Anda di halaman 1dari 15

PENYULUHAN KEPERAWATAN

TENTANG PERAWATAN METODE KANGGURU

TANGGAL 15NOPEMBER 2021

RUMAH SAKIT UMUM GANESHA

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN METODE KANGGURU

Pokok Bahasan : Neonatus

Sub Pokok Bahasan : Perawatan Metode Kangguru

Sasaran : Ibu Nifas

Hari/Tanggal :Senin, 15 Nopember 2021

Waktu : 08.00-08.20 Wita

Tempat : Ruang Laktasi

Penyuluh :Ni LuhAyuKarmini, A.Md. Kep

A. Latar Belakang penyuluhan


Metode kangguru (kangaroo care) mulai dikembangkan sejak 1978 oleh Neos

Edger Rey dan hector Martines, peneliti pada InstitutoMaterno Infantile in Santa Fe

DeBogata Colombia. Dan akhirnya diterapkan di Colombia pada tahun 1983, metode

kangguru disebut juga dengan perawatan bayi lekat, Kangaroo Mother Care,

Breascrawl, dan skin to skin contact

Awalnya metode ini hanya diperuntukan bagi bayi premature dengan berat

badanyang kurang (BBLR), karena terbukti efektif meningkatkan berat badan bayi

dengan cepat dan optimal, serta dapat menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan

frekuensi pernapasan bayi premature. Namun sekarang metode ini juga dilakukan pada

bayi normal, baik itu lahir secara normal melalui vagina maupun melalui bedah caesar.

Bahkan Inisiasi Menyusui Dini merupakan salah satu penerapan dari metode kangguru.

Banyak manfaat penerapan metode kangguru pada ibu dan bayi, serta

penggunaanya yang praktis, ekonomis, dan dapat dilakukan dimana saja baik saat

perawatan dirumah sakit maupun setelah dirumah.

Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus yang akan terus tumbuh

dan berkembang dengan sehat jika proses kelahiran dan perawatannya dilakukan
dengan baik (Pratiwi, 2015). Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis,

karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, untuk itu diperlukan

perhatian khusus dalam memberikan pelayanan kesehatanneonatus terutama pada hari-

hari pertama kehidupannya yang sangat rentan (Heriyeni, 2018).

Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan baik

pada tingkat provinsi maupun nasional yaitu Angka Kematian Bayi (AKB). Ini

merupakan masalah yang serius yang harus diatasi untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan neonatus. Empat penyebab utama kematian pada masa perinatal yaitu

kelainan kongenital, usia gestasi (prematur) dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR), sudden infant death syndromedan komplikasi saat kehamilan (WHO, 2014).

BBLR menjadi masalah kesehatan yang serius di masyarakat karena merupakan salah

satu penyebab tingginya angka kematian bayi. BBLR adalah bayi yang dilahirkan

dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa usia gestasi

(Prawiroharjo, 2014)

Data menunjukkan bahwa lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia diperkirakan

lahir dengan BBLR dan 95,6 % bayi BBLR lahir di negara yang sedang berkembang

atau sosio-ekonomi rendah, salah satunya adalah di Indonesia. Insiden paling tinggi

terjadi di Asia Tengah dan Asia selatan 27,1 % dan paling rendah di Eropa 6,4 %

(Mahayana, 2015). Kemenkes RI (2017) menunjukkan angka kejadian di Indonesia

sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lain. Data WHO mencatat

Indonesia berada diperingkat Sembilan dunia dengan presentasi BBLR lebih dari 15,5

% dari kelahiran bayi setiap tahunnya (Ika, 2015). Sedangkan pada tahun 2015

prevalensi BBLR di Bali mencapai 2,21 % dan meningkat pada tahun 2016 mencapai

12,1 % (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017). Kasus BBLR di Kabupaten Gianyar
juga cukup tinggi dimana pada tahun 2016 terdapat sebanyak 239 kasus dari 6.088 total

kelahiran (Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2016).

