PENDAHULUAN
Berbagai negara yang tercakup pada satu planet yang bernama bumi
memiliki kemungkinan untuk terjadinya berbagai bencana alam mengingat
beberapa struktur lapisan yang membentuk bumi mengakibatkan perubahan,
pergeseran ataupun kerusakan yang berdampak pada suatu fenomena ataupun
peristiwa yang menganggu penghidupan atau kehidupan seluruh komunitas
ataupun populasi yang menempati wilayah di suatu Negara.
1
Berbagai ancaman bencana alam yang datang tanpa dapat direncanakan
tersebut, masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah rawan bencana
seharusnya mempersiakan diri menghadapi musibah dan bencana alam
sebagai upaya untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud
cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah
permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Gunung api adalah
lubang kepundan atau rekahan dalam bentuk kerak bumi tempat keluarnya
cairam magma atau gas cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang
dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai
fenomena pembentukan ice volcanoes atau gung api es dan mud volcanoes
atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang
mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita
lihat di daerah kuwu, grobogan, jawa tengah yang populer sebagai bleduk
kuwu. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi
yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur
Cincin Api Pasific (Pasific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik
merupakan garis bergesernya antara dua lempengan tektonik.
3
2.1.2 Bencana Gunung Berapi
a. Pada batas lempeng terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat
tinggi, sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan
cairan pjar (magma).
4
b. Kegiatan gunung berapi menyebabkan cona kegempaan aktif di
sekitarnya.
c. Erupsi gunung berapi yang memuntahkan lava dan awan panas hingga
mencapai suhu di atas 1000 oC.
d. Lahar yang tertampung di kantong-kantong sekitar kawah gunung, jika
terjadi hujan akan menyebabkan banjir lahar dingin.
5
berupa rehabilitasi dan rekonstruksi sosial bagi dampak-dampak yang
ditimbulkannya.
Berbagai konflik dan kerusuhan sosial beberapa tahun terakhir masih
sering terjadi, khususnya konflik sosial horizontal antar penduduk , kokflik
antar kelompok Gank. Hal ini merupakan ancaman serius bagi keutuhan
daerah , disamping itu yang termasuk dalam ruang lingkup bencana sosial
adalah kebakaran rumah, orang terlantar, orang terdampar akibat kecelakaan
perahu. Dampak nyata dari persoalan ini adalah terjadinya kerugian yang
besar mulai dari harta benda, nyawa manusia, serta kerusakan tatanan dan
pranata sosial.
Kemiskinan, kekerasan dan ketiadakadilan struktural tumbuh dan
merajalela di setiap belahan bumi. De facto tidak satupun negara di dunia ini
yang bebas dari ketiga jenis bencana sosial tersebut. Kerusuhan sosial dan
gerakan buruh yang diiringi demonstrasi masif mahasiswa Le Sorbonne
yang sempat melumpuhkan 35 kota di Prancis, “konflik minyak” yang
diiringi rangkaian ledakan bom di Iraq dan ketidakstabilan “pemerintahan
demokratis” bentukan Amerika, kekerasan dan “diplomasi abadi” di Tanah
Suci antara Israel dan Palestina bersamaan dengan ancaman pemotongan
dana bantuan untuk para pejuang Palestina, hingga perlawanan oposisi yang
memecahkan kebekuan negeri atap dunia Nepal dengan tuntutan mundur
Raja Gyanendra sampai pergerakan sekitar 3.000 kaum “Mujahidin
Afghani” dan alumninya di Indonesia yang sempat menimbulkan “teror
massa” adalah gambaran riil atas bencana sosial itu sendiri.
