- Putusan un
- Penemuan hukum => tidak menjalankan, tidak dituntut
- Penemusanv Rechh finding:
- S
1. Dalursa:
Tanggapan:
a. Pada prinsipnya, berdasarkan pasal 1400 KUHPdt dijelaskan bahwa subrogasi dapat terjadi
karena perjanjian (subrogasi kontraktual) atau peraturan perundang-undang. Merujuk
kepada Pasal 248 KUHD:
“Setelah pembayaran ganti kerugian atas harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan dalam polis, penanggung menggantikan tertanggung dalam segala hak
yang diperolehnya terhadap pihak ketiga sehubungan dengan kerugian tersebut…….”
b. Perikatan untuk menggantikan hak tertanggung tersebut tersebut lahir karena Undang-
Undang (Perikatan yang lahir karena undang-undang) atau secara spesifik dapat diartikan
sebagai subrogasi yang terjadi karena undang-undang, sehingga tanpa adapun Surat Kuasa
Subrogasi maka kedudukan dari Tertanggung secara atomatis digantikan oleh Penanggung
ketika telah terjadi pembayaran.
c. Atas dasar ketentuan Pasal 248 KUHD ini maka sebenarnya surat kuasa khusus bahkan tidak
diperlukan dalam subrogasi yang terjadi karena undang-undang, karena hak subrogasi itu ada
pada penanggung, termasuk haknya dalam hal ini untuk mengajukan tuntutan. (lihat Prof.
Abdulkadir Muhammad, S.H., Hukum Asuransi Indonesia, cetakan kelima 2011 penerbit PT
Citra Aditya Bakti Bandung 2011, hal.130)
d. Argumen ini didukung beberapa yurisprudensi mahkamah agung:
“Menimbang, bahwa sesuai dengan Pasal 284 KUHD, setelah pembayaran ganti kerugian atas
harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan dalam polis, penanggung
menggantikan tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap pihak ketiga
sehubungan dengan kerugian tersebut. Hak subrogasi dalam pasal ini berlaku dengan
sendirinya tanpa memerlukan suatu surat kuasa khusus dari tertanggung;”
“Menimbang, bahwa hak subrogasi itu ada pada penanggung, di mana hubungan hukum
dalam subrogasi ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu hak yang berpindah
kepada penanggung termasuk juga hak yang timbul karena perbuatan melawan hukum, jadi
tujuan subrogasi pada perjanjian asuransi adalah untuk mencegah ganti kerugian ganda
kepada tertanggung dan untuk mencegah pihak ketiga terbebas dari kewajibannya;”
(halaman 52 Putusan Pengadilan Negeri Surabaya No. 640/Pdt.G/2014/PN.SBY)