Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan 2
yang dibina oleh ibu Eko Sri Sulasmi, M.S., Dra.
Disajikan Pada Hari Selasa Tanggal 04 Desember 2018
Disusun oleh : Mafazatud Diniyyah 170341615017 Offering B 2017
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI DESEMBER 2018
PARTENOGENESIS PADA MANGGIS
(Garcinia mangostana)
Peristiwa parthenogenesis merupakan proses dimana telur dapat berkembang menjadi
embrio tanpa bantuan inti jantan dan bisa menghasilkan buah tanpa berbiji. Berdasarkan asalnya dapat dibedakan menjadi Partenokarpik diploid dan partenokarpik haploid. Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropika yang pertumbuhannya paling lambat, tetapi umurnya juga paling panjang. Tanaman yang berasal dari biji umumnya membutuhkan 10 - 15 tahun untuk mulai berbuah. Tingginya mencapai 10 - 25 meter dengan ukuran kanopi sedang serta tajuk yang rindang berbentuk piramida. Diameter batang 25 - 35 cm dan kulit batang kayu biasanya berwarna cokelat gelap atau hampir hitam, kasar dan cenderung mengkelupas. Getah manggis berwarna kuning (getah kuning) atau resin ada pada semua jaringan utama tanaman. Bunganya bersifat uniseksual dioecious (berumah dua), akan tetapi hanya bunga betina yang dapat dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang sempurna (rudimenter}, yaitu tumbuh kecil kemudian mengering dan tidak dapat berfungsi. Bunga betina terdapat pada pucuk ranting muda dengan diameter 5 – 6 cm, pedikelnya pendek, tebal dan panjang 1,8 – 2 cm terletak pada dasar bunga. Bunga memiliki empat sepal dan empat petal dengan tangkai bunga pendek dan tebal berwarna merah kekuning-kuningan. Bunganya tidak tahan lama membuka pada sore hari dan petalnya segera jatuh setelah itu. Buah manggis dihasilkan secara partenogenesis (tanpa penyerbukan). Buah partenokarpi biasanya berbentuk bundar, berdaging lunak saat hampir masak, pipih pada bagian dasarnya dimana bagian bawahnya terdapat petal yang tebal dan rongga-rongga stigma, sisa rongga stigma ini tetap tinggal pada ujung buahnya. Buah berbentuk bulat atau agak pipih dan relatif kecil dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah bervariasi 75 – 150 g tergantung pada umur pohon dan daerah geografisnya. Buah manggis mengandung 2–3 biji yang berkembang sempurna. Segmen-segmen umumnya berukuran tidak sama dan biasanya 1 –2 segmen besar yang mengandung biji. Daging buah yang mudah dipisahkan dari kulit buah terdiri dari sari buah, agak asam, rasanya enak dan sedikit beraroma. Biji-biji besar berbentuk pipih berwarna ungu gelap atau cokelat tertutup oleh serat lunak yang menyebar sampai kedalam daging buah. Biji manggis merupakan biji apomik yang terbentuk dari sel-sel nuselus pada buah partenokarpi. Biji berwarna coklat dengan panjang 2 – 2,5 cm, lebar 1,5 – 2,0 cm dan tebalnya antara 0,7 – 1,2 cm. Biji diselimuti oleh aril yang berwarna putih, empuk dan mengandung sari buah dengan aril yang transfaran. Penampakan embrio tidak jelas mengenai lokasi plumula dan radikel, dari pemeriksaan menunjukkan kemungkinan adanya perluasan titik tumbuh di sepanjang biji. Berat biji bervariasi antara 0,1 – 2,2 gram dengan rata-rata 1,0 – 1,6 gram. Ada bebrapa pandangan mengenai terbentuknya buah dan biji pada manggis. Ada yang mengatakan bahwa biji dan buah mnaggis tumbuh tanpa pembuahan dari inti sel generative atau pollen terlebih dahulu tetapi ada pula yang mengatakan bahwa manggis adalah partenokarpi dengan tabung sari berkembang dalam waktu singkat pada stigma, tetapi tidak mencapai ovulum.
Gambar skema parthenogenesis pada Garcinia mangostana
Gagal meiosis 2n Embrio 2n Tanpa reduksi
Berikut perbandingan diagram perbedaan pertumbuhan fertilisasi normal pada
tumbuhan dan parthenogenesis pada Garcinia mangostana.
Manggis (Garcinia mangostana) kebanyakan banyak ditemui hanya bunga betina
daripada bunga jantan meskipun merupakan tumbuhan berumah dua karena bunga jantan pada tanaman ini bersifat rudimenter atau berkembang tak sempurna sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya untuk membuahi putik. Proses apomiksis terjadi pada tumbuhan ini yakni proses reproduksi secara aseksual yang dilakukan partenogensis. Proses parthenogenesis merupakan salah satu proses dalam apomiksis. Dalam parthenogenesis manggis ini embrio berasal dari sel telur yang tidak dibuahi. Embrio bisa berasal dari arkesporium atau bagian lain dari nuselus yang menyebabkannya tetap bersifat diploid. Tidak ditemukan meiosis pada sel induk megaspora, namun terjadi disintegrasi sel. Nucellus serta integumen Secara keseluruhan rusak atau dapat tumbuh terus menjadi suatu jaringan padat serta menjadi bagian ovulum yang padat dalam ovulum dalam ovulum yang besar dalam buah. Lebih serlng terjadi bahwa kedua jaringan tidak tumbuh terus sementara jaringan ovulum beserta integumen luar dapat tumbuh terus. Mula-mula akan mengelilingi suatu rongga yang seharusnya diisi oleh nucellus. Dengan pertumbuhan selanjutnya mikropil lebih menciut lagi sehingga akhirnya jaringan disekitarnya merapat. Pada rongga yang terjadi tampak pembelahan sel disekelilinginya dengan arah bidang pembelahan periklinal terhadap rongga sehingga menghasilkan deretan-deretan sel radial. Dalam perkembangan selanjutnya rongga yang terjadi akan turut menjadi besar seiring dengan besarnya bakal biji atau ovulum. Bagian biji yang berasal dari nucellus dengan integumen juga tumbuh memenuhi rongga yang terjadi.
Referensi Nugroho, L. H. 2010. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya