Warp Up PBL s1 Cairan
Warp Up PBL s1 Cairan
KEKURANGAN CAIRAN
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena lemas saat mengikuti orientasi
pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis, tampak sakit sedang,
lemas, bibir dan lidah kering, kekuatan ekstremitas berkurang. Sebelum dibawa ke UGD Rumah
Sakit, tim darurat medis telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera
diberikan infus cairan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan, Kadar Natrium: 138 mEq/L
(Normal = 135-147 mEq/L), Kalium: 2.9 mEq/L (Normal = 3.5-5.5 mEq/L), dan Klorida: 103
mEq/L (Normal = 100-106 mEq/L). Pasien dianjurkan untuk rawat inap dan minum sesuai kaidah
islam.
1
I. IDENTIFIKASI KATA SULIT
2
II. BRAIN STORMING
Pertanyaan
1. Apa fungsi cairan tubuh?
2. Mengapa bisa terjadi kekurangan cairan?
3. Apa saja hal yang menyebabkan kekurangan cairan?
4. Bagaimana penanganan bagi pasien yang kekurangan cairan?
5. Berapa persen cairan dalam tubuh manusia?
6. Apa saja gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit?
7. Apa beda larutan dan cairan?
8. Bagaimana minum sesuai kaidah islam?
Jawaban
1. Sebagai pelarut universal, menjaga suhu tubuh, homeostatis tubuh, tekanan sel, pelumas
organ dan berpartisipasi dalam semua reaksi hidrolisis.
2. Karena output cairan tubuh lebih besar disbanding input cairan tubuh.
3. Aktivitas yang berlebihan, memiliki penyakit gagal ginjal, karena kurangnya cairan yang
masuk ke dalam tubuh, diare, diabetes, muntah, heat stroke, dan adanya pengaruh dari
hormone ADH.
4. Dengan diberi larutan pengganti cairan tubuh seperti infus.
5. Laki-laki ± 60% , wanita ± 55% , bayi ± 70-75% , lansia ± 45-50%.
6. a) Cairan : dehidrasi, hipovolemia.
b) Elektrolit : hiponatremia, hipernatremia, hipokalemia, hiperkalemia.
7. Larutan : suatu campuran dari dua homogen atau lebih yang terdiri dari solute dan solvent.
Cairan : suatu zat atau bahan yang mengalir secara alamiah dengan suhu, tekanan tetap,
volume tetap yang wujudnya mengikuti bentuk wadah.
8. Membaca basmallah, duduk, menggnakan tangan kanan, tidak menggunakan gelas dari
emas, tidak boleh meniup minuman.
3
III. HIPOTESIS
Cairan adalah suatu zat atau bahan yang mengalir secara alamiah dengan suhu, tekanan,
volume tetap yang wujudnya mengikuti bentuk wadah. Larutan adalah suatu campuran dari dua
homogen atau lebih yang terdiri dari solute dan solvent. Fungsi cairan tubuh sendiri adalah sebagai
pelarut universal menjaga suhu tubuh, homeostatis tubuh, tekanan sel, pelumas organ, dan
berpartisipasi dalam semua reaksi hidrolisis. Terganggunya mekanisme cairan yang disebabkan
oleh aktivitas berlebihan, mengalami gagal ginjal, kekurangan cairan dalam tubuh, diare, pengaruh
hormone ADH, diabetes, muntah, dan heat stroke. Sehingga menyebabkan kelebihan maupun
kekurangan cairan dan elektrolit. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian cairan infus. Tata
cara minum sesuai kaidah islam yaitu membaca basmallah, duduk, menggunakan tangan kanan,
tidak meniup minuman, dan tidak menggunakan gelas berbahan emas.