Dikatakan sebagai bencana sosial sebab ketiganya timbul sebagai
akibat dialektika tesis – antitesis – sintesis dalam perspektif perkembangan
[juga kemunduran] peradaban manusia. Peradaban dimaksud adalah aneka
produk dari setiap jenis tindakan, kebijakan maupun intervensi yang
dilakukan oleh tiga pilar utama penyangga tata dunia saat ini yaitu pilar
politik [negara], pilar ekonomi [pasar] dan pilar sosial [masyarakat sipil]
berikut perubahan sosial yang menyertainya sebagai konsekuensi langsung-
logis atas tindakan, kebijakan serta intervensi itu sendiri.
6
Bencana sosial tersebut juga bersifat masif - destruktif dan
struktural-kultural. Masif karena terjadi di hampir setiap titik dalam peta
geo-politik bumi dan destruktif karena menelan korban umat manusia dalam
kuantitas yang signifikan bahkan mampu melumpuhkan kemampuan
survival manusia. Bersifat struktural-kultural oleh karena “dalang” bencana
sosial ini melibatkan para pemegang otoritas formal-legal yang memang
memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk menentukan masa depan serta
nasib sebagian atau hampir seluruh warga bumi. Minimal nasib dan masa
depan warga sebuah negara. Sedangkan aspek kultural bencana sosial
dimaksud dapat terlihat dari nilai-nilai dasar, ideologi atau paham yang
menjadi landasan pada setiap jenis tindakan, kebijakan maupun intervensi
yang dilakukan.
7
berentet pada gedung dan pemukiman. Kecerobohan manusia biasanya
menjadi penyebab utamanya bencana kebakaran gedung dan pemukiman.
Kecerobohan membangun gedung atau perumahan yang tidak mengikuti
standar keamanan bangunan yang berlaku, korsleting listrik, kompor
meledak, api lilin yang menyambar benda mudah terbakar, menjadi
penyebab utama fenomena bencana kebakaran gedung dan pemukiman.
Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, Surabaya, Medan, Semarang,
Bandung dan sekitarnya sangat rawan terjadi kebakaran karena
kepadatan penduduknya yang amat masif.
3. Kegagalan teknologi
Fenomena selanjutnya dari bencana sosial yang sering melanda
negeri ini adalah kegagalan teknologi. Kasus nyatanya adalah bagaimana
kegagalan pengaplikasian teknologi pengeboran tanah mengakibatkan
lebih dari 25.000 jiwa mengungsi, tak kurang 10.426 unit rumah
terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur sejak tahun
2006 hingga kini. Selain itu, gagalnya teknologi dapat menimbulkan
kebakaran, pencemaran bahan kimia berbahaya atau bahan radioaktif,
kecelakaan industri, atau kecelakaan transportasi yang akan
menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda.
8
2.2 Karakteristik Bencana Gunung Berapi dan Bencana Sosial
9
3. Timbulnya interaksi yang sering ditandai dengan gejala perilaku yang
dimana hal ini direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi dan
menekan pada pihak lain agar mendapatkan keuntungan seperti status,
jabatan, tanggungjawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik
maupun sosio prikologi
4. Timbulnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat dari
pertentangan yang berlarut
5. Timbulnya ketidaksimbangan akibat usaha masing-masing pihak yang
berkaitan dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan,
kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan lain-lain
2.3 Dampak Gunung Berapi, Bencana Sosial dan Penyakit yang Terjadi Pada
Pasca Bencana
Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus :
10
d. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan
sejumlah penyakit misalnya saja ISPA
b. Cuaca berubah
11
3. Berubahnya kepribadian para individu yang terlibat, baik yang mengarah
pada hal-hal positif maupun negatif.
4. Menimbulkan dominasi dari kelompok yang menang atas kelompok yang
kalah.
