Proposal 1:
Judul:
Pengaruh Volatilitas Nilai Tukar terhadap Volume Ekspor Kopi
Indonesia dengan 5 Negara Mitra Dagang Periode 2014;Q1-2018;Q4
Besarnya volatilitas yang terjadi pada mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lain ditunjukkan oleh naik turunnya nilai tukar mata uang
(apresiasi/depresiasi) pada periode waktu tertentu. Volatilitas nilai tukar yang
ekstrim akan menyebabkan ketidakstabilan perekonomian baik dari sisi mikro
maupun makro.
Pada tahun 1944 untuk menunjang perekonomian internasional,
didirikan sistem Bretton Woods di New Hampshire. Sistem ini merupakan
sistem moneter pertukaran dunia yang menggunakan sistem nilai tukar tetap
(fixed exchange rate) dan standar emas sebagai standar mata uangnya. Tetapi
sejak runtuhnya sistem Bretton Woods di tahun 1971, banyak negara yang
memilih untuk mengganti sistem nilai tukarnya menjadi sistem nilai tukar
mengambang bebas (free floating exchange rate) termasuk Indonesia. Dalam
sejarahnya, pada tahun 1970-1978, Indonesia menerapkan sistem nilai tukar
tetap (fixed exchange rate). Kemudian, pada tahun 1978-1997 sistem nilai
tukar Indonesia berganti ke sistem nilai tukar mengambang terkendali
(managed floating exchange rate). Namun ternyata sistem nilai tukar
mengambang terkendali (managed floating exchange rate) tidak dapat
bertahan saat Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997. Hal
tersebut memaksa Indonesia mengubah nilai tukarnya menjadi sistem nilai
tukar mengambang bebas (floating exchange rate) (Goeltom dan Zulferdi
1998). Hingga saat ini sistem nilai tukar mengambang bebas masih diterapkan
di Indonesia.
Kondisi saat Indonesia menerapkan sistem nilai tukar mengambang
bebas, nilai tukar mengalami naik turun di pasar valuta asing (apresiasi dan
depresiasi) karena nilai tukar ditentukan oleh pasar dan dibiarkan berfluktuasi
dengan bebas untuk menanggapi kondisi perekonomian yang sedang berubah.
Adanya fluktuasi tersebut akan mengakibatkan volatilitas nilai tukar (Chou
2000).
Perekonomian Indonesia di proyeksikan sebagai negara yang
berkarakteristik “small open economy” di mana konsekuensi yang
ditimbulkan yaitu stabilitas perekonomian domestik akan dipengaruhi oleh
guncangan perekonomian dunia. Dalam perekonomian terbuka, penggunaan
uang dalam memperlancar transaksi tidak terbatas hanya dilakukan antar
penduduk tetapi juga dapat dilakukan antar penduduk suatu negara dengan
negara lain menggunakan mata uang yang disepakati. Negara “small open
economy” merupakan negara yang berpartisipasi dalam perdagangan
internasional namun nilai perdagangannya masih kecil dibandingkan dengan
mitra dagang lainnya sehingga kebijakannya tidak terlalu berpengaruh pada
harga dunia, suku bunga, atau pendapatan.
Perdagangan internasional menjadi hal yang sangat penting karena
dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Komponen-komponen
perdagangan internasional adalah ekspor dan impor. Nilai tukar memainkan
peran yang sangat penting dalam hubungan perdagangan internasional salah
satunya adalah ekspor karena ekspor sangat di pengaruhi oleh daya saing.
Sedangkan salah satu faktor yang memengaruhi daya saing adalah nilai tukar.
Ketika volatilitas nilai tukar meningkat, eksportir akan menghindari risiko
dengan cara meninggalkannya, mengurangi volume ekspor atau melakukan
premi risiko seperti lindung nilai untuk mempertahankan tingkat aktifitas
ekonomi sebelumnya (Cho et al, 2002; Kandilov, 2008; Kafle dan Kennedy,
2011).
Pada ekspor non migas sektor pertanian, salah satu sub sektor yang
cukup besar potensinya adalah sub sektor perkebunan. Pada tahun 2018, kopi
menjadi komoditas eskpor dari sub sektor perkebunan yang merupakan
komoditas unggulan nasional yang memberikan sumbangan devisa terbesar ke
tiga setelah kelapa sawit dan karet. Negara mitra dagang utama ekspor kopi
Indonesia pada tahun 2014-2018 adalah Amerika Serikat, Malaysia, Jepang,
Italia, dan Jerman.
Ketersediaan Data
Daftar Pustaka
1. Putri, SM. (2014). Pengaruh Volatilitas Nilai Tukar Terhadap Ekspor dan
Impor dengan 5 Mitra Dagang Utama Periode 2002:Q1-2011:Q4.
[Skripsi]. Prodi Ilmu Ekonomi, Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
2. Mankiw NG. 2007. Makroekonomi, Edisi Ke Enam. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
3. Goeltom, MS, Zulverdi, D. (1998). Manajemen nilai tukar di Indonesia
dan permasalahannya. Buletin Ekonomi dan Perbankan.
4. Kristiningsih, T. (2011). Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekspor
Karet Alam Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang. [Tesis]. Prodi Ilmu
Ekonomi, Institut Pertanian Bogor: Bogor.
5. Chou WL. 2000. Exchange rate variability and China’s Exports. [Jurnal]
6. Zainal AA. 2008. Pengaruh Volatilitas Nilai Tukar Terhadap Volume
Ekspor Beberapa Kelompok Komoditi Perdagangan Indonesia. [Jurnal]
ttd
(Tita Kartika)