Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUAN

Pokok Bahasan : Metode Kangguru

Sub Pokok Bahasan : Metode Kangguru Pada BBLR

Sasaran : Keluarga Pasien

Tempat : Ruang Anggrek RSUD Kabupaten


Jombang

Hari / Tanggal : Sabtu, 29 Juni 2019

Waktu : 09.00 – 09.30 WIB

I. TUJUAN
 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Metode Kangguru Pada BBLR,
keluarga pasien mampu memahami tentang pentingnya metode kangguru
pada bayi.
 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Metode Kangguru Pada
BBLR keluarga pasien mampu :
a. Pengertian metode kangguru dengan bahasa sendiri
b. Menyebutkan waktu pelaksanaan metode kangguru
c. Menyebutkan pengertian BBLR
d. Menyebutkan 2 dari 4 alasan penggunaan metode kangguru
pada BBLR
e. Menyebutkan 3 dari 5 kriteria BBlR untuk metode kangguru
f. Menjelaskan cara melakukan metode kangguru
g. Menjelaskan pemantauan saat melakukan metode kangguru
h. Menyebutkan 5 dari 8 manfaat metode kangguru pada BBLR

1
II. MATERI
Terlampir

III. MEDIA
Leaflet
Alat demonstrasi : gendongan, boneka

IV. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi
dan tanya jawab.

V. PENGORGANISASIAN

A. Moderator : Arie Ayu W.

B. Pemateri : Farida Rachmawati

C. Pembuat SAP : Amelia May dan Arie Ayu W.

D. Pembuat Leafleat : Cahyo Agung

E. Fasilitator : Ayu Tirta, Amelia May

F. Observer : Cahyo Agung

Uraian Tugas

1. Moderator

- Membuka acara
- Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
- Menjelaskan tujuan dan topik
- Menjelaskan kontrak waktu
- Menyerahkan jalannya pnyukuhan pada pemateri
- Mengarahkan alur diskusi
- Memimpin jalannya diskusi
- Menutup acara

2
2. Pemateri
Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.

3. Fasilitator
 Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
 Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.

4. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
Dan membuat laporan kegiatan

VI. SETTING TEMPAT

F F F

Keterangan :

= pemateri M = moderator

O = Observer = KLien

F = Fasilitator

3
Catatan : Setting tempat disesuaikan dengan kondisi anak dan mengikut
sertakan peserta tambahan

VII. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan penyuluhan Waktu Kegiatan peserta


.
1. Pembukaan 5 menit  Menjawab
1. Membuka kegiatan salam
dengan mengucapkan  Mendengarkan
salam dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan

2. Pelaksanaan 20 menit Menyimak dan


1. Menjelaskan mendengarkan
pengertian Metode
Kangguru
2. Pengertian BBLR
3. Kriteria BBLR untuk
Metode Kangguru
4. Cara melakukan
Metode Kangguru
5. Pemantauan bayi
selama Metode
Kanguru
6. Manfaat Metode
Kangguru

4
3. Penutup 5 menit Mendengarkan dan
a. Mengucapkan terima kasih menjawab salam
dan mengucapkan salam

VIII. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
 Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan.
Pada saat pelaksanaan penyuluhan, pemateri sudah siap dalam
memberikan materi yang disampaikannya kepada keluarga pasien.
 Media dan alat memadai
Pada saat pelaksaan penyuluhan, media yang dipakai Leaflet.
Media tersebut sudah siap, sehingga bisa langsung digunakan.
 Setting sesuai dengan kegiatan.

2. Evaluasi Proses
 Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
Pada saat menjelaskan materi penyuluhan yang bertemakan
“Metode Kangguru Pada BBLR” peserta sangatlah aktif. Mengapa
kami mengangkat tema itu ? Karena agar kelurga pasien dapat
memahami pentingnya Metode Kangguru.

