Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGERTIAN NILAI DAN PENILAIAN PROPERTI

OLEH

NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. MARTINA YASINTA HAMBU (1710010106)
2. PRILI PRISILIA NDENA NGGABA (17100100010
3. EUGENIUS WAKE (1710010143)
KELAS/SEMESTER :AB/V

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan bimbingan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik

Makalah dengaan judul “Pengertian Nilai Dan Penilaian Properti”


disusun sebagai tugas dari mata kuliah Penilaian Aset Sektor Publik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan pada
penulisan ini

Kupang, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3

A. Pengertian Nilai ............................................................................... 3

B. Pengertian Penilaian......................................................................... 4

C. Tujuan Penilaian .............................................................................. 5

D. Investasi Dalam Properti.................................................................. 9

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Properti.......................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................. 25

Kesimpulan ........................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 26

ii
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Nilai merupakan sebuah kata yang mempunyai arti yang sangat luas dan sangat tergantung
dari kata yang mengikutinya. Namun secara umum kata sering digunakan untuk mengungkapkan
atau menggambarkan kemaknaan dari sesuatu dalam standar penilain indonseia 2000 dinyatakan
bahwa nilai adalah konsep ekonomi yang merujuk pada hubungan financaial antara barang dan
jasa ysng tersedia untuk dibeli dan mereka yang bersedia untuk membeli dan menjualnya. Nilai
bukan merupakan fakta tetapi lebih merupakan perkiraan manfaat ekonomi atas barang dan jasa
pada suatu waktu tertentu dalam hubungannya dengan defenisi nilai tertentu. Konsep ekonomi dan
nilai mencerminkan pandangan pasar atas manfaat ekonomi yang akan diperoleh orang yang
memiliki barang atau jasa tersebut pada tanggal penilaian.

Penilaian properti merupakan subsektor jasa yang berperan dalam meningkatkan


perekonomian nasional. Penilaian properti tersebut digunakan dalam beberapa kegiatan
perekonomian atau dalam kehidupan bernegara. Kegiatan penilaian ditujukan untuk melakukan
estimasi dan memprediksi nilai dari sesuatu barang dengan tujuan mendapatkan perkiraan nilainya.
Konsep nilai dalam pengertian tersebut dikelompokkan menjadi nilai pasar(market value) , nilai
asuransi( insurable value) , nilai terkait operasi, nilai likuidasi, nilai kena pajak, nilai bangunan,
dan nilai investasi.

Secara umum, penilaian properti dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan
perbandingan harga pasar, pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan. Ketiga pendekatan
tersebut memiliki ciri khas dan cara penilaian masing-masing dalam menentukan besarnya nilai
properti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nilai?
2. Apa yang dimaksud dengan penilaian?
3. Apa saja tujuan dari penilaian?

3
4. Bagaimana proses investasi dalam suatu properti?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nilai properti?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian nilai.
2. Untuk menjelaskan pengertian penilaian.
3. Untuk menjelaskan tujuan dari penilaian.
4. Untuk menjelaskan proses investasi dalam suatu properti.
5. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai properti.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai
a. Defenisi Nilai

Perkataan “nilai” dapat ditafsirkan sebagai “ makna” atau “arti “ (worth) sesuatu
barang/benda. Hal ini mempunyai pengertian bahwa sesuatu barang/benda akan mempunyai
nilai bagi seseorang jika barang/benda tersebut memberi makna atau arti bagi seseorang
tersebut. Nilai suatu properti dapat pula ditafsirkan sebagai suatu harga yang dibiayai oleh
pembeli yang mampu, bersedia, dan berkelayakan membeli dari penjual yang bersedia,
berkelayakan, dan mempunyai hak untuk menjualnya. Jadi dalam hal ini diantar penjual harus
mengetahui keadaan pasaran yang sebenarnya atau kedua belah pihak telah mendapat nesehat
dari pihak professional yang telah mahir dalam pasaran properti berkenaan.

Dalam perkembangannya, istilah “ nilai ” ini biasanya tidak berdiri sendiri tetapi menyatu
dalam suatu isitilah yang lebih spesifik seperti, Nilai Pasar (Market Value) Nilai Guna (Use
Value), Nilai Tukar (Value In Exchange) dan sebagainya. Sementara itu dibidang penilai
properti istilah yang paling sering digunakan adalah “Nilai Pasar” (Market Value).

Nilai Pasar (Market Value) dapat didefenisikan :

4
 Webster:
“ A price at which both buyer and sellers are willing to do bussiness”
Suatu harga di mana baik pembeli maupun penjual berkhendak melakukan transaksi
 Random House Dictionary of the English language :
“ What a property can be sold for on the open market”
Harga yang mungkin dari suatu properti jika dijual pada pasar terbuka .
 American institute of real estate appraisers :
The most probable price ,as a specified date ,in cash or in terms equivalent to
cash or in other precisely revealed terms ,for which the specified property rights
should sell after reasonable exposure in a competitive market under all conditions
requisite to fair sale ,with buyer and seller each acting prudently, knowledgeably and
for self interest ,and assuming that neither is under undue duress”

Harga yang paling memungkinkan, pada suatu waktu tertentu ,dalam bentuk
uang atau yang dapat disamakan dengan uang ,dimana penjualan properti tersebut
dilakukan melaui suatu penawaran dalam waktu yang mencukupi pada suatu pasar
kompetitif yang memungkinkan terjadinya transaksi yang wajar ,di mana penjual dan
pembeli melakukan transaksi dengan hati-hati/bijaksana ,mempunyai pengetahuan
yang mencukupi tentang properti yang dijual/dibeli, serta keduanya tidak dalam
paksaan dalam melakukan transaksi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pasar adalah harga dari suatu transaksi
yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

 Pembeli dan penjual berkhendak melakukan transaksi


 Dalam keadaan pasar terbuka
 Penjual dan pembeli mempunyai pengetahuan ,pengalaman ,dan informasi yang
mencukupi mengenai objek ynag ditransaksikan .
 Jangka waktu penawaran mencukupi
 Pembelian /penjualan istimewa diabaikan .
b. Ciri –Ciri Nilai

