Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Definisi Imunisasi

Kata imun berasal dari bahasa Latin (immunitas) yang berarti


pembebasan(kekebalan) (Theophilus, 2000; Mehl dan Madrona, 2001).Sistem imun
adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang
dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan
benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam
tubuh. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, perlu
dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Imunisasi adalah tindakan memberikan
vaksin pada tubuh manusia. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan membentuk
kekebalan tubuh, pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.

Definisi Vaksin BCG

BCG (Bacillus calmet-Guerin) berasal dari strain bovinum M.tuberculosis yang


dikultur Calmette dan Guerin 1906. Mereka menyelidiki bahwa bila empedu
ditambahkan ke medium tempat tumbuhnya bakteri ini maka kelompok mikroorganisme
akan tersebar dan terjadi perubahan di dalam bentuk dan virulensinya. Mereka
mendalilkan bahwa subkultur lama di dalam medium yang mengandung empedu
menghasilkan suatu strain vaksin yang dilemahkan sesudah selama 1-3 tahun.

Vaksin bcg atau pemberian imunisasi bcg bertujuan untuk menimbulkan


kekebalan aktif terhadapa penyakit Tuberculosis (TBC). Vaksin bcg mengandung
kuman bcg yang masih hidup. Jenis kuman TBC ini telah dilemahkan. Seorang anak
menderita TBC karena terhisapnya percikan udara yangmengandung kuman TBC, yang
berasal dari orang dewasa berpenyakit TBC.Mungkin juga bayi sudah terjangkit
penyakit TBC sewaktu lahir. Ia terinfeksi kuman TBC sewaktu masih dalam kandungan,
bila ibu mengidap penyakit TBC.Pada anak yang terinfeksi, kuman TBC dapat
menyerang berbgai alat tubuh yangdiserangnya adalah peru ( paling sering ), kelenjar
getah bening, tulang, sendi,ginjal, hati, atau selaput otak.

Vaksin BCG menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin. Efek proteksi timbul


8-12 minggu setelah penyuntikan. Efek proteksi bervariasi antara 0-80%. Hal ini
mungkin tergantung jenis vaksin yang dipakai, lingkungan dengan Mycobacterium
atipik, atau faktor penjamu

Usia Pemberian

Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir,sampai bayi
berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Hasilyang memuaskan
terlihat apabila diberikan menjelang umur 2 bulan. ImunisasiBCG cukup diberikan 1 kali
saja, pada anak yang berumur lebih dari 2 bulan,dianjurkan untuk melakukan uji
mantoux sebalum imunisasi BCG,gunanyauntuk mengetahui apakah untuk mengetahui
apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Seandainya hasil uji mantoux positive, anak
tersebut selayaknya tidak mendapatkan imunsasi . Penyuntikan BCG tanpa dilakukan
uji mantoux pada dasarnya tidaklah membahayakan.

Jumlah Pemberian

Cukup 1 kali, karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang
terbentuk akan memiliki kualitas yang sama dengan yang terinfeksi secara alami. Oleh
karena itu, antibodi yang dihasilkan melalui vaksinasi sudah tinggi. Berbeda dari vaksin
yang berisi kuman mati, umumnya memerlukan booster atau pengulangan.
Lokasi Penyuntikan

Yang dianjurkan oleh WHO adalah di lengan kanan atas. Cara menyuntikkannya
pun membutuhkan keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Bila
dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah
kulit paha umumnya lebih tebal. Para orangtua juga tak perlu khawatir dengan luka
parut yang bakal timbul di lengan, karena umumnya luka parut tersebut tidaklah besar.
Jadi tidak akan merusak estetika keindahan lengan anak Anda kelak.

Tanda Keberhasilan Vaksinasi

Vaksinasi Berhasil Jika

Tanda keberhasilan vaksinasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah pada daerah
bekas suntikan yang muncul setelah 4-6 minggu. Benjolan atau bisul setelah vaksinasi
BCG memiliki ciri yang sangat khas dan berbeda dari bisul pada umumnya. Bisul
tersebut tidak menimbulkan rasa nyeri, bahkan bila disentuh pun tidak terasa sakit. Tak
hanya itu, munculnya bisul juga tak diiringi panas. Selanjutnya, bisul tersebut akan
mengempis dan membentuk luka parut.

Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam. Bila ia demam
setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh keadaan lain. Untuk hal ini
dianjurkan agar anda berkonsultasi dengan dokter.

Bila Ada Reaksi Berlebih

Tingkatkan kewaspadaan bila ternyata muncul reaksi berlebih pascavaksinasi


BCG. Misal, benjolan atau bisul itu lama tidak sembuh-sembuh dan menjadi koreng.
Atau, malah ada pembengkakan pada kelenjar di ketiak (sekelan). Ini dapat merupakan
pertanda si anak pernah terinfeksi TB sehingga menimbulkan reaksi berlebih setelah
divaksin. Sebaiknya segera periksakan kembali ke dokter.

Penting diketahui, setiap infeksi selalu diikuti oleh pembesaran kelenjar limfe
setempat (regional) sehingga bisa diraba. Jadi infeksi ringan akibat vaksinasi di lengan
atas akan menyebabkan pembesaran kelenjar limfe ketiak. Jika infeksi terjadi pada
pangkal paha, akan terjadi pembesaran kelenjar limfe di lipatan paha. Namun efek
samping ini tidak terjadi pada semua bayi. Yang berisiko apabila bayi tersebut sudah
terinfeksi TB sebelum vaksinasi.

Bila Tak Timbul Benjolan

Orang tua tak perlu khawatir bila ternyata tidak muncul bisul/benjolan di daerah
suntik. Jangan langsung beranggapan bahwa vaksinasinya gagal. Bisa saja itu terjadi
karena kadar antibodinya terlalu rendah, dosis terlalu rendah, daya tahan anak sedang
menurun (misalnya anak dengan gizi buruk) atau kualitas vaksinnya kurang baik akibat
cara penyimpanan yang salah.

Meski begitu, antibodi tetap terbentuk tetapi dalam kadar yang rendah. Jangan
khawatir, di daerah endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun)
seperti Indonesia, infeksi alamiah akan selalu ada. Booster-nya (ulangan vaksinasi)
bisa didapat dari alam, asalkan anak pernah divaksinasi sebelumnya.

KIPI

Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus lokal
superfisial di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus yang biasanya tertutup krusta akan
sembuh dalam 2-3 bulan dan akan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm.
Apabila dosis terlalu tinggi, maka ulcus yang timbul lebih besar, namun apabila
penyuntikan terlalu dalam, maka parut akan tertarik kedalam. Limfadenitissupuratif
diaksila atau leher terkadang dijumpai. Hal ini tergantung pada umur anak, dosis, dan
galur yang dipakek. Limfadenitis akan sembuh dengan sendirinya, jadi tidak perlu
diobati. Apabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula maka dapat
dibersihkan dengan melakukan drainase dandiberikan obat anti tuberkolosis oral. Tidak
perlu memberikan antituberkolosis sistemik karena hasilnya tidak efektif.

BCG-itis desiminasi jarang terjadi, biasanya berhubungan dengan


imunodefisiensi berat. Komplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritis, lupusfulgaris,
dan osteomielitis. Komplikasi ini harusdiobatidengan kombinasi obat antituberkolosis.

Efek Samping

Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai akibat samping. Mungkin terjadi
pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya
menyembuh sendiri walaupun lambat. Bila suntikan BCG dilakukan di lengan atas,
pembengkakan kelenjar terdapat di ketiak atau leher bagian bawah. Suntikan di paha
dapat menimbulkan pembengkakan kelenjar di selangkangan. Komplikasi
pembengkakan kelenjar ini biasanya disebabkan karena teknik penyuntikan yang
kurang tepat, yaitu penyuntikan terlalu dalam.

