Anda di halaman 1dari 16

KEBIDANAN

MyCommentSpace.com Error: 103. >


Minggu, 08 Juni 2014

PEMBINAAN KADER
A. Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan
maupum masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan
tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. Kader merupakan tenaga masyarakat
yang dianggap paling dekat dengan masyarakat. Departemen kesehatan membuat
kebijakan mengenai pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Para kader
kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup
sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara
sederhana. Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap masyarakat
setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat pelayanan
kesehatan. Diharapkakn mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para
pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.
B. Peran dan Fungsi Kader
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat:
1. Perilaku hidup bersih dan sehat
2. Pengamatan terhadap masalah kesehatan didesa
3. Upaya penyehatan dilingkungan
4. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
5. Ermasyarakatan keluarga sadar gizi
Kader di tunjukan oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-tugas
kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya dibeberapa
Negara yaitu:
1. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit yang ringan
2. Melaksanakan pengobatan yang sederhana
3. Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan
4. Menolong persalinan
5. Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak
6. Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi
7. Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan
8. Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan
9. Melakukan penyuntikan imunisasi
10. Pemberian motivasi kb
11. Membagikan alat-alat kb
12. Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan,kesehatan perorangan dan kebiasaan
sehat secara umum.
13. Pemberian motivasi tentang penyakit menular,pencegahan dan perujukan.
14. Pemberian motivasi tentangperlunya fall up pada penyakit menular dan perlunya
memastikan diagnosis.
15. Penenganan penyakit menular.
16. Membantu kegiatan di klinik.
17. Merujuk penderita kepuskesmas atau ke rs
18. Membina kegiatan uks secara teratur
19. Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan dan
pelaporan.
C. Pembinaan Kader Kesehatan
Pembinaan kader kesehatan merupakan kegiatan dalam rangka mempersiapkan
kader kesehatan agar mampu berperan serta dalam mengembangkan pasien kesehatan
di desa.
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidansiaga)
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang peran kader adalah
dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan
bayi. Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah
sebagai berikut :
a. Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau
dokter.
b. Suami atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
c. Ibu dan suami menanyakan kebidan atau kedokter kapan perkiraan tanggalpersalinan
d. Jika ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan terang, tempat tidur
dengan alas kain yang bersih, air bersih dan sabun untuk cuci tangan, handuk kain,
pakaian kain yang bersih dan kering dan pakaian ganti ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi
dini tanda bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut ini.
a. Perdarahan ( hamil muda dan hamil tua)
b. Bengkan dikaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang
c. Demam tinggi
d. Keluar air ketuban sebeleum waktunya
e. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
f. Ibu muntah terus dan tidak mau makan
2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas serta rujukan
a. Tanda-tanda bahaya kehamilan
Pada setiap kehamilan perlu di informasikan kepada ibu, suami dan keluarga tentang
timbulnya kemungkinan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Adanya tanda-tanda
bahaya mengharuskan ibu, suami / keluarga untuk segera membawah ibu kepelayanan
kesehatan / memanggil bidan. Tanda-tanda bahaya kehamilanmeliputi :
1) Perdarahan jalan lahir
2) Kejang
3) Sakit kepala yang berlebihan
4) Muka dan tangan bengkak
5) Demam tinggi menggigil / tidak
6) Pucat
7) Sesak nafas

b. Tanda-tanda kegawatan dalam persalinan

Sebagai akibat dari permasalahan dalam persalinan, kegawatan dalam persalinandapat


terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1) Perdarahan
2) Kejang
3) Demam, menggigil, keluar lender dan berbau
4) Persalinan lama
5) Mal presentase
6) Plasenta tidak lahir dalam 30 menit

c. Kegawatan masa nifas

Pada masa segera setelah persalinan, kegawatan dapat terjadi baik pada ibu ataupun
bayi. Kegawatan yang dapat mengancam keselamatan ibu baru bersalin adalah
perdarahan karena sisa plasenta dan kontraksi serta sepsis (demam). Pada bayi yang
baru dilahirkan dapat terjadi depresi bayi dan atau trauma. Bila terjadi kegawatan pada
ibu / bayi beri tahu ibu, suami dan keluarga tentang tatalaksanaan yang dikerjakan dan
dampak yang dapat ditimbulkan dari tatalaksana tersebut. Serta persiapan tindakan
rujukan. Tindakan ini perlu untuk melibatkan ibu, suami dan keluarga sehingga tercapai
suatu kerjasama yang baik. Apabila ibu dan bayi sudah berada dirumah, informasikan
kepada ibu, suami dan keluarga bahwa adanya tanda-tanda kegawatan mengharuskan
ibu untuk dibawah segera kesarana pelayanan kesehatan atau menghubungi bidan.
Tanda-tanda kegawatan masa nifaspada ibu. Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada
ibu yang perlu diperhatikan meliputi :
1) Perdarahan banyak atau menetap
2) Rasa lelah yang sangat, mata, bibir dan jari pucat
3) Bengkak pada salah satu atau kedua kaki
4) Rasa sakit pada perut berlebihan dan lokia berbau busuk atau berubah warna.
5) Pucat, tangan dan kaki dingin (syok)
6) Tidur turun dratis
7) Kejang
8) Sakit kepala berlebihan / gangguan pandangan
9) Bengkak pada tangan dan muka
10) Peningkatan tekanan darah
11) Buang air kecil sedikit / berkurang dan sakit
12) Tidak mampu menahan bak / ngompol
13) Demam tanpa atau dengan menggigil
14) Adanya kesedihan yang mendalam
Adanya salah satu tanda kegawatan tersebut mengharuskan ibu mendapatkan
pelayanan dari bidan / mencari pertolongan kesarana pelayanan kesehatan. Pada bayi
sebagian besar penyebab kematian adalah karena infeksi, asveksia dan trauma pada
bayi. Pengenalan tanda-tanda kegawatan pada bayi perlu untuk dilakukan
penatalaksanaan lebih dini yang sesuai yang dapat menurunkan kematian tersebut.
Kegawatan bayi dapat terjadi hari-hari pertama masa nifas dan perlu pertolongan
segera ataupun dalam 7 hari pertama masa nifas yang juga memerlukan pertolongan
disarana pelayanan kesehatan. Kegawatan bayi beberapa hari setelah persalinan harus
segera dibawah kesarana pelayanan kesehatan / hubungi bidan :
1) Bayi sulit bernafas
2) Warna kulit dan mata kuning
3) Pernafasan lebih dari 60 x / menit
4) Kejang
5) Pendarahan
6) Demam
Kegawatan bayi 7 hari pertama masa nifas yang membutuhkan perawatan bidan /
dibawah kesarana pelyanan kesehatan secepatnya :
1) Hypothermia
2) Pucat / kurang aktif
3) Diare / konstipasi
4) Kesulitan dalam menetek
5) Mata merah dan bengkak / nanah
6) Merah pada tali pusat / tercium bau

d. Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kepfasilitas rujukan / fasilitas yang
memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan
bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinannormal namun
10 sampai 15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan
kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk kefasilitas kesehatan rujukan. Sangat sulit untuk
menduga kapan penyakit akan terjadi sehingga kesiapan untuk merujuk ibu dan atau
bayinya kefasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu (jika penyulit
terjadi) menjadi saran bagi keberhasilan upaya penyelamatan, setiap
penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk
menatalaksana kasus gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir seperti :
1) Pembedahan termasuk bedah sesar
2) Transfuse darah
3) Persalinan menggunakan ekstraksi fakum / cunam
4) Pemberian anti biotik intravena
5) Resusitasi bbl dan asuhan lanjutan bbl
Informasi tentang pelayanan yang tersedia ditempat rujukan, ketersediaan pelayanan
purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak tempuh ketempat rujukan dadlah
wajib untuk diketahui oleh setiap penolong persalinan jika terjadi penyulit, rujukan akan
melalui alur yang singkat dan jelas. Jika ibu bersalin / BBL dirujuk ketempat yang tidak
sesuai maka mereka akan kehilangan waktu yang sangat berharga untuk menangani
penyakit untuk komplikasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka pada saat
ibu melakukan kunjungan antenatal,jelaskan bahwa penolong akan selalu berupaya dan
meminta bekerja sama yang baik dari suami / keluaga ibu untuk mendapatkan layanan
terbaik dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayinya,termasuk kemungkinan
perlunya upaya rujukan pada waktu penyulit,seringkali tidak cukup waktu untuk
membuat rencana rujukan dan ketidaksiapan ini dapat membahayakan keselamatan
jiwa ibu dan bayinya. Anjurkan ibu untuk membahas dan membuat rencana rujukan
bersama suami dan keluarganya. Tawarkan agar penolong mempunyai kesempatan
untuk berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan tentang perlunya
rencana rujukan apabila diperlukan. Masukan persiapan-persiapan dan informasi berikut
kedalam rencana rujukan :
1) Siapa yang akan menemani ibu dan BBL
2) Tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga? (jika ada lebih dari
satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan
jenis asuhan yang diperlukan).
3) Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarainya ingat
bahwa transportasi harus segera tersedia, baik siang maupun malam.
4) Orang yang ditunjuk menjadi donor darah jika transfuse darah diperlukan.
5) Uang yang disisihkan untuk asuhan medik, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
6) Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak
dirumah.
Kaji ulang rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya. Kesempatan ini harus
dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal / diawal persalinan(jika
mungkin). Jika ibu belum membuat rencana rujukan selama kehamilannya, penting
untuk dapat mendiskusikan rencana tersebut dengan ibu dan keluarganya
diawal persalinan. Jika timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum
dibicarakan maka sering kali sulit untuk melakukan semua persiapan-persiapan secara
cepat. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan saying ibu dalam mendukung
keselamatan ibu dan BBL. Singkatan BAKSOKU dapat digunakan untuk mengingat hal-
hal penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi.
B (Bidan) :
pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang
kompeten untuk menatalaksana gawat darurat obstetri dan BBL untuk dibawah
kefasilitas rujukan.
A (Alat) :
bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan BBL
(tabung suntik, selang iv, alat resusitasi, dll) bersama ibu ketempat rujukan.
Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam
perjalanan menuju fasilitas rujukan.
K (Keluarga) :
beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan mengapa ibu dan
bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alas an dan tujuan merujuk ibu kefasilitas
rujukan tersebut. Suami / anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan BBL
hingga kefasilitas rujukan.
S (Surat) :
berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu
dan BBL, cantumkan alas an rujukan dan uraikan hasil penyakit, asuhan / obat-obatan
yang diterima ibu dan BBL. Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat
keputusan klinik.
O (Obat) :
bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu kefasilitas rujukan. Obat-obatan
tersebut mungkin diperlukan selama diperjalanan.
K (Kendaraan) :
siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup
nyaman. Selain itu, pastikan kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan pada
waktu yang tepat.
U (Uang) :
ingatkan keluarga agar membawah uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-
obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu
dan bayi baru lahir tinggal difasilitas rujukan.