4
IV. SASARAN BELAJAR
5
V. PEMBAHASAN
Cairan adalah benda cair, hasil dari mencairkan [kbbi] bahan yang langsung mengalir
secara alamiah, bukan padat atau gas. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu:
Cairan Intraseluler dan Cairan Ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada
di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berasal di
luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam
sistem vaskuler, cairan intrestitial adalah cairan yang terletak di anatara sel, sedangkan
cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan cerebrospinal, cairan serosa,
cairan sinovial, dan cairan bola mata.
Terdapat beberapa perbedaan antara cairan dan larutan, yaitu definisi, fungsi,
klasifikasi, dan faktor yang mempengaruhinya.
1.2 Fungsi
Fungsi Larutan :
a. Secara umum berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solute (zat terlarut) dan
solvent (pelarut).
b. Sistem penahan atau penyangga (buffer)
- Penyangga asam karbonat-bikarbonat
- Penyangga hemoglobin
- Penyangga fosfat
Fungsi Cairan :
a. sebagai pelarut dan alat angkut
Sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan
mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan seperti oksigen dan hormon. Zat-zat gizi
dan hormon ini di bawa ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan. Di samping itu,
cairan tubuhjuga berperan sebagai alat angkut berbagai komponen sisa metabolisme
termasuk kabondioksida dan urea untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, ginjal,
dan kulit.
6
b. sebagai katalisator
Sebagai komponen yang mempermudah dan mempercepat berbagai reaksi biologik
di dalam tubuh, termasuk di dalam saluran pencernaan.cairan tubuh juga diperlukan untuk
memecah dan menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana.
c. sebagai pelumas
Dalam air sendi-sendi tubuh sehingga tidak saling bergesekan dan dapat bergerak
dengan bebas tanpa menimbulkan rasa sakit.
d. sebagai pengatur suhu tubuh
Karena cairan seperti air mempunyai kemampuan untuk menyalurkan panas,
sehingga memegang peranan penting dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh.
Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk
mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 derajat Celcius. Suhu ini merupakan suhu paling
cocok untuk bekerjanya enzim-enzim dalam tubuh. Kelebihan panas yang diperoleh dari
metabolisme tubuh perlu segera dikeluarkan dari dalam tubuh. Sebagian besar pengeluaran
suhu ini melalui penguapan (keringat) sehingga suhu tubuh tetap stabil.
Hal ini terjadi karena cairan yang berupa air diminum dengan jumlah cukup dan
metode yang benar dapat memurnikan racun-racun yang terdapat di dalam tubuh. Terapi
air juga dapat menjaga ketersediaan air dalam tubuh sehingga darah tidak mengalami
kekentalan yang berlebihan yang dapat menyebabkan darah tinggi. Terapi air dapt juga
untuk menjaga kecantikan. Kulit merupakan bagian terluar yang langsung bersentuhan
dengan udara luar, panas, cahaya matahari juga polusi
7
1.3 Klasifikasi
Klasifikasi larutan :
Berdasarkan kejenuhan :
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion <
Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion =
Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute
daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat
jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap).
8
Berdasarkan daya hantar listriknya :
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding
solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
Klasifikasi cairan :
Berdasarkan Letak Cairan
a. Cairan Interseluler (CIS) merupakan cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh.
b. Cairan Ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang berada di luar sel.
a) Cairan Intravaskuler (CIV) merupakan cairan di dalam sistem vaskuler
(plasma).
b) Cairan Interstitial (CISt) merupakan cairan yang terletak di antara sel.
c) Cairan Transeluler (CTS) merupakan caira sekresi khusus (cairan
cerebrospinal, cairan serosa, cairan sinovial, cairan bola mata).
Larutan:
a. Suhu
Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut.
c. Volume Pelarut
Volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
d. Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut
akan semakin sering untuk bertabrakkan.
9
e. Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur
dengan baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya
kurang dapat saling bercampur (like dissolves like).
f. Pengaruh Kepolaran
Senyawa yang bersifat polar akan akan mudah larut dalam pelarut polar.
Sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar.
h. Efek pH
Zat aktif yang sering digunakan di dalam dunia pengobatan umumnya adalah
zat organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya sangat dipengaruhi
oleh pH pelarutnya. Kelarutan asam-asam organik lemah seperti barbiturat dan
sulfonamide dalam air akan bertambah dengan naiknya pH karena terbentuk
garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan basa-basa organik lemah seperti
alkoholida dan anastetika lokal pada umumnya sukar larut dalam air.
Cairan:
a. Usia
Presentase cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia.
b. Jenis Kelamin
Wanita memiliki cairan tubuh lebih sedikit daripada pria.
c. Berat Badan
Orang gemuk memiliki cairan tubuh lebih sedikit.
e. Status Fisiologis
10
LO.2. Mempelajari dan Memahami Keseimbangan Cairan Tubuh
2.1 Kompartemen/ Kadar Cairan Tubuh
Golongan CES
Mineral CIS
Mineral Plasma CISt
Natrium 144 137 10
Kalium 5,0 4,7 141
Kation
Kalsium 2,5 2,4 0
Magnesium 1,5 1,4 31
Klorida 107,0 112,7 4
HCO3- 27,0 28,3 10
2-
Anion HPO4 2,0 2,0 11
SO42- 0,5 0,5 1
Protein 1,2 0,2 4
Tabel 1. Komposisi Elektrolit dalam Tubuh
Seluruh cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen utama,
yaitu: cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstra seluler (CES). Pada orang normal
dengan berat badan 70 kg, total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat
badan atau sekitar 42 L. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis
kelamin dan derajat obesitas. (Guyton & Hall, 1997)
1) Cairan Intraseluler (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yag terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3
dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa
70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraseluler.
11
2) Cairan Ekstraseluler (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari (CES) menurun dengan
peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung di
dalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira
1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria
dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi:
a. Cairan Interstitial (CISt)
Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan
limfe termasuk dalam volume interstitial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume
(CISt) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang
dewasa.
12
Volume air tubuh pada masing-masing kompartemen:
13
Transport cairan dalam tubuh ada 4, yaitu:
1. Difusi
Pergerakan molekul melintasi membran semipermeabel dari kompartemen dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
2. Osmosis
Pergerakan dari solvent (pelarut) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi
rendah menuju konsentrasi tinggi.
3. Transpor aktif
Pergerakan dari konsentrasi tinggi ataupun rendah. Proses transpor aktif penting
untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan
intraselular dan ekstraselular.
4. Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan solut melintasi membran bersama-sama dari
kompartemen bertekanan tinggi menuju kompartemen bertekanan rendah.
Dari beberapa sumber pengeluaran dan pemasukan H2O, hanya dua sumber yang dapat
diatur oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan H2O. Untuk input H2O, rasa haus
dapat diatur untuk memenuhi intake H2O dan untuk output H2O, ginjal dapat mengatur
banyaknya urin yang akan dibentuk. Pengaturan pengeluaran H2O pada urin adalah
faktor terpenting dalam menjaga keseimbangan H2O.
Beberapa faktor lain dapat diatur, namun tidak menjadi pengaturan utama dalam
menjaga keseimbangan H2O. Asupan air dari makanan dapat diatur untuk menjaga
keseimbangan energi, dan kontrol terhadap pengeluaran keringat penting untuk
menjaga suhu tubuh. H2O yang dihasilkan secara metabolik dan pengeluaran H2O
dengan cara insensible loss tidak dapat diatur oleh tubuh.
14
2.3 Sumber Input dan Output
1. Input Cairan
Sebanyak 1250 ml H2O didapatkan dari minuman, namun dengan jumlah yang
hampir sama yaitu 1000 ml H2O didapatkan dari makanan (dalam bentuk padat). Perlu
diingat otot memiliki kandungan air sebanyak 75%, buah dan sayuran memiliki
kandungan air sebanyak 60-90%. Sehingga, sebagian besar air yang didapatkan
manusia sehari-harinya, berasal dari makanan padat dan minuman. Sisanya, sumber
H2O yang paling kecil didapatkan adalah proses metabolism tubuh. Beberapa reaksi
kimia di dalam sel mengkonversi bahan makanan dan o2 menjadi energy, dengan
menghasilkan CO2 dan H2O, proses metabolisme ini mengeluarkan h2o dari sel
menuju cairan ekstraselular sebanyak 350 ml setiap harinya. Sehingga, rata-rata input
H2O manusia setiap harinya adalah 2600 ml. sumber H2O lain juga didapatkan dalam
kondisi terapi/pengobatan, misalnya melalui infus.
15
6 tahun 20 1800 – 2000
10 tahun 28,7 2000 – 2500
14 tahun 45 2200 – 2700
18 tahun 54 2200 – 2700
Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak, sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi Angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,
perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi sendiri. Sensasi
haus akan hilang setelah minum sebelum proses absorpsi oleh tractus gastrointestinal.
Input:
Asupan cairan : 1250 ml/hari
H2O dalam makanan : 1000 ml/hari
H2O yang diproduksi : 350 ml/hari oleh metabolisme
Jumlah : 2600 ml/hari
2. Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu:
a. Urin
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine
sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa.
Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,
bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai
upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar
300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL
dapat meningkat.
c.Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d.Feses
16
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Output:
Urine : 1500 ml/hari
Faeces : 100 ml/hari
Keringat : 100 ml/hari
Insensible water loss : 900 ml/hari
Jumlah : 2600 ml/hari
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan (derajat dehidrasi
dan Hipovolemia)
3.1 Definisi
Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh yang hilang dan
tidak dapat digantikan dengan baik.
Hipovolemi adalah suatu keadaan berkurangnya volume air ekstrasel. Hipovolemi
disebut juga disebut juga deplesi volume. Pada hipovolemia berkurangnya air dan
natrium terjadi dalam jumlah yang sebanding.
3.2 Penyebab
b) Overheat
Bayi akan berkeringat dan kehilangan cairan dengan mudah ketika terkena
cahaya matahari (bukan berarti sinar matahri jelek bagi bayi) atau ia aktif di cuaca
yang panas. Bayi juga dapat mengalami overheat ketika berada di ruangan yang
pengap atau karena menggunakan lapisan/pakaian yang terlalu banyak atau tebal.
17
e) Pneumonia
Pneumonia (radang paru-paru) bisa menyebabkan dehidrasi karena
membuat bayi mengalami demam tinggi disertai nafas terengah-engah. Hal ini akan
membuat cairan, berupa uap air, yang keluar dari paru-paru juga meningkat. Gejala
pneumonia biasanya didahului gejala selesma berupa demam yang disertai batuk
dan pilek, sakit kepala, dan hilang nafsu makan. Kondisi ini dapat menyebabkan
dehidrasi. Pada perkembangan selanjutnya, akan timbul 2 gejala penting
pneumonia,yaitu napas cepat dan sesak napas. Jika tanda-tanda ini timbul, segera
hubungi dokter.
2. Pada Dewasa
a) Menstruasi
Saat haid, karena peningkatan hormon yang tinggi, beberapa wanita
gampang terkena dehidrasi. Oleh karena itu, maka penting banyak minum air putih
ketika wanita datang bulan.
b) Obat-Obatan
Ada obat-obatan tertentu yang mempengaruhi hidrasi tubuh Anda. Jadi, saat
meminum obat apapun pastikan pasokan air Anda tercukupi.
c) Diare
Ketika diare, banyak cairan yang keluar dari tubuh yang mengakibatkan
Anda mudah lemas. Itu mengapa orang zaman dulu selalu menyarankan minum air
banyak-banyak saat diare.
d) Diabetes
Bagi pengidap diabetes harus berhati-hati karena rentan terhadap dehidrasi.
Saat kadar gula darah terlalu tinggi, pasien diabetescenderung bolak-balik buang
air kecil yang mengakibatkan dehidrasi.
e) Stres
Bahkan stres juga dapat melemahkan air di semua sistem Anda pada
hormon-hormon tertentu sehingga memicu dehidrasi.
f) Menyusui
Ibu yang menyusui juga mudah terserang dehidrasi. Sebab, ia menyalurkan
cairan yang dimilikinya ke sang bayi.
g) Faktor Usia
Bahkan, faktor usia mungkin memainkan peran juga. Saat usia Anda
semakin tua, Anda gagal mengingatkan tubuh bahwa Anda kekurangan asupan air
sehingga pada akhirnya mengakibatkan dehidrasi.
18
j) Olahraga yang menyebabkan keringat banyak keluar, seperti maraton dan sepak
bola
k) Berada di elevasi tinggi
l) Tingkat kelembaban rendah
m) Ketoasidosis diabetik
n) Hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome (HHNS)
o) Pengobatan dengan obat diuretik seperti furosemide (lasix)
p) Gastroenteritis
q) Gangguan makan (bulimia atau anoreksia)
r) Gastroesophageal reflux disease (GERD)
s) Radang usus
t) Influenza
u) Morning sickness selama kehamilan
3.3 Gejala
Tanda atau gejala dehidrasi meliputi : dehidrasi ringan, gejala yang biasanya
muncul seperti terasa haus, bibir kering, tenggorokan kering, kulit kering dan sakit
kepala; dehidrasi sedang, gejalanya seperti pusing, denyut nadi meningkat, tekanan
darah menurun, lemah, urine kental (warna kuning), volume urine sedikit; dan
dehidrasi berat, dengan gejala seperti kram otot, lidah bengkak, sirkulasi darah
memburuk, fisik sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan pingsan
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi
dehidrasi ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:
19
Variabel Ringan (3 – 5%) Sedang (6 – 9%) Berat (≥ 10%)
Tekanan Darah Normal Normal Normal/rendah
Tekanan Nadi Normal Normal (-) Agak rendah
Denyut Jantung Normal Meningkat Meningkat
Turgor Kulit Normal Turun Turun
Fontanela Normal Cekung Cekung
Membran Mukosa Agak kering Kering Kering
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Ekstremitas Hangat CTR lambat Dingin
Status Mental Normal Normal → Letargi
gelisah
Urin Output Sedikit menurun < 1 ml/kg/jam << 1 ml/kg/jam
Haus Sedikit Agak haus Sangat haus
meningkat
Sumber: Duggan, et al
20
Mata Normal Cekung Cekung
Haus Normal Haus Tidak bisa minum
Turgor Kulit Normal Lambat Sangat lambat
Sumber: WHO 2005
Keterangan:
i. Turgor kulit = Kelenturan kulit
ii. Fontanela = Bagian lunak di antara pelat tengkorak kepala bagian atas dan
belakang kepala bayi
iii. Letargi = Keadaan lemah badan dan tidak ada dorongan untuk melakukan
kegiatan, nafsu tidur berlebihan, muncul pada penderita penyakit otak atau
keracunan
3.3 Penatalaksanaan
Secara sederhana prinsip penatalaksanaan dehidrasi adalah mengganti cairan yang
hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit, sehingga keseimbangan hemodinamik
kembali tercapai. Selain pertimbangan derajat dehidrasi, penanganan juga ditujukan untuk
mengoreksi status osmolaritas pasien.
Terapi farmakologis dengan Ioperamide, antikolinergik, bismuth subsalicylate, dan
adsorben, tidak direkomendasikan terutama pada anak, karena selain dipertanyakan
efektivitasnya, juga berpotensi menimbulkan berbagai efek sampin. Pada dehidrasi karena
muntah hebat, ondansetron efektif membantu asupan cairan melalui oral dan mengatasi
kedaruratan.
