Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EFEKTIFITAS OTONOMI DAERAH TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN PUBLIK

OLEH

Dvi Afriansyah

SEBAGAI PERSYARATAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA

PASCA SARJANA MAGISTER MANEJEMEN ADMINISTRASI PUBLIK

PADA UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

kasih serta sayang-Nya sehingga kita semua masih diberi kesempatan untuk

menikmati segala ciptaan-Nya yang dihamparkan di bumi ini.

Salam beriring sholawat kita kirimkan kepada Nabi junjungan kita yakni

Nabi Muhammad SAW yang kita sadari bahwa beliaulah yang telah membawa kita

semua dari alam yang begitu gelap menuju alam yang terang benderang yaitu

keislaman seperti yang kita rasakan bersama-sama hingga saat ini.

Adapun penulis menyusun makalah yang berjudul “Efektifitas Otonomi

Daerah terhadap Kualitas Pelayanan Publik” penulis sadar bahwa makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan.Olehnya itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat kami harapkan, sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki

diri demi peningkatan kualitas Makalah selanjutnya.Adapun harapan dari penulis

agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualitas pelayanan publik yang baik adalah pelayanan yang mampu

memberikan kepuasan bagi masyarakat yang menerima pelayanan publik tersebut

tanpa komplain.Pelayanan yang diberikan membuat masyarakat merasa nyaman

dan bahagia tanpa ragu bahwa pelayanan tersebut telah dilaksanakan dengan benar.

Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan agenda reformasi

birokrasi yang bertitik tolak dari fakta yang ada tentang buruknya kualitas

pelayanan publik yang sebagian besar ditentukan oleh kualitas sikap karakter

aparatur pemerintah yang korup dan tidak memiliki tanggungjawab.

Saat ini pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah masih jauh

dari kondisi ideal yang diharapkan. Masih terdapat oknum-oknum yang tidak

bertanggung jawab yang memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan

keuntungan.

Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah haruslah sesuai dengan

prinsip penyelenggaraannya yaitu:

1. Kesederhanaan: Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah

dipahami, dan mudah dilaksanakan.

2. Kepastian: Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

3. Akurasi: Produk pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tepat, dan sah.
4. Tidak diskriminatif: Tidak membedakan suku, ras, dan agama.

5. Bertanggung jawab: Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan publik.

Otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ini harus

dapat dilaksanakan dengan baik dan benar oleh pemerintah daerah untuk dapat

meningkatkan kualitas pelayanan publik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran pemerintah dalam melaksanakan otonomi daerah?

2. Bagaimana efektifitas otonomi daerah terhadap pelayanan publik?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pelaksanaan otonomi daerah.

2. Untuk mengetahui pengaruh otonomi daerah terhadap pelayanan publik.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 OTONOMI DAERAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23

TAHUN 2014

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 1 Angka 6 “Otonomi

daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan Kepentingan masyarakat setempat

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Kualitas adalah baik buruknya seuatu atau totalitas fitru-fitur dan

karakteristik-karakteristik dari produk atau layanan yang berpengaruh pada

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan yang tersirat

(ISO).

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang

pada prinsipnya menjadi tanggung jawab pemerintah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan publik

adalah baik buruknya suatu pelayanan yang diberikan pemerintah yang

berpengaruh pada kepuasan masyarakat.Dimana kualitas pelayanan publik tersebut

bergantung pada kinerja pemrintahan daerah untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dalam hal ini pelayanan publik.


Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan

dengan mengikuti Siklus Deming yang dari Dr. W. Edwards Deming, yaitu meliputi

tahapan-tahapan berikut (Drs. H. Surjadi, M.Si 2012:55):

 Tahap perencanaan

 Tahap pelaksanaan

 Tahap pemeriksaan

 Tahap pelaksanaan

Perbaikan kualitas yang dimaksudkan sebagi upaya pemerintah dalam

memuaskan masyarakat yang pada dasarnya berkembang dari waktu ke waktu. Jadi

perbaikan yang dilakukan pun harus terus berkembang dari segi pengamatan

terhadap apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

2.2 PUBLIK

Publik pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris “public” yang berarti

umum, rakyat umum, orang banak dan rakyat. Nampaknya kata “publik”

diterjemahkan oleh beberapa kalangan berbeda- beda sebagaimana kepentingan

mereka. Berikut beberapa defenisi menurut para ahli

Syafie dkk, ,mengatakan bahwa pubik adalah sejumlah manusia yang

memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar

dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.

H. George Fredrickson, menjelaskan konsep “public” dalam lima

perspektIf, yaitu (1) public sebagai kelompok kepentingan, yaitu public dilihat

sebagai manifestasi dari interaksi kelompok yang melahirkan kepentingan


masyarakat, (2) public sebagai pemilih yang rasional, yaitu masyarakat terdiri atas

individu- individu yang berusaha memenuhi kebutuhan dan kepentingan sendiri,

(3) public sebagai perwakilan kepentingan masyarakat, yaitu kepentingan public

diwakili melalui suara (4) public sebagai konsumen, yaitu konsumen sebenarnya

tidak terdiri dari individu-individu yang tidak berhubungan satu sama lain, namun

dalam jumlah yang cukup besar mereka menimbulkan tuntutan pelayanan birokrasi.

Karena itu posisinya dianggap juga dianggap sebagai public, dan (5) public sebagai

warga Negara dalam seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan dipandang

sebagai sesuatu yang paling penting.

2.3. TEORI ADMINISTRASI PUBLIK

Menurut Pradjudi Administrasi adalah administrasi dari Negara sebagai

organisasi , dan administrasi yang mengejar tercapainya tujuan-tujuan yang bersifat

kenegaraan.

Arifin Abdulrahman mendefenisikan administrasi public sebagai ilmu yang

mempelajari pelaksanaan dari politik Negara.

Menurut Edward H. Litchfield, administrasi public adalah suatu studi

mengenai bagaimana bermacam-macam badan pemerintahan diorganisasikan,

diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakan, dan dipimpin.

Menurut Dwight Waldo administrasi adalah manajemen dan organisasi dari

manusia-manusia dan peralatannya.


Chandler dan plano dalam Keban (2004: 3), mengatakan bahwa admistrasi

adalah proses dimana sumber daya dan personel public diorganisir dan

dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola

(manage) keputusan-keputusan dalam organisasi public.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 OTONOMI DAERAH DAN PELAYANAN PUBLIK

Pengertian "otonom" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

secara bahasa adalah "berdiri sendiri" atau "dengan pemerintahan sendiri".

Sedangkan "daerah" adalah suatu "wilayah" atau "lingkungan pemerintah".Secara

istilah "otonomi daerah" adalah "wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah

atau daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah masyarakat

itu sendiri."

Otonomi daerah menurut adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan

Kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia” Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Undang-Undang ini adalah

hasil dari perubahan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi masyarakat Indonesia saat

ini.

Dengan berkembangnya modernisasi dan gaya kehidupan masyarakat yang

semakin tinggi memaksa pemerintah untuk harus selalu berbuat sesuatu yang baru

untuk mengurus urusan pemerintahannya yang berkembang dari waktu ke waktu.

Terbukti dengan banyaknya perubahan Undang-Undang tentang otonomi daerah.


Otonomi daerah yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 memberikan wewenang kepada pemerintah daerah dengan terus

meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam bentuk jasa pelayanan berupa

barang publik maupun jasa publik.

Semua peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah harus mengacu

pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan dasar dan filosofi

Negara Indonesia.Peraturan tersebut harus sesuai dengan keadaan masyarakat pada

saat peraturan itu dibuat dan pro terhadap kepentingan umum serta tidak merugikan

mana pun.

3.2 PENTINGNYA OTONOMI DAERAH

Otonomi daerah saat ini telah begitu banyak melahirkan perubahan dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari.Dampak otonomi daerah sangat luas, tidak hanya

sekedar menciptakan perubahan pada aspek pemerintahan namun juga termasuk

social, budaya, ekonomi dan politik.

