI DASAR


Perubahan keadaan suatu zat biasanya digambarkan dengan diagram fasa.
Diagram fasa adalah grafik tekanan yang diplot dengan temperatur, yang
memperlihatkan dalam keadaan bagaimana berbagai fasa itu terjadi. Untuk titik
kabut dan titik tuang tidak menyatakan kandungan material solid lainnya dalam
minyak. Sedang untuk titik beku pendinginan diteruskan sampai minyak
membeku, suhunya dapat dibaca pada thermometer. Untuk mendapatkan titik
tuang, tube kaca diangkat. Jika minyak mulai mengalir ( mencair ) dicatat sebagai
titik tuang sample.
Titik kabut adalah temperatur terendah dimana parafin atau padatan lain
mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan.
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak mentah sudah tidak dapat
bergerak lagi.
Titik tuang adalah temperatur terendah dimana dimana minyak mentah
masih dapat dituangkan ( sebelum mengalami pembekuan ) atau mengalir bila
minyak tersebut didinginkan tanpa diganggu pada kondisi yang telah ditentukan.

5.3 ALAT DAN BAHAN


1. Tube kaca sebagai tempat sample.
2. Thermometer.
3. Penutup dari gabus.
27

4. Bath sebagai tempat untuk mengkondisikan sample.


5. Sample minyak ( crude oil ).
6. Es batu sebagai pendingin.
7. Garam untuk menjaga agar es batu tidak cepat mencair.

5.4 PROSEDUR PERCOBAAN


A. Titik kabut dan titik beku
1. Mengambil sample dan memasukkan kedalam tube sampai garis batas.
2. Memasukkan es batu kedalam bath dan menambahkan garam
secukupnya untuk menjaga agar es tidak cepat mencair.
3. Memasukkan thermometer alkohol kedalam bath.
4. Mengamati temperatur dan kondisi crude oil (sample) setiap tiga menit.
5. Melaporkan pembacaan temperatur pada saat terjadinya kabut dan
kemudian melanjutkan dengan saat terjadinya pembekuan minyak
(sampel).
B. Titik tuang (pour point)
1. Setelah didapatkan titik beku melanjutkan dengan percobaan untuk
menentukan titik tuang.
2. Mengeluarkan tabung dari bath dalam kondisi minyak yang masih
membeku.
3. Mendiamkan pada suhu kamar.
4. Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh permukaan minyak
dapat dituangkan.
5. Melaporkan temperatur tersebut dalam oC dan oF sebagai titik tuang.
28

5.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

Analisa Minyak A ( Cepu) Minyak B ( Cepu )


Titik Kabut 2.5 oC / 36.5 oF 2.7 oC / 36.86 oF
Titik Beku 0.65 oC / 33.17 oF 0.75 oC / 33.35 oF
Titik Tuang 0.85 oC / 33.53 oF 0.80 oC / 33.44oF

1. Titik kabut terjadi pada temperatur, untuk :


Tabung 1 = 2.5 oC = (9/5 x 2.5) + 32 oF = 36.5 oF
Tabung 2 = 2.7 oC = (9/5 x 2.7) + 32 oF = 36.86 oF
2. Titik beku terjadi pada temperatur, untuk :
Tabung 1 = 0.65 oC = (9/5 x 0.65) + 32 oF = 33.17 oF
Tabung 2 = 0.75 oC = (9/5 x 0.75) + 32 oF = 33.35oF
3. Titik tuang terjadi pada temperatur, untuk :
Tabung 1 = 0.85 oC = (9/5 x 0.85) + 32 oF = 33.53 oF
Tabung 2 = 0.80 oC = (9/5 x 0.80) + 32 oF = 33.44 oF

5.6 PEMBAHASAN
Pada saat percobaan digunakan dua macam tabung. Tabung pertama berisi
minyak mentah atau crude oil murni dari Cirebon, sedangkan tabung yang kedua
berisi minyak mentah atau crude oil dari Cepu. Kedalam kedua tabung ini lalu
dimasukkan thermometer yang nantinya akan berfungsi untuk menentukan
temperatur pada titik kabut, titik beku, dan titik tuang.
Dari hasil percobaan yang dilakukan ternyata semakin viskos / kental suatu
minyak mentah atau crude oil maka titik bekunya akan semakin besar, demikian
dengan titik kabut dan juga titik tuangnya.
Proses pembekuan merupakan proses perubahan fisika dari suatu zat yang
terjadi karena meningkatnya gaya tarik-menarik antara molekul atau partikel
penyusun akibat turunnya kecepatan gerak molekul tersebut. Hal ini dipengaruhi
29