5
Beberapa ciri tertentu harus dimiliki oleh sesuatu barang agar barang tersebut mempunyai
“nilai”. Eldred Gary dalam bukunya yang berjudul Real Estate Analysis and Strategy
mengemukakan ciri –ciri yang dimaksudkan di atas sebagai berikut :

a) Demand
Analisis demand merupakan analisis orang/pembeli, apa yang mereka
inginkan/butuhkan, kemampuan keuangan dari keinginan untuk membayar. Analsis
demand ini meliputi .
 Pertumbuhan kota (city growth )
Sumber –sumber daya apa saja dari populasi ,pendapatan dan kekayaan yang
mempengaruhi market area ?
 Beberapa jumlah pembeli pontensial? apa saja prefensi, selera dan ekspetasi
mereka ? (market segmentation).
 Bagimana kemampuan untuk meminjam dana ? (mortgage affordability )
 Bagimana kondisi dan kualifikasi untuk memperoleh pinjaman? (mortgage
availability )

Jika semua kondisi tersebut dapat menciptakan keinginan dan kemampuan


untuk membayar properti oleh para pembeli potensial/penyewa maka terciptanya
effective demand . Untuk dapat melakukan studi pasar yang mendalam dan tidak
hanya berdasarkan atas secondary data saja .

b) Utility
Utility merujuk pada keuntungan (benefit) dari sebuah properti dan sejauh manakah
sebuah properti dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pembeli potensial .Tidak
ada satu propertipun yang dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Oleh karena itu
hal yang perlu diperhatikan dalam analisis utilitas ini adalah sebagai berikut :
 Peraturan dan hukum apa saja yang terkait pada penggunan properti .
 Hak dan batasan apa saja yang dapat diterapkan pada properti .
 Seberapa nyamankah lokasi dari properti ,dan bagimanakah lingkungannya ?

6
 Bagimana ukuran ,bentuk dan kapasitas tanah dari lahan properti? Tipe
bangunan dan pembangunan apa saja yang mungkin untuk sebuah lahan
properti? Bagimana servis dan fasilitas penunjang kawasan properti?
c) Scarcity (The Competitive Environment )

Konsep ini merujuk pada relativitas tingkat pemasokan properti (supply) yang
dapat memnuhi kebutuhan pembeli potensial. Jika pembeli potensial memiliki
banyak pilihan ,maka nilai properti cendrung relative rendah. Sebaliknya, semakin
besar tingkat scarcity -dengan asumsi memiliki derajat kesnaan dengan property lain
semakin besar nilai properti .Tanpa scarcity, banyak dari supplier/developer/investor
akan menderita kerugian.Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis ini adalah sbb :

 Sumber potensial dari supply


 Identifikasi competitor langsung .
 Faktor –faktor yang menentukan supply
d) Transferability
Proses ini terdiri dari marketing negotiating ,and closing transaksi properti.salah
satu alasan mengapa proses transfer dianggap penting, karena antara pembeli dan
penjual memliki kesulitan dalam menemukan kesepakatan. Hal ini terjadi di mana
pihak pembeli sulit untuk mengidentifikasikan nilai properti yang sesungguhnya dari
pihak penjual. Demikian sebaliknya pihak penjual sulit untuk menentukan nilai jual
yang sesunggunya.Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Peran calo/broker dalam menentukan harga properti .
 Konsep promosi dan prinsip –prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mempertemukan titik temu antara pembeli dan penjual dalam proses negosiasi
.
 Tipe kontrak yang digunakan dalam transfer properti, apakah sewa, jual atau
tukar ?
 Biaya transaksi dan detail lainnya yang termasuk ketika proses transaksi
berakhir .
c. Harga ,Biaya dan Nilai

7
“Harga ,biaya dan nilai” adalah suatu istilah yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya,oleh karena itu seringkali terjadi orang salah menafsirkan ketiga istilah tersebut .

“Biaya” sebenarnya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendaptkan atau
mengadakan sesuatu .Sebagai contoh untuk mewujudkan sebuah rumah, sejumlah uang perlu
dikeluarkan untuk membeli tanah, membeli material bangunan, upah buruh /pekerja, izin,
bunga dan lain sebagainya . Sejumlah uang yang dikelurkan itulah yang disebut sebagai biaya
(cost)

“Harga” dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang dibayar dalam sebuah transaksi
untuk mendapatkan hak miliki dari sesuatu benda. Seseorang mungkin telah mengeluarkan
uang (biaya ) sebanyak 100 juta untuk membangun sebuah rumah, tetapi dia tidak akan
tersedia untuk melepaskan kepada siapapun dengan harga 100 juta rupiah atau lebih namun
sebaliknya karena sesuatu kepentingan, mungkin seseorang tersebut terpaksa menjualnya
meskipun denga harga 100 juta rupiah atau lebih rendah ,tetapi tidak ada seorangpun yang
bersedia membeli. Dari ilustrasi di atas dapatlah dirumuskan bahwa:

Harga =Biaya + Faktor Kepentingan dan Pasaran

“Faktor kepentingan dan pasaran” di atas menyebabkan harga dan biaya bisa berbeda atau
sama. Harga dapat lebih tinggi dari biaya jika si pemilik ada kepentingan untuk mendapatkan
keuntungan dalam keadaan pasar yang memungkinkan. Harga dapat pula sama dengan biaya,
jika pemilik tidak ada kepentingan apa-apa untuk mendapatkan keuntungan atau suatu sebab
yang memaksa pemilik menjual hartanya dan tidak ada pengaruh pasar .

“Nilai” adalah apa yang “sepatuhnya dibayar” oleh seorang pembeli atau diterima oleh
penjual dalam sebuah transaksi, dan harga adalah apa ynag akhirnya disetujui. Nilai dan harga
adalah berbeda tetapi keduanya dapat pula sama. Faktor yang menyebabkan perbedaan dan
persamaan antara nilai dan harga adalah “faktor kewajaran”,yaitu .

a.) Penjual yang berkelayakan dan mempunyai hak bersedia menjual hartanya.
b.) Pembeli yang mampu dan berkelayakan bersedia membeli harta tersebut.
c.) Ada waktu yang cukup untuk tawar menawar.