Dampak otonomi yang luas timbul karena otonomi pada dasarnya memiliki

makna strategis yang berkaitan erat dengan tata kehidupan sosial, budaya, ekonomi

dan politik masyarakat Indonesia. Otonomi daerah diharapkan mampu untuk

mendorong terciptanya demokratisasi di Indonesia, yang ditandai dengan

meningkatnya peran masyarakat dalam proses pembangunan. Peran tersebut

diwujudkan dalam bentuk partisipasi, prakarsa, dan kreatifitas untuk mengatur dan

mengurus rumah tangga masing-masing.


Otonomi daerah yang dilaksanakan sejak tahun 1999 hingga sekarang telah

melahirkan berbagai perubahan di antara sekian banyak dampak otonomi daerah

terhadap kehidupan masyarakat

Terdapat begitu banyak harapan yang ideal di balik penyelenggaraan

desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia.Salah satu dampak otonomi daerah

yang diharapkan adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan

publik, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan terwujudnya kemajuan

pembangunan di seluruh daerah secara merata.Secara empiris, negara-negara yang

sukses dalam menyelenggarakan kebijakan desentralisasi telah membuktikan hal

tersebut.Namun, bukti empiris juga menunjukkan bahwa di negara-negara yang

gagal, penyelenggaraan kebijakan desentralisasi justru mengganggu sektor

pelayanan publik dan menimbulkan ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan

politik.

3.3 PERAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI

DAERAH

Hasil penelitian tentang kualitas pelayanan publik yang bisa dijadikan

pedoman bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik

menyatakan bahwa 3-6 dari 10 pelanggan akan membicarakan tentang buruknya

perlakuan yang mereka terima. Dan 6 dari 10 pelanggan akan mengkonsumsi

barang atau jasa alternative (Pantius D, Soeling, 1997,11).

Hasil studi The Technical Assistens Research Program Intstitute

menunjukkan hasil bahwa 95% pelanggan yang dikecewakan tidak pernah


mengeluh kepada perusahaan. Rata-rata pelanggan yang complain akan

memberitahukan kepada 9 atau 10 orang lain mengenai pelayanan yang buruk yang

mereka terima. Dan 70% pelanggan yang complain akan berbisnis kembali dengan

perusahaan kalau keluhannya cepat ditangani (Pantius D, Soeling, 1997,11).

Masih rendahnya pelayanan publik kepada masyarakat.Ini disebabkan

rendahnya kompetensi PNS daerah dan tidak jelasnya standar pelayanan yang

diberikan.Belum lagi rendahnya akuntabilitas pelayanan yang membuat pelayanan

tidak prima.Banyak terjadi juga Pemerintah daerah mengalami kelebihan PNS

dengan kompetensi tidak memadai dan kekurangan PNS dengan kualifikasi terbaik.

Di sisi yang lain tidak sedikit juga gejala mengedepankan ”Putra Asli Daerah”

untuk menduduki jabatan strategis dan mengabaikan profesionalitas jabatan.

Dalam hal ini pelayanan memegang peranan yang sangat penting untuk

menjaga loyalitas konsumen. Jika kualitas yang didapatkan baik maka yang akan

menyebar di masyarakat adalah cerita yang baik pula yang dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan tersebut. Sehingga masyarakat akan

terus menggunakan pelayanan yang diberikan.

Berbagai permasalahan lain dalam otonomi daerah ialah isu pergeseran

kekuasaan di kalangan elit daripada isu untuk melayani masyarakat secara lebih

efektif. Otonomi daerah diwarnai oleh kepentingan elit lokal yang mencoba

memanfaatkan otonomi daerah sebagai momentum untuk mencapai kepentingan

politiknya dengan cara memobilisasi massa dan mengembangkan sentimen

kedaerahan seperti ”putra daerah” dalam pemilihan kepala daerah.


