Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASKEP MELANOMA

Disusun oleh:

1.Gitami Surya Love.F (S17074) 10. Kurniawan Feri.A.(S17083)

2. Gusnananda Aris Adi.P. (S17075) 11. Lidya Trinanda. (S17084)

3. Ika Septianana (S17076) 12. Lutfi Nurjanah. (S17085)

4. Intan Putri Hidayati (S17077) 13. Mega Sinta.M. (S17086)

5. Ismiatul Faizah (S17078) 14. Mila Wahyu Utami (S17087)

6. Julia Anggraini Putri (S17079) 15. Nadila Febriana (S17088)

7. Khomairiyah Kholifatul.S. (S17080) 16. Nadya Maulia (S17089)

8. Krisdiana Sabtada.R. (S17081) 17. Nindy Yiska.F.F.D (S17090)

9. Sellyanan Susanti (S17082) 18. Nur Pratiwi Putri (S17091)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA 2019
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Askep
Melanoma” ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kuliah
keperawatan medikal bedah III Menulis penulis makalah ini masih jah dari kesempurnan oleh
karena itu saran dan krotik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Surakarta, 20 Mei 2019

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Melanoma adalah jenis kanker kulit paling serius. Kondisi ini muncul karena
adanya gangguan sel yang memproduksi melanin (pigmen pemberi warna kulit) atau
melanosit. Kebanyakan melanoma terlihat seperti tahi lalat baru. Namun, sebagian
kasusnya juga berkembang dari tahi lalat yang sudah ada.

Melanoma adalah kondisi yang dimulai dari tahi lalat, menyebar di sekitarnya
dan kemudian semakin dalam ke kulit, ke pembuluh darah, dan kelenjar getah bening,
dan terakhir ke dalam hati, paru-paru, dan tulang. Pada pria melanoma biasanya lebih
sering menyerang dada dan punggung. Sedangkan pada wanita bagian yang paling
sering terkena8 yaitu kaki, leher, dan wajah. Selain itu, melanoma juga bisa
berkembang di area tersembunyi atau yang sama sekali tidak terpapar sinar matahari.
Area tubuh yang dimaksud yaitu ruang di antara jari-jari kaki dan telapak tangan, kulit
kepala, hingga alat kelamin.

Melanoma memiliki ciri-ciri tertentu seperti bentuk yang tidak beraturan dan
warna yang beragam. Dengan mendeteksi melanoma lebih awal dapat membantu
terhadap penyembuhan dan jika dibiarkan dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Ada banyak cara untuk mendeteksi melanoma seperti Dermoscopy dan Oil
Immersion. Dermoscopy adalah teknik pemeriksaan yang cara kerjanya mirip dengan
kaca pembesar dengan pembesaran non invasi, sedangkan Oil Immersion adalah yang
digunakan untuk meningkatkan daya pemecahan dari mikroskop. Namun tingkat
akurasi yang diperoleh tergantung dari keterampilan dokter kulit. Dengan demikian,
adanya sistem yang dapat mendeteksi Melanoma akan sangat membantu dan
meningkatkan akurasi dokter kulit untuk mendiagnosa Melanoma.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Melanoma?


2. Bagaimana Etiologi Melanoma?
3. Bagaimana Patofisiologi Melanoma?
4. Apa Manifestasi Klinis Melanoma?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Melanoma?
6. Apa Saja Pemeriksaan Penunjang Melanoma?
7. Apa Komplikasi Melanoma?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Melanoma
2. Untuk Mengetahui Etiologi Melanoma
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Patofisiologi Melanoma
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Manifestasi Klinis Melanoma
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan Melanoma
6. Untuk Mengetahui Apa Saja Pemeriksaan Penunjang Melanoma
7. Untuk Mengetahui Apa Komplikasi Melanoma

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang
terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan,
leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari
semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait
kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk
mengurangi kematian. (Arif Muttaqin,2012).
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-
kadang sel subkutan). Melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit yang
mematikan dan menyebabkan sekitar 2% dari seluruh kematian karena kanker
(Brunner & Suddart,2011).
Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas
dan merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan
pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang
individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai
perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah
atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang
melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel. Karsinoma
sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering,penyakit ini
umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung bertahun
- tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau mereka yang
berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa,meskipun menyebabkan kerusakan
lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel
skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi
kanker ini mungkin eksisi yang luas. ( Eksklopedia keperawatan,2009).

2. Etiologi
Etiologi tidak diketahui, tetapi sinar ultraviolet sering di curigai sebagai
penyebab melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi terdapat pada kulit
putih/cerah, bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak - bercak
kecoklatan pada kulitnya. Karena orang - orang ini mensintesis melanin lebih lambat.
Orang keturunan Celtik atau Skandinavia menghadapi resiko yang lebih besar di
samping orang yang sering terpapar sinar matahari tetapi kulitnya tidak pernah
menjadi cokelat kekuningan. Jika matahari sangat terik dapat meningkatkan insidensi
yang tidak sebanding. Klien yang menderita melanoma di masa lalu, dapat dilihat dari
riwayat melanoma dalam keluarga, mempunyai nevus congenital yang berukuran
raksasa, atau memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah.
Hingga 10% penderita melanoma merupakan anggota keluarga yang
cenderung menderita melanoma dan memiliki lebih dari satu nevus yang terus
berubah (nevi displastik) serta rentan terhadap transformasi maligna. Penderita
sindrom nevus displastik ternyata memiliki mola yang tidak lazim, berukuran lebih
besar dan berjumlah lebih banyak, lesi dengan garis bentuk yang tidak teratur dan
pigmentasi pada seluruh kulit. Pemeriksaan mikroskopik nevus yang displastik akan
memperlihatkan pertumbuhan yang abnormal dan menyimpang.

3. Patofisiologi
Melanosit adalah sel yang terletak atau dekat pada lapisan basal, (pada lapisan
epidermal). Sel-sel ini memproduksi melanin, pigmen coklat pada kulit melanin
adalah dibuat dalam ganul-ganul dan transferan dari keratinosit. Dimana
akumulasi pada bagian permukaan dari tiap-tiap keratinosit dan bentuk perisai dari
bagian pigmen nucleus yng melindungi agen dari sinar ultraviolet. Melanoma
maligna terjadi dimana ada pigmen, tetapi antara 1-3 kali dari mereka murni
merupakan tahi lalat.
Melanoma maligna dapat terjadi sebagai salah satu dari beberapa bentuk ini :
melanoma dengan penyebaran superficial, melanoma lentigo maligna, melanoma
nodular, dan melanoma akral-lentinginosa. Semua tipe ini memiliki ciri klinis,
serta histologik tertentu disamping perilaku biologis yang berlainan. Sebagian
besar melanoma berasal dari melanosit epidermal kutaneus, tetapi sebagian lagi
muncul dalam bentuk nervus yang sudah ada sebelumnya pada kulit atau tumbuh
pada traktus uvea mata. Melanoma sering timbul secara bersamaan dengan kanker
pada organ lain.
Kebanyakan melanoma maligna berdiameter lebih dari 7mm, asimetris, dan
ciri khas terjadi pada epidermis, lesi (disebut melanoma maligna in situ) adalah
tipis dan relatif lunak. Bagaimana pun, ketika lesi menembus dermis dan
bercampur dengan darah, vessel limpe dan terjadi pada metastase. Pada bagian ini
meningkat, terjadi tumor atau terbentuk nodul dan sering terdapat nodul-nodul
yang lebih kecil,disebut satelit lesi, sekitar pori-pori.
Prognosis untuk daya tahan orang yang di diagnosa dengan melanoma maligna
adalah derminan oleh beberapa variabel, termasuk tumor yang menebal,ulserasi,
metastasis, tempat, usia, dan gender. Klien yang lebih muda dan wanita lebih baik
perubahan dan pertahanannya. Tumor pada tangan, kaki, dan kulit kepala adalah
prognosis yang buruk, tumor pada kaki dan kepala sedikit tampak dan tidak dapat
di diagnosis sampai mereka tumbuh atau berkembang ke dalam dermis.
Prognosis penderita dengan melanoma maligna tidaklah seburuk yang
dipikirkan, kebanyakan penderita ini dapat hidup lebih dari 2 tahun dan banyak
yang dapat disembuhkan. Diagnosis dini dan pembedahan bertanggungjawab
untuk membuat statistic menjadi lebih baik. Beberapa faktor menentukan
keselamatan penderita melanoma. Penderita melanoma yang menyebar superficial
memiliki prognosis yang paling baik, diikuti oleh melanoma lentigo ; melanoma
nodular memiliki prognosis yang paling buruk. Lesi- lesi yang terletak pada kulit
kepala posterior, punggung, dan lengan bagian posterior memiliki prognosis yang
paling buruk.