1) Dehidrasi Derajat Ringan-Sedang
Dehidrasi derajat ringan-sedang dapat diatasi dengan efektif melalui pemberian
cairan ORS (Oral Rehydration Solution) untuk mengembalikan volume intravaskuler dan
mengoreksi asidosis. Selama terjadi gastroenteritis, mukosa usus tetap mempertahankan
kemampuan absorbsinya. Kandungan natrium dan sodium dalam proporsi tepat dapat
secara pasif dihantarkan melalui cairan dari lumen usus ke dalam sirkulasi.
Jenis ORS yang diterima sebagai cairan rehidrasi adalah dengan kandungan
glukosa 2 – 3 g/dL, Natrium 45 – 90 mEq/L, basa 30 mEq/L, Kalium 20 – 25 mEq/L, dan
osmolaritas 200 – 310 mOsm/L.
Banyak cairan yang tidak cocok digunakan sebagai cairan penggant, misalnya jus
apel, susu, air jahe, dan air kaldu ayam karena mengandung glukosa terlalu tinggi dan
rendah Natrium. Cairan pengganti yang tidak tepat akan menciptakan diare osmotik,
sehingga akan semakin memperburuk keadaan pasien.
2) Dehidrasi Derajat Berat
Pada dehidrasi berat dibutuhkan evaluasi laboratorium dan terapi rehidrasi intraven,
penyebab dehidrasi harus digali dan ditangani dengan baik.
Penanganan kondisi ini dibagi menajdi 2 tahap:
21
a. Tahap Pertama
Berfokus untuk mengatasi kedaruratan dehidrasi, yaitu syok hipovolomia yang
membutuhkan penanganan cepat. Pada tahap ini dapat diberikan cairan kristaloid
isotonik, seperti Ringer Lactate (RL) atau NaCl 0,9% sebesar 20 ml/kgBB. Perbaikan
cairan intravaskuler dapat dilihat dari perbaikan takikardi, denyut nadi, produksi urin,
dan status mental pasien. Apabila perbaikan belum terjadi setelah cairan diberikan
dengan kecepatan hingga 60 ml/kgBB, maka etiologi lain syok harus dipikirkan
(misalnya anafilaksis, sepsis, syok kardiogenik). Pengawasan hemodinamik dan
golongan inotropik dapat diindikasikan.
b. Tahap Kedua
Berfokus pada mengatasi defisit, pemberian cairan pemeliharan dan
penggantian kehilangan yang masih berlangsung. Kebutuhan cairan pemeliharaan
diukur dari jumlah kehilangan cairan (urin, tinja) ditambah IWL. Jumlah IWL adalah
antara 400 – 500 ml/m2 luas permukaan tubuh dan dapat meningkat pada kondisi
demam dan takipnea. Secara kasara kebutuhan cairan berdasarkan berat badan adalah:
a) Berat badan < 10 kg = 100 ml/kgBB
b) Berat badan 10 – 20 kg = 1000 + 50 ml/kgBB untuk setiap kilogram di atas 10
kg
c) Berat badan > 20 kg = 1500 + 20 ml/kgBB untuk setiap kilogram di atas 20 kg.
LO.4. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Elektrolit atau Mineral
4.1 Definisi
Elektrolit adalah senyawa yang di dalam larutan berdisosiasi atau
berionisasi menjadi ion bermuatan positif atau negatif. Ada dua kation yang
penting, yaitu natrium dan kalium. Keduannya mempengaruhi tekanan osmotik
cairan ekstrasel dan intasel dan langsung berhubungan dengan fungsi sel. Oleh
karenannya pembahasan kedua jenis kation ini sangat penting dalam keseimbangan
elektrolit.