Kontraindikasi

Tenaga kesehatan tidak dianjurkan untuk melakukan imunsasi BCG, jika ditemukan hal-
hal berikut:

1. Reaksi uji tuberkulin > 5 mm


2. Terinfeksi HIV atau dengan resiko tinggi HIV, imunokompromais akibat
pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, sedang menjalani terapi radiasi
serta menderita penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau
sistem limfe
3. Anak menderita gizi buruk
4. Anak menderita demam tinggi
5. Anak menderita infeksi kulit yang luas
6. Anak pernah menderita tuberkulosis
7. Kehamilan

Rekomendasi

1. Imunisasi BCG diberikan saat usia bayi berusia < 2 bulan


2. Pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB, dan melalui pemeriksaan
sputum didapati BTA (+3) maka sebaiknya INH profilaksis terebih dahulu,dan
jika kontak sudah tenang dapat diberi BCG
3. Jangan melakukan imunisasi BCG pada bayi atau anak dengan imunidefisiensi
misalnya HIV, gizi buruk, dan lain-lain
4. Vaksinasi sebaiknya ditunda dulu apabila anak demam tinggi atau sedang
menderita penyakit yang berat (misalnya sampai perlu perawatan di rumah
sakit). Alangkah baiknya bila melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada yang
lebih ahli sebelum melakukan vaksinasi.
Prosedur Imunisasi BCG

Pemberian imunisasi BCG

Alat dan bahan :

1. Spuit 1cc

2. Vaksin BCG pelarutnya

3. Kapas DTT

4. Bak Instrumen

5. Bedong atau kain pembungkus bayi

6. Bengkok

7. Alat tulis

Langkah Kegiatan :

1. Menginformasikan pada ibu atau pengasuh tentang prosedur yang akan


dilakukan.
2. Memasukkan pelarut vaksin kedalam ampul atau vial vaksin ampul dengan cara
yang benar
3. Mengaspirasi obat : dosis bayi 0.05 ml dan dosis anak 0.1 ml
4. Cuci tangan
5. Menggedong atau membungkus bayi
6. Mendekatkan alat-alat ke pasien, terutama bengkok
7. Menentukan daerah suntikan yaitu otot detoit(tiga jari dari akromion) lengan
kanan
8. Menstrerilkan permukaan kulit yang akan disuntik/diusap dengan kapas DTT
9. Memegang lengan bayi dengan tangan kiri dan memegang spuit dengan tangan
kanan
10. Menusukkan spuit dengan sudut 15®di daerah pada epidermis kemudian
teruskan sampai dermis
11. Mendorong cairan obat sampai menimbulkan tonjolan dibawah permukaan kulit
12. Mencabut spuit dan jangan memijat daerah suntikan
13. Mendokumentasikan dan merapikan alat-alat, membuang sampah ke dalam
tempatnya sesuai jenis
14. Merapikan bayi
15. Mencuci tangan
16. Mendokumentasikan kegiatan(waktu, nama obat, dosis, rute pemberian dan
reaksi pasien)

PENUTUP

Kesimpulan

1. Imunisasi adalah tindakan memberikan vaksin pada tubuh manusia


2. Vaksin bcg (bacillus calmet guerrine )atau pemberian imunisasi bcg bertujuan
untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadapa penyakit Tuberculosis (TBC)
3. Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir,sampai
bayi berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan.
4. Cukup 1 kali, karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang
terbentuk akan memiliki kualitas yang sama dengan yang terinfeksi secara
alami.
5. Yang dianjurkan oleh WHO adalah di lengan kanan atas.
6. Tanda keberhasilan vaksinasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah pada
daerah bekas suntikan yang muncul setelah 4-6 minggu.
7. Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus lokal
superfisial di 3 minggu setelah penyuntikan
8. Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai akibat samping. Mungkin terjadi
pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya
menyembuh sendiri walaupun lambat.
9. KomtraindikasiBCG Reaksi uji tuberkulin > 5 mm, terinfeksi HIV atau dengan
resiko tinggi HIV, anak menderita gizi buruk, anak menderita demam tinggi dll
10. Rekomendasi Imunisasi BCG diberikan saat usia bayi berusia < 2 bulan, pada
bayi yang kontak erat dengan penderita TB dll

Saran

Bagi masyarakat

Dari makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami BCG sehingga


masyarakat dapat menambah pengetahuannya

Bagi Tenaga Kesehatan

Dari makalah ini, diharapkan petugas kesehatan dapat memahami mengenai


imunisasi BCG sehingga dapat meminimalkan terjadinya kesalahan dalam melakukan
imunisasi BCG

Anda mungkin juga menyukai