8
d.) Ada waktu yang cukup untuk menunjukan harta yang dijual kepada pasaran.
e.) Harga tidak berubah atau mengalami fluktuasi dalam jangka waktu tertentu.
f.) Tidak mempertibangkan penawaran –penawaran isimewa.

Jika memenuhi faktor –faktor kewajaran di atas maka nilai akan sama dengan harga,
tetapi sebaliknya jika tidak memenuhi faktor –faktor kewajaran di atas nilai akan berbeda
dengan harga jualnya.

d. Jenis –Jenis Nilai

Terdapat berbagai jenis nilai untuk mengapresiasikan suatu benda sesuai dengan
tujuannya. Tetapi di antara berbagai jenis nilai tersebut yang seringkali digunakan adalah

a.) Nilai Modal (Capital Value )


Nilai modal adalah nilai yang ditetapkan untuk mendapatkan hal milik terhadap suatu
harta /benda
b.) Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value )
nilai pasar wajar adalah nilai yang diperoleh dari transaksi yang wajar antara penjual
dan pembeli
c.) Nilai Sewa (Rental Value )
Nilai sewa adalah nilai ynag ditetapkan untuk mendapatkan hak menggunakan sesuatu
harta dalam jangka waktu yang terbatas dan ditetapkan
d.) Nilai Penjualan (Sale Value )
Nilai penjualan adalah nilai yang ditetapkan oleh pihak penjual untuk tujua penjualan
suatu barang /harta
e.) Nilai Potensi (Potential Value )
Nilai potensi adalah sesuatu barang /harta berdasarkan potensi pendapatan yang
dimiliki oleh barang /harta tersebut pada masa yang akan datang
f.) Nilai Spekulasi (Speculation Value )
Nilai suatu harta yang berdasarkan peramalan dan jangkaan (preditation and
speculation ) pada masa mendatang .
g.) Nilai Penggunaan (Usage Value )

9
Nilai penggunaan adalah nilai dari suatu barang /harta kepda peseorangan yang perlu
menggunakan barang tersebut .
h.) Nilai Pertukaran (Exchange Value )
Nilai suatu barang/harta kepada seseorang yang menggadaikan, dia akan menukar
tangan barang tersebut kepada orang lain kelak .
i.) Nilai Sentimental (Centimental Value )
Nilai sentimental adalah nilai suatu barang /harta dan seseorang yang teramat sayang
dan sangat berat untuk melepaskan.
j.) Nilai Salvage (Salvage Value )
Nilai salvage adalah jumlah suatu barang /harta apabila dijual komponen-komponen
nya secara bersaingan atau tidak didasarkan kepada fungsi barang tersebut semula .
k.) Nilai Sisa (Crab Value )
Nilai sisa seringkali disebut sebagai nilai ronsokan (biasanya mesin ) di mana barang
hanya dihitung sebagai nilai besi tua .
l.) Nilai Jual Paksa (Forced Sale Value)
Nilai jual paksa adalah nilai jual yang diperoleh dari pelelangan akibat pelanggaran
undang –undang atau perjanjian. Nilai jual paksa biasanya ditentukan sebanyak 60% -
70% dan nilai pasaran.

B. PENGERTIAN PENILAIAN

“Penilaian” adalah gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni (science and art ) dalam
mengestimasikan nilai dari sebuah kepentingan yang terdapat dalam suatu properti bagi tujuan
tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan serta dengan mempertimbangkan segala karateristik
yang ada pada properti tersebut termasuk jenis –jenis investasi yang ada dipasaran.

Real Estate

 AIREA The Appraisal of Real Estate; Ch-1

Real Estate:

Is the physical land and appurtenances affixed to the land, e.g., tructures Real Estate
bersifat tidak bergerak dan berwujud. Pengertian hukum (Amerika) Real Estate adalah semua

10
benda yang termasuk di dalam dan di atas tanah yang merupakan bagian dalam dari tanah
(missal: pohon dan mineral) dan juga semua benda yang dibuat dan dibangun oleh manusia
(missal bangunan, sumur dan jaringan pipa air bersih) dan sesuai pula dengan pengertian
“inaedificatum solo, solo cedit” yang berarti apa yang melekat pada tanah, termasuk bagian
dari tanah.

 Carl Gunther-Real Estate Fundamentals, Ch-1, AIVLE


Real:
As it refers to immovable property can be either corporeal (having substance) or incopreal
(having no substance).
Estate:
A person’s possessions or interest in land
Ringkasannya pengertian real estate adalah sebuah hak dan interest atas tanah. Sebidang
tanah adalah tetap atau permanen, sementara bangunan di atasnya dapat bervariasi dari
mulai bentuk, bahan bangunan yang digunakan, lokasi, fungsi dan sebagainya.

Real Property
 AIREA, The Appraisal of Real Estate; Ch-1
Real property:
Includes all interest, benefits, and rights inherent in the ownership of physical real estate.
Real property dapat diartikan sebagai kumpulan atas berbagai macam hak dan interest
yang ada dikarenakan kepemilikan atas satuan real state. Hak tersebut terdiri dari hak
untuk menggunkan real estate tersebut, menyewakannya, memberikan kepada orang lain,
atau tidak sama sekali.

 Carl Gunther-Real Estate Fundamentals, Ch-1, AIVLE


Real Property secara umum adalah sebidang tanah beserta pengolahan dan
pembangunannya. Sementara yang lain disebut Personal Property.
Kedua istilah, Real Estate dan Real Property berbeda dalam arti dan penerapannya,
tentang referensi mana yang akan digunakan. Apakah Australia atau Amerika? Sedangkan
di Indonesia, yang lebih yang lebih mengacu ke Amerika menggunakan Real Estate untuk
bentuk fisik dari tanah beserta pengolahan dan pembangunannya dan Real Property
11
merujuk pada kumpulan hak (bundle of rights) untuk menggunakan, menyewah,
memindahkan, dan sebagainya dari tanah beserta pengolahan dan pembangunannya.
Kemudian istilah Real Property di Indonesia mengalami perubahan menjadi properti.