Mineral merupakan elemen anorganik, jumlahnya dalam tubuh kurang lebih
4 %. Elemen an organik tersebut merupakan sisa pembakaran senyawa organik
yang disebut abu. Mineral merupakan unsur yang dibutuhan oleh tubuh manusia
yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Unsur ini
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, misalnya
natrium, klor, kalsium, kalium, magnesium, sulfur dan fosfor, sedangkan mineral
mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi, iodium, mangan,
tembaga, zink, kobalt dan fluor (Almatsier, 2009). Selain itu ada sebuah istilah lain
yang disebut trace element’s, yaitu mineral yang dalam keadaan alami berjumlah
sangat sedikit, misalnya barium, brom, stronsium, emas, perak, nikel, aluminium,
timah, bismuth, gallium, silikon dan arsen (Poedjiadi, 2009).
4.2 Komposisi
22
Air melintasi membran sel dengan mudah, tetapi zat zat lain sulit melintasinya atau
membutuhkan proses khursus supaya dapat melintasinya; oleh sebab itu komposisi
elektrolit di luar dan di dalam sel berbeda. Cairan intarseluler banyak menganndung
ion K, Mg dan fosfat, sedangkan cairan ekstraselurel banyak mengandung ion Na
dan Cl.
4.3 Klasifikasi
23
a. Mineral Organik
Mineral yang dibutuhkan tubuh serta berguna bagi tubuh yang dapat
diperoleh melalui makanan yang dikonsumsi.
b. Mineral Anorganik
Mineral yang tidak dibutuhkan tubuh serta tidak berguna bagi tubuh.
Sumber mineral:
1) Natrium: dapat ditemukan pada garam dapur, natrium murni yang dapat
berbahaya bagi kesehatan yaitu NaOH (reaksi dengan air) [lenntech.com]
2) Kalium: ayam, daging, pisang, jeruk, nanas, kentang
3) Klorin: dapat ditemukan pada garam dapur, susu, telur
4) Kalsium : Produk olahan susu, kacang-kacangan, sayuran hijau dan telur
5) Phospor: Susu, tepung, sayuran hijau, biji-bijian, dan zat aditif yang
mengandung pospor
6) Magnesium: Sayuran hijau yang mengandung klorofil
Kebutuhan mineral:
24
4.6 Ekskresi Mineral
1) Natrium, setiap 24 jam kira-kira 25K mmol di filtrasi oleh ginjal lalu
menuju tubulus untuk direabsorpsi kurang lebih 70%, dan sisanya akan dikeluarkan
melalui urin (5-35 mg), kulit (25-50 mg), dan feces (10-125 mg)
2) Kalium, kebanyakan dikeluarkan melalui urin dan sebagian kecil di feses.
Aldosterone berperan penting dalam pengeluaran kalium. Pada fungsi ginjal yang
normal, dengan tepat dan efisien K keluar dari darah
3) Klorin, dikeluarkan melalui urin (mostly) dan dari keringat. Cuaca
berbanding lurus dengan konsentrasi keringat dan akan diturunkan oleh Aldosteron
4.7 Fungsi
25
1) Natrium
- Menyeimbangkan cairan, Na menjaga tekanan osmotic agar stabil di CES
- Kepekaan pada Neuromuscular
- Menyeimbangkan asam basa, pertukaran Na-H di tubulus ginjal untuk tingkat
keasaman urin
- Menjaga viskositas darah, garam Na dengan globulin dapat larut serta Na-K dpt
menjaga tingkat hidrasi protein plasma
- Membantu menjaga volume darah
- Membantu kontraksi otot
2) Kalium
- lebih banyak di CIS daripada CES karena berpengaruh pada aktivitas otot
jantung
- berperan penting dalam regulasi asam basa
- menjaga tekanan osmotic
- berguna utnuk biosintesi protein
- sebgai kofaktor enzim piruvat kinase
3) Klorin
- Pasangan dari natrium membentuk NaCl yang berguna untuk stabilitas asambasa
- Ion klorida berguna dalam keseimbangan air dan regulasi tekanan osmotic
- Ion klorida berguna untuk activator amylase
- Komponen di getah lambung selain H+
- Sebagai buffer
- Transport CO2 dalam darah
4) Kalsium
- Pembentukan tulang dan gigi
- Pembekuan darah
- Konduksi impuls saraf dan kontraksi otot
- Fungsi jantung
- Aktivasi enzim
5) Magnesium
- Produksi intraseluler dan pemanfaatan ATP
- Sintesis protein dan DNA
- Neuromuscular irratibility
3) Phospor
- Pembentukan tulang dan gigi
- Buffer ginjal
- Komponen DNA & RNA
- Diperlukan untuk generasi ATP
26
4.8 Metabolisme
1) Natrium
berasal dari penyerapan sistem gastrointestinal melalui Pompa Natrium yang akan
membawa Na ke CES. Perpindahan ini membutuhkan ATP dan Mg2+ . kadar yang
dibutuhkan tubuh sekitar 5-15 mg/hari. Di daerah tropis, Na dibutuhkan lebih
banyak dalam bentuk NaCl
2) Kalium
umumnya dari penyerapan gastrointestinal. Normal intake K dari makanan adalah
sekitar 4 mg.
3) Klorin
umumnya dari penyerapan GI. Normal intake 5-20 mg. jika berlebihan konsumsi
dapat meningkatkan tekanan darah pada pasien hipertensi
4) Kalsium
Kadar kalsium yang tinggi pada cairan ekstraseluler diikuti dengan sekresi
calcitonin Ca. Calcitonin ini berfungsi untuk mengatur kadar kalsium dengan
resorpsi kalsium pada tulang dan pengeluaran kalsium melalui urin. Kalsium yang
tidak diabsorbsi dikeluarkan melalui feses, lalu jumlah urin yang di ekskresikan
menceriminkan jumlah Ca yang diabsorbsi.
5) Phospor
Phospor di absorbsi di usus halus setelah dihidrolisis dan lepas dari makanan.
Phospor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa
usus, di absorbsi secara aktif dan pasif. Vitamin D membantu absorbs aktif phospor.
Kadar phosphor di dalam darah diatur oleh hormone paratiroid dan hormone
kalsitosin.
6) Magnesium
Magnesium diabsorbsi di usus halus dibantu transport aktif dan secara difusi pasif.
Penyerapan magnesium akan efisien jika kebutuhan magnesium tinggi namun
persediaan dalam tubuh rendah. Asam klorida akan membantu absorbsi dengan
menurunkan pH di duodenum. Asam Amino menaikkan pH pada saluran cerna,
laktosa meningkatkan absorbsi jika cukup enzim lactase. Lemak akan
meningkatkan waktu transit sehingga waktu absorbs lebih banyak.
28
yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh
ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.
29
A.Price, Sylvia. M. Wilson, Lorraine. 2006. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Charles, Donal, et al. 1979. Kimia Universitas. Hal: 7
Dorland. Kamus Kedokteran. Ed.31
http://emedicine.medscape.com/article/906999-
overview?pa=17379330T1329239206677_13292392066771329239206679
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI._KEP
ERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf
http://medicastore.com/penyakit/284/Dehidrasi.html
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-adab-makan-seorang-muslim-6.html
http://staff.ui.ac.id/internal/1308050290/publikasi/fluidbalance.pdf
http://www.asuhankeperawatan.net/pdf/cara-menghitung-pemberian-cairan-infus.html
http://www.biologydiscussion.com/metabolism/water-and-mineral-metabolism/17311
http://www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi/
http://www.medicinenet.com/electrolytes/article.htm
http://www.medkes.com/2014/09/dehidrasi-pada-bayi-gejala-penyebab-dan-pengobatan.html
http://www.medicinesia.com/harian/fisiologi-cairan-dan-elektrolit/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1385917/pdf/annsurg00384-0260.pdf
http://www.news-medical.net/health/Dehydration-What-is-Dehydration-(Indonesian).aspx
http://www.nhs.uk/Conditions/dehydration
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000982.htm
http://www.pssplab.com/journal/01.pdf
http://www.webmd.com/fitness-exercise/tc/dehydration-home-treatment
30