3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana


a. Penyuluhan Gizi Ibu Hamil
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan usia kehamilan. Berat
badan yang bertambah dengan normal, menghasilkan anak yang normal. Kenaikan
berat badan ideal pada ibu hamil sebanyak 7 kg (untuk ibu yang gemuk) dan 12,5 kg
(untuk ibu yang tidak gemuk). Di luar batas itu, dinilai abnormal. Dalam 3 bulan pertama,
berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg. Kemudian, dinilai normal jika setiap
minggu berat badan naik 0,3 kg. Pada kehamilan tua, rata-rata kenaikan berat badan
ibu akan mencapai 12 kg. Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, akan berisiko
mengalami komplikasi preeklamsia dan janin terlalu besar sehingga menimbulkan
kesulitan persalinan. Demam tinggi pada masa nifas. Pada masa nifas, selama 42 hari
setelah melahirkan, ibu yang mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari, dan disertai
keluarnya cairan (dari liang rahim) yang berbau, mungkin mengalami infeksi jalan lahir.
Cairan Hang rahim yang tetap berdarah, keadaan ini dapat mengancam keselamatan
ibu. Zat makanan yang dibutuhkan ibu hamil, yaitu:
1) Energi, dihasilkan dari karbohidrat, protein, dan zat patinya. Protein. Ibu hamil
membutuhkan protein lebih banyak dari biasanya.
2) Protein hewani lebih besar dibandingkan protein nabati. Contoh: ikan, daging, susu, dan
telur harus lebih banyak dikonsumsi jika dibandingkan dengan tahu, tempe, dan kacang.
Protein dapaa diperoleh dari susu, telur, dan keju. Tambahannya diperoleh dan gandum
dan kacang-kacangan. Manfaat dari protein.
3) Vitamin.
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil sampai
kekurangan vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang. Anak dapat
kurang darah, cacar bawaam kelainan bentuk, bahkan ibu dapat keguguran. Vitamin
yang dibutuhkan oleh ibu hamil, yaitu B6, C, A, D, E, dan K.
4) Kalsium, Mineral dan Zat lainnya
a) Kalsium. Kalsium sangat penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Apabila
kekurangan kalsium, bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang dan gigi.
Sumber kalsium yang tinggi diperoleh dari semua makanan yang berasal dari susu.
seperti keju, es krim, dan kue. Selain itu, juga banyak terdapat pada kacang-kacangan
dan sayuran berdaun hijau.
b) Fosfor. Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor berhubungan erat
dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi gangguan.
Gangguan yang paling sering adalah kram pada tungkai.
c) Zat besi. Sel darah merah Ibu hamil bertambah sampai 30rc. Berarti, tubuhnya
memerlukan tambahan zat besi. Setiap hari. ibu hamil membutuhkan tambahan 700-800
mg zat besi. Sumber makanan yang mengandung zat besi tinggi adalah hati. Oleh
karena itu, ibu hamil perlu banyak mengonsumsi hati, daging. telur, kacang-kacangan,
dan sayuran berwarna hijau. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat
pada kehamilantrimester II dan III. Pada masa tersebut, kebutuhan zat besi tidak dapat
diandalkan dari menu harian saja. Walaupun menu hariannya cukup mengandung zar
besi.
d) Zink, mineral, ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, biasanya cukup dari
makanan sehari-hari
e) Fluor. Mineral floyr juga tidak banyak diperlukan.
f) Yodium. Yosidum cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
b. Penyuluhan KB
Sebelum pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau KDR terlebih dahulu
menentukan apakah ada keadaan yang membutuhkan perhatian khusus. Salah satu
usaha untuk menciptakan kesejahtreraan adalah dengan memberi nasihat perwakinan,
pengobatan kemandulan, dan memperkecil angka kelahiran (Depkes RI 1999).
Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk turut serta menciptak~ kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial
penduduk Indonesia. Tujuan program KB adalah memperkecil angka kelahiran, menjaga
kesehatan ibuanak, serta membatasikehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi.
Peserta KB akan mendapat pelayanan dengan cara sebagai berikut.
1) Pasangan usia subur yang istrinya mempunyai keadaan “ 4 terlalu” yaitu terlalu muda,
terlalu banyak anak, terlalu sering hamil, dan terlalu tua akan mendapat prioritas
pelayanan KB.
2) Peserta KB diberikan pengertian mengenai metode kontrasepsi dengan keuntungan
dan kelemahan masing-masing sehingga ia dapat : menentukan pilihannya.
3) Harus mendapat informasi mengenai metode kontrasepsi dengan keuntungan dan
kelemahannya sehingga ia dapat menentukan pilihannya
4) Harus dilakukan pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien agar
dapat ditentukan metode yang paling cocok dengam hasil pemeriksaannya.
5) Harus mendapatkan informasi tentang kontraindikasi pemakai. berbagai metode
kontrasepsi.
4. Pencatatan Kelahiran Dan Kematian Ibu/ Bayi
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1967 sampai dengan tahun
1996 menunjukkan kecenderungan menurun. Estimasi AK yang dilakukan Biro Pusat
Statistik adalah berdasarkan perhitungan dari data hasil sensus/survei (tentang rata-rata
yang dilahirkan hidup menurut ibu).
Pada kurun waktu tahun 1967-1976 (9 tahun), penurunan AKB ratarata per tahun
adalah 3,2%, yaitu 145 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1967, menjadi 109 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 1976. Untuk periode 1986-1992, penurunan AKB rata-
rata per tahun adalah 4,1% yaitu 71 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi
60 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1992. Dari hasil proyeksi, terlihat bahwa
AKB pada tahun 1992 sebesar 60 per 1000 kelahiran hidup yang cenderung menurun
menjadi 54 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1996. Berdasarkan jenis kelamin,
terlihat bahwa angka kematian pada bayi laki-laki tampaknya lebih besar dibandingkan
bayi perempuan.
Pola penyakit penyebab kematian bayi dari SKRT tahun 1986 berbeda dengan
hasil SKRT tahun 1992. Perbedaan proporsi antara tahun 1986 dan 1992 ini mungkin
disebabkan oleh cakupan sampel SKR.T 1986 yang hanya mencakup 7 provinsi,
sedangkan pada tahun 1992 mencakup 37 provinsi. Proporsi penyakit penyebab
kematian pada bayi hasil SKRT ,ahun 1986 yang tertinggi adalah penyakit tetanus
neonatorum (19,3%), sedangkan hasil SKRT 1992 adalah penyait ISPA (36%). Jika
dibanding~an hasil SKRT 1992 dengan hasil SKRT 1995, penyakit sistem pernapasan
menduduki urutan pertama, sedangkan gangguan pranatal naik dari .irutan kelima pada
SKRT 1992 dan menjadi urutan kedua pada SKRT :995. Jika dibandingkan pola
penyakit penyebab kematian bayi antara lawa-Bali dan luar Jawa-Bali, terlihat urutan
tertinggi di Jawa-Bali cisebabkan gangguan pranatal (33,5%), sedangkan di luar Jawa-
Bali cisebabkan penyakit sistem pernapasan.
b. AngkaKematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita (0--4 tahun) adalah jumlah kematian anak usia C-4 tahun
per 1000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat perm asalahan kesehatan
anak dan faktor lain yang berpengaruh terhadap keseatan anak balita, seperti gizi,
sanitasi, penyakit menular, dan kecelakaan.
Estimasi angka kematian balita di Indonesia yang dihitung dari data iro Pusat
Statistik, mengalami penurunan yang cukup berarti, yaitu an 111 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 1986 menjadi 81 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1993. Angka
kematian balita tertinggi d Provinsi Nusa Tenggara Barat (162 per 1000 kelahiran
hidup), sedangkar Provinsi DKI Jakarta (4 per 1000 kelahiran hidup.
Hasil SKRT 1995 menunjukkan 5 penyakit penyebab kematian. anak balita, yaitu
sistem pernapasan (30,8%), gangguan pranatal (21,6%), diare (15,3%), infeksi dan
parasit lain (6,3%), dan saraf (tetanus) (5,5%).
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu berguna untuk menggambarkan tingkat kesa daran perilaku
hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatar lingkungan, dan tingkat
pelayanan kesehatan (terutama untuk ibu hamil ibu waktu melahirkan, dan masa nifas).
Angka kematian ibu sampai saal ini baru diperoleh dari survei terbatas seperti penelitian
dan pencatatar pada 12 rumah sakit pendidikan (1977-1980) diperoleh AKI 370 per
100.00( kelahiran hidup. Penelitian oleh Universitas Padjadjaran di Ujung Berun€ (1978-
1980) AKI 170, dan di Kabupaten Sukabumi tahun 1982 sebesar 450 dan hasil SKRT
1980 adalah 150 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil in relatif rendah karena survei tidak
mencakup semua provinsi. Menurut hasi: SKRT tahun 1992, angka kematian ibu
sebesar 425 per 100.000 kelahirar hidup. Hasil survei demografi Kesehatan Indonesia
tahun 1994 menunjuk kan angka 390 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada
hasil SKRZ 1995, angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup.
d. Angka Kematian Kasar (AKK)
Dari hasil sensus tahun 1971 dan 1980, SUPAS tahun 1967 dan 1985 terlihat
bahwa angka kematian kasar cenderung menurun dan menurut hasil perkiraan BPS
angka kematian kasar (AKK) pada kurun waktL 1985-1990 akan menjadi 7,9 per 1000
penduduk dan selanjutnya pade kurun waktu 1990-1995 menjadi sebesar 7,5 per 1000
penduduk. Penyakit penyebab kematian per 100 kematian hasil SKRT 1986 se. bagai
urutan pertama adalah penyakit diare sebesar 12 per 1000 kema. tian, sedangkan dari
hasil SKRT 1992 dan SKRT 1995 adalah penyakit sistem sirkulasi, yaitu sebesar 16 per
100 kematian tahun 1992 menjad 18,9 per 100 kematian tahun 1995. Sementara itu,
dari hasil SKRT 1991: untuk daerah Jawa-Bali menunjukkan bahwa penyakit kematian
utama adalah sistem sirkulasi (24,2 per 100 kematian). Penyakit sistem sirkulasi ini
mencakup hipertensi, penyakit jantung iskemia, penyakit paru yang berkaitan dengan
jantung, komplikasi penyakit jantung yang kausanya tidak jelas, dan penyakit
serebrovaskular. Untuk daerah luar Jawa-Bali, menunjukkan bahwa penyakit penyebab
kematian utama adalah sistem pernapasan (16,0 per 100 kematian) yang diikuti
penyakit sistem sirkulasi (14,3 per kematian) dan tuberkulosis (10,9%). Untuk tahun
1995, pola penyakit penyebab kematian bukan penyebab langsung secara nasional,
berbeda dengan pola penyakit penyebab kematian pada rumah sakit umum kelas A, B,
C maupun D. Secara nasional dan menurut rumah sakit umum kelas B, penyakit
serebrovaskular merupakan penyebab utama kematian. Pada rumah sakit umum kelas
A, penyakit karena cedera dan keracunan merupakan penyebab utama, sedangkan
pada rumah sakit umum kelas C dan D, penyebabnya adalah penyakit saluran napas
bawah. Jika dilihat pola penyakit pada tahun 1995, penyakit utama yang terbanyak
secara nasional bukan merupakan penyebab utama yang mendasari kematian. Untuk
kasus penyakit terbanyak secara nasional, yaitu penyakit infeksi usus, penyakit karena
cedera, dan keracunan di rumah sakit umum kelas A, komplikasi obstetri dan abortus di
rumah sakit umum kelas B, sedangkan di rumah sakit umum kelas C dan D sama
dengan tingkat nasional, yaitu penyakit infeksi usus.