4. Manifestasi Klinik
Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah
perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk
menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan
horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya pembentukan tukak.
Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
1) Asymmetry : jika kita melipat lesi menjadi dua, maka tiap-tiap bagian tidak
sesuai.
2) Border : atasnya tidak tegas atau kabur.
3) Color : Biri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid melainkan campuran
yang terdiri dari coklat kekuningan, coklat dan hitam, juga bisa tampak merah,biru
atau putih.
4) Diameter : Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari 7 mm, ketika dilakukan
pemeriksaan mereka bisa lebih kecil dari seharusnya . Sehingga harus
diperhatikan perubahan tahi lalat dibanding yang lainnya atau berubah menjadi
gatal atau berdarah ketika diameternya lebih kecil dari 6 mm.
5) Evolving : setiap perubahan dalam ukuran, bentuk, warna, tingginya atau ciri-ciri
lain atau ada gejala baru seperti mudah berdarah, gatal dan berkrusta harus
dicurigai keganasan.

5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1) Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia
profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening
regional pada tumor yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.
2) Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk
pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak besar
sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga harus di
kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator (mesin jantung paru).
3) Imunologi
Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga
berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti
vaksin BCG kadang menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi tidak
mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan perlu ditekankan pentingnya
pengawasan berkala karena walaupun di temukan pada derajat satu, kemungkinan
kambuh cukup besar.

6. Pemeriksaan Penunjang
Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratorium dan tes diagnostik digunakan
menentukan keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma
dapat metastase pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-
macam tes. Tes laboratorium termasuk seperti dibawah ini :
1) Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis pada
liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT
mempengaruhi liver.
2) Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas
hematologi.
3) Tes serum darah dilakukan untuk mengindentivikasi elektrolit mineral yang
abnormal.
4) Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan melanoma.
Eksisi biopsi adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih
komplit histologic evaluasi dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus dilakukan
jika terduga melanoma, karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji,
membuat keputusan tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.
5) CT-scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan luasnya
metastasis dari hati lebih akurat.
6) Rontgen dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana
rangsangan paru-paru menjadi metastasis.
7) Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat
menentukan nyeri tulang.
8) CT- scan atau MRI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis jika
klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
9) Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk
mengidentifikasi metastasis.

7. Komplikasi
a. Metastasis dapat terjadi pada local (di dalam atau sekitar lesi primer), pada
limfonodi, atau pada:

 Kulit yang jauh dari lesi primer

 Limfonodi yang jauh

 Organ-organ dalam

 Tulang

b. Metastasis dapat berlangsung cepat secara hematogen maupun limfogen.

c. ulkus mudah berdarah.

B. Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1) Identias Klien : Nama, Umur, Alamat, Nama pasangan, Agama, Pendidikan, dan
Pekerjaan
2) Riwayat Keluhan Utama : Gatal, nyeri
3) Riwayat Penyakit sekarang : Klien menjelaskan sering merasakan mual, tidak
nafsu makan, dan tidak bisa tidur selama di rumah sakit. Kaji apakah klien
sebelum masuk RS memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk
RS.
4) Riwayat Kesehatan Masa lalu : Kaji apakah klien pernah menderita penyakit
yang sama sebelumnya .
5) Riwayat Kesehatan Keluarga : Kaji apakah orang tua atau keluarga yang lain
memiliki penyakit yang sama.
6) Pemeriksaan Fisik :
 Yang perlu dilakukan saat pemeriksaan fisik ini yaitu memperhatikan lebih
detail dengan inspeksi, palpasi dan bila perlu inspeksi dengan bantuan kaca
pembesar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ukuran, bentuk, warna dan
tekstur dari nevus tersangka dan mencari adanya perdarahan atau ulserasi.
 Pemeriksaan terhadap kelenjar limfe yang berada dekat dengan lesi juga
perlu dilakukan. Adanya pembengkakan atau biasa disebut dengan
limfadenopati menunjukkankemungkinan adanya penyebaran melanoma.
 Pemeriksaan ditempat tubuh yang lain dapat dilakukan jika terdapat
kecurigaan atau untuk evaluasi dari pemeriksaan yang lalu pada individu
dengan faktor resiko. Di luar negeri, evaluasi terhadap seluruh tubuh sudah
dilakukan, yaitu dengan cara mendokumentasikan nevus-nevus yang ada di
seluruh tubuh. Dengan demikian, perubahan akan lebih cepat terdeteksi
dengan membandingkannya dengan dokumentasi terdahulu. Pemeriksaan di
tempat yang menjadi predileksi pada macam-macam bentuk klinis
melanoma juga perlu dilakukan. Misalnya pada melanoma superfisial dan
melanoma nodular yang biasanya berada di trunkus tubuh dan tungkai,
sedangkan melanoma maligna bentuk lentigo lebih banyak muncul di
telapak tangan, telapak kaki dan dibawah kuku.

B. Data Dasar Pengkajian Pasien


1) Aktivitas/Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin
segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
2) Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri/ansietas),
takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian
luar yang tidak teratur
3) Neurosensori
Tanda : penurunan reflex tendon dalam pada cedera ekstermitas.
4) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada
area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
5) Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna
nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat
meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan
berulselasi.
6) Makanan/cairan
Tanda : sering mual, tidak nafsu makan Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas
pemeliharaan/perawatan rumah.

C. Diagosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen pencedera (00133)
2. Resiko infeksi ditandai dengan supresi respon inflamasi (00004)
3. Resiko kerusakan integritas kulit ditandai dengan gangguan pigmentasi
(00047)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi diri (00118)

D. Perencanaan Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Dx
1. Setelah dilakukantindakan a. Pemberian analgesik (2210)
1) Cek adanya riwayat alergi obat
keperawatan selama 3x24 jam 2) Tentukan pilihan obat analgesik
diharapkan masalah teratasi (narkotik, non narkotik, atau NSAID)
berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
dengan kriteria hasil : 3) Ajarkan tentang penggunaan analgesik,
1. Kontrol nyeri (1605) strategi untuk menurunkan efek
 Mengenali kapan nyeri terjadi samping dan harapan terkait dengan
dari skala 1 (tidak pernah keterlibatan dalam keputusan
menunjukkan) menjadi skala 3 pengurangan nyeri
(kadang-kadang menunjukkan) 4) Kolaborasikan dengan dokter apakah
 Menggambarkan faktor obat, dosis, rute pemberian, atau
penyebab dari skala 1 (tidak perubahan interval dibutuhkan, buat
pernah menunjukkan) menjadi rekomendasi khusus berdasarkan
skala 3 (kadang-kadang prinsip analgesik
menunjukkan) b. Terapi relaksasi (6040)
 Menggunakan analgisik yang 1) Tentuan apakah ada intervensi relaksasi
direkomendasikan dari skala 1 dimasa lalu yang sudah memberikan
(tidak pernah menunjukkan) manfaat
menjadi skala 4 (sering 2) Tunjukkan dan praktikkan teknik
menunjukkan) relaksasi pada klien
2. Tingkat Nyeri (2102) 3) Dorong klien untuk mengulang praktik
 Nyeri yang dilaporkan dari skala 1 teknik relaksasi, jika memungkinkan
(berat) menjadi skala 4 (ringan) 4) Gunakan relaksasi sebagai strategi
 Ekspresi nyeri wajah dari skala 1 tambahan dengan [penggunaan] obat–
(berat) menjadi skala 4 ringan obatan nyeri atau sejalan dengan terapi
 Tidak bisa beristirahat dari skala lainnya dengan tepat
1 (berat) menjadi skala 3 (
sedang)