3. Evaluasi Hasil
 Evaluasi proses, keluarga aktif dalam mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari penyaji mengenai penyakit diabetes
melitus
 Evaluasi hasil, dengan penyaji memberikan pertanyaan mengenai
materi yang disampaikan :
Dengan Pertanyaan :
a. Apa pengertian Metode Kangguru?
b. Apa pengertian BBLR?

5
c. Apa saja kriteria BBLR untuk Metode Kangguru ?

6
MATERI PENYULUHAN

METODE KANGGURU PADA BBLR

1. Pengertian
Metode kangguru adalah cara perawatan bayi dengan menggendong lekat
bayi lekat ke dada ibu, layaknya induk kangguru memasukkan anaknya ke
dalam kantung, tanpa ada batas kain (skin to skin), sehingga ada kontak
langsung antara kulit bayi dan kulit ibu. Perawatan kangguru ini telah terbukti
dapat menghasilkan pengaturan suhu tubuh yang efektif dan lama, serta
denyut jantung dan pernafasan yang stabil pada BBLR. Metode ini dapat
diterapkan pada saat inisiasi menyusui dini, pemberian ASI, namun pada
BBLR metode ini dianjurkan dilakukan selama 24 jam.

2. Metode Kangguru = hold me, feed me, love me


Saat perawatan bayi dengan metode kangguru, bayi yang didekap oleh
ibunya, merasakan sentuhan kulit kekulit yang tentu memberikan
kenyamanan dan ketenangan pada bayi. Suhu tubuh ibu dapat naik dan turun
dengan sendirinya sesuai kebutuhan bayi (maternal neonatal thermal
synchrony), tanpa pengaturan manual seperti incubator. Kontak kulit ke kulit
ini juga dapat meminimalkan kehilangan panas dari permukaan tubuh bayi,
yang tidak dapat dilakukan incubator. Dengan kontak emosional yang erat
antara ibu dan bayi pada metode kangguru, produksi asi meningkat karena
adanya refleks letdown oleh hormone oksitosin dalam tubuh ibu. Bayi pun
tidak perlu di keluar masukkan dari incubator untuk bias mendapat ASI. Bayi
dapat langsung menghisap ASI dari payudara ibu dengan sedikit mengubah
posisi, Karena bayi memiliki insting dan dapat merasakan detak jantung
ibunya.

Selain itu metode kangguru dapat menurunkan resiko infeksi pada bayi
karena bagaimanapun flora normal kulit ibu tentu lebih “aman” dari pada
kuman resisten antibiotic di ruang rawat rumah sakit. Bayipun lebih cepat
dipulangkan dari rumah sakit karena peningkatan berat badan lebih cepat dan

7
metode kangguru dan dilanjutkan di rumah oleh ibu dibantu oleh anggota
keluarga lainnya. Dengan demikian biaya perawatan rumah sakit dapat
ditekan.

3. BBLR dan Metode Kangguru


BBLR adalah bayi yang berat badan lahirnya kurang dari 2500 gr, tanpa
memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian, (1) BBL
sangat rendah bila lahir dengan berat < 1500 gr, (2) BBLR dengan berat lahir
1500-2499 gr.

BBLR memiliki kulit yang sangat tipis, jaringan lemak bawah kulit
sedikit, permukaan tubuhnya relative lebih luas dibandingkan dengan berat
badan, pusat pengaturan suhu yang belum sempurna. Oleh karena itu BBLR
mudah kehilangan panas dan sering kedinginan. Kondisi ini dapat membawa
bencana yang besar bagi kelangsungan hidup bayi. Apabila bayi mengalami
kedinginan maka dapat terjadi henti nafas, badannya pucat kebiruan, detak
jantungnya melemah dan berakhir dengan kematian.