Personal Property

 AIREA, The Appraisal of Real Estate; Ch-1


Is a movable item of property that is not pennananently afiixed to, or pan of, real estate.
Personal Property bukan merupakan bagaian dari Real Property. Personal Property dapat
berupa kulkas, mobil peralatan kantor, dan sebagainya. Namun untuk mesin dan peralatan
yang dibangun atau dipasang permanen pada struktur bangunan dapat diperhitungkan
sebagai Real Property. Hal ini dapat terjadi dengan suatu contoh kondisi sebagai berikut:
pihak penyewa suatu ruang kantor telah memasang peralatan pendingin (AC). Setelah
masa sewa berakhir dimana phak penyewa tidak memperpanjang masa sewa dan
meninggalkan peralatan tersebut (AC) maka ha katas peralatan pendinginn/AC dapat
disebutkan dengan hak ruang atau bangunan sebagai Real Property.

Selain istilah-istilah di atas, pemahaman mengenai arti penilaian juga penting untuk dipahami
sebelum masuk pada pemberian opini niali dari suatu properti. Penilaian dapat didefenisikan
sebagai satu gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni, di mana dalam penilaian ini bukan saja
terdiri dari rumus-rumus matematik belaka tetapi sebagian besar dari proses ini tergantung kepada
rumusan dan opini yang dibuat oleh seorang penilai setelah membuat analisis dan kajian yang teliti
terhadap karakteristik harta, keadaan ekonomi latar belakang sejarah, prospek serta potensi-potensi
pada masa yang akan datang. Secara umum penilaian adalah suatu seni dan ilmiah (art and science)
dalam menyalurkan pendapat atau rumusan ke dalam suatu bentuk matematik untuk menentukan
kesimpulan nilai (dalam bentuk satuan uang) dari suatu kepentingaan harta/properti pada suatu
masa tertentu yang ditetapkan oleh suatu pihak.

Appraisal memerlukan riset yang cermat di dalam suatu ruang lingkup pasar yang spesifik,
pengolahan data, penerapan teknik analisis dan pendayagunaan pengetahuan dan keterampilan,
serta keputusan akhir profesional dan pemecahan masalah.

C. TUJUAN PENILAIAN

12
Penilaian adalah sebuah penanggaran/estimasi nilai dari suatu kepentingan atas sebuah
properti/harta untuk sesuatu tujuan tertentu. Ada beberapa keperluan yang menyebabkan penilaian
terhadap sesuatu properti diperlukan. Keadaan ini menyebabkan terdapat lebih dari satu jenis nilai
untuk sebuah properti (tanah dan bangunan) yang tergantung pada tujuan penilaian tersebut dibuat.

Setiap penilaian yang menerima tugas penilaian, wajib terlebih dahulu mengerti dan
memahami tujuan penilaian. Hal ini penting mengingat tujuan yang berbeda, maka memerlukan
macam dan metode penilaian yang berbeda pula. Penilai juga harus mengetahui dan mampu
mengidentifikasikan problem atau masalah yang akan dipecahkan dengan menggunakan hasil
penilaian itu.

Dari setiap tugas dari berbagai macam penilaian, seorang penilai haruslah mampu
menjelaskan kepada client seacara tepat apa tujuan dari dilakukannya penilaian. Berikut adalah
berbagai macam alasa client untuk meminta jasa seseorang penilai untuk melakukan penilaian:

a) Pemilik ingin menual propertti;


b) Pemilik ingin mengetahui nilai dari properti;
c) Pembeli ingin menaksir nilai properti;
d) Pemegang saham ingin mengetahui proporsi kepemilikan saham atas asset/properti secara
keseluruhan;
e) Penilaian asset properti untuk sebuah perusahan;
f) Nilai ganti untuk asuransi;
g) Kerugian akbiat penggusuran properti oleh pemerintah;
h) Pembagian warisan;Kredit
i) Pembangunan tanah;
j) Penilaian Statuta untuk penentuan PPh, NJOP-PBB dan NPOP-BPHTB

Beberapa tujuan penilaian dan faktor-faktor yang perlu untuk dipertimbangkan untuk
mendapatkan sebuah nilai adalah sebagai berikut:

a. Penentuan Nilai Pasaran Terbuka (Open Value Market)

Apabila seseorang penilai menggunakan perkataan “nilai”, pada umumnya yang


dimaksudkan nilai tersebut adalah nilai pasaran terbuka. Nilai pasaran terbuka yang

13
dimaksudkan adalah harga terbaik yang didapat dari sebuah kepentingan harta melalui
perjanjian individu (private treaty) pada tanggal dengan andaian:

 Penjual dan pembeli yang sanggup, berkelayakan dan rela;


 Ada cukup waktu untuk melihat dan berunding (negosiasi) penjualan dengan
mempertimbangkan jenis dan karakteristik harta;
 Nilai tidak berubah dalam jangka waktu tersebut
 Ada waktu yang cukup dan tidak ada batasan untuk memperlihatkan harta pada pasar;
 Tidak mempertimbangkan tawaran tambahan atau tawaran istimewa dari pembeli.
b. Penilaian untuk Tujuan Penjualan

Dalam melakukan penilaian untuk tujuan penilaian, seorang penilai harus


mengidentifikasi:

a) Semua calon pembeli yang ada di pasaran pada waktu tertentu;


b) Alternatif harta yang ada di pasaran; dan
c) Memperkirakan harga yang didapat dari persaingan di antara calon-calon pembeli; serta
d) Mengidentifikasi keuntungan atau kerugian seandainya dilakukan perbaikan atau renovasi
sebelum ditawarkan di pasaran untuk mendapatkan harga terbaik.
c. Penentuan untuk Tujan Pembelian