2. Setelah dilakukan tindakan a. Kontrol infeksi (6540)


1) Lakukan tindakan-tindakan pencegahan
keperawatan selama 3x24 jam yang bersifat universal
diharapkan masalah teratasi 2) Pastikan teknik perawatan luka yang
tepat
dengan kriteria hasil : 3) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
1. Keparahan Infeksi (0703) tanda dan gejala infeksi dan kapan
 Kemerahan dari skala 1 (berat) harus melaporkannya kepada penyedia
menjadi skala 3 ( sedang) perawatan kesehatan
 Nyeri dari skala 1 (berat) menjadi 4) Promosikan persiapan dan pengawetan
skala 4 (ringan) yang aman
b. Perlindungan Infeksi (6550)
1) Monitor adanya tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
2) Instruksikan pasien untuk minum
antibiotic yang diresepkan
3) Ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana cara menghindari infeksi
4) Lapor dugaan infeksi pada personil
pengendali infeksi

Setelah dilakukan tindakan a. Pengecekan kulit (3590)


keperawatan selama 3x24 jam 1) Periksa kulit dan selaput lendir terkait
diharapkan masalah teratasi dengan adanya kemerahan, kehangatan

dengan kriteria hasil : ekstrim, edea, atau drainase

1. Integritas Jaringan: Kulit Dan 2) Gunakan alat pengkajian untuk


Membran Mukosa (1101) mengidentifikasi pasien yang berisiko
 Sensasi dari skala 1(sangat
terganggu) menjadi skala 4 mengalami kerusakan kulit (misalnya,
(sedikit terganggu)
Skala Braden)
 Ketebalan skala 1(sangat
terganggu) menjadi skala 3 3) Ajarkan anggota keluarga/pemberi
(cukup terganggu)
asuhan mengenai tanda-tanda
kerusakan kulit, dengan tepat
4) Dokumentasikan perubahan membrane
mukosa
b. Identifikasi risiko (6610)
1) Kaji ulang data yang didapatkan dari
pengkajian risiko secara rutin
2) Instruksikan faktor risiko dan rencana
untuk mengurangi faktor risiko
3) Implementasikan aktivitas-aktivitas
pengurangan resiko
4) Diskusikan dan rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan risiko
berkolaborasi dengan individu atau
kelompok

Setelah dilakukan tindakan


a. Konseling (5240)
keperawatan selama 3x24 jam 1) Identifikasi adanya perbedaan antara
diharapkan masalah teratasi pandangan pasien terhadap situasi
dengan pandangan dari tim tenaga
dengan kriteria hasil : kesehatan
1. Citra Tubuh (1200) 2) Bantu pasien untuk mengidentifikasi
 Deskripsi bagian tubuh yang masalah atau situasi yang
terkena (dampak) dari skala 1 menyebabkan distress’
(tidak pernah positif) menjadi 3) Minta pasien/SO untuk
skala 3 (kadang-kadang positif) megidentifikasi apa yang mereka
 Penyesuaian terhadap bisa/tidak bisa lakukan terkait dengan
perubahan tampilan fisik dari peristiwa yang terjadi
skala 1 (tidak pernah positif) 4) Tentukan bagaimana perilaku
menjadi skala 3 (kadang-kadang keluarga mempengaruhi pasien
positif) b. Peningkatan citra tubuh (5220)
1) Tentukan perubahan fisik saat ini
apakah berkontribusi pada citra diri
pasien
2) Bantu pasien untuk mendiskusikan
stressor yang mempengaruhi citra diri
terkait dengan kondisi kongenital,
cedera, penyakit atau pembedahan
3) Bantu pasien untuk memisahkan
penampilan fisik dari perasaan
berharga secara pribadi, dengan cara
yang tepat
4) Fasilitasi kontan dengan individu
yang mengalami perubahan yang
sama dalam hal citra tubuh

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang
terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan,
leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari
semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait
kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk
mengurangi kematian.

B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien
serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.

2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan pengetahuan


dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2011. Diagnosis and managemen of Melanoma Maligna. Avaible:


www. American Academy Of Family Phisicians.com. (diakes 12 Desember 2013)

Emedcin. 2010. Malignant Melanoma. Available: www.emedcine. Susan M


Sweeter MD. (Diakes 12 Desember 2013)

NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi 2012 -


2014. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai