Anda di halaman 1dari 9

3.7.

1 Penilai adalah seseorang yang memiliki kualifikasi, kemampuan dan


KODE ETIK PENILAI INDONESIA pengalaman dalam melakukan kegiatan praktek penilaian untuk
mendapatkan nilai ekonomis sesuai dengan bidang keahlian yang
(KEPI) dimiliki. Penilai terdiri dari:
3.7.1.1 Tenaga Penilai adalah seseorang yang telah lulus
1.0 Pendahuluan pendidikan di bidang penilaian yang diselenggarakan
Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) merupakan landasan yang paling mendasar oleh Asosiasi Profesi Penilai, lembaga pendidikan lain yang
dalam pelaksanaan Standar Penilaian Indonesia (SPI) agar seluruh hasil pekerjaan diakreditasi oleh Asosiasi Profesi Penilai, atau lembaga
penilaian dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dengan cara yang jujur pendidikan formal.
dan kompeten secara profesional, bebas dari kecurigaan adanya kepentingan 3.7.1.2 Penilai Bersertifikat adalah seseorang yang telah lulus ujian
pribadi, untuk menghasilkan laporan yang jelas, tidak menyesatkan dan sertifikasi di bidang penilaian yang diselenggarakan oleh
mengungkapkan semua hal yang penting untuk pemahaman penilaian secara tepat. Asosiasi Profesi Penilai.
3.7.1.3 Penilai Publik adalah Penilai yang telah memperoleh izin
2.0 Ruang Lingkup dari Menteri Keuangan.
3.7.2 Penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan estimasi dan
KEPI mengatur agar Penilai dalam menjalankan tugasnya selalu mematuhi Etik dan
pendapat atas nilai ekonomis suatu obyek penilaian pada saat
Kompetensi, agar hasil pekerjaan penilaian dapat dipertanggungjawabkan
tertentu sesuai dengan SPI dan peraturan-peraturan yang berlaku.
kepada Pemberi Tugas, masyarakat dan profesi penilai.
KEPI ini bersifat mengikat dan wajib untuk diterapkan oleh seluruh Penilai dan 3.7.3 Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) adalah badan usaha yang telah
dimaksudkan sebagai dasar aturan-aturan dari asosiasi atau organisasi yang mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi
Penilai Publik dalam menjalankan usaha di bidang penilaian dan
mengatur kegiatan-kegiatan para Penilai.
jasa-jasa lainnya.
3.7.3.1 Usaha di bidang penilaian meliputi Bidang jasa Penilaian
3.0 Definisi Properti Sederhana, Bidang jasa Penilaian Properti dan
Bidang jasa Penilaian Bisnis.
3.1 Etik adalah nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur perilakunya secara profesional. 3.7.3.2 Jasa-jasa lainnya yang terkait dengan penilaian antara
lain; Konsultasi Pengembangan Properti, Desain Sistem
3.2 Kode Etik adalah kumpulan etik yang dibuat untuk menjunjung tinggi profesi
informasi aset, manajemen properti, studi kelayakan usaha,
demi tanggung jawab terhadap profesi, masyarakat dan Ketuhanan Yang
jasa agen properti, pengawasan pembiayaan proyek,
Maha Esa.
studi penentuan sisa umur ekonomi, studi Penggunaan
3.3 Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) adalah kumpulan etik yang melandasi Tertinggi dan Terbaik (Highest and Best Use), dan
pelaksanaan SPI yang wajib ditaati oleh Penilai, agar seluruh hasil penasihat keuangan.
pekerjaan penilaian dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan melalui
cara yang jujur, obyektif dan kompeten secara profesional, sehingga
menghasilkan laporan penilaian yang jelas, tidak menyesatkan dan 4.0 Prinsip Dasar Etik
mengungkapkan semua hal yang penting.
Prinsip dasar etik terdiri dari lima prinsip yaitu:
3.4 Institusi adalah lembaga dimana Penilai melakukan pekerjaan penilaian,
antara lain Kantor Jasa Penilai Publik, Lembaga Pemerintah dan Bank. a. Integritas: memiliki kejujuran dan dapat dipercaya dalam hubungan
profesional dan bisnis, serta menjunjung tinggi kebenaran dan bersikap
3.5 Profesi adalah keahlian yang memerlukan pelatihan yang mendalam dalam adil.
suatu bidang ilmu, seni ataupun pekerjaan, yang dilakukan secara terus
b. Objektivitas: menghindari benturan kepentingan, atau tidak dipengaruhi
menerus.
atau tidak memihak dalam pertimbangan profesional atau bisnis.
3.6 Standar Penilaian Indonesia (SPI) adalah Standar Profesi Penilai untuk
c. Kompetensi: menjaga pengetahuan dan keterampilan profesional yang
melakukan kegiatan penilaian di Indonesia. Penilai wajib mematuhi SPI yang
dibutuhkan untuk memastikan bahwa hasil penilaian telah dibuat
merupakan acuan praktek penilaian di Indonesia.
berdasarkan pada perkembangan terakhir dari praktek dan teknik
3.7 Dalam KEPI ini kata “Penilai” dapat berarti “Penilai sebagai perorangan penilaian serta peraturan perundang-undangan.
(individu)” atau “Kantor Jasa Penilai Publik”, tergantung pada konteks
kalimatnya.
d. Kerahasiaan: menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam 4.2 Objektivitas
hubungan profesional dan bisnis, serta tidak mengungkapkan informasi
4.2.1 Prinsip objektivitas mewajibkan Penilai bekerja secara
tersebut kepada pihak ketiga tanpa ijin, maupun untuk digunakan
profesional, tidak memihak, tidak memiliki kepentingan terhadap
sebagai informasi untuk keuntungan pribadi Penilai atau pihak ketiga
obyek penugasan atau tidak dipengaruhi orang lain.
(kecuali diatur lain sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku). 4.2.2 Seorang Penilai mungkin akan dihadapkan pada situasi yang dapat
mengganggu objektivitas. Tidak mudah mendefinisikan situasi di
e. Perilaku Profesional: melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Lingkup
mana seorang Penilai mungkin menghadapi ancaman terhadap
Penugasan yang telah disepakati di dalam kontrak, dan mengacu pada
objektivitas.
SPI. Selalu bertindak demi kepentingan publik dan menghindari tindakan
yang mendiskreditkan profesi penilai. Dalam hal ancaman terhadap objektivitas tidak dapat dihindari,
Penilai profesional harus menolak penugasan. Namun, beberapa
Uraian berikut menguji setiap prinsip dasar dan menyediakan ilustrasi dari
potensi ancaman terhadap objektivitas dapat dihilangkan atau
ancaman umum terhadap kepatuhan dan tindakan bahwa Penilai dapat mengambil
dikurangi dengan pencegahan secara efektif. Pencegahan ini dapat
atau menghindari untuk mengurangi ancaman tersebut.
mencakup pemberitahuan kepada pihak-pihak terkait dan
mendapatkan persetujuan mereka untuk melanjutkan tugas
penilaian. Pencegahan lainnya dibahas dalam butir 6 Ancaman dan
4.1 Integritas
Pencegahan.
4.1.1 Prinsip integritas mewajibkan Penilai untuk jujur dan dapat
Contoh situasi yang berpotensi sebagai ancaman, dan yang
dipercaya dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
mendorong Penilai untuk mempertimbangkan menerima atau
4.1.2 Seorang Penilai tidak boleh dengan sengaja melakukan penilaian, menolak penugasan, atau mengadopsi pencegahan untuk
membuat laporan penilaian, membuat surat keterangan atau menghilangkan atau menghindari ancaman atau persepsi tidak
komunikasi lain tentang penilaian, apabila mengandung salah memihak meliputi:
satu hal berikut:
• penugasan penilaian untuk tujuan transaksi jual-beli properti;
4.1.2.1 Berisi pernyataan atau informasi yang secara material
tidak benar atau menyesatkan atau yang dibuat • penugasan penilaian untuk kepentingan dua atau lebih pihak
sembarangan; atau dalam persaingan bisnis;
4.1.2.2 Penghilangan atau pengaburan informasi penting yang • penugasan penilaian untuk kepentingan pemberi pinjaman, juga
harus disertakan, sehingga dapat berakibat penyediaan saran kepada peminjam;
menyesatkan.
• penugasan penilaian untuk kepentingan pihak ketiga di mana
4.1.3 Apabila Penilai menyadari adanya informasi yang tidak benar, Penilai mempunyai hubungan kontraktual dengan Pemberi Tugas
maka harus segera mengambil tindakan dengan cara melakukan awal;
koordinasi dengan Pemberi Tugas terkait dengan informasi tersebut,
misalnya dengan melakukan revisi atas laporan penilaian. • penugasan untuk penilaian ulang;

4.1.4 Penilai tidak diperkenankan berpartisipasi atau berperan serta • penugasan penilaian untuk bertindak sebagai penasehat dan
dalam suatu jasa penilaian yang tidak dibenarkan berdasarkan sebagai ahli dalam kaitannya dengan masalah yang sama.
pertimbangan rasional Penilai umumnya. Pengaruh objektivitas Penilai akan tergantung pada keadaan dari
4.1.5 Penilai wajib bertindak menurut hukum dan sesuai dengan hukum setiap kasus, misalnya; tujuan penilaian, kepentingan Pemberi Tugas
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan kemampuan menghilangkan atau mengurangi ancaman dalam
atau di negara dimana Penilai mendapat penugasan. batas wajar dengan menempatkan prosedur pencegahan yang
tepat.
4.1.6 Penilai tidak diperkenankan dengan sengaja salah menafsirkan
kualifikasi profesional yang tidak dimilikinya. 4.2.3 Dalam mempertimbangkan apakah suatu situasi menciptakan
ancaman terhadap objektivitas, Penilai harus mengetahui bahwa
seringkali persepsi dari pihak lain mengenai adanya potensi
keberpihakan merupakan ancaman bagi kredibilitas penilaian.
Akan ada situasi di mana beberapa keterlibatan masa lalu atau
saat ini baik dengan aset yang akan dinilai atau pemilik aset yang
menciptakan ancaman yang tidak material untuk objektivitas tetapi
yang dapat menimbulkan persepsi bias apabila kemudian ditemukan setelah Penilai menyelesaikan tugas penilaiannya, penjelasannya
oleh pihak yang menggunakan penilaian. Pengungkapan harus segera dibuat dalam waktu sesingkat-singkatnya.
keterlibatan tersebut dalam Lingkup Penugasan dan laporan dapat
4.2.10 Penilai tidak boleh menerima suatu penugasan yang laporan
menjadi sarana yang efektif untuk menghindari persepsi bias.
penilaiannya mencakup pendapat dan kesimpulan yang telah
4.2.4 Apabila dilakukan penilaian ulang dari aset yang sama, ditetapkan terlebih dahulu.
pencegahan terhadap kemungkinan ancaman atas objektivitas
4.2.11 Imbalan jasa yang berkaitan dengan suatu penugasan tidak
meliputi:
boleh tergantung pada hasil suatu penilaian yang telah
• melakukan review internal berkala oleh Penilai yang tidak terkait ditetapkan terlebih dahulu atau berdasarkan laporan penilaian
dengan penugasan; atau yang isinya berdasarkan pertimbangan yang tidak mandiri dan
tidak obyektif.
• secara berkala mengganti Penilai yang bertanggung jawab untuk
penugasan tersebut. 4.2.12 Penilai tidak diperkenankan mendasarkan pekerjaannya pada
informasi yang hanya disediakan oleh Pemberi Tugas, atau setiap
4.2.5 Jika Penilai menganggap bahwa ancaman terhadap objektivitas pihak lainnya, tanpa melakukan klarifikasi atau konfirmasi yang
dapat dihilangkan atau secara efektif dikurangi dengan tepat, kecuali pada hakekatnya dapat diterima secara wajar
pengungkapan penyebab ancaman dan setiap pencegahan lain sehingga dapat dipercaya dan dinyatakan dalam syarat
yang diambil atau diusulkan, perhatian harus dilakukan untuk tidak pembatas.
melanggar prinsip kerahasiaan. Jika keterlibatan masa lalu dengan
aset atau pemilik aset tidak dapat diungkapkan tanpa melanggar 4.2.13 Penilai tidak diperkenankan menerima suatu penugasan untuk
kewajiban kerahasiaan kepada Pemberi Tugas lain, penugasan membuat laporan penilaian berdasarkan asumsi pada prasyarat
tersebut harus ditolak. hipotesa yang tidak mungkin dilaksanakan dalam kurun waktu
yang wajar.
4.2.6 Jika Penilai menganggap bahwa ancaman terhadap objektivitas
dapat dihilangkan atau dilakukan secara efektif dengan mencapai 4.2.14 Prasyarat hipotesa yang wajar terjadi dapat dilaporkan dengan
kesepakatan bahwa mereka dapat melanjutkan dengan dua pihak disertai oleh beberapa pembahasan, baik mengenai prospek
atau lebih yang berpotensi konflik atas hasil penilaian atau obyek realisasi hipotesa tersebut maupun pertimbangan nilai yang
penilaian, pertimbangan harus diambil untuk memastikan para pihak mencerminkan keadaan yang berlaku, misalnya suatu situasi di mana
memperoleh informasi dan menyadari konsekuensi yang potensial Pemberi Tugas ingin mengetahui berapa nilai dari tanah sebelum
atas kepentingan mereka dalam menyetujui Penilai yang dilakukan proses pembebasan dari unsur– unsur yang mengandung
ditugaskan. Memperoleh persetujuan dari dua atau lebih pihak yang kontaminasi.
berkepentingan bahwa tugas penilaian dapat diterima, tidak 4.2.15 Penilai tidak diperkenankan memberikan kesimpulan yang tidak
membebaskan Penilai dari kewajiban untuk mematuhi prinsip-prinsip didukung oleh alasan yang memadai dan berdasarkan praduga,
dasar. atau kesimpulan laporan yang mencerminkan suatu opini bahwa
4.2.7 Jika tidak ada pencegahan yang memuaskan untuk menghilangkan praduga tersebut dapat memengaruhi nilai.
atau meminimalkan ancaman terhadap objektivitas yang dapat 4.2.16 Dalam melakukan kaji ulang Laporan Penilaian dari Penilai
diidentifikasi, Penilai harus menolak penugasan tersebut. lainnya, Penilai harus bersikap tidak memihak dan
4.2.8 Penilai tidak akan bertindak untuk dua atau lebih para pihak pada mempertimbangkan alasan-alasannya untuk setuju atau tidak
penugasan dan tujuan yang sama, kecuali dengan persetujuan setuju terhadap kesimpulan laporan tersebut.
tertulis dari pihak-pihak yang berkepentingan. 4.2.17 Proses penilaian mensyaratkan Penilai untuk memberikan suatu
4.2.9 Penilai harus mengambil upaya yang rasional untuk mencegah dalam pertimbangan yang tidak memihak, misalnya tidak menggunakan
rangka meyakinkan bahwa tidak ada konflik dalam menjalankan data dan asumsi faktual yang tidak sesuai untuk memperoleh suatu
tugasnya antara kepentingan-kepentingan Pemberi Tugas yang kesimpulan penilaian. Penilaian dapat dipercaya jika pertimbangan
bersangkutan dan kepentingan-kepentingan Pemberi Tugas lainnya, dibuat dalam situasi yang transparan dan meminimalkan pengaruh
maupun Penilai, perusahaannya, keluarga, rekan bisnis, atau faktor subjektif dalam proses penilaian.
mitranya. Apabila terjadi konflik yang potensial harus dijelaskan 4.2.18 Indonesia memiliki peraturan perundang-undangan yang meregulasi
secara tertulis sebelum menerima penugasan. Setiap konflik yang dan memberikan izin Penilai untuk melakukan penilaian sesuai
demikian dimana Penilai baru kemudian menyadarinya, harus dengan klasifikasinya. Asosiasi Profesi Penilai memiliki Kode Etik
segera menjelaskan secara tertulis kepada pihak-pihak yang yang wajib dipatuhi Penilai. Dalam KEPI dan SPI tidak diatur
berkepentingan. Apabila konflik yang demikian baru diketahui hubungan antara regulator dengan Penilai.
4.2.19 Aturan perilaku khusus bagi Penilai yang melakukan penilaian di luar pengetahuan. Apabila penugasan itu diluar negeri, dapat bekerja
lingkup SPI, diperlukan kontrol dan prosedur yang sesuai agar sama dengan tenaga profesional yang memiliki pengalaman dan
memastikan independensi dan obyektivitas dalam proses penilaian, pengetahuan mengenai kondisi pasar, bahasa, dan hukum yang
sehingga hasilnya tidak menyimpang. Bilamana suatu tujuan berlaku, dalam rangka menyelesaikan penugasannya secara
penilaian membutuhkan Penilai yang memiliki kriteria tertentu, kompeten. Sebaliknya apabila penugasan digunakan untuk
persyaratannya tidak boleh menyimpang dari SPI. kepentingan di luar negeri tetapi aset berada di Indonesia, sejauh
memiliki kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan, Penilai dapat
melakukan penilaian dengan mengacu kepada SPI atau standar
4.3 Kompetensi penilaian lainnya yang relevan.
Kompetensi di bidang penilaian adalah kemampuan, kecakapan dan 4.3.8 Efisiensi dan Ketelitian
keahlian khusus dalam bidang penilaian dan bertanggung jawab
4.3.8.1 Penilai akan bertindak tepat waktu dan efisien dalam
terhadap Pemberi Tugas, masyarakat, profesi dan Asosiasi Profesi
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Lingkup
Penilai.
Penugasan.
4.3.1 Prinsip kompetensi mensyaratkan Penilai untuk:
4.3.8.2 Penugasan seharusnya tidak dilaksanakan apabila
4.3.1.1 Mempertahankan pengetahuan dan keterampilan keadaan tidak memungkinkan untuk diadakan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk pemeriksaan secara memadai sehingga memengaruhi
memastikan bahwa Pemberi Tugas menerima layanan kualitas dari pekerjaan, dan penyelesaian dalam jangka
profesional yang kompeten; dan waktu yang wajar.
4.3.1.2 Bertindak sesuai dengan standar teknis dan profesional 4.3.8.3 Sebelum penilaian dilaporkan, Lingkup Penugasan yang
yang berlaku saat memberikan layanan profesional. tertulis dan cukup rinci hendaknya sudah dipahami dan
disetujui antara Pemberi Tugas dan Penilai untuk
4.3.2 Layanan profesional yang kompeten membutuhkan kebijakan dalam
mencegah interpretasi yang berbeda.
menerapkan pengetahuan dan keterampilan profesional dalam
kinerja layanan tersebut. Kompetensi profesional dapat dibagi 4.3.8.4 Penilai akan melakukan pemeriksaan dan verifikasi
menjadi dua bagian yang terpisah: untuk memperoleh keyakinan bahwa data yang
digunakan untuk analisis dalam penilaian telah
a. Pencapaian kompetensi profesional; dan
diperoleh dengan cara yang benar dan dapat
b. Pemeliharaan kompetensi profesional. dipertanggung jawabkan.
4.3.3 Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran dan 4.3.8.5 Penilai wajib membuat arsip data pekerjaan untuk
pemahaman teknis, pengembangan profesi dan bisnis yang setiap penugasan yang telah diselesaikan dalam suatu
berkelanjutan. Pengembangan profesional yang berkelanjutan arsip yang benar pada kertas (hardcopy) atau dalam
memungkinkan Penilai untuk mengembangkan dan mempertahan-kan bentuk elektronik (softcopy).
kemampuan secara kompeten dalam lingkungan profesional.
4.3.9 Penilaian yang dilakukan berdasarkan SPI hanya akan dapat
4.3.4 Ketekunan meliputi tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan dilaksanakan oleh Penilai sebagaimana yang dimaksud pada butir
Lingkup Penugasan, hati-hati, menyeluruh dan tepat waktu. 3.7.1 di atas dengan menerapkan standar kualifikasi, kompetensi,
pengalaman, etik dan pengungkapan dalam penilaian.
4.3.5 Seorang Penilai harus mengambil langkah-langkah yang wajar
untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka di bawah otoritas 4.3.10 Penilai harus memiliki pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan
Penilai dalam kapasitas profesional yang memiliki pelatihan dan keterampilan teknis yang sesuai, serta memiliki pengalaman dan
pengawasan yang tepat. pengetahuan atas objek penilaian, pemahaman pasar dan tujuan
penilaiannya.
4.3.6 Jika Penilai tidak memiliki pengetahuan profesional dan
pengalaman yang diperlukan untuk melakukan tugas penilaian 4.3.11 Bantuan dari Luar
yang ditawarkan, Penilai harus menolak tugas tersebut.
4.3.11.1 Apabila Penilai tidak memiliki keterampilan dan
4.3.7 Penerimaan Penugasan (Acceptance of Instructions) pengalaman yang cukup untuk melakukan suatu pekerjaan
penilaian tertentu, termasuk dalam penilaian yang
Sebelum menerima suatu pekerjaan atau sebelum menandatangani
kompleks atau jenis aset yang beragam dengan skala
perjanjian kerja untuk melaksanakan pekerjaan, Penilai harus
besar, maka Penilai diperbolehkan mendapat bantuan
secara cermat mengidentifikasi permasalahan yang akan
tenaga ahli dari luar;
disampaikan dan memastikan dirinya memiliki pengalaman dan
4.3.11.2 Penilai harus memberi informasi dan seharusnya − Pengungkapan kepada otoritas yang berwenang karena
mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas, jika adanya pelanggaran hukum.
dipersyaratkan menggunakan tenaga ahli dari luar.
Identitas dari para tenaga ahli dari luar serta seberapa • Kewajiban atau hak profesi untuk mengungkapkan, yang tidak
jauh peranannya dalam pekerjaan tersebut hendaknya dilarang oleh hukum:
dijelaskan dalam Lingkup Penugasan dan laporan yang − Untuk memenuhi review kualitas dari Asosiasi Profesi Penilai;
dibuat oleh Penilai yang bersangkutan.
− Untuk menanggapi pemeriksaan oleh organisasi pembina
profesi;
4.4 Kerahasiaan − Untuk melindungi kepentingan profesi dari Penilai dalam
4.4.1 Prinsip kerahasiaan mewajibkan semua Penilai untuk tidak proses hukum; atau
melakukan: − Untuk memenuhi standar teknis dan persyaratan etik.
4.4.1.1 Pengungkapan di luar institusinya atau penggunaan 4.4.7 Dalam memutuskan apakah akan mengungkapkan informasi rahasia,
informasi rahasia yang diperoleh dari layanan jasa hal-hal yang relevan untuk dipertimbangkan meliputi:
penilaian tanpa persetujuan kecuali memiliki hak secara
legal atau hak profesi atau kewajiban untuk 4.4.7.1 Apakah kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga
mengungkapkan; dan dapat terpengaruh, bisa dirugikan jika ada persetujuan
Pemberi Tugas untuk pengungkapan informasi oleh Penilai;
4.4.1.2 Pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari
hubungan profesional dan bisnis untuk keuntungan 4.4.7.2 Apakah semua informasi yang relevan yang diketahui dan
pribadi atau pihak ketiga. dapat dibuktikan, sejauh itu dapat dipraktekan. Ketika
situasi melibatkan fakta yang tidak dapat dibuktikan,
4.4.2 Penilai harus menjaga kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan informasi yang tidak lengkap atau kesimpulan yang tidak
sosial, bersikap waspada terhadap kemungkinan pengungkapan berdasar, pertimbangan profesional harus digunakan
yang tidak sengaja, terutama untuk rekan bisnis yang dekat atau dalam menentukan jenis pengungkapan yang harus dibuat;
anggota keluarga dekat. jika ada;
4.4.3 Penilai harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan 4.4.7.3 Jenis komunikasi yang diharapkan dan kepada siapa
oleh Pemberi Tugas. ditujukan;
4.4.4 Penilai harus menjaga kerahasiaan informasi dalam institusinya 4.4.7.4 Apakah para pihak kepada siapa komunikasi tersebut
atau tim kerja. ditujukan adalah penerima yang tepat.
4.4.5 Penilai harus mengambil langkah-langkah yang wajar untuk
memastikan bahwa staf di bawah pengawasan Penilai dan orang
yang memberikan tugas menghormati prinsip kerahasiaan. 4.5 Perilaku Profesional

4.4.6 Penilai harus mematuhi prinsip kerahasiaan, bahkan setelah 4.5.1 Prinsip perilaku profesional mewajibkan semua Penilai untuk
berakhirnya hubungan kerja dengan Pemberi Tugas. Penilai dapat bertindak secara cermat dalam memberikan pelayanan dan untuk
menggunakan pengalaman sebelumnya untuk penugasan baru, memastikan bahwa layanan yang diberikan adalah sesuai
namun tidak diperbolehkan menggunakan atau mengungkapkan dengan hukum, teknis dan standar profesi yang berlaku baik
informasi rahasia yang diperoleh dari penugasan sebelumnya. objek penilaian, tujuan penilaian atau keduanya.

Berikut ini adalah contoh situasi dimana Penilai diperlukan untuk 4.5.2 Perilaku profesional mencakup penerimaan tanggung jawab untuk
mengungkapkan informasi rahasia atau situasi dimana bertindak demi kepentingan publik. Tugas seorang Penilai tidak
pengungkapan tersebut diperlukan: terbatas pada kebutuhan Pemberi Tugas. Ada juga kebutuhan untuk
mempertimbangkan apakah keputusan profesional memiliki dampak
• Pengungkapan diperbolehkan oleh hukum dan diberi wewenang yang lebih luas pada pihak ketiga yang tidak
oleh Pemberi Tugas; teridentifikasi. Misalnya, penilaian sering dilakukan yang secara
langsung dapat berdampak pada pihak ketiga seperti pemegang
• Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, misalnya: saham dalam sebuah perusahaan atau penyandang
− Penyediaan dokumen atau bukti lainnya dalam proses hukum; dana. Sementara kebutuhan Pemberi Tugas biasanya penting,
atau seorang Penilai harus menghindari penugasan yang dapat
merugikan kepentingan masyarakat luas, dan yang dapat tingkat yang memadai dengan penerapan penanganan, dan bahwa Prinsip
mendiskreditkan reputasi mereka sendiri dan profesi pada umumnya. Dasar Etik telah terpenuhi.
4.5.3 Dalam pemasaran dan mempromosikan diri dan pekerjaan mereka, 5.4 Jika ancaman dalam mematuhi Prinsip Dasar Etik tidak dapat diantisipasi,
Penilai tidak harus membawa profesi ke reputasi yang tidak baik karena ancaman yang terlalu signifikan maupun karena penanganan
baik. Penilai harus jujur dan benar dan tidak: yang memadai tidak tersedia atau tidak dapat diterapkan, tugas penilaian
harus ditolak atau tidak dilanjutkan.
4.5.3.1 Membuat promosi yang berlebihan untuk layanan yang
dapat mereka tawarkan, kualifikasi yang mereka miliki, 5.5 Jika Penilai menemukan kondisi yang tidak biasa yang dapat menimbulkan
atau pengalaman yang telah didapatkan; atau konflik, dimana penerapan Kode Etik akan menimbulkan hasil yang tidak
proporsional atau hasil yang merugikan kepentingan umum, Penilai
4.5.3.2 Membuat referensi yang tidak benar atau perbandingan
disarankan berkonsultasi dengan Asosiasi Profesi Penilai atau regulator yang
terhadap pekerjaan orang lain yang tidak dapat
terkait.
dibuktikan.
5.6 Jika konflik yang signifikan tidak dapat diatasi, baik dengan menolak tugas
4.5.4 Perilaku profesional meliputi tindakan yang bertanggung jawab dan
atau melakukan penanganan, Penilai dapat meminta pendapat dari Asosiasi
sopan dalam semua hal dengan Pemberi Tugas dan masyarakat
Profesi Penilai. Hal ini dapat dilakukan tanpa melanggar Prinsip Dasar Etik
secara umum dan menanggapi secara cepat dan efektif untuk semua
mengenai Kerahasiaan.
instruksi yang wajar atau keluhan.
Sebagai contoh, Penilai menemukan bahwa dalam penugasannya
4.5.5 Penilai harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan
mengandung unsur penipuan dimana pelaporannya dapat mengakibatkan
profesi. Terlepas dari contoh yang diberikan, termasuk setiap
pelanggaran terhadap Prinsip Dasar Etik mengenai Kerahasiaan.
tindakan yang wajar dan yang diinformasikan pihak ketiga,
mempertimbangkan semua fakta-fakta spesifik dan kondisi yang 5.7 Jika setelah mempertimbangkan semua kemungkinan yang relevan konflik
tersedia bagi Penilai pada saat itu, yang akan cenderung untuk etik tetap belum terjawab, Penilai perlu memutuskan untuk menolak
memengaruhi reputasi baik profesi. penugasan atau mengundurkan diri.

5.0 Panduan Prinsip Dasar Etik 6.0 Ancaman dan Pencegahan


5.1 Panduan ini dirancang untuk membantu Penilai menentukan langkah-langkah Uraian berikut membahas kategori utama ancaman dalam mematuhi Prinsip Dasar
yang diambil dalam menerapkan Prinsip Dasar Etik, serta mengidentifikasi, Etik dan kategori penanganan untuk mengantisipasi ancaman tersebut.
mengevaluasi, dan mengantisipasi ancaman dalam memenuhi Prinsip Dasar
6.1 Ancaman terhadap kemampuan seorang Penilai untuk mematuhi Prinsip
Etik.