Perkara pokok yang perlu dipertimbangkan dalam membuat penilaian adalah mengetahui
keperluan pelanggan penilaian untuk tujuan penilaian disini adalah berlawanan dengan
penilaian untuk tunjuan penjualan, di mana penilai sebagai pihak wakil dari pihak pembeli perlu
menganalisis serta mengidentifikasi dari harta/properti yang akan dibeli, mengestimasi harga
dan mempertimbangkan keuntungan/kerugian dari pembelian tersebut.

d. Penilaian untuk Tujuan Penyewaan

Untuk tujuan penilaian sewa ini, seorang penilai dapat diminta oleh pemilik untuk
menguruskan penyewaan hartanya ataupun oleh penyewa atau subpenyewa untuk menentukan
besarnya nilai atas hak yang dimiliki dari penyewaan harta tersebut dalam batas tempoh tertentu
yang disetujui.

e. Penilaian untuk Jaminan Mendapatkan Pinjaman

14
Dalam melakukan penilaian untuk maksud jaminan mendapatkan pinjaman, seorang
penilai perlu mempertimbangkan nilai jika harta tersebut terpaksa dijual, yaitu dilelang
(auction). Apabila terjadi penjualan secara lelang, maka harta tersebut dipaksa dalam waktu
yang cukup (jangka waktu yang singkat). Oleh karena itu seorang penilai perlu memperkirakan
beberapa keadaan yang kurang baik yang mungkin mempengaruhi nilai/harganya nanti.

f. Penilaian untuk Tujuan Asuransi

Dalam penilaian untuk tujuan asuransi, penilaian adalah berdasarkan adanya prinsip
indemnity, reinstatement dan replacement. Berdasarkan pada prinsip indemnity, nilai dari harta
yang diasuransikan adalah nilai seperti pada waktu sebelum musibah terjadi. Jadi pemilik akan
diberi ganti rugi sebesar nilai harta sebelum terjadi musibah. Sedangkan berdasarkan prinsip
reinstatement, nilaia asuransi dari sebuah harta adalah nilai penggantian baru dari harta tersebut
dengan fungsi, ukuran dan desain yang sama tanpa memperhatikan apakah bangunan itu baru
atau sudah berumur. Sedangkan prinsip replacement atau prinsip penggantian adalah digunakan
untuk bangunan kuno yang material bangunannya tidak tersedia di pasaran atau pemerintah
menghendaki perubahan lain untuk lebih disesuaikan dengan kebijaksanaan perencnaan kota.

g. Penilaian untuk Penggabungan Perusahaan

Untuk memperkokoh jalannya usaha, kadangkala dua atau lebih perusahaan mempunyai
kebijaksanaan untuk melakukan penggabungan. Namun sebelum proses penggabungan tersebut
perlu dilakukan penilaian terhadap asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan,
terutama selain untuk asset tetap (fixed asset) perlu peran penilai harta untuk menentukan nilai
modal dari tiap-tiap asset tersebut.

h. Penilaian untuk Tujuan Go-Public

Sebelum menjadi perusahaan yang Go-Public sebuah perusahaan perlu dinilai ‘kesehatan”
nya. Salah satu penilaian yang dilakukan adalah terhadap asset yang dimilki, di mana peranan
penilai dalam hal ini sangat diperlukan untuk menilai asset tetap yang dimiliki oleh perusahaan
yang akan Go-Public.

i. Penilaian yang Berkaitan dengan Kebijaksanaan Pemerintah dan Undang-undang


a) Pajak Bumi dan Bangunan

15
Berdasarkan kepada pasal 6 ayat 1 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985
sebagaimana diubah dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 dinyatakan bahwa
dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Dalam hal ini penilaian
objek PBB adalah dilakukan oleh penilai dari pihak Direktorat PBB sendiri dengan
menggunakan metode penilaian yang telah ditentukan baik dengan teknik penilaian
massal maupun penilaian individual (Pasal 4, Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor: KEP-31/PJ.6/1994).
b) Pembebasan Tanah
Ganti rugi akan dibayar kepada pemilik apabila tanah dan bangunan mereka
dibebaskan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Untuk mendapatkan ganti rugi yang
adil untuk kedua belah pihak, maka harus mengikuti prinsip-prinsip betterment yaitu
suatu prinsip yang menekankan pada pada pemberian kompensasi yang tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kepada kedua belah pihak, oleh karena itu
peranan penilai diperlukan. Namun perlu diingat bahwa peran penilai dalam penentuan
ganti rugi ini berada dalam posisi yang bebas (tidak berpihak) sehingga diperoleh
penilaian yang adil.
c) Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 sebagaimana diubah dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000, maka setiap perolehan atas tanah dan bagunan
akan dikenakan suatu bea tertentu. Penilaian properti adalah sangat penting bagi
penentuan Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) yang digunakan sebagai dasar
perhitungan bea.

D. INVESTASI DALAM PROPERTI


a. Prinsip-prinsip Investasi

Investasi dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan membelanjkan uang pada masa
sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan suatu bentuk imbalan (uang atau barang) pada
masa yang akan datang. Terdapat banyak cara dan peluang bagi seseorang yang mempunyai
uang untuk menggunakan uang tersebut menurut kehendaknya. Jika ia gunakan untuk jangka
pendek, maka uang tersebut akan habis disitu saja; atau ia dapat membelanjakan uang tersebut
untuk membeli pernata, emas, saham, mobil, tanah, dan lain sebagainya yang dapat dijual

16
kembali sekiranya ia memerlukan uang. Jadi terdapat banyak cara dan bentuk di mana uang
digunakan.