5. Rusaknya hubungan antarindividu dan kelompok.
6. Memakan korban berupa kerusakan harta benda dan nyawa manusia.
7. Berubahnya kepribadian para individu yang terlibat.
8. Menimbulkan dominasi dari kelompok yang menang atas kelompok yang
kalah
12
meletus atau ada keadaan direkomendasikan
kritis yang menimbulkan untuk dikosongkan
bencana Koordinasi dilakukan
Letusan pembukaan dimulai secara harian
dengan abu dan asap Piket penuh
Letusan berpeluang terjadi
dalam waktu 24 jam
SIAGA Menandakan gunung berapi Sosialisasi di wilayah
yang sedang bergerak ke terancam
arah letusan atau Penyiapan sarana
menimbulkan bencana darurat
Peningkatan intensif Koordinasi harian
kegiatan seismik Piket penuh
Semua data menunjukkan
bahwa aktivitas dapat
segera berlanjut ke letusan
atau menuju pada keadaan
yang dapat menimbulkan
bencana
Jika tren peningkatan
berlanjut, letusan dapat
terjadi dalam waktu 2
minggu
WASPADA Ada aktivitas apa pun Penyuluhan/ sosialisasi
bentuknya Penilaian bahaya
Terdapat kenaikan aktivitas Pengecekan sarana
di atas level normal Pelaksanaan piket
Peningkatan aktivitas terbatas
seismik dan kejadian
vulkanis lainnya
Sedikit perubahan aktivitas
13
yang diakibatkan oleh
aktivitas magma, tektonik
dan hidrotermal
NORMAL Tidak ada gejala aktivitas Pengamatan rutin
tekanan magma Survei dan
Level aktivitas dasar penyelidikan
14
c. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab
bisa merusak mesin
15
2.4.3 SOP Penanganan Bencana sosial
2. Tahap kedua
Mengoptimalkan peran bapulbaket dan petugas Polmas /
Babhinkamtibmas untuk menyelesaikan permasalahan yang rawan
konflik di tingkat lokal ( RT / RW / Desa ) dengan meberdayakan BKPM
dan mengikut sertakan tokoh-tokoh masyarakat.
3. Tahap ketiga
Ketika konflik muncul secara terbuka dan agar tidak berkembang
ke hal yang lebih luas , harus segera dilaksanakan penanganannya dengan
menggunakan metode resolusi konflik. Penyelesaian diupayakan tidak
melalui jalur pengadilan.
4. Tahap keempat
16
Merupakan tahap pasca konflik yang harus tetap waspada dan tetap
optimal agar konflik tidak mudah berkembang dan muncul lagi dalam
eskalasi yang lebih besar. Untuk personil yang sudah disetting
diupayakan jangan ditarik terlebih dahulu, antisipasi konflik-konflik
baru.
2.5 Skill yang Harus Dimiliki Dalam Penanganan Bencana Gunung Berapi
dan Bencana Sosial
17
darurat, dan komunikasi.
2. Menghargai Perbedaan
Mengatasi konflik antar ras yang kedua dapat dilakukan dengan
cara saling menghargai perbedaan. Dalam penciptaannya manusia sudah
pasti diciptakan berbeda sesuai dengan lingkungan dimana dia tinggal
sebagai dampak konflik agama . Misalnya orang eropa atau ras kulit
putih cenderung memiliki kulit putih sebab sesuai dengan kondisi mereka
yang mendapati 4 musim, dimana mereka hanya mendapatkan cahaya
matahari selama 3 bulan. Sedangjan ras negroid memiliki warna kulit
yang hitam legam sebab mereka berasal dari dataran Afrika dengan
kondisi alam yang amat ekstrim sehingga pastinya menyesuaikan dengan
kondisi bentang akam disana.
18
3. Meningkatkan Kesadaran Pribadi
Banyak orang yang tidak memiliki edukasi mengenai bagaimana
membentuk kesadaran diri pribadi sebagi ciri-ciri demokrasi terpimpin .
Mereka cenderung mengedepankan sikap egoisme yang pada akhir ya
saling berbenturan dan menimbulkan konflik. Begitupula dengan konflik
antar ras yang marak terjadi. Kesadaran pribadi yang harusnya menjadi
dasar yang dipegang setiap.individu seperti sirna. Hanya karena melihat
diri anda dan warna kulit mereka berbeda dari anda.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
20