Dasar Etik dapat terjadi karena berbagai situasi. Suatu situasi dapat
5.2 Pada saat Penilai menjalankan tugas profesinya, mungkin terdapat situasi menimbulkan lebih dari satu ancaman, dan suatu ancaman dapat
yang mengandung ancaman dalam memenuhi Prinsip Dasar Etik. Beberapa memengaruhi pemenuhan terhadap lebih dari satu Prinsip Dasar
jenis ancaman yang umum dijumpai diidentifikasi dalam butir 6 Ancaman Etik. Ancaman dikategorikan sebagai berikut:
dan Pencegahan. Namun demikian, Penilai tidak mungkin mendefinisikan
a. Ancaman terkait kepentingan pribadi (Self-interest threat) - ancaman
setiap situasi yang mengandung ancaman tersebut dan untuk menentukan
bahwa pertimbangan profesional Penilai dapat dipengaruhi oleh
tindakan yang tepat. Tugas penilaian dapat berbeda secara signifikan
kepentingan finansial atau kepentingan pribadi lainnya;
dalam sifat penugasannya dan sebagai akibatnya dapat muncul ancaman
yang berbeda yang membutuhkan pencegahan yang berbeda pula. b. Ancaman terkait kaji ulang internal (Self-review threat) - ancaman
bahwa Penilai tidak dapat mengevaluasi secara memadai hasil
Panduan ini dapat membantu mencegah Penilai menyimpulkan bahwa suatu
penilaian yang sebelumnya dilakukan olehnya atau oleh individu lain
situasi diperbolehkan jika tidak secara khusus dilarang oleh KEPI.
dalam kantor atau instansi yang sama, dimana Penilai mengandalkan
5.3 Ketika Penilai mengidentifikasi potensi ancaman dalam memenuhi Prinsip hasil kaji ulang tersebut ketika membentuk opini penilaian;
Dasar Etik, Penilai harus mengevaluasi tingkat ancaman tersebut. Beberapa
c. Ancaman terkait Pemberi Tugas (Client conflict threat) - ancaman
ancaman dapat diantisipasi pada tingkat yang memadai, dengan melakukan
bahwa dua atau lebih Pemberi Tugas mungkin memiliki kepentingan
penanganan yang sesuai. Contoh penanganan tersebut dibahas dalam butir
yang berlawanan atau bertentangan terhadap suatu hasil penilaian;
6 Ancaman dan Pencegahan. Dalam menerima penugasan setelah
menempatkan penanganan tersebut, Penilai harus mempertimbangkan d. Ancaman terkait pembelaan (Advocacy threat) - ancaman bahwa
apakah pihak ketiga setelah memahami semua fakta dan keadaan khusus Penilai membela kepentingan pimpinannya atau Pemberi Tugas,
pada saat itu akan menyimpulkan bahwa ancaman akan diantisipasi pada sehingga memengaruhi objektivitas hasil pekerjaan;
e. Ancaman terkait keakraban (Familiarity threat) - ancaman bahwa • Penatausahaan Kantor Jasa Penilai Publik, sehingga Penilai dan/atau tim
adanya hubungan yang lama atau akrab dengan Pemberi Tugas atau pendukung penilaian terhindar dari jasa yang berpotensi mengandung
pimpinan mengakibatkan seorang Penilai terlalu bersimpati dengan konflik. Pengawasan manajerial, akses terhadap data dan fasilitas
kepentingan mereka, sehingga memengaruhi objektivitas hasil pendukung harus dipertimbangkan sesuai dengan keadaan dan tingkat
pekerjaan; ancaman;
f. Ancaman terkait intimidasi (Intimidation threat) - ancaman bahwa • Persyaratan untuk mempertahankan kepentingan pribadi penilai dan staf
Penilai tidak dapat bertindak objektif karena adanya tekanan, lain yang terlibat dalam penugasan penilaian;
termasuk penggunaan pengaruh yang tidak semestinya sehingga
• Persyaratan review internal penilaian;
memengaruhi hasil penilaian.
• Secara berkala mengganti Penilai untuk penugasan penilaian ulang;
6.2 Sejauh mana salah satu kategori ancaman yang tercantum di atas akan
memengaruhi Penilai dalam mematuhi Prinsip Dasar Etik akan tergantung • Pengawasan penerimaan atau pemberian hadiah, komisi, dan jenis
pada kondisi dalam penugasan. lainnya dalam pelaksanaan jasa penilaian.
Misalnya Perusahaan A telah membuat tawaran pengambilalihan Contoh-contoh pencegahan di atas tidak mencakup semua pencegahan untuk
Perusahaan B, maka ancaman konflik akan timbul jika Penilai menerima mengantisipasi setiap ancaman dalam pemenuhan Prinsip Dasar Etik.
penugasan dari Perusahaan A, dimana Penilai yang bersangkutan telah
6.4 Pencegahan akan efektif bila diungkapkan kepada Pemberi Tugas dan
ditugaskan oleh Perusahaan B. Sebaliknya, jika Perusahaan A dan
pihak ketiga lainnya yang berhubungan dengan penilaian. Penilai harus
Perusahaan B tidak mencapai kesepakatan harga dan selanjutnya bersama-
mempertimbangkan setiap pengungkapan pada saat penugasan atau dalam
sama menugaskan Penilai untuk memberikan penilaian independen, maka
penyusunan proposal. Pertimbangan juga harus diberikan termasuk referensi
konflik tidak akan timbul.
atas pencegahan dalam laporan penilaian atau setiap referensi yang
6.3 Pencegahan adalah tindakan atau langkah-langkah yang dapat dipublikasikan, terutama apabila laporan penilaian digunakan oleh pihak
mengantisipasi ancaman pada tingkat yang dapat diterima. lain selain Pemberi Tugas.
Pencegahan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut: 6.5 Suatu pencegahan yang tepat dapat mengidentifikasi atau mencegah
perilaku yang tidak etis. Pencegahan tersebut meliputi:
6.3.1 Pencegahan dalam peraturan perundangan yang terkait dengan
praktik penilaian; 6.5.1 Sistim pengaduan yang dipublikasikan dengan baik oleh Asosiasi
Profesi Penilai atau regulator, memungkinkan Penilai lain, pengguna
6.3.2 Pencegahan dalam KEPI;
jasa dan masyarakat untuk mengetahui perilaku yang tidak
6.3.3 Pencegahan dalam prosedur kerja internal kantor dan pengendalian profesional atau tidak etis;
mutu.
6.5.2 Penilai diwajibkan untuk melaporkan pelanggaran terhadap KEPI
Contoh pencegahan dalam peraturan perundangan yang terkait dengan dan SPI.
praktik penilaian antara lain:
• Peraturan tentang pengelolaan kantor yang baik dan kualitas jasa
penilaian; 7.0 Pedoman Tingkah Laku
• Perizinan Penilai sesuai klasifikasi bidang jasa penilaian. 7.1 Tanggung Jawab terhadap Integritas Pribadi Penilai

• Peraturan tentang persyaratan pendidikan, pelatihan dan pengalaman 7.1.1 Dalam menjalankan tugas, Penilai mempunyai kewajiban untuk
bagi Penilai; memberikan jasa yang sebaik-baiknya, sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang disyaratkan dalam SPI, dengan
• Pemeriksaan oleh pihak ketiga atas jasa penilaian, laporan atau menjunjung tinggi integritas, kejujuran dan tidak memihak.
informasi lainnya yang dihasilkan oleh Penilai.