Sudah barang tentu seseorang mempunyai sebab atau alasan untuk “membelanjakan” atau
“menginvestasikan” uangnya. Dalam menginvestasikan uangnya dalam investasi A dan bukan
dalam investasi B dan sebaliknya. Berikut ini akan dinyatakan prinsip-prinsip yang perlu
dipegang oleh seseorang yang akan menginvestasikan uangnya.

a) Jaminan Keselamatan Modal

Setiap orang yang menginvestasikan uangnya selalu berharap bahwa dia akan
mendapatkan kembali uangnya sekiranya diperlukan. Misalnya 5 tahun lalu seseorang
menginvestasikan uangnya Rp20 juta rupiah dan mengharapkan uangnya akan tetap bernilai
sekurang-kurangnya Rp20 juta rupiah pada saat ini. Tetapi karena 5 tahun yang lalu jauh
berbeda dengan keadaan saat ini, maka seorang investor akan mengadakan jaminan
keselamatan modal dalam bentuk yang sebenarnya. Jadi jika uang sebanyak Rp20 juta rupiah
tersebut pada waktu 5 tahun yang lalu dapat dibelikan sebuah mobil baru maka diharapkan
pula uang yang diinvestasikan tersebut juga mempunyai jaminan dapat dibelikan sebuah
mobil baru yang sama pada hari ini. Keadaan ini lain dengan “judi”, di mana jika uang
digunakan untuk berjudi, tidak ada jaminan yang pasti bahwa modalnya akan kembali.

b) Jaminan Pendapatan

Di samping uang yang diinvestasikan dijamin “selamat”, investor tersebut juga


mengharapkan satu aliran pendapatan akan didapat dan aliran pendapatan tersebut hendaknya
terjamin. Seseorang yang menginvestasikan uangnya bermakna bahwa seorang tersebut
melepaskan hak penggunaan uangnya kepada orang lain, oleh karena itu dia juga
mengharapkan imbalan yang berupa pendapatan. Jadi investasi dilakukan dengan cara
menabung di bank maka pendapatannya adalah dalam bentuk bunga yang diterima setiap
jangka waktu tertentu atau jika investasi dilakukan dengan membeli saham, maka

17
pendapatannya dalam bentuk deviden atau bonus, ataupun jika investasi dalam properti yang
disewakan maka pendapatan adalah berbentuk pendapatan sewa.

c) Mudah Dibeli dan Dijual

Mudah atau sulitnya investasi itu dibeli atau dijual adalah ditinjau dari segi biaya, waktu
dan prosedurnya Keadaan di atas adalah mempengaruhi seorang investor dalam memilih
bidang investasi yang diinginkan. Sebagai contoh, bagi seseorang yang menginvestasikan
uangnya di bank, mungkin tidak ada iuran atau cukai yang perlu dibayar olehnya, atau
kalaupun ada hanya kecil dan cukup saderhana, dia hanya perlu mengisi formulir dan hanya
beberapa menit urusan beres dan demikian pula saat mengambil atau menutup tabungan,
semua bisa dilalaksanakan dengan waktu yang singkat dan biaya yang cukup murah. Keadaan
tersebut lain dengan keadaan investasi dalam sebuah properti (tanah dan bangunan).

Seseorang yang membeli tanah sebagai sebuah investasi perlu melalui prosedur yang
panjang mulai dari perjanjian jual-beli dengan pihak. penjual, prosedur di tingkat desa dan
wilayah, notaris dan lain sebagainya yang melibatkan waktu dan biaya yang cukup banyak.
Demikian halnya dengan waktu menjual, di mana pemasangan iklan untuk mencari pembeli
serta berbagai prosedur perlu dijalani. Fenomena tersebut akan memberi pertirnbangan
kepada investor terhadap pemilihan bidang Investasi bardasarkan keutamaan prinsip mana
yang diambil.

d) Dapat Dipecah/Dibagi dalam Unit-unit Kecil

Investasi yang baik seharusnya dapat dipecah atau dibagi dengan mudah dalam unit-
unit yang lebih kecil. Biasanya investasi yang memerlukan modal yang relatif sedikit adalah
lebin mudah dipecah ke daiam bagian atau unit yang lebih kecil. Sebagai contoh, jika
seseorang menginvestasikan uangnya dalam bentuk saham, maka apabila dia menginginkan
sejumlah uang sewaktu-waktu, dia dapat mengambil beberapa unit dari saham yang dimiliki
untuk djual sesuai dengan keperluannya. Keadaan ini dapat kita bandingkan dengan investasi
dalam sebuah properti (tanah dan bangunan) yang melibatkan modal yang cukup tinggi, di
mana apabila seseorang memerlukan sedikit uang dengan keadaan segera, dia tidaik dapat
menjual sebagian kecil dari tanah atau bangunnya tetapi dia harus menjual tanah dan bangun
tersebut keseluruan dalam sebuah unit yang besar.

18
b. Tanah dan Bangunan sebagai Sumber investasi

Dari prinsip-prinsip di atas nyatalah bahwa terdapat berbagi ciri dari setiap investasi.
Ada jenis investasi yeng memberikan jaminan keselamatan modal yang tinggi tetap tidak
mudah untuk dijual-beli dan ada jenis investasi lain yang baik dari segi aliran pendapatan tetapi
tidak baik dari segi keselamatan modal dan sebagainya. Fenomena di atas akan memberikan
gambaran kapada investor-investor tentang baik buruknya tentang investasi tersebut dan
terserah kepeda investor untuk memilih dan membuat keputusan, sebab setiap investor
mungkin mempuyai pendapat yang berbeda dalam menentukan prinsip mana yang
diutamakan.

Tanah dan bangunan sebagai salah satu bidang investasi yang paling populer saat ini
dianggap sebagai salah satu bidang investasi yang paling mantap karena cirinya yang dapat
melawan inflasi. Dengan kata lain seorang investor yang menginvestasikan uangnya dalam
benuk tanah dan/atau bangunan tidak perlu bimbang dengan keselamatan modalnya. Malahan
presentase kenaikan nilai tanah telah menarik minat investor untuk menginvestasikan
modalnya. Dari segi pendapatan pula kebanyakan investasi dalam bentuk tanah dan bangunan
tidak mengalami banyak masalah, terlebih dalam kondisi pasaran yang lebih baik seperti
sekarang ini.