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan orang tua memahami tentang Perawatan

Metode Kangguru

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti proses penyuluhan orang tua diharapkan dapat:

a. Menjelaskan pengertian metode kangguru

b. Menyebutkan waktu pelaksanaan metode kangguru

c. Menjelaskan cara melakukan metode kangguru

d. Menjelaskan pemantauan saat melakukan metode kangguru

C. Materi Penyuluhan

Terlampir

D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

E. Alat/Media/ Sumber

1. Media

a. Leaflet

b. Lembar balik
F. Sasaran

Ibu Nifas

G. Waktu

1. Hari/Tanggal : Senin, 15 Nopember 2021

2. Waktu : 08.00-08.20 Wita

H. Lokasi dan setting Tempat


1. Lokasi : Ruang Perinatologi RSU GANESHA
2. Setting Tempat :

PENYAJI

MODERATOR OBSERVER

PESERTA PESERTA PESERTA

I. Proses Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 5 Menit Pendahuluan 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan 3. Mendengarkan dan
4. Kontrak waktu memperhatikan
5. Melakukan Apresepsi 4. Menyetujui kontrak
waktu
5. Menyimak dengan
seksama
2 0 Menit Pelaksanaan Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan Memperhatikan
Materi :
1. Menjelaskan pengertian metode kangguru dan
BBLR
2. Menjelaskan waktu pelaksanaan metode
kangguru
3. Menjelaskan alasan pelaksanaan metode
kangguru pada BBLR
4. Menjelaskan cara melakukan metode kangguru
5. Menjelaskan pemantauan yang harus dilakukan
saat melakukan metode kangguru
6. Menjelaskan manfaat metode kangguru
3 10 Penutup Menjawab pertanyaan
Menit 1. Diskusi/ tanya jawab Yang dibiri oleh penyuluh
2. Evaluasi secara lisan
3. Reinforment
4. Menyimpulkan materi penyuluhan
5. Salam penutup
6.

J. Pengorganisasian
1. Moderator : Dewa Ayu Siska Yurianti, A.Md.Keb
2. Penyaji : Ni LuhAyuKarmini, A.Md.Kep
3. Notulen : Ni luh Ria Aryanti, A.Md.Kep
4. Observer : Ni Putu Melia Santi, A.Md.Keb
5. Fasilitator : Ns. Luh Sri Danasanthi, S.Kep
K. Hasil Kegiatan dan Evaluasi
1. Hasil Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
b. telah dikoordinasi sesuai rencana
c. 60% peserta mengikuti penyuluhan
d. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
b. 70% peserta aktif dan tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian metode kangguru dengan bahasa sendiri
b. Menyebutkan waktu pelaksanaan metode kangguru
c. Menyebutkan pengertian BBLR
d. Menyebutkan alasan penggunaan metode kangguru pada BBLR
e. Menjelaskan cara melakukan metode kangguru
f. Menjelaskan pemantauan saat melakukan metode kangguru
g. Menyebutkan manfaat metode kangguru pada BBLR
METODE KANGGURU PADA BBLR

A. Pengertian
Metode Kanguru dikenal juga dengan sebutan perawatan skin to skin, metode kanguru

adalah cara yang sederhana untuk merawat bayi baru lahir dengan menggunakan suhu tubuh

ibu untuk menghangatkan bayinya (Maryunani, 2013).

KMC adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus dan

dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif (Pratiwi, 2015).

Istilah KMC atau yang sering disebut dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK)

berfungsi untuk melindungi bayi normal atau premature tetapi dengan memberikan tempat

yang nyaman dan sangat esensial bagi pertumbuhan bayi. Di dalam dekapan ibu, bayi dapat

merasakan kehangatan, mendapat makanan (susu), kenyamanan, stimulasi, dan perlindungan

(Pratiwi, 2015).

B. Jenis Perawatan Metode Kanguru

Perawatan metode kanguru dapat dilakukan dengan 2 cara. Pertama, secara terus

menerus dalam 24 jam atau dengan cara selang seling. Perawatan metode kanguru disarankan

untuk dilakukan secara kontinyu, akan tetapi rumah sakit yang tidak menyediakan fasilitas

rawat gabung dapat menggunakan Perawatan Metode Kanguru secara intermiten (Andriyani,

2018).Adapun jenis Perawatan Metode Kanguru menurut Mayasari (2015), yaitu:

1. Perawatan Metode Kanguru Intermitten

Perawatan Metode Kanguru Intermitten adalah metode yang tidak diberikan secara

terus menerus. Biasanya metode ini dilaksanakan di Unit Perawatan Khusus dengan durasi

minimal 1 jam. Metode ini diberikan ketika ibu mengunjungi bayi yang masih dalam

perawatan inkubator. PMK dapat dilakukan kepada bayi yang sedang sakit atau dalam masa
penyembuhan dari sakit serta yang memerlukan pengobatan medis, seperti; infus dan

tambahan oksigen.

2. Perawatan Metode Kanguru Kontinyu

Perawatan Metode Kanguru kontinyu merupakan metode yang diberikan secara

terus menerus atau selama 24 jam. Biasanya metode ini dilaksanakan di unit rawat gabungan

atau ruangan khusus digunakan untuk unit PMK. Selain di rumah sakit, metode ini dapat

dilakukan dirumah ketika ibu sudah keluar dari rumah sakit (pasca hospitalisasi). Metode ini

dapat diberikan kepada bayi yang sakit, tetapi kondisi bayi harus stabil dan bayi tidak

terpasang alat pernapasan seperti oksigen.

C. BBLR dan Metode Kangguru


BBLR adalah bayi yang berat badan lahirnya kurang dari 2500 gr, tanpa

memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian, (1) BBL sangat

rendah bila lahir dengan berat < 1500 gr, (2) BBLR dengan berat lahir 1500-2499 gr.

(Manuaba 2008)

BBLR memiliki kulit yang sangat tipis, jaringan lemak bawah kulit sedikit,

permukaan tubuhnya relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, pusat

pengaturan suhu yang belum sempurna. Oleh karena itu BBLR mudah kehilangan panas

dan sering kedinginan. Kondisi ini dapat membawa bencana yang besar bagi

kelangsungan hidup bayi. Apabila bayi mengalami kedinginan maka dapat terjadi henti

nafas, badannya pucat kebiruan, detak jantungnya melemah dan berakhir dengan

kematian.

Metode kangguru dilakukan setelah 2 minggu kelahiran sampai bayi tidak mau

lagi, yaitu sekitar usia 36 minggu atau menunggu berat badan bayi 2 kg. metode ini

dianjurkan selama 24 jam, tetapi pada permulaan dapat dilakukan bertahap dari minimal
60 menit, kemudian ditingkatkan terus menerus siang dan malam dan berhenti hanya saat

ketika mengganti popok. Pada saat itu dokter akan memeriksa jumlah dan waktu minum,

serta pemantauan pertumbuhannya. Misalnya, kemampuan bayi meminum ASI kira-kira

180-200 ml/kg BB/hari, kenaikan BB per hari paling tidak 20-30 gram atau 2 ons

perminggu.

Kriteria BBLR untuk metode kangguru:

a. bayi dengan BB ≤ 2000 gr.

b. tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.

c. refleks dan koordinasi isap serta menelan baik.

d. perkembangan selama di inkubator baik.

e. kesiapan dan keikutsertaan orang tua.

D. Cara Melakukan Metode Kangguru


Menurut Pratiwi (2015), langkah-langkah dalam melakukan Kangaroo Mother

Care (KMC) yaitu:

1. Memposisikan bayi dalam keadaan tanpa busana. Bayi dipakaikan popok, kaos kaki, kaos

tangan, dan topi. Kemudian meletakkan bayi dengan posisi tegak dan telungkup pada dada

ibu. Dengan begitu antara tubuh ibu dan tubuh bayi akan menempel.
2. Mengatur posisi bagian leher dan kepala bayi agar tidak mengganggu pernapasan bayi.
Untuk posisi kepala sebaiknya dimiringkan ke kanan atau ke kiri.

3. Ketika melakukan KMC sebaiknya ibu memakai pakaian yang berukuran lebih besar
dari badannya. Sehingga ibu dan bayi berada dalam satu pakaiaan. Apabila ibu tidak
mempunyai pakaian yang longgar, ibu bisa menggunakan selimut.
4. Waktu pelaksanaan KMC posisi ibu bisa dengan berdiri, duduk atau berbaring

E. Pemantauan Bayi Selama Metode Kangguru


1. Suhu bayi antara 36.5 – 37.5 oC

2. Pemantauan suhu ketiak bayi setiap 6 jam selama 3 hari pertama

3. Selanjutnya pengukurannya dilakukan 2 hari sekali

4. Pemantauan pernafasan bayi berkisar antara 40-60 kali/mnt dan kadang disertai

dengan periode apnea (tidak bernafas).

5. Beberapa tanda bahaya yang perlu dipantau : sulit bernafas, merintih, bernafas

sangat cepat atau sangat lambat, henti nafas yang sering dan lama (> 20 detik), bayi

terasa dingin, sulit minum, muntah-muntah, kejang, diare, kulit kuning. Bila

menjumpai tanda-tanda tersebut segera cari pertolongan tenaga kesehatan.


F. Manfaat Metode Kangguru
Pelaksanaa Kangaroo Mother Care (KMC), memberikan banyak manfaat yang baik

pada bayi dan ibu. Keuntungan dan manfaat KMC menurut Pratiwi (2015)adalah:

1. Menjaga stabilitas suhu tubuh bayi

Melalui penerapan Kangaroo Mother Care (KMC), bayi akan memperoleh

kehangatan yang terkonduksidari tubuh ibu, paparan udara dingin yang terkonveksi dari suhu

lingkungan juga dapat diminilisir oleh dekapan hangat ibu, sehingga stabilitas sushu bayi

dapat terjaga.

2. Mempercepat pengeluaran (ASI) dan meningkatkan keberhasilan menyusui

Bayi yang baru lahir secara naluri memiliki indera penciuman yang tajam. Skin to

skin akan membantu bayi secara alami mencari puting ibu untuk menyusui.

3. Perlindungan bayi dari infeksi

Lebih adekuatnya konsumsi ASI melalui penerapan Kangaroo Mother Care (KMC)

akan membuat antibodi dari bayi yang didapatkan dari ASI menjadi lebih baik.

4. Berat badan bayi cepat naik

Ketika bayi merasa hangat, bayi tidak perlu menggunakan energinya untuk mengatur

suhu tubuh. Bayi bisa menggunakan energi itu untuk tumbuh sebagai gantinya yang akan

membuat berat badan bayi cepat naik.

5. Meningkatkan kasih sayang ibu dan bayi

Frekuensi kontak kulit dan dekapan dari ibu ke bayi akan membuat ikatan batin antara

ibu dan bayi semakin kuat.

6. Mengurangi penggunaan inkubator


Stabilnya suhu tubuh bayi melalui penerapan Kangaroo Mother Care (KMC) akan

mengurangi penggunaan inkubator di Rumah Sakit.

7. Membantu bayi bernafas secara teratur

Posisi yang tegak selama dilakukan Kangaroo Mother Care (KMC) akan membuat

bayi dapat bernafas secara teratur.

8. Melatih bayi untuk menghisap dan menelan secara teratur dan terkoordinasi

Melalui penerapan metodeKangaroo Mother Care (KMC) membuat bayi secara tidak

langsung untuk latihan menghisap dan menelan ASI secara teratur dan terkoordinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2017. Profil
Kesehatan Provinsi Bali, 142. Retrieved from
http://www.diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Profil Kesehatan Provinsi
Bali/Tahun 2015/Bali_Profil_2015.pdf

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2012. Asuhan Neonatal Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba Medika
Kosim, M. S. (2016). Gawat Darurat Neonatus pada Persalinan Preterm. Sari Pediatri.
https://doi.org/10.14238/sp7.4.2006.225-31

Manuaba. 2008. Gawat darurat obstetric Ginecologi dan ObstetricGinekologi Sosial untuk
Profesi Bidan. Jakarta:EGC
Pratiwi, A. (2015). Pemberian Metode Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap Kestabilan
Suhu Tubuh BBLR pada Asuhan Keperawatan. 3–5.

Rahmayanti. (2011). Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru pada Ibu yang Memiliki
BBLR di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia.

Zakiah. (2014). Efektifitas Peningkatan Suhu Tubuh pada Perawatan Metode Kanguru

Anda mungkin juga menyukai