Anda di halaman 1dari 2

1. Putusan Mahkamah Agung No. 153 PK/Pdt/2011 Putusan Pengadilan Negeri Bogor No.

40/
Pdt/G/2007/PN.Bgr.

Alinea 2 halaman 74, Judex Facti Pengadilan Tingkat Pertama

“bahwa mengesampingkan pasal 1266 dan 1267 BW adalah tidak tepat dan tidak dibenarkan
karena perjanjian ditandatangani dengan kesepakatan bersama sehingga pemutusan
perjanjian harus pula dengan kesepakatan bersama;”

2. Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 3/Pdt/2011/PT.BJM jo. Putusan Pengadilan Negeri
Banjarmasin Nomor 36/Pdt.G/2010/PN.Bjm.

Menimbang, bahwa oleh karena perjanjian jual beli batubara tanggal12 Juli 2008 sah menurut
hukum, maka sesuai ketentuan pasal 1338 KUHPerdatayang menyatakan bahwa : “ Semua
persetujuan yang dibuat sesuai denganundang-undang berlaku sebagai undang – undang bagi
yang membuatnya, persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan
kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh Undang-Undang,
persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik”, sehingga masing-masing pihak harus
mematuhi isi perjanjian tersebut artinya masing-masing pihak harus melaksankan hak dan
kewahibannya sesuai perjanjian karena berlaku sebagai undang-undang.

3. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat No. 226/Pdt.G/2019/PN BRT

Menimbang, bahwa di dalam pasal 1266 KUHPerdata disebutkan bahwa;

1. Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan persetujuan yang bertimbal
balik manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya;
2. Dalam hal yang demikian persetujuan tidak batal demi hukum,tetapi pembatalan harus
dimintakan kepada hakim;
3. Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal -mengenai tidak dipenuhinya
kewajiban dinyatakan di dalam persetujuan;
4. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, hakim adalah leluasa untuk
menurut keadaan, atas permintaan si tergugat, memberikan jangka waktu untuk masih
juga memenuhi kewajibannya, jangka waktu mana namun itu tidak boleh lebih dari satu
bulan;

Menimbang, bahwa di dalam pasal 1267 KUHPerdata dinyatakan pihak terhadap siapa
perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika hal itu masih dapat dilakukan, akan
memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan, ataukah ia akan menuntut pembatalan
persetujuan, disertai penggantian biaya, kerugian dan bunga;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P- 1 berupa syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan


sebagai sub distributor produk makanan dan/atau minuman dari PT. Cipta Niaga Semesta
tersebut Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Penggugat dan Tergugat memberlakukan
ketentuan khusus di dalam hubungan perjanjiannya sebagaimana tersebut dalam pasal 17 ayat
4( vide Bukti P- 1 ), yaitu mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata, dalam
artian jika terjadi pemutusan hubungan perjanjian tidak perlu dilakukan dengan putusan Hakim
sehingga sikap Tergugat yang melakukan pemutusan hubungan perjanjian dengan Penggugat
bukanlah sikap yang melanggar perjanjian atau kesepakatan, dan tidak dapat dikategorikan
sebagai suatu tindakan wanprestasi.

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 1338 KUHPerdata, perjanjian yang dibuat
oleh para pihak berlaku sebagai Undang-undang bagi yang membuatnya, sehingga dengan
demikian, apa yang dicantumkan dalam bukti P- 1 tersebut berlaku sebagai Undang-undang
bagi Penggugat dan Tergugat;

Anda mungkin juga menyukai