Namun demikian, investasi di bidang properti (tanah dan bangunan) ini sangatlah tidak
sesusi untuk investor-investor yang bermodal kecil, sabab bagi mereka yang diutamakan
adalah tingikat kecairan (liquidity) modial yang tinggi. Berikut ini adalah beberapa
karakteristik yang terdapat dalam investasi di bidang properti (tanah dan bangunan)

a) Invesasi adalah lebih bersifat jangka panjang


b) Biaya untuk membeli dan meniualnya relative tinggi
c) Waktu yang diperlukan untuk membeli dan menjualnya adalah panjang
d) Bukti pemilikan kadangkala dapat memjadikan masalah yang menyulitkan
e) Jumlah modal yang diperlukan untuk membeli tanah dan bangunan adalah relatif lebih
tinngi dan tidak dapat dibeli sebagian dari sahamnya
f) Mungkin terdapat banyak masalah dalam pengurusan dalam hal pemilikannya

19
g) Tanah adalah terbuka pada pengaruh undang-undang dan kebijaksanaan serta politik
Negara, di mana hal ini mngkin akan mempunyai pengaruh negatif terhadap suatu
kepentingan atas tanah tersebut
h) Terdapat unsur “kemegahan” seseorang yang menjadi tuan tanah dalam arti lain pemilikan
tenah merupakan lambang "status social” seseorang.
i) Nilai tanah senantiasa naik seiring dengan waktu dan merupakan satu kontrol yang baik
terhadap inflasi.
j) Hasil dari invesasi di bidang properti secara umum, jauh lebih tinggi daripada hasil dari
jumlah yang sama yang diinvestasikan dalam bentuk investasi lain.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PROPERTI

Nilai properti, sama seperti nilai barang-barang lain adalah ditentukan oleh sifat-sifat fisik
yang terdapat pada properti itu sendiri dan beberap faktor-faktor luar yang mempunyai dampak
atau pengaruh terhadap nilai properti mengikut waktu dan keadaan. Secara garis besar faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai suatu properti dibedakan ke dalam 4 faktor, yaitu:

a) faktor permintaan dan penawaran;


b) faktor fisik properti tersebut;
c) faktor lokasi dan perletakan; dan
d) faktor kebangsaan/poltik.
a. Faktor Permintaan dan Penawaran

Faktor ini dianggap sebagai satu faktor yang sangat luas dan menyeluruh dampaknya karena
faktor ini meliputi faktor-faktor lainnya juga. Jika penawaran properti dipasaran tetap
sedangkan permintaan bertambah, maka nilai properti akan naik, Begitu pula sebaliknya, jika
permintaan adalah tetap sedangkan penawaran bertambah, maka nilai properti dapat meniadi
turun. Tetapi apakah penyebab naik atau turunnya permintaan dan perawaran properti
dipasaran?

Ada beberapa sebab yang dapat mengubah pamintaan dan penawaran properti dipasaran,
yaitu:

20
a) Faktor-faktor kependudukan
Bertambahnya jumlah penduduk merupakan faktor utama yang menyebabkan
bertambahnya permintaan properti. Dengan bertambahnya Jumlah penduduk suatu kota atau
wilayah sacara otomatis akan benyebabkan lebih banyak rumah kediaman, ruang kantor,
industri dan lain-lain sarana diperlukan. Singkat kata, sekiranya penawaran properti dipasaran
tidak bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka akan menyebabkan
kenaikan nilai properti diberbagai sector.
Selain jumlah penduduk, perubahan struktu penduduk secara perubahan penyebaran
penduduk juga dapat mepengaruhi penawaran dan permintaan serta seterusnya akan
mempergaruhi niliai properti. Hal ini dapat dilihat dalam konteks sebuah masyarakat, di mana
jika struktur penduduknya sebagian besar adalah orang-orang yang belum berkeluarga maka
jumlah tempat tinggal serta jenis properti yang akan diperlukan dipasaran adalah berbeda jika
dibandingkan dengan masyarakat yang sebagian besar penduduknya adalah sudah
berkeluarga. Jadi jelaslah bahwa faktor-faktor kependudukan ini sangat berpengaruh terhadap
corak permintaan dan selajutnya nilai properti.
b) Perubahan Citarasa
Perubahan citarasa penyewa. pembei atau para investor juga memberi dampak yang
kelihatan terhadap permintaan jenis-jenis properiti yang berbeda Sekiranya pada suatu masa
tertentu minat para penyewa atau pembeli berubah dari jenis rumah satu tingkat kepada jenis
rumah bertingkat seprti apartemen dan kondominium, maka akan kita dapati bahwa sektor-
sektor ini akan mengalami perubahan dalam nilai sekiranya tidak disuaikan dengan
sewajarnya.
Demikian juga dengan citarasa investor-investor yang dapat berubah misalnya dari sektor
pertanian kesektor indusrti atau dari suatu kawasan ke kawasan lain yang lebih menarik, dan
mnguntungkan dari aspek investasi.
c) Perubahan Teknologi Pembangunan
Dengan munculnya teknologi-teknologi baru dalam pembangunan properti, maka
penawararan properti dipasaran dapat ditambah dengan kadar yang lebih cepat. Hal ini banyak
melibatkan sektor rumah tinggal dan apabilah kadar pertabahan ini dapat menandingi
permintaan, maka nilai rumah tinggal dapat diturunkan atau distabilkan