Demikian pula dengan pemerintah daerah, jika dapat meningkatkan kualitas

pelayanan publik maka masyarakat pasti tidak akan mencari alternatif lain. Jadi

peranan pemerintah sangat penting untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas

pelayanan publik.

3.4 EFEKTIFITAS OTONOMI DAERAH TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN PUBLIK.

Dengan bertambah luasnya kewenangan yang diberikan, maka aparat

pemerintahan di daerah dapat mengelola dan menyelenggarakan pelayanan publik

dengan lebih baik sesuai dengankebutuhan masyarakatnya, Hoesseein (2001),

“Otonomi daerah merupakan wewenang untuk mengatur urusan pemerintahan yang

bersifat lokalitas menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat”.

Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemberian pelayanan kepada

masyarakat akan lebih efektif. Namun sampai sekarang kualitas pelayanan publik

masih saja terdapat pelayanan yang sulit untuk diakses, berbelit-belit dan biaya

yang tidak jelas serta masih terdapat pungutan liar.

Selain itu ada juga ketidakadilan dalam pelayanan publik dimana

masyarakat yang tergolong dalam kategori miskin akan mendapatkan kesulitan saat

mendapatkan pelayanan sebaliknya orang yang tergolong mampu akan lebih mudah

mendapatkan pelayanan. Untuk itu jika ketidakadilan ini teus terjadi maka

pelayanan yang berpihak ini akan memunculkan potensi disintegrasi bangsa,

perbedaan antara yang kaya dan yang miskin dalam konteks pelayanan,

peningkatan ekonomi yang lamban.


Kejadian tersebut terjadi karena paradigma lama tersebut ditandai dengan

aparatur Negara di lingkungan birokrasi menempatkan dirinya untuk dilayani bukan

untuk melanyani.Padahal pemerintah seharusnya sadar bahwa pelayanan

merupakan pengabdian yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan dalam

membangun bangsa.

Agar pelayanan publik berkualitas sudah sepantasnya pemerintah

mereformasi paradigma pelayanan publik terebut.Reformasi pelayanan publik ini

adalah penggeseran pola penyelenggara pelayanan publik yang berorientasi

pemerintah sebagai penyedia menjadi pelayanan berorientasi kepada kebutuhan

masyarakat sebagai pengguna.

Penyerahan wewenang pun harus digunakan dengan bijaksana oleh

pemrintah daerah dengan melayani kebutuhan masyarakat tanpa membeda-bedakan

status, ras, agama, golongan tertentu dan kepentingan-kepentingan yang sering

menjadikan pelayanan jadi tidak efekfif dan mengecewakan masyarakat terutama

masyarakat menengah ke bawah.


BAB IV

KESIMPULAN

Otonomi daerah saat ini telah begitu banyak melahirkan perubahan dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari. Dampak otonomi daerah sangat luas, tidak

hanya sekedar menciptakan perubahan pada aspek pemerintahan namun juga

termasuk social, budaya, ekonomi dan politik. Konstitusi, sebagai dasar dari segala

peraturan perundang-undangan, juga menghendaki adanya otonomi daerah secara tegas

sebagaimana disebut dalam penjelasan pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945.

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan

dengan mengikuti Siklus Deming yang dari Dr. W. Edwards Deming, yaitu meliputi

tahapan-tahapan berikut :

 Tahap perencanaan

 Tahap pelaksanaan

 Tahap pemeriksaan

 Tahap pelaksanaan

Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemberian pelayanan kepada

masyarakat akan lebih efektif.


DAFTAR PUSTAKA

Syafie Kencana Inu, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : Reneka Cipta

Pasolong Harbani, 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta

Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah,


Edisi Revisi, PT Grasindo, Jakarta, 2005.

INTERNET:

http://juniarwibisana.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-unsur-administrasi-
publik.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/50794/2/Reference.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_perwakilan_rakyat_daerah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_daerah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia
http://www.scribd.com/doc/23716381/5-PERAN-PEMERINTAH-DAERAH

Anda mungkin juga menyukai