Metode kangguru dilakukan setelah 2 minggu kelahiran sampai bayi


tidak mau lagi, yaitu sekitar usia 36 minggu atau menunggu berat badan bayi
2 kg. metode ini dianjurkan selama 24 jam, tetapi pada permulaan dapat
dilakukan bertahap dari minimal 60 menit, kemudian ditingkatkan terus
menerus siang dan malam dan berhenti hanya saat ketika mengganti popok.
Pada saat itu dokter akan memeriksa jumlah dan waktu minum, serta
pemantauan pertumbuhannya. Misalnya, kemampuan bayi meminum ASI
kira-kira 180-200 ml/kg BB/hari, kenaikan BB per hari paling tidak 20-30
gram atau 2 ons perminggu.

Kriteria BBLR untuk metode kangguru:

1. Bayi dengan BB ≤ 2000 gr.


2. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
3. Refleks dan koordinasi isap serta menelan baik.
4. Perkembangan selama di inkubator baik.
5. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua.

8
4. Cara Melakukan Metode Kangguru
1. beri bayi topi, popok, dan kaus kaki yang telah dihangatkan terlebih
dahulu. Bila suhu sedang dingin, bayi boleh dipakaikan baju tanpa lengan
berbahan katun yang dibuka dibagian depannya, agar dada bayi tetap dapat
menempel pada dada ibu (skin to skin).
2. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak, langsung ke kulit ibu dan
pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan
siku dan tungkai tertekuk (seperti kodok), kepala dimiringkan ke kanan
atau ke kiri dan sedikit mendongak.
3. Ibu dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu dan
bayi diletakkan diantara/belahan payudara ibu, baju diselimutkan kepada
bayi kemudian ibu mamakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar
bayi tidak terjatuh.
4. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau
kain lebar yang elastis atau kantung yang dibuat sedemikian rupa untuk
menjaga tubuh bayi tidak terjatuh. Bila kurang menutupi badan bayi bisa
ditambah dengan selimut.
Di indonesia sendiri sudah ada kain gendong khusus yang memiliki celana
bayi menempel. Besarnya setinggi bayi, kemudian sisi kanan dan kirinya
ada dua pasang tali. Untuk menggunakannya, bayi dimasukkan ke dalam
celana kain gendong tersebut tanpa baju, kemudian badan bayi
ditempelkan ke badan ibu sesuai dengan langkah 1 dan 2, dan pasang tali
dengan rapat.

5. Ibu masih dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau
berdiri, duduk, jalan, makan, dan mengobrol. Pada waktu tidur, posisi ibu
setengah duduk atau dengan meletakkan beberapa bantal dibawah
punggung ibu.
6. Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau anggota keluarga
lain.
7. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan kesiapan ibu, bayi, posisi bayi,
pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi.

9
5. Pemantauan Bayi Selama Metode Kangguru
 Suhu bayi antara 36.5 – 37.5 oC
 Pemantauan suhu ketiak bayi setiap 6 jam selama 3 hari pertama
 Selanjutnya pengukurannya dilakukan 2 hari sekali
 Pemantauan pernafasan bayi berkisar antara 40-60 kali/mnt dan
kadang disertai dengan periode apnea (tidak bernafas).
 Beberapa tanda bahaya yang perlu dipantau : sulit bernafas,
merintih, bernafas sangat cepat atau sangat lambat, henti nafas yang sering
dan lama (> 20 detik), bayi terasa dingin, sulit minum, muntah-muntah,
kejang, diare, kulit kuning. Bila menjumpai tanda-tanda tersebut segera
cari pertolongan tenaga kesehatan.

6. Manfaat Metode Kangguru


 Menstabilkan denyut jantung, suhu dan pernafasan
 Meningkatkan berat badan dan pertumbuhan dengan efektif
 Meningkatkan hubungan emosi atau psikologis antara ibu dan bayi
 Mengurangi stress ibu dan bayi
 Mengurangi lama menangis bayi
 Mempersingkat masa rawat di rumah sakit
 Meningkatkan produksi ASI ibu dan pemberian ASI ekslusif
 Menurunkan resiko infeksi pada bayi

10

Anda mungkin juga menyukai