21
b. Faktor-Faktor Fisik Properti
a) Jenis dan Kegunaan Properti
Jenis dan kegunaan properti akan menentukan lingkup pasaran bagi properti yang
berkenaan. Sebagai contoh properti pertanian mempunyai pasaran yang lebih terbatas di
banding dengan properti industri yang lebih bercorak nasional atau internasional. Tetapi walau
bagai manapun potensi penggunaan perlu dipertimbagkan karena disuatu waktu nanti
kegunaan akan dapat ditukar kepada kegunaan yang lebih baik, sehingga nilai properti dapat
meningkat.
b) Ukuran dan Bentuk
Lebih luas suatu tanah maka lebih mudah dan ekonomis suatu aktifitas dapat dijalankan
diatasnya dan oleh sebab itu properti tersebut akan menjadih lebih menarik. Tetapi walau
bagaimanapun, jika terlalu luas, tanah-tanah pertanian misalnya, nilai per meter perseginya
akan turun hal ini dikarenakan jika terlalu luas maka semakin banyak masalah dalam
pengurusannya. Keadaan ini menjadikan semakin berkurangnya permintaan terhadap tanah-
tanah yang luas
Bentuk fisik properti juga tidak kurang peranannya dalam menentukan nilai sebuah
properti, terutama sekali untuk tanah kosong dan tanah-tanah yang berpotensi untuk di bangun.
Tanah yang berbentuk segi empat sudah barang tentuh lebih mudah dibangun dari pada tanah
yang mempunyai bentuk segi lima atau yang mempunyai bentuk tidak teratur.
Tanah-tanah yang mempunyai luas yang sama mungkin akan mempunyai nilai yang
berbeda jika bentuk tanahnya berlainan. Misalnya sebuah memanjang kebelakang dan sebuah
lagi mungkin mempunyai bentuk melebar pada bagian depan. Oleh karenah faktor tersebut
maka akan menyebabkan nilai yang berbeda.
c) Desain dan Konstruksi Bangunan
Desain dan konstruksi bangunan adalah faktor penting dalam mempengaruhi nilai sebuah
bangunan. Desain bangunan adalah lebih ditentukan oleh jenis kegunaan bangunan dan selera
dari masyarakat yang menggunakan. Ketidaksesuaian dengan kegunaan dan selera ini akan
menyebabkan nilai sebuah bangunan akan menjadi turun, demikian juga sebaliknya apabilah
sebuah bangunagan mempunyai desain yang baik, sesuai dengan kegunaan dan mengikuti
“trend” pada masa itu maka nilainya akan naik.

22
Demikian halnya dengan konstruksi bangunan. Baik tidaknya konstruksi bangunan adalah
ditentukan oleh pemilihan material yang baik, cara pemasangan dan kesesuaiannya dengan
lingkungan. Pada tahap selanjutnya konstruksi bangunan ini menentukan “ kualitas bangunan
“ dan pada akhirnya adalah nilai bangunan itu sendiri.

c. Faktor Perletakan dan Lokasi Properti


a) Perletakan
Perletakan disini adalah meliputi apakah properti tersebut terletak ditempat yang tinggi
atau rendah, di lereng bukit atau di tepi sungai, di tengah atau di pojok blok perumahan dan
sebagainya. Properti yang terletak di tempat yang rendah misalnya adalah rawan terhadap
banjir dan bila akan dibangun di perlukan pengurungan tanah, dan ini tentunya memerlukan
biaya yang tinggi. Kedudukan seperti di lereng-lereng bukit atau di tepi sungai menyebabkan
subuah properti mempunyai pemandangan yang lebih menarik, oleh karena itu nilainya
mungkin akan lebih tinggi daripada properti di sekitarnya.
b) Lokasi
Faktor lokasi dapat dianggap sebagai faktor “terkuat” pengaruhnya terhadap nilai suatu
properti. Ada suatu pendapat yang menyatakan bahwa faktor yang menentukan nilai sebuah
properti adalah “pertama lokasi kedua lokasi dan ketiga lokasi”. Peryataan diatas menunjukan
betapa pentingnya faktor lokasi dalam menentukan nilai sebuah properti. Dua buah properti
yang mempunyai bentuk fisik sama tetapi bila lokasinya berbeda, maka nilainya tentu akan
berbeda. Secara umum “Teori Lokasi’ menyatakan bahwa semakin jauh dari pusat kota maka
nilainya akan semakin rendah. Hal tersebut dikarenakan kota merupakan pusat segala aktifitas
hidup manusia.
Faktor lokasi seterusnya menentukan apakah sebuah properti tersebut mudah atau sulit
dicapai. Properti yang mempunyai lokasi di kawasan kota dapat dicapai dengan mudah karena
terdapat sistem pengankutan dan perhubungan yang baik di banding dengan kawasan luar kota.
Selain itu properti yang mempunyai lokasi dikawasan kota mempunyai infrastuktur dan sarana
yang lebih baik dan lengkap dibanding dengan kawasan luar kota.
c) Faktor Politik/Kenegaraan
Faktor kenegaraan yang dimaksud disini adalah faktor ekonomi, sosial dan politik negara,
dimana secara tidak langsung akan mempengaruhi nilai properti. Sebagai contoh sistem

23
perundangan suatu negara tidak dapat di pungkiri lagi akan berpengaruh terhadap nilai
properti. Sistem perundangan yang terlalu ketat mungkin menyebabkan permintaan turun dan
selanjutnya akan mempengaruhi nilai tanah. Zoning dan faktor perencanaan kora merupakan
faktor yang kerapa kali kita dengar yang mana mempunyai dampak yang cukup besar terhadap
nilai properti. Keadaan ekonomi negara, perubahaan suku bunga pinjam di bank juga
merupakan penyebab semakin tertarik atau semakin enggannya para investor. Ini tentunya
akan mempunyai dampak terhadap nilai properti.

24
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perkataan “nilai” dapat ditafsirkan sebagai “ makna” atau “arti “ (worth) sesuatu barang/benda.
“Penilaian” adalah gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni (science and art ) dalam
mengestimasikan nilai dari sebuah kepentingan yang terdapat dalam suatu properti bagi tujuan
tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan serta dengan mempertimbangkan segala karateristik
yang ada pada properti tersebut. Setiap penilaian yang menerima tugas penilaian, wajib terlebih
dahulu mengerti dan memahami tujuan penilaian. Investasi dapat didefenisikan sebagai suatu
tindakan membelanjkan uang pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan suatu bentuk
imbalan (uang atau barang) pada masa yang akan datang. Nilai properti, sama seperti nilai barang-
barang lain adalah ditentukan oleh sifat-sifat fisik yang terdapat pada properti itu sendiri dan
beberap faktor-faktor luar yang mempunyai dampak atau pengaruh terhadap nilai properti
mengikut waktu dan keadaan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Buku : Konsep Dasar Penilaian Properti

Edisi pertama

Oleh:

Dra. Wahyu Hidayati, M.Si

Budi Harjanto, Adv. Dem., M.Si

26

Anda mungkin juga menyukai