oleh temperatur. Semakin rendah temperatur maka gaya tarik-menarik antar


molekul cepat, demikian juga dengan sebaliknya.
Percobaan ini sangatlah penting karena dari sini kita dapat mengetahui
kelakuan dari minyak mentah sehingga kita dapat mengetahui begaimana cara
mengolah atau memproduksikan lebih lanjut minyak mentah, dan yang lebih
penting adalah kita bisa mempertimbangkan cara terbaik dalam
mentransportasikan minyak yang akan diproduksikan tersebut dan juga kita dapat
mendeterminasi jumlah relatif air pada crude oil.
Dengan percobaan ini, kita bisa menentukan jenis atau macam pipa apa yang
digunakan, baik bentuk ataupun disain, maupun jenis pipanya, dan pada saat
bagaimana minyak atau crude oil dari suatu sumur produksi bisa mengalir atau
membeku.
Penanganan minyak yang mempunyai titik beku yang tinggi akan lebih
mudah apabila dibandingkan dengan minyak yang mempunyai titik beku rendah,
sehingga minyak yang mempunyai titik beku yang rendah apabila berada dibawah
temperatur normal maka akan membeku dalam transportasi apabila kita hanya
menggunakan pipa biasa, dan hal ini tentu saja akan merugikan karena
dimungkinkan akan terjadi penyumbatan-penyumbatan dalam pipa air tersebut.
Untuk mencegah kejadian tersebut maka dilakukan penjagaan kondisi
temperatur dengan pipa yang diisolasi atau diberi heater atau pemanas agar aliran
dari flowline tetap lancar.
Perlu diketahui juga bahwa untuk melakukan percobaan ini diperlukan
ketelitian agar dalam mengetahui kondisi minyak yang dalam kondisi bagaimana
minyak tersebut mencapai titik kabut, titik beku, dan titik tuang. Dan perlu
ditambahkan disini bahwa fungsi garam dipilih disini karena memiliki titik didih
yang tinggi serta mudah didapatkan.
30

5.7 KESIMPULAN
1. Penentuan titik kabut, titik beku, dan titik tuang dari suatu minyak pada
suatu sumur produksi sangat penting yaitu untuk mengetahui kadar air,
mengetahui keadaan awal sebelum pembekuan, untuk mencegah
terjadinya penghambatan pada flowline, dan juga akan menaikkan beban
pompa sehingga akan menurunkan jumlah produksi.
2. Minyak dengan oAPI yang besar atau tinggi, akan mempunyai spesific
gravity yang rendah dan hal ini akan menyebabkan titik kabut, titik tuang,
dan titik beku yang tinggi, demikian juga dengan sebaliknya.
3. Pada prinsipnya menset pipa produksi dipermukaan adalah untuk
mempertahankan titik tuang dari crude oil dengan tujuan agar crude oil
tetap bisa mengalir dengan lancar.
4. Didapatkan temperatur dari :
Titik kabut < Titik tuang < Titik beku
5. Titik beku pada suatu jenis minyak akan ditentukan oleh komposisi
kimia serta kuantitas dan juga banyaknya padatan yang terkandung
didalamnya.
6. Semakin tinggi titik didih minyak maka akan semakin rendah titik
bekunya. Dan crude oil formasi Cirebon lebih cepat membeku daripada
crude oil formasi Cepu.
7. Dari data hasil percobaan diperoleh :
Untuk Minyak A ( Cepu ) :
- Titik Kabut = 2.5 oC = 36.5 o
F
- Titik Beku = 0.65 oC = 33.17 oF
- Titik Tuang = 0.85 oC = 33.53 oF
Untuk Minyak B ( Cirebon ) :
o
- Titik Kabut = 2.7 C = 36.86 oF
- Titik Beku = 0.75 oC = 33.53 oF
- Titik Tuang = 0.80 oC = 33.44 oF

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen14 halaman
    Bab 4
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat
  • Siklus Udara Termodinamika
    Siklus Udara Termodinamika
    Dokumen26 halaman
    Siklus Udara Termodinamika
    Nur Isniati Mulliani
    100% (1)
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen28 halaman
    Bab 5
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen8 halaman
    Bab 3
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat