Anda di halaman 1dari 13

AIRCRAFT ELECTRIC

“ALAT DAN KOMPONEN LISTRIK DC”

DISUSUN OLEH :

BIMA AGUSTIO (18)


DAVANAUFALDI ARYLEVEN W. (20)
DAVID AGUS SAPUTRA (21)

SMK PENERBANGAN “ANGKASA”

SINGOSARI - MALANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ilmu Fisika kita kenal yang namanya rangkaian searah dimana jika berbicara
masalah rangkaian searah kita mengenal ektronika. Elektronika adalah teknik yang
menerapkan kelakuan arus listrik yang mengalir dalam suatu devais seperti pada tabung
elektron dan devais semikonduktor (dioda, transistor, op-amp, gerbang elektronik, dll)
akibat medan listrik maupun medan magnet, seperti Hall Effect sensor dan Hall Effect
switch. Dalam elektronika, suatu devais (komponen) elektronika bisa dikelompokkan
menjadi komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen
elektronik yang tidak terdapat sumber listrik (sumber arus/tegangan). Beberapa contoh
komponen pasif adalah hambatan, induktor, kapasitor, termistor, fotoresistor, saklar
(toggle, push-button, rotary), relay, moving coil konektor, dll. Sedangkan Komponen
aktif adalah komponen elektronika yang memiliki sumber listrik internal (sumber
tegangan, sumber arus). Beberapa contoh komponen aktif adalah devais semikonduktor
(misalnya dioda, transistor, UJT (uni junction transistor), FET (fieldeffect transistor), op-
amp, fototransistor, tabung elektron, dll ). Penggunaan devais elektronika sering kali
lebih unggul dibandingkan dengan devais mekanik maupun elektromekanik. Beberapa
keunggulan devais elektronik tsb diantaranya adalah pada devais elektronik tanggapan
terhadap waktu jauh lebih cepat dibandingkan dengan devais mekanik apapun. Seperti
saklar elekronik dibandingkan dengan saklar mekanik.
Devais elektronika beroperasi berdasarkan ide pengontrolan arus dari partikel
bermuatan. Dengan demikian material yang dipergunakan untuk devais elektronika harus
mampu menghasilkan sumber partikel bermuatan dan mudah dikontrol. Pada devais
semikonduktor partikel bermuatan itu adalah elektron dan hole, sedang pada tabung
transistor adalah elektron. Perpindahan muatan terjadi
akibat drift dan difusi. Arus driftadalah perpindahan muatan akibat adanya medan listrik,
sedangkan arus difusi adalah perpindahan muatan akibat distribusi muatan yang tidak
uniform (gradien konsentrasi muatan). Perkembangan elektronika itu demikian pesatnya,
barangkali perkembangan elektronika bisa ditandai dengan dengan penemuan tabung
sinar katoda oleh Hittorf dan Crookes pada tahun 1869. Perkembangan ini terus belanjut
sampai saat ini sebagai akibat dari berbagai kontribusi oleh para ilmuwan matematika,
fisika, teknik dan para penemu lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian arus seaarah (DC) ?
2. Bagaimana resistor dalam rangkaian seri dan paralel ?
3. Menentukan macam-macam pembagi dalam rangkaian arus searah ?
4. Menjelaskan dan menentukan bunyi dari teorema Thevenin dan Norton ?
5. Menjelaskan sumber sumber arus searah?

C. Tujuan
1. mengetahui pengertian arus searah (DC)
2. Mengetahui resistor dalam rangkaian seri dan parallel
3. mengetahui macam-macam pembagi dalam rangkaian arus searah
4. mengetahui bunyi dari teorema Thevenin dan Norton
5. mengetahui sumber sumber arus serah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rangkaian Arus Searah


Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang
memiliki aliran berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran
berpotensi rendah. Di dalam kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang
memiliki jumlah yang sangat besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan
arus listrik.

Untuk sumber daya tegangan atau listrik itu sendiri, DC atau rangkaian arus
searah menggunakan sumber seperti baterai atau aki, panel surya yang saat ini sudah
mulai di populerkan hingga beberapa sumber daya lain yang berfungsi mengalirkan
arus searah. Biasanya pula arus listrik searah mengalir pada bahan-bahan konduktor.
Namun tidak menutup kemungkinan pula jika arus listrik searah juga akan mengalir di
bahan semi konduktor, isolator dan juga di area ruang hampa udara.

Gambar 1.1 Skema Rangkaian Arus Searah

Pada awalnya Rangkaian Arus Searah ini mengajarkan dan menampilkan


bagaimana sistem kerja arus listrik searah ini yang menghubungkan antara ujung
positif ke negatif. Dan sistem sederhananya adalah aliran listrik tersebut mengalir dari
ujung atau sumbu positif sumber arus ke arah ujung atau sumbu negatif area tersebut.
Namun pada akhirnya ditemukan sebuah pengamatan baru yang menyatakan
kebalikannya. Arus searah tersebut mengalir dari ujung sumbu yang negatif ke arah
ujung yang positif. Dan dalam proses aliran tersebut, terdapat beberapa area lubang
yang membuat kesimpulan bahwa arus listrik tersebut mengalir dari positif ke negatif
akibat hadirnya lubang energi di aliran arus searah ini. Untuk mendapatkan arus
searah yang terus menerus, tentu aliran arus atau listrik positif yang berada di area
berpotensi rendah harus dibawa ke area yang berpotensi tinggi untuk mewujudkan
aliran arus searah berkesinambungan. Dan tentunya dibutuhkan beberapa komponen
yang bisa menghasilkan gaya gerak listrik tersebut.
misalkan kita membahas baterai yang dihubungkan bola lampu, jumlah
elektron yang mengalir ditentukan oleh jenis dan ukuran baterai serta ukuran dan jenis
bola lampu. Kita dapat membalik polaritas pada baterai dengan beralih kontak
(kabel), dan pada saat ini akan mengalir ke arah dan bohlam masih terang.

Selama baterai terhubung ke sirkuit, saat ini hanya dapat mengalir dalam satu
arah. (DC) juga dapat dihasilkan dengan cara lain selain baterai, Solar sel, sel bahan
bakar, dan bahkan beberapa jenis DC generator dapat memberikan itu sekarang. Arus
searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah
mengalir pada semi-konduktor, isolator, dan ruang hampa udara Arus searah dulu
dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke
ujung negatifnya.

Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus


searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub
positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif,
yang "tampak" mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Yang dimaksud dengan
sumber listrik arus searah (DC) adalah alat/benda yang menjadi sumber listrik arus
searah (DC) dan menghasilkan arus DC secara permanent. Sumber listrik arus searah
(DC) yang paling banyak dikenal adalah sumber listrik DC yang membangkitkan
listrik secara kimia. Elemen Elektro Kimia Menurut Neinst, batang logam yang
dimasukan dalam larutan asam sulfat akan melepaskan ion-ion positif ke dalam
larutan itu, oleh karena itu, logam tersebut menjadi bermuatan negative. Sedangkan
larutan tersebut menjadi muatan positif. Beda potensial tersebut dinamakan tegangan
larutan elektrolit.

B. Resistor Dalam Rangkaian Seri Dan Paralel

pada rangkaian seri semua resistor teraliri arus yang sama. Jika arus yang
mengalir sebesar I, kita mempunyai
V = I ( R1 + R2 + R3 )
V / I = R = R1+ R2 + R3
Nampak bahwa untuk rangkaian seri, ketiga resistor tersebut dapat digantikan dengan
sebuah resistor tunggal sebesar R.
Pada rangkaian paralel masing-masing resistor mendapat tegangan yang
sama. Jadi
I1 = V / R1
I2 = V / R2
I3 = V / R3
dan
I = I1 + I2 + I3
V/ R =V
atau
G = G1 + G2 + G3
dimana G biasa disebut sebagai konduktansi, jadi G = 1/R, dinyatakan dalam satuan
siemen (dengan simbul S atau mho atau W-1).
C. Macam-macam Pembagi Dalam Rangkaian Arus Searah
1. Pembagi Tegangan (potential divider)
Biasanya rangkaian ini digunakan untuk memperoleh tegangan yang diinginkan dari
suatu sumber tegangan yang besar. bentuk sederhana rangkaian pembagi tegangan,
yaitu diinginkan untuk mendapatkan tegangan keluaran
o v yang merupakan bagian dari tegangan sumber I v dengan memasang dua resistor R1
dan R2.
Nampak bahwa arus i mengalir lewat R1 dan R2, sehingga
V1 = vo + vs (1)
Vs = i R1 (2)
Vo = i R2 (3)
V1 = i R2 + i R1 (4)
Dari persamaan 2 dan 4 diperoleh
Vo / Vs = R2 / R1
Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian ( o S v , v ),
masing-masing sebading dengan harga resistor yang dikenai tegangan tersebut. Dari
persamaan 3 dan 4 kita peroleh
vo = v1 x
Rangkaian pembagi tegangan adalah sangat penting sebagai dasar untuk memahami
rangkaian DC atau rangkaian elektronika yang melibatkan berbagai komponen yang
lebih rumit
2. Pembagi Tegangan Terbebani
suatu pembagi tegangan dengan beban terpasang pada terminal keluarannya,
mengambil arus i0 dan penurunan tegangan sebesar v0 . Kita akan mencoba
menemukan hubungan antara i0 dan v0 . Jika arus yang mengalir
melalui R1sebesar i seperti ditunjukkan dalam gambar, maka arus yang mengalir
lewat R2 adalah sebesar i – i0 . Kita mempunyai
V1 - V0 = I ´ R I
Tegangan pada ujung-ujung beban adalah
V0 = ( i - i0) ´ R2
V0 = i ´ R2 - i0 ´ R2
Persamaan 2.15 dan 2.16 dapat dituliskan kembali masing-masing menjadi
V1 x R2 – v0 x R2 = I x R1 x R 2
dan
v0 ´ R1 + i0 ´ R1 ´ R2 = i ´ R1 ´ R2
dari keduanya di peroleh
v1 x R2 – v0 x R2 = v0 x R1 + i0 x R1 x R2
atau
v0 x ( R1 + R2) = v1 x R2 – i0 x R1 x R2
v0 = v0/c – i0 x RP
dimana v 0 / c adalah besarnya tegangan vo tanpa adanya beban, yaitu saat i0 = 0 ,
dan harga ini disebut sebagai tegangan keluaran saat rangkaian terbuka (open-circuit
outputvoltage) sebesar
v0/c = v1 x
dengan
RP =
disebut sebagai “rsistansi sumber”, dimana harganya sama dengan resistansi R1
dan R2 yang dihubungkan secara paralel. Harga v 0 / C atau RP tergantung pada sifat
dari beban, sehingga efek v0 akibat besarnya beban dapat dengan mudah dihitung
dengan menggunakan penyederhanaan rangkaian seperti terlihat pada gambar 6.
Gambar 6 Penyederhanaan rangkaian pembagi tegangan
Suatu contoh sederhana misalkan beban yang terpasang adalah berupa hambatan
sebesar L R , maka tegangan keluaran mengikuti persamaan pembagi tegangan yaitu
sebesar
V0 = V0/C x
3. Pembagi Arus
Rangkaian pembagi arus tidaklah sepenting rangkaian pembagi tegangan, namun perlu
dipahami utamannya saat kita menghubungkan alat ukur arus secara paralel.
Gambar 7 Rangkaian pembagi arus
Pada gambar 7 nampak bahwa v diambil dari resistor R1 dan R2 , jelas bahwa
I1 = i0 + is (1)
Is = v/R1 (2)
I0 = v/R (3)
I1 = + (4)
Dari persamaan 2 dan 3 diperoleh
atau
dimana G = 1/ R = konduktasi.
Persamaan diatas menunjukkan bahwa arus masukan terbagi menjadi dua bagian (
0 i dan S i ), masing-masing sebanding dengan besarnya harga konduktansi yang
dilewati arus tersebut. Dari persamaan 3 dan 4 diperoleh
I0 = v/R2
I0 = x
I0 = I1 x
Jadi arus keluaran 0 i merupakan bagian (fraksi) dari arus masukan.
D. Teorema Dalam Rangkaian Arus Searah
1. Teorema Thevenin
Kembali pada pembahasan pembagi tegangan yang terbebani, hasil yang diperoleh
dari penyederhanaan rangkaian merupakan salah satu kasus dari teorema Thevenin.
Secara singkat teorema Thevenin dapat dikatakan sebagai berikut.
“Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan dengan
dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan dengan sebuah
rangkaian seri dari sebuah sumber tegangan rangkaian terbuka v 0 / C dan sebuah
resistor RP ”
Ada beberapa kondisi ekstrem dari rangkaian pada gambar 8, seperti
misalnya saatRL = ¥ dan RL = 0 . Harga RL = ¥ berada pada kondisi rangkaian
terbuka, seolah-olah RL dilepas dari terminal keluaran, dengan demikian diperoleh
tegangan rangkaian terbuka sebesar V O / C (lihat gambar 8-b).
Saat RL = ¥ (gambar 8-c) berarti rangkaian berada pada kondisi hubung singkat
(kedua ujung terminal terhubung langsung) dengan arus hubung
singkat IS / C sebesar
IS / C =
Pada beberapa rangkaian, perhitungan V0 / C ataupun I S / C kemungkinan
sangat sulit untuk dilakukan. Langkah yang paling mudah adalah dengan
menghitung harga RP(harga resistansi yang dilihat dari kedua ujung terminal
keluaran). Dalam hal ini RPdihitung dengan melihat seolah-olah tidak ada sumber
tegangan.
2. Teorema Norton
Teorema ini merupakan suatu pendekatan analisa rangkaian yang secara singkat
dapat dikatakan sebagai berikut.
“Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan
dengan dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan dengan
sebuah rangkaian paralel dari sebuah sumber arus rangkaian hubung singkat N Idan
sebuah konduktansi G N ”
Gambar 9 Skema terbentuknya rangkaian setara Norton
Pada gambar 9, rangkaian setara Norton digambarkan dengan kombinasi
paralel antara sebuah sumber arus IN dan sebuah konduktan GN (lihat gambar 9-
d). Jika rangkaian ini akan dibebani dengan sebuah beban konduktan GL , maka
ada dua harga ekstrem yaitu GL = ¥ dan GL = 0 . Harga GL = ¥ (atau RL = 0 )
berada pada kondisi hubung singkat dan arus hubung singkat IS /C sama
dengan IN . Sedangkan harga GL = 0 (atau RL = ¥ ) berada pada kondisi rangkaian
terbuka, dimana terlihat bahwa VO/Cmerupakan tegangan rangkaian terbuka.
Dengan demikian untuk rangkaian setara Norton berlaku
IN = IS/C dan GN =
E. Sumber-Sumber Listrik Arus Searah
Semua sumber listrik yang dapat menimbulkan arus listrik tetap terhadap waktu dan
arah tertentu disebut sumber-sumber listrik arus searah. Sumber listrik arus searah
dibagi menjadi empat macam.
1. Elemen Elektrokimia
Elemen elektrokimia adalah sumber listrik arus searah dari proses kimiawi.
Dalam elemen ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Elemen
elektrokimia dapat dibedakan berdasarkan lama pemakaiannya sebagai berikut.
a. Elemen Primer
Elemen primer adalah sumber listrik arus searah yang memerlukan penggantian bahan
setelah dipakai. Contoh elemen primer adalah Elemen Volta. Elemen volta adalah
sejenis baterai kuno yang diciptakan oleh Alesandro Volta.. Elemen volta masih
diterapkan sampai saat ini. Meskipun bentuknya sudah dimodifikasi. Elemen volta
terdiri atas 2 elektroda dari logam yang berbeda yang dicelupkan pada cairan asam
atau larutan garam. Pada zaman dahulu, cairan asam atau garam tersebut berupa kain
yang dicelup dalam larutan garam/asam.
b. Elemen Sekunder
Elemen sekunder adalah sumber arus listrik yang tidak memerlukan penggantian
bahan pereaksi (elemen) setelah sumber arus habis digunakan. Sumber ini dapat
digunakan kembali setelah diberikan kembali energi (diisi atau disetrum).
Contoh dari elemen sekunder yaitu akumulator (aki). Akumulator adalah termasuk
sumber listrik yang dapat menghasilkan Tegangan Listrik Arus Searah (DC). Prinsip
kerja dari aumulator adalah berdasarkan proses kimia.
2. Generator Arus Searah
Generator arus searah adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak
(mekanis) menjadi energi listrik dengan arus searah. Generator DC dibedakan
menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat
eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
a. Generator penguat terpisah
b. Generator shunt
c. Generator kompon
Generator DC terdiri dua bagian, yang pertama stator, yaitu bagian mesin DC
yang diam, dan yang kedua, bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar.
Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan
terminal box.
Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros
rotor.
Prinsip kerja generator ini adalah induksi elektromagnetik (perubahan medan magnet
yang terjadi pada kumparan kawat sehingga terjadi arus listrik).

3. Termoelemen
Termoelemen adalah sumber arus listrik searah dari proses yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu. Termoelemen mengubah energi panas menjadi energi listrik.
Peristiwa ini dikemukakan oleh Thomas John Seebach pada tahun 1826.
Arus yang ditimbulkan dari kejadian ini disebut termoelemen. Semakin besar
perbedaan suhu antara A dan B, semakin besar arus yang mengalir. Tetapi, karena
arus yang dihasilkan relatif kecil, termoelemen belum dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Sel Surya (Solar Cell)
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri
dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya
matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut
efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai
photovoltaics. Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk
digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil,
satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk
modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan
dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.
Jika pelat foil alumunium terkena cahaya matahari, maka pelat alumunium
akan panas dan diteruskan ke pelat silikon. Silikon bersifat semikonduktor, sehingga
pada suhu yang tinggi, elektron-elektron akan terlepas dan menempel pada foil
alumunium dan muatan-muatan positifnya menempel pada foil besi. Jika kedua foil
dihubungkan melalui rangkaian luar, maka akan menimbulkan aliran elektron. Ini
karena pada kedua foil tersebut, terdapat perbedaan potensial. Potensial yang
dibangkitkan oleh sel surya sangat kecil sehingga membutuhkan banyak sekali sel Sel
surya juga terlalu mahal sehingga penggunaannya sangat terbatas pada alat-alat
tertentu saja.
Besar arusnya pun sangat bergantung pada intensitas cahaya yang menembus pelat,
jumlah sel yang ada, dan luas penampang yang terkena cahaya. Contoh barang yang
telah menggunakan tenaga surya yaitu, mobil listrik tenaga surya dan sumber energi
pada satelit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang
memiliki aliran berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran
berpotensi rendah. Di dalam kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron
yang memiliki jumlah yang sangat besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa
menghasilkan arus listrik.
Semua sumber listrik yang dapat menimbulkan arus listrik tetap terhadap waktu dan
arah tertentu disebut sumber-sumber listrik arus searah.

Anda mungkin juga menyukai