Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Ekonomi Makro Menurut Para Ahli

1. Budiono (2001)

Menurut Budiono, teori ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tentang
pokok ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang meliputi stabilitas dan
pertumbuhan perekonomian sebuah negara.

2. Sadono Sukirno (2000)

Menurut Sadono Sukirno pengertian Ekonomi Makro adalah sebuah cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara
komprehensif terhadap berbagai masalah pertumbuhan ekonomi.

Masalah tersebut diantaranya:

 Pengangguran
 Inflasi
 Neraca perdagangan dan pembayaran
 Kegiatan ekonomi yang tidak stabil
 Ilmu Ekonomi Makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang
mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara
keseluruhan. Tujuan ilmu ekonomi makro adalah untuk memahami
peristiwa/fenomena ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi.
Dari sini diperoleh gambaran bahwa ilmu ekonomi makro bukanlah
alat/doktrin perekonomian akan tetapi metode yang berguna untuk
membantu mengembangkan pemikiran tentang bagaimana cara bekerja dan
memperbaiki kondisi perekonomian.
 Secara umum permasalahan dalam ekonomi makro dapat dibagi menjadi
dua yaitu:
 1. Masalah jangka pendek atau kadang disebut juga masalah stabilisasi.
Masalah ini berhubungan dengan bagaimana men"drive" perekonomian dari
suatu periode ke periode berikutnya dalam jangka pendek (bulan, tahun)
agar dapat terhindar dari masalah ekonomi makro yaitu: a. inflasi yang besar
dan berkepanjangan, b. Tingkat pengangguran terbuka yang besar, dan c.
Ketimpangan dalam neraca pembayaran.
2. Masalah jangka panjang atau kadang disebut juga sebagai masalah
pertumbuhan. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana men''drive''
perekonomian agar tetap berada dalam kondisi keserasian antara
pertumbuhan jumlah penduduk, pertambahan kapasitas produksi dan
tersedianya dana untuk investasi (dengan program penggalakan tabungan
masyarakat).

Tujuan Ekonomi Makro


1. Meningkatkan kapasitas produksi nasional
2. Meningkatkan kesempatan kerja
3. Memegang kendali laju inflasi
4. Meningkatkan tingkat pendapatan nasional
5. Menjaga perekonomian tetap stabil
6. Menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri
7. Memeratakan distribusi pendapatan
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

PDB
Produk Domestik Bruto diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang
dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu
tertentu (biasanya per tahun).
PDB Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh
harga. Sedangkan PDB riil ←(atau disebut PDB Atas Dasar Harga
Konstan)→ mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan
pengaruh dari harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan
pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB
dengan pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor -
impor)
Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah
tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh
pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang
diterima faktor produksi
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap
seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik
modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan
pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun
karena dalam praktik menghitung PDB dengan pendekatan
pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah
dengan pendekatan pengeluaran.
PNB
Produk Nasional Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu negara selama satu tahun, termasuk barang dan jasa
yang dihasilkan masyarakat negara tersebut yang berada di negara lain.

Pengertian pendapatan nasional dapat dilihat melalui tiga pendekatan lho,


yaitu:

1. Pendekatan produksi, melalui pendekatan ini pendapatan nasional


diartikan sebagai penjumlahan nilai tambah dari setiap barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu.

2. Pendekatan pendapatan, nah kalo yang satu ini pendekatan


pendapatan nasional yang menghitung jumlah pendapatan yang diterima
oleh pemilik faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa suatu negara dalam satu periode tertentu.

3. Pendekatan pengeluaran, pendekatan ini menghitung pendapatan


nasional dari jumlah pengeluaran seluruh pelaku ekonomi, baik di
dalam negeri maupun luar negeri selama satu periode tertentu.

