DIKELOKA
(Dosen Pengampu : Dr. Dwi ratmono, S.E., M.Si.)
Disusun oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di beberapa unit usaha, fokus adalah laba yang diukur dari selisih antara
pendapatan dan beban. Di unit usaha yang lain, laba dibandingkan dengan aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas masalah-
masalah yang terjadi dalam pusat tanggungjawab, ada banyak permasalahan yang terlibat
dalam mengukur aktiva yang digunakan oleh suatu pusat laba.
Makalah ini akan membahas mengenai masing-masing jenis aktiva yang digunakan
oleh suatu pusat Investasi. Kemudian akan dibahas dua metode yang menghubungkan laba
dengan dasar investasi : (1) Persentase tingkat pengembalian atas investasi (Return On
Investment – ROI), dan (2) nilai tambah ekonomi (Economic Value Added – EVA). Akan
dijelaskan keuntungan dan persyaratan-persyaratan dari penggunaan dari masing-masing
metode untuk mengukur kinerja. Yang terakhir akan dibahas masalah perbedaan dalam
mengukur nilai ekonomi dari suatu pusat investasi, sebagaimana dibandingkan dengan
manajer yang bertanggung jawab atas suatu pusat investasi.
PEMBAHASAN
A. Struktur Analisis
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba
yaitu :
1. Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang baik
mengenai aktiva yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat
keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan.
2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
Tingkat pemgembalian atas investasi ( ROI ) adalah suatu rasio perbandingan.
Pembilangnya (numerator) adalah Laba yang dilaporkan pada laporan keuangan.
Penyebutnya (denominator) adalah Aktiva yang digunakan.
Kas
Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian
pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit
usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara
kas masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan
“selisih” antara penerimaan dan pengeluaran harian .
Satu alasan untuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar daripada saldo
yang biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini
diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dari unit internal akan terlihat sangat tinggi
dan dapat menyesatkan manajemen senior.
Beberapa perusahaan mengabaikan unsure kas dalam dasar investasi. Alasannya
adalah bawa karena jumlah kas untuk mendekati kewajiban lancar ( current liabilities).
Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja
( working capital).
Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung
melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan dan secara langsung melalui
penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit serta
melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang jatuh tempo. Demi kemudahan,
unsure piutang sering dimasukkan pada saldo actual di akhir periode, meskipun rata-rata
antarpriode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya
dikaitan dengan laba.
Memasukkan unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan
merupakan hal yang masih diperdepatkan. Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi
riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa
tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah mencukupi. Di
lain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat diinvestasikan
kembali uang yang diperoleh dari piutang, dank arena itu, piutang harus dimasukkan pada
harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adlah mengambil alternative yang lebih
sederhana- yaitu memasukkan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual
dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih.
Jika unit tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang
dapat dihitung berdasarkan suatu rumus. Rumus ini harus konsisten dengan periode
pembayaran normal-misalnya, penjualan 30 hari dimana oembayaran biasanya dilakukan
30 hari setelah barang dikirim.
Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang- yaitu dicatat pada jumlah
akhir periode meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Metode yang
dapat digunakan adalah FIFO, Average, atau LIFO costing. Contoh: dengan waktu
peroduksi setahun atau lebih, boeing menerima pembayaran cicilan untuk pesawat-pesawat
yang diproduksi dan mencatatnya sebagai kewajiban.
Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar
bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persedian oleh pemasok, tanpa biaya
untuk unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya
selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang, jika unit usaha tersebut dapat
mempengaruhi periode oembayaran yang diperbolehkan oleh pemasok, maka
memasukkan unsure utang dalam perhitungan itu mendorong manajer untuk mencari
persyaratan pembayaran yang terbaik. Pada saat suku bunga tinggi atau kredit yang
diperketat, para manajer mungkin terdorong untuk mempertimbangkan guna
mengorbankan diskon tunai yang ditawarkan, supaya tambah pendanaan di sediakan oleh
pemasok, dilain pihak, menunda pembayaran akan mengurangi aktiva lancar bersih( net
current asset) yang mungkin bukan merupakan kepentingan perusahaan, karena hal
tersbeut akan membahayakan peringkat kredit( credit rating)
A. Perhitungan ekonomi
Investasi pada mesin 100
Masa manfaat 5 tahun,
Arus kas masuk, $27.000 per tahun
Nilai sekarang dari arus kas masuk ($27.000 x 3,791)* 1024
3. Disposisi Aktiva
Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang
masih memilliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut
tidak relevan dalam analisis ekonmi atas usulan pembelian (kecuali bahwa secara tidak
langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nila buku
dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara
substansi. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih
setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama.