Diposkan oleh LINDA di Minggu, Juni 08, 2014

Reaksi:

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!Berbagi ke Twit terBerbagi ke Facebook

0 komentar:

Poskan Komentar
« Posting Lebih BaruPosting Lama »Beranda

Search

LENCANA FACEBOOK
Melinda Kurnia | Buat Lencana Anda

ShoutMix chat widget

MyCommentSpace.com
BLOG ARCHIVE

 ► 2011 (2)

 ► 2013 (9)

 ▼ 2014 (35)

o ► Januari (3)

o ► April (1)

o ► Mei (2)

o ▼ Juni (29)

 ► Jun 01 (6)

 ► Jun 05 (1)

 ▼ Jun 08 (3)

 SKENARIO ROLE PLAY PEMBINAAN KADER

 PEMBINAAN KADER

 PEMBINAAN DUKUN BAYI

 ► Jun 11 (8)

 ► Jun 12 (2)

 ► Jun 14 (2)

 ► Jun 22 (3)

 ► Jun 30 (4)

 ► 2015 (7)
Diberdayakan oleh Blogger.
ABOUT ME

LINDA

Berdoa, berusaha, menuntut ilmu demi Orang Tua tecinta

LIHAT PROFIL LENGKAPKU

FOLLOWERS

Copyright (c) 2010 KEBIDANAN. Design by WPThemes Expert

Blogger Templates, Free Samples And CNA Certification.


KEBIDANAN
MyCommentSpace.com Error: 103. >
Minggu, 08 Juni 2014

SKENARIO ROLE PLAY PEMBINAAN KADER


Peran
1. Melinda Kurniasari sebagai Bidan
2. Melyawati sebagai ibu Sinta
3. Mufanunik sebagai ibu Tina
4. Noni Dwi Riztanti sebagai ibu Ria
5. Novi Karimah sebagai ibu Tati
6. Novi Ratinah sebagai ibu Yuni
7. Novita sebagai operator dan prolog

Pada suatu hari ibu tina bertemu dengan salah seorang kader, bernama ibu Ria di jalan yang
baru pulang dari warung.
Ibu Tina : hi bu Ria, habis dari mana nih?
Ibu Ria : eh, bu Tina habis dari warung beli keperluan dapur.
Ibu Tina : oh, pantes saja mukanya berseri-seri, sedang banyak uang ya bu
Ibu Ria : ah,bu Tina bisa saja.
Ibu Tina : bu besok jangan lupa yah, ikut penyuluhan kader di rumah bu Sinta.
Ibu Ria : Lah, buat apa ikut penyuluhan segala.
Ibu Tina : gimana sih bu, ibu kan sudah di tunjuk dan bersedia jadi kader.
Ibu Ria : lah sekarang saya repot, anak saya gak ada yang ngurusin jadi sibuk gak ada waktu buat
ngurusin acara gitu.
Ibu Tina : tapi bu kan sudah bersedia menjadi kader, jadi sudah kewajiban ibu untuk mengikuti
penyuluhan tersebut. Nanti anaknya bisa diajak bu, kalau tidak ada yang ngurusin di rumah.
Ibu Ria : lah ya, gak tau males lah, sibuk
Ibu Tina : ya sudah lebih baik, ibu pikir-pikir dulu di rumah.
Ibu Ria : ya ga janji lho.
Ibu Tina : ya sudah bu, saya pulang dulu. Wassalam
Ibu Ria : ya ati2
Dan akhirnya ibu Ria pun memikirkannya, di rumah. Berkat nasehat suaminya ibu Ria pun
ikut kader.
Pada hari Kamis di desa Sukamaju akan diadakan penyuluhan kader, ibu Tina dan ibu Sinta
pun sedang sibuk menyiapkan keperluan untu penyuluhan.
Ibu Tina :Bu, tumben ya jam segini bu yuni dan yang lainnya belum dateng?
Ibu Sinta :Mungkin belum selesai beres-beres rumahnya,tapi tadi katanya bisa ikut penyuluhan kok bu.
Ibu Tina :oh syukurlah kalau begitu.Gimana bu sudah siap semua perlengkapan buat penyuluhan?
Ibu Sinta :Alhamdulilah sudah siap Bu.
Ketika ibu Tina dan ibu Sinta sedang sibuk mempersiapkan keperluan untuk penyuluhan,
tiba-tiba para kader pun berdatangan
Semua kader :assalamu’alaikum......
Ibu Sinta :walaikumsalam...eh ibu-ibu sudah pada dateng?
Ibu yuni :maaf bu saya datangnya agak telat tadi baru selesai beres-beres.
Ibu Tina :ya bu ga papa ,tumben ni ko datangnya bisa rame-rame.
Ibu Tati :iya ni bu tadi kita ketemu di jalan jadi ya sekalian bareng.
Ibu Sinta :owh begitu..
Ibu Ria :ngomong-ngomong sudah pada beres ni bu.
Ibu Tina :iya ni bu alhamdulilah tinggal nunggu bu bidannya.
Akhirnya bu bidanpun datang
Bu bidan : Assalaumu’alaikum...
Para kader : Wa’alaikum salam bu bidan, mari bu.. silakan masuk bu
Bu bidan : Terima kasih bu, sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu-ibu
sekalian yang sudah berkenan dan menyempatkan waktunya untuk datang kesini. Baik ibu-
ibu, sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini akan diadakan penyuluhan, benar begitu bu?
Bu Sinta : Benar bu, hari ini akan diadakan penyuluhan
Bu Bidan : Iya bu, saya disini akan mengadakan penyuluhan, kita sama-sama belajar ya bu
Bu Yuni : Iya bu, agar wawasan kita juga semakin luas sehingga kita bisa menjalankan tugas kita
dengan baik
Bu bidan : Baik ibu-ibu, langsung saja disini saya akan memberikan penyuluhan tentang pembinaan
kader...sesuai peraturan yang berlaku saat ini ya ibu-ibu persalinan harus berada di tempat
pelayanan kesehatan, jadi setiap ada ibu yang mau bersalin diusahakan untuk dibawa ke BPM
atau PKM terdekat ya bu.
Bu Ria :jadi sudah tidak boleh bersalin di rumah sendiri ya bu?emang kenapa si bu kalo bersalin di
rumah sendiri ga boleh?
Bu Bidan :begini bu, jika bersalin dirumah itu kan alat-alatnya tidak lengkap bu, jadi apabila terjadi
sesuatu dan membutuhkan penanganan segera kan susah bu, misalnya jika membutuhkan