Untuk belajar menghitung pendapatan nasional, kamu harus kenal


beberapa konsep dalam pendapatan nasional Squad, antara lain:

1. GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) atau PRODUK DOMESTIK


BRUTO (PDB)

Merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan


oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama
setahun. Termasuk yang dihasilkan oleh perusahaan asing, asalkan
wilayahnya masih dalam wilayah suatu negara ya. Contohnya terdapat
perusahaan A dari Korea yang mempunyai cabang di Indonesia, nah hasil
produksinya juga harus dihitung ke dalam GDP, Squad.

Rumus untuk menghitung GDP yaitu:

2. GROSS NATIONAL PRODUCT (GNP) atau PRODUK NASIONAL


BRUTO (PNB)

Merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang
dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan di luar negeri.
Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di
Singapura, hasilnya berupa barang dan jasanya termasuk dalam
GNP. Nah, perlu diingat, GNP menekankan pada aspek
kewarganegaraan (nationality) ya!

Jika ditulis dalam rumus bisa tulis seperti berikut.

atau

atau

3. NET NATIONAL PRODUCT (NNP) ATAU PRODUK NASIONAL


NETTO (PNN)
Merupakan hasil dari dari nilai dari GNP yang telah dikurangi dengan
penyusutan modal dalam proses produksi. Inti dari NNP merupakan
konsep pendapatan nasional yang dilihat hanya dari laba yang
diperoleh. Karena tujuan dari NNP adalah untuk mencari netto atau nilai
bersih dari suatu produksi, Squad.

Berikut adalah rumus mencari NNP:

4. NET NATIONAL INCOME (NNI) ATAU PENDAPATAN NASIONAL


NETTO

Nah, kalau NNI ini menghitung pendapatan nasional berdasarkan


jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi. Jika ditulis dalam rumus sebagai berikut:

 Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak


mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Uang pajak memang
diterima oleh penjual/produsen bersama harga pasar barang yang
dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada pemerintah.
 Subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat
lebih murah daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk
subsidi harga pupuk, BBM, atau beras.

5. PERSONAL INCOME (PI) ATAU PENDAPATAN PERSEORANGAN

PI ini juga bagian dari pendapatan nasional lho. PI ini menghitung jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang. Tetapi harus dikurangi
dengan laba yang ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, dan
ditambah dengan pembayaran pindahan/transfer (transfer
payment) ya. Pendapatan perseorangan dapat ditulis dalam rumus berikut:
6. DISPOSABLE INCOME ATAU PENDAPATAN YANG SIAP
DIBELANJAKAN

Merupakan pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan untuk membeli


barang dan jasa beserta tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Eitss.. tapi harus dikurangi pajak langsung ya. Pajak langsung adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada orang lain , contohnya
pajak pendapatan.

Nah, DI dapat ditulis dalam rumus berikut:

inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus
dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi
disebut deflasi.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah


Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK
dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor
perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di
beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis
barang/jasa di setiap kota.

Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:

1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).


Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi
yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan
pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar
pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB
dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistik https://bps.go.id.
2. Indeks Harga Produsen (IHP)
Indikator ini mengukur perubahan rata-rata harga yang diterima
produsen domestik untuk barang yang mereka hasilkan.
3. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)
menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru,
barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Deflator PDB dihasilkan
dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas
dasar harga konstan.
4. Indeks Harga Aset
Indeks ini mengukur pergerakan harga aset antara lain properti dan
saham yang dapat dijadikan indikator adanya tekanan terhadap harga
secara keseluruhan.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan)
produksi atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau
juga termasuk kurangnya distribusi).[butuh rujukan] Untuk sebab pertama lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),
sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah
(Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif),
kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan di mana biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi
dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat
tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan
jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini
terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment di mana
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang
berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak
faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam
mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral,
sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi,
walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat
secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal
dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai
keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga
memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga
hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, di mana dalam hal ini faktor
infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Penggolongan[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi
yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya akibat terjadinya defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai
akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya
produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor
barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh
terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan
satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed
Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang
secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open
Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya
sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga
orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus
merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan:

1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)


2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Mengukur inflasi[sunting | sunting sumber]


Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan
sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

 Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli
oleh konsumen.
 Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
 Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata
dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses
produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK pada
masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya
produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang
konsumsi.
 Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
 Indeks harga barang-barang modal
 Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Dampak
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi tersebut ringan, justru mempunyai pengaruh
yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa
inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi),
keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
SOAL
11.Apa yang akan terjadi apabila tidak semua barang yang diproduksikan
dalam suatu periode (misalnya, triwulan) bisa terbeli?
Jawaban :
- Pertama, para produsen akan nengu rangi produksi mereka untuk
periode berikutnya. Jadi, GDP dalani triwulan berikutnya turun.
- Kedua, dan ini bisa terjadi bersamaan dengan akibat pertama
tersebut, harga-harga barang turun. Sesuat dengan hukum penawaran dan
permintaan biasa, bila permintaan lebih kecil dan penawaran, maka harga
cenderung untuk turun
Sebutkan Kegiatan-kegiatan pokok Kelompok Produsen ekonomi makro ?

Jawaban :
(a) memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu sebagai
supplier di pasar barang);
(b) Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
kelompok rumah tangga untuk proses produksi;
(c) menentukan pembelian barang-barang modal dan stok barang-barang
lain (selaku investor masuk dalam pasar barang sebagai peminta atau
demander);
(d) meminta kredit dan lembaga keuangan untuk membiayai investasi
mereka (sebagai demander di pasar uang);
(e) membayar pajak.

2.Sebutkan dan jelaskan Permasalahan pokok Ekonomi Makro !


Jawaban : Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro
mencakup dua permasalahan pokok:
a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan
dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan,
dan triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga
permasalahan utama ekonomi makro.
b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah
mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada
keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas
produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya
juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas,
hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun,
atau bahkan dua puluh lima tahun).
Apa dampak positif ekonomi makro bagi masyarakat dan pemerintah ?
Jawaban :
Bagi masyarakat dapat meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi,
sedangkan bagi pemerintah membangun sarana umum dengan
memanfaatkan jasa rakyat yang berusaha dalam bidang konstruksi
mendirikan pabrik pupuk dan membangun irigasi agar hasil produksi di
bidang pertanian meningkat, dan masalah kemiskinan, masalah
keterbelakangan, pengangguran dan kesempatan kerja, serta masalah
kekurangan modal.
Apa yang dimaksud dengan :-

Deflation-

depreciation-

devaluation dan revaluation-

Full Employment-

InflationJawab Deflationadalah proses turunnya tingkat harga secara umum


Depreciationadalah turunnya nilai mata uang domestic yang terjadi
secaramekanisme pasar
Devaluation,adalah turunnya nilai mata uang domestic yang terjadi secararesmi
dilakukan pemerintah
Revaluation,adalah naiknya nilai mata uang domestic yang terjadi secararesmi
dilakukan oleh pemerintah
Full Employment,tingkat penggunaan kapasitas penuh, dimana seluruh
factorproduksi dianggap telah dipergunakan
Inflation,adalah proses terjadinya kenaikan harga-harga secara umum
Sebutkan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi investasi ?Jawab-

Tingkat Bunga,dalam hal ini tingkat bunga sangat berpengaruh terhadapinvestasi,


jika tingkat bunga relative rendah maka tingkat investasi akantinggi dan
sebaliknya.-

Marginal Efficiency of Capital


(MEC),ini merupakan salah satu konsepyang dikeluarkan Keynes untuk
menentukan tingkat investasi yang terjadidalam suatu perekonomian, MEC
merupakan tingkat keuntungan yangdiharapkan dari investasi yang dilakukan (
return of investment
). -

Peningkatan Aktivitas Perekonomian,Harapan akan peningkatan


aktivitasperekonomian di masa mendatang adalah factor penentu untuk investasi.-

Kestabilan Politik Suatu Negara,ini merupakan pertimbangan yang sangatpenting


untuk menciptakan investasi (khususnya penanam modal asing),semakin stabil
politik suatu Negara akan menyebabkan investasi menjadisemakin aman.

Anda mungkin juga menyukai