7.1.2 Penilai bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil penilaian yang
Contoh pencegahan dalam KEPI antara lain: dilakukannya dalam batas-batas yang ditetapkan berdasarkan
• Persyaratan untuk mematuhi SPI; SPI.

• Pemantauan kepatuhan prosedur SPI; 7.1.3 Penilai tidak dibenarkan menerima atau memberikan pekerjaan
dalam jumlah yang melebihi dari kemampuan yang dapat
• Pengaturan standar imbalan jasa (fee) untuk penugasan penilaian. memengaruhi kredibilitas hasil penilaian.
Contoh pencegahan dalam prosedur kerja internal kantor dan pengendalian
mutu antara lain perlunya:
7.1.4 Penilai tidak diperkenankan mempunyai kepentingan atas hasil jangka waktu penugasan dan imbalan jasa yang telah disepakati
penilaiannya, baik bagi dirinya sendiri maupun pihak lain yang kedua belah pihak sesuai dengan standar yang berlaku.
terkait sekarang maupun di masa mendatang.
7.2.3 Penilai wajib menolak pekerjaan yang ditawarkan kepadanya
7.1.5 Penilai sebagai karyawan atau tenaga ahli yang bekerja pada atau diminta oleh Pemberi Tugas, apabila ia tidak memiliki
suatu Kantor Jasa Penilai Publik tidak dibenarkan untuk kompetensi, kualifikasi dan pengetahuan yang cukup memadai
melaksanakan pekerjaan Penilaian atas namanya sendiri tanpa untuk melaksanakan ketentuan dalam KEPI dan SPI.
ijin dari Kantor Jasa Penilai Publik di mana ia bekerja.
7.2.4 Penilai wajib bertindak dengan cara yang profesional dalam
7.1.6 Penilai sebagai karyawan atau tenaga ahli yang bekerja pada hubungan kerja dengan Pemberi Tugas dan wajib merahasiakan
suatu Kantor Jasa Penilai Publik tidak dibenarkan untuk sebagian atau seluruh data dan hasil perhitungan serta Laporan
melaksanakan pekerjaan penilaian pada Kantor Jasa Penilai Penilaian kepada pihak yang tidak berhak, kecuali Penilai
Publik lain tanpa izin dari Kantor Jasa Penilai Publik tempat ia mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
bekerja.
7.2.5 Penilai wajib memberi penjelasan kepada Pemberi Tugas
7.1.7 Penilai harus menjaga integritas pribadinya dan tidak akan mengenai Lingkup Penugasan yang akan dilakukan sesuai
bertindak atau bertingkah laku dengan cara-cara yang dapat dengan tujuan Pemberian Tugas, termasuk jumlah imbalan
merendahkan derajat profesi Penilai, dan tidak melakukan jasanya.
kegiatan-kegiatan yang dapat merusak nama baik Penilai lain,
7.2.6 Jumlah imbalan jasa yang diajukan kepada Pemberi Tugas harus
Asosiasi Profesi Penilai dan profesi Penilai.
merujuk kepada standar imbalan jasa (fee) minimum yang
7.1.8 Penilai wajib menandatangani Pernyataan Penilai dalam Laporan ditetapkan Asosiasi Profesi Penilai.
Penilaian yang disusunnya dengan mencantumkan nama dan
Imbalan jasa yang diterima Penilai harus didasarkan atas lamanya
nomor anggota assosiasi sesuai dengan yang diatur dalam SPI.
waktu yang diperlukan dan tingkat risiko untuk melakukan pekerjaan
7.1.9 Penilai wajib meningkatkan pengetahuannya dalam bidang Penilaian sesuai tarif (rate) yang lazim berlaku berdasarkan standar
penilaian, dengan mengikuti program peningkatan kemampuan imbalan jasa (fee) minimum yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi
atau keahlian berkelanjutan (Continuing Professional Development/ Penilai sesuai dengan keahlian yang digunakan dalam pelaksanaan
CPD) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Penilai atau tugas tersebut berikut biaya-biaya yang diperlukan dalam rangka
pihak lain yang diakui oleh Asosiasi Profesi Penilai. pelaksanaan tugasnya di lapangan. Untuk pekerjaan tambah atau
pekerjaan kurang, imbalan jasa diatur sesuai standar fee dan
7.1.10 Penilai harus taat dan tunduk kepada norma moral, norma Etik
kesepakatan antara Penilai dan Pemberi Tugas.
serta Etik bisnis dan wajib menghindarkan diri dari setiap
tindakan yang cenderung mengakibatkan tercemarnya nama baik 7.2.7 Penilai tidak diperbolehkan mempunyai kepentingan lain di luar
profesi penilai, Asosiasi Profesi Penilai atau anggota-anggotanya. imbalan jasa yang ditentukan bersama antara Penilai dengan
Pemberi Tugas.
7.2 Tanggung Jawab terhadap Pemberi Tugas 7.2.8 Penilai atas permintaan Pemberi Tugas dapat memberikan
penjelasan atas hasil Penilaiannya kepada pihak Pemberi Tugas
7.2.1 Tanggung jawab utama Penilai terhadap Pemberi Tugas adalah
sebelum dibuat laporan akhir penilaian.
memberikan Penilaian yang lengkap dan teliti tanpa menghiraukan
atau memperhatikan keinginan dan instruksi-instruksi atau permintaan 7.2.9 Apabila ada dua atau lebih pihak Pemberi Tugas meminta bantuan
pihak Pemberi Tugas yang sifatnya dapat memengaruhi kemandirian dalam jasa penilaian dan atau jasa-jasa lain yang berkaitan
atau untuk mengubah hasil Penilaian yang obyektif dan tidak dengan pekerjaan penilaian pada obyek yang sama dan dalam
memihak sebagaimana ditetapkan dalam SPI. Namun demikian, waktu yang bersamaan, Penilai tersebut hanya boleh menerima
dalam hal Pemberi Tugas tidak memberikan data dan informasi penugasan dari salah satu pihak saja, kecuali apabila pihak-pihak
yang benar, termasuk antara lain identifikasi jenis properti dan Pemberi Tugas yang berkepentingan menyetujui bahwa Penilai yang
penunjukan lokasi yang salah, maka Penilai dibebaskan dari bersangkutan bekerja untuk kepentingan para pihak.
tanggung jawab atas hasil penilaian yang tidak tepat dikarenakan
7.2.10 Apabila Penilai dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
kesalahan tersebut.
penilaian dan atau jasa yang berkaitan dengan pekerjaan Penilaian
7.2.2 Hubungan kerja antara Penilai dengan Pemberi Tugas wajib memerlukan bantuan jasa profesional lainnya yang tidak dimilikinya
dituangkan dalam perjanjian tertulis yang akan menjadi dasar untuk dapat melaksanakan penugasannya ia wajib mengadakan
hukum penugasan dan hubungan kerja kedua belah pihak yang perjanjian dengan Profesi lain yang diperlukan dan wajib
isinya antara lain menyebutkan jenis kegiatan atau penugasan, menyebutkan hasil pekerjaan jasa profesional yang bersangkutan
dalam laporan penilaiannya.
7.2.11 Penilai tidak diperbolehkan mengumumkan atau menggunakan 7.4 Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
laporan penilaiannya sebagai referensi dalam melaksanakan
7.4.1 Penilai tidak diperbolehkan:
kegiatan penilaian untuk kepentingan pihak lain, kecuali atas
dasar persetujuan dari Pemberi Tugas yang bersangkutan. 7.4.1.1 Melakukan kolusi dalam rangka mendapatkan
penugasan atau pekerjaan Penilaian;
7.3 Tanggung Jawab terhadap Sesama Penilai dan Kantor Jasa Penilai Publik 7.4.1.2 Memberikan komisi dan/atau fee dalam bentuk apapun
kepada Pemberi Tugas, pengguna laporan dan pihak
7.3.1 Penilai tidak dibenarkan melakukan persaingan yang tidak sehat
terkait lainnya yang secara langsung/tidak langsung
yaitu antara lain menggunakan imbalan jasa yang lebih rendah
terkait kepada jasa yang diberikan;
daripada standar imbalan jasa (fee) minimum yang ditetapkan
oleh Asosiasi Profesi Penilai dan atau dengan mempromosikan 7.4.1.3 Dipengaruhi dan mempunyai kepentingan lain dengan
dirinya sendiri kepada Pemberi Tugas untuk menggantikan Pemberi Tugas, pengguna laporan dan pihak terkait
kedudukan atau mengambil alih penugasan Penilai lain dengan dalih lainnya.
dan cara apapun.
7.4.2 Penilai harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya
7.3.2 Mencemarkan atau mencoba untuk mencemarkan nama baik Penilai terhadap masyarakat yang telah memberikan kepercayaan oleh
lainnya dengan memberikan dan atau menyampaikan ucapan atau karenanya wajib bertindak jujur dan obyektif serta tidak memihak
pernyataan kepada pihak lain atau Pemberi Tugas yang dapat dalam melakukan profesinya.
merugikan kepentingan dan nama baik Penilai lainnya.
7.4.3 Apabila Pemberi Tugas menggunakan laporan penilaian untuk tujuan
7.3.3 Apabila Penilai mengetahui adanya kecenderungan atau indikasi yang berbeda dari yang disepakati, maka Penilai tidak wajib
bahwa Penilai yang bersangkutan telah melakukan perbuatan bertanggung jawab atas laporan yang digunakan untuk tujuan
sebagaimana disebutkan pada butir 7.3.1 dan 7.3.2. di atas adalah berbeda tersebut.
menjadi kewajiban setiap Penilai untuk melaporkan kepada
7.4.4 Penilai wajib menaati hukum serta perundang-undangan yang
pengurus Asosiasi Profesi Penilai dan atau Dewan Penilai Indonesia,
berlaku berkaitan dengan profesinya sebagai Penilai maupun
termasuk memberikan bukti-bukti yang tersedia yang diperlukan
kegiatan lainnya yang terkait dengan penilaian dalam rangka
dalam usahanya mengupayakan pengusutan terhadap Penilai yang
memberikan kepastian hukum kepada pengguna jasa Penilai.
bersangkutan.
7.4.5 Penilai hanya boleh melakukan promosi sepanjang hal tersebut
7.3.4 Penilai Publik harus melakukan konfirmasi kepada Pemberi Tugas
dilakukan secara proporsional, wajar dan pada tempatnya dengan
bahwa aset atau liabilitas yang menjadi objek penilaian tidak
tujuan semata-mata untuk memberikan informasi kepada masyarakat
sedang atau telah dinilai oleh Penilai Publik lainnya untuk
pengguna jasa mengenai keberadaan profesinya dan tidak
maksud, tujuan, pengguna laporan dan tanggal penilaian yang
merendahkan citra profesi.
sama atau berdekatan (dalam jangka waktu tidak lebih dari satu
bulan).
Apabila pemberi tugas terbukti memberikan konfirmasi yang tidak
benar, maka laporan penilaian dinyatakan tidak berlaku.
7.3.5 Apabila Penilai diminta untuk melakukan penilaian yang pernah
dilakukan oleh Penilai lainnya untuk tujuan dan tanggal penilaian
yang sama atau berdekatan (second opinion) maka Penilai wajib
mendapatkan pernyataan tertulis dari Pemberi Tugas mengenai
alasan dilakukannya second opinion dan Penilai wajib memperoleh
akses secara tertulis untuk berkomunikasi dengan Penilai
terdahulu. Dalam hal ini Penilai terdahulu wajib memberikan
informasi yang relevan sesuai penugasan.
Dalam hal Pemberi Tugas tidak memberikan persetujuannya
untuk melakukan komunikasi dengan Penilai terdahulu, maka
Penilai harus menolak penugasan tersebut.
Namun demikian hasil penilaian seharusnya hanya menjadi salah
satu acuan dalam pengambilan keputusan dan tidak bersifat mutlak.

Anda mungkin juga menyukai