Anda di halaman 1dari 1

Karakteristik Kasus Korupsi yang Ditangani KPK

Menurut Anti Corruption Clearing House, karakteristik Tindak Pidana Korupsi berdasarkan
Jenis Perkara yakni terdapat penyuapan,pengadaan barang/jasa,penyalahgunaan
anggaran,perijinan,TPPU,pungutan,merintangi proses KPK. Selanjutnya,dari data yang
didapat portal berita detik, total ada 885 orang yang diproses hukum KPK hingga saat ini.
Dari jumlah itu, 60 persen lebih atau 539 orang dari 885 orang itu disebut KPK berdimensi
politik.
Menurut Kabir Humas KPK Febri Diansyah, dari data penanganan kasus di KPK memang
perkara korupsi politik sangat dominan. Dalam beberapa kali kesempatan KPK sudah
mengimbau partai politik (parpol) memperbaiki rekrutmen, kaderisasi, hingga pendanaan
agar masalah serupa tidak terjadi. KPK juga sudah menerbitkan kajian berupa sistem
integritas parpol. Hal ini dikarenakan 60% kasus korupsi berasal dari dunia politik.
Banyak masyarakat bertanya, apa saja tindak pidana korupsi yang dapat di tangani KPK.
Dan, termasuk juga seberapa besar nilai dari hasil korupsi yang ditangani komisi anti rasuah
tersebut. Dikutip dari laman KPK, komisi yang menjadi musuh koruptor tersebut
menjelaskan bahwa tindak pidana korupsi yang dapat ditangani adalah melibatkan aparat
penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak
pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara. Selain
itu, mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat. KPK juga menjelaskan pihaknya akan
menangani tindak pidana korupsi jika menyangkut kerugian keuangan negara paling sedikit
Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah)

Indonesia Corruption Watch (ICW) menyampaikan, belum banyaknya kasus dugaan korupsi
dana desa yang bisa ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) salah satunya
dikarenakan batasan kewenangan. KPK punya batasan wewenang di Pasal 11 Undang-
undang KPK, Pasal 11 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK menyebutkan,
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 6 huruf C, KPK berwenang
melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi (tipikor) yang
melibatkan aparat penegak hukum, peyelenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya
dengan tipikor yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara.

Pasal 11 juga menyebutkan, KPK bisa melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
tindak pidana korupsi (tipikor) yang mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat,
dan/atau menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1 miliar. Tak bisanya KPK masuk
menelusuri korupsi dana desa ini dinilai sebagai penyebab masifnya penyalahgunaan
wewenang itu. Berdasarkan catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) dari 2016 hingga
pertengahan 2017, terdapat 110 korupsi anggaran desa yang telah diproses oleh penegak
hukum dan diduga melibatkan 139 pelaku. Jumlah kerugian negara yang ditimbulkan
mencapai sedikitnya Rp 30 miliar. Dari segi aktor, 107 dari 139 pelaku merupakan Kades

Anda mungkin juga menyukai