infus segera kan susah bu, apa ya harus ambil dulu di tempat bu bidan..jadinya kan malah
hanya membuang-buang waktu saja, bisa-bisa nyawa ibu tidak bisa tertolong.
Bu tati :oh begitu ya bu jadi berbahaya ya jika bersalin di rumah.
Bu bidan : iya ibu berbahaya, untuk itu mari kita besama-sama berjuang dan memberikan pengertian
kepada ibu-ibu hamil agar saat bersalin itu pada tenaga kesehatan langsung dan di fasilitas
kesehatan
Bu Yuni : Baik ibu, karena kita sudah diberi amanah utuk menjadi kader, aka berusaha membujuk ibu-
ibu haml agar bersalin di tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dan tidak bersalin di
rumah
Bu bidan : Baik ibu, selanjutnya saya akan memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan
dan nifas
Bu Sinta : Memangnya apa saja bu tanda bahaya kehamilan dan nifas?
Bu bidan : Pertanyaan yang bagus bu, nanti aya akan jelaskan ya, tapi sebelumnya mungkin ibu-ibu
disini ada yang tau tanda bahayanya apa saja?
Bu Tina : Mungki kaya perdarahan bu
Bu bidan : iya bagus sekali bu, itu benar salah satu tanda bahaya pada kehamilan, mungkin ada yang
lain lagi?
Bu Tati : ga ada yang tau bu.
Bu bidan : Baiklah, lansung saja akan saya jelaskan ya, tanda bahaya pada kehamilan itu antara lain ada
mual-muntah berlebihan, perdarahan, pusing jika dibawa istirahat tidak hilang, pandangan
mata kabur, nyeri ulu hati, ketuban pecah sebelum waktunya.
Bu Tati :jadi jika mual-muntah yang ga berhenti-henti harus di periksakan ya bu? Itu di katakan
berlebihan jika dalam sehari berapa kali bu?
Bu bidan :dikategorikan berlebihan itu ika dala sehari lebih dari 10 kali bu.
Bu yuni :tanda bahaya nifas apa saja bu?
Bu Bidan :ya seperti darah nifas berbau,payudara bengkak dan demam tinggi.Selama nifas juga harus
mengonsumsi makanan yang bergizi ya bu,seperti makan-makanan yang tinggi protein agar
lukanya cepat sembuh kan abis bersalin banyak jaringan-jaringan yang terputus,juga
mengonsumsi sayuran hijau,buah-buahan supaya sehat.
Bu Santi :selain nifas apa waktu hamil perlu banyak mengonsumsi makanan yang bergizi bu?
Bu Bidan :Iya bu, pada waku hamil harus banyak mengkonsumsi makanan bergizi sebagai nutrisi ibu
dan janin yang dikandungnya, apalagi pada hamil muda harus banyak makanan bergizi
karena pada waktu itu pembentukan organ-organ janin dan pertumbuhan otak mulai
terbentuk.
Bu Tati :supaya janinnya sehat dan pintar jika sudah besar nanti ya bu.
Bu Bidan :ya bu benar sekali.Oh ya bu selain itu jika ibu sudah habis masa nifas ibu bisa menganjurkan
para ibu-ibu yang habis melahirkan untuk ber KB untuk mengatur jarak kehamilan agar tidak
terlalu dekat.
Bu Sinta : baik bu, kita sebagai kader akan berusaha buat memotivasi agar ibu-ibu di desa ini mau ber
KB
Bu bidan : terima kasih bu untuk kerjasamanya, oya selain itu tugas sebagai kader itu melakukan
pencatatan kelahiran dan kematian ibu dan bayi agar kita tahu bayi yang lahir maupun
meninggal, dan ibu yang meninggal akibat persalianan, selain itu sebagai bukti
pendokumentasian untuk dilaporkan kepada atasan. Bagaimana ibu, sudah jelas atau belum?
Bu Yuni : ya sudah bu, terim kasih atas ilmunya, sehingga kami memperoleh wawasan dan manambah
pengetahuan.
Bu Bidan : baik bu, untuk mengakhirinya, mari ita membaca hamdallah bersama-sama.....
Para kader :alhamdulilahirobil alamin
Bu Bidan :cukup sekian penyuluhan hari ini ,semoga bermanfaat,kurang lebihnya mohon
maaf...wassalamu’alaikum ....
Akhirnya penyuluhan berjalan dengan lancar dan selesai...

Anda mungkin juga menyukai