Dalam kedua kasus tersebut, jumlah yang relevan dari investasi tambahan akan
dinyatakan terlalu rendah, dan selanjutnya EVA akan dinyatakan terlalu tinggi. Hal ini
akan mendorong para manajer untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru, bahhkan
ketika penggantian itu tidak dibenarkan secara ekonomis. Lebih lanjut lagi, unit-unit usaha
yang paling banyak melakukan penggantian akan menunjukkan kenaikan profitabilitas
yang besar.
4. Penyusutan Anuitas
Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas dan bukan oleh metode garis lurus,
maka perhitungan profitabilitas perusahaan akan menunjukkan EVA dan ROI yang tepat.
Hal ini disebabkan karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan
pengembalian investasi yang implicit salam perhitungan present value. Penyusutan anuitas
merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, dimana jumlah penyusutan tahunan
adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan
meningkat setiap tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi tetapi tingkat
pengembalian hasil tetap konstan.
Namun hanya sedikit sekali manajer yang menerima ide mengenai penyisihan
penyusutan yang meningkat pada saat umur asset semakin tua. Mereka melihat penyusutan
akuntansi sebagai cerminan dari penurunan kondisi fisik atau kerugian dalam ekonomis.
Oleh karena itu, mereka percaya bahwa penyusutan dengan metode garis lurus, ataupun
yang dipercepat, merupakan metode yang paling menggambarkan kondisi dilapangan.
Akibatnya, sangat sulit untuk meyakinkan mereka guna menerima konsep metode anuitas
untuk mengukur laba unit usaha.
5. Metode Penilaian yang Lain
Jika suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat
digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan
aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari ijin ini adalah untuk mendorong para
manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur ke unit lain yang mungkin
memerlukannya. Tetapi, jika aktiva tetap tersebut tidak dapat digunakan oleh unit lain, maka
pemberian izin untuk menjual atau mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan tindakan-
tindakan yang disfungsional. Misalnya, hal tersebut akan mendorong manajer unit usaha
untuk menganggurkan aktiva yang tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang sama
dengan target laba unit usaha. Jika tidak ada alternatif lain dari penggunaan peralatan,
kontribusi apa pun dari peralatan tersebut akan meningkatkan laba perusahaan.
Kadang-kadang, suatu unit usaha menerima modal permanennya dari kumpulan dana
korporat. Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan
laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak
dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian, dalam situasi yang
tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang aneh bagi unit
usaha itu sendiri. Sebagai contoh, suatu unit yang membangun atau mengoperasikan suatu
perumahan atau gedung kantor menggunakan proporsi yang jauh lebih besar untuk modal
utang dibandingkan dengan suatu unit manufaktur atau pemasaran. Karena modal tersebut
didapat melalui pinjaman hipotik atas aktiva unit usaha tersebut, maka sebaiknya dana
dipinjam diperhitungkan secara terpuisah dang perhitungan EVA-nya dilakukan berdasarkan
aktiva diperoleh dari sumber umum korporat, dan bukan total aktiva.
Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung
beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat
untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang
dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya tarif tersebut ditetapkan
dibawah estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di
atas nol.
Beberapa perusahaan menggunakan tarif yang lebih rendah untuk modal kerja
daripada untuk aktiva tetap. Hal ini dapat mencerminkan penilaian bahwa modal kerja lebih
kecil risikonya daripada aset tetap, karena dananya disalurkan untuk periode yang lebih
pendek. Dalam kasus-kasus lain, tarif yang lebih rendah merupakan cara untuk
mengkompensasikan fakta bahwa perusahaan tersebut memasukkan unsur persediaan dan
piutang dalam dasar investasinya pada jumlah kotor (yaitu, tanpa mengurangkan utang
usaha). Perusahaan tersebut menyadari fakta bahwa dana yang didapatkan dari utang usaha
memiliki biaya bunga sama dengan nol.
EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi pendekataan EVA juga
memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari ROI:
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi.
2. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat
menurunkan laba keseluruhan.
3. Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda
pula.
4. EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan.
Ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting
bagi perusahaan:
Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para
manajer unit usaha untuk menciptakan dan meningkatkan EVA. EVA mendorong para
manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil tindakan-tindakan yang konsisten
dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dipahami dengan melihat pada cara
bagaimana EVA diperhitungkan. EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
Dengan:
EVA memecahkan permasalan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang
sama dalam unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama pada unit usaha sama.
Metode tersebut memungkinkan untuk memasukkan peraturan keputusan yang sama dengan
yang digunakan dalam proses perencanaan ke dalam sistem pengukuran: Semakin rumit
proses perencanaan, semakin rumit juga perhitungan EVA-nya.
D. Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer
Dalam penggunaan metode ROI, kesalahan konseptual untuk evaluasi kinerja adalah
nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha.
Tetapi cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat ditentukan karena hanya sedikit jumlah
manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan banyak yang tidak menyadari
bahwa kesalahan tersebut terjadi.
Seluruh unit usaha akan termotivasi untuk meningkatkan investasi jika tingkat
pengembalian dari investasi tersebut melebihi tarif yang ditentukan sistem pengukuran.
Beberapa aktiva mungkin akan dinyatakan terlalu rendah nilainya ketika dikapitalisasi,
sejumlah besar investasi dalam biaya awal. Atas dasar beberapa pertimbangan, terkadang
perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi.
Perusahaan hanya membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan
dan mengendalikan aktiva tetap dengan perangkat terpisah. Aktiva yang dapat dikendalikan
pada dasarnya merupakan modal kerja. Para manajer unit dapat membuat keputusan sehari-
hari yang mempengaruhi aktiva-aktiva tersebut. Namun apabila keputusan yang dibuat salah,
maka dampak yang serius akan segera timbul.
Contoh: jika tingkat persediaan tinggi maka akan memasukkan pengeluaran yang tidak perlu
dan resiko kerusakan akan meningkat, sebaliknya jika persediaan terlalu rendah maka akan
menyebabkan kekurangan persediaan dan terjadi gangguan produksi.
Investasi dalam aktiva tetap dapat dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum
terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus kas yang
diantisipasi terwujud. Hal ini jauh dari memuaskan karena penghematan atau pendapatan
aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat dikendalikan.
E. Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas
Laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara
keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value yaitu, estimasi jumlah yang akan
diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usah dijual. Breakup
value berguna bagi organisasi luar yang sedang akan membuat penawaran pengambilalihan
perusahaan, dan tentu saja, laporan ini juga berguna bagi pihak manajemen dalam menilai
suatu tawaran.
Perbedaan yang paling nyata antara ke dua jenis laporan tersebut adalah bahwa
laporan ekonomi lebih berfokus pada profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang
sekarang atau yang lalu. Nilai buku dari aktiva dan penyusutan berdasarkan biaya historis
dari aktiva tersebut digunakan dalam laporan yang memperkirakan masa depan dalam laporsn
tersebut, penekanannya adalah pada biaya penggatian (replacement cost).
Secara konsep, nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa
depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan
mendiskontokan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis
tersebut dilakukan untuk 5, atau mungkin 10 tahun yang akan datang. Aktiva yang ada
ditangan pada akhir periode diasumsikan memiliki nilai tertentu disebut nilai akhir (terminal
value) yang didiskontokan dan ditambahkan ke nilai arus kas tahunan.
Secara konsep nilai suatu usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini
dihitung dengan mengestimsi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan
setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan
untuk lima,atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pusat investasi pada dasarnya memiliki semua masalah terkait dengan pengukuran
yang terkait dalam penentuan beban dan pendapatan. Pusat investasi dapat menimbulkan
permasalahan baru mengenai bagaimana mengukur aktiva yang digunakan, khususnya aktiva
mana yang akan dimasukkan, bagaimana menilai aktva tetap dan aktiva lancar, metode
penyusutan apa yang akan digunakan untuk aktiva tetap, aktiva perusahaan mana yang harus
dialokasikan, dan kewajiban mana yang harus dikurangi.
Sebagai tambahan unsur dalam laporan laba rugi, ketika kita menentukan sasaran laba
tahunan, maka harus ada tarif bunga yang eksplisit terhadap saldo yang diproyeksikan atas
unsur modal kerja yang terkendali, khususnya piutang dan persediaan. Ada perdebatanyang
cukup banyak tentang pendekatan yang tepat bagi manajemen dalam mengontrol asset tetap.
Melaporkan kinerja ekonomi dari suatu pusat investasi berbeda dengan melaporkan kinerja
manajer yang berwenang dalam pusat investasi tersebut.