OLEH KELOMPOK 5 :
1. Sukma Ramadani
2. Nikson Taraseng
3. Puput N Handayani
4. Niko Febriantoro
5. Rosida Lausiry
6. Syaiful Anwar R.H
7. Veren B Lomboan
Pertama-tama kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah ta’ala, karena atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat dan salam Penulis haturkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, Sang Sebaik-baik teladan. Makalah ini merupakan hasil diskusi
yang disusun dengan persiapan yang maksimal. Untuk itu, kami ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Siti Patimah S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing di Akademi
Keperawatan RS Marthen Indhey.
Diharapkan kritik dan saran agar bisa menjadi lebih baik lagi .
A. Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak – anak, remaja
usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, bisa karena perdarahan,
kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik
maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara
laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan terbatas pada pemberian asuhan keperawatanpada Tn. H dengan diagnosa
medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, yang
meliputi tahap pengkajian,keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu,
riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head to toe, aktivitas sehari – hari, data
penunjang, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan diagnosa medis anemia.
2. Tujuan khusus
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang memberikan gambaran
terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui proses keperawatan. Adapun tehnik –
tehnik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara:
Wawancara
Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluargauntuk mendapatkan data subjektif pasien.
Studi dokumentasi
Data – data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti catatan keperawatan dan catatan
dokter.
Studi kepustakaan
Penulis mendapatkan literatur dan tinjauan teori mengenai konsep dasar penyakit anemia dan konsep
dasar keperawatan.
Observasi
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dan mengamati perubahan – perubahan
yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal – hal penting termasuk pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat luka, dan lain –
lain.
Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah ada benjolan atau tidak.
Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan menggunakan refleks
hummer.
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan denganmenggunakan stetoskop.
E. Sistematika Penulisan
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 100 ml
darah (Ngastiyah, 1997).
Anemia adalah keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang disebakan makanan yang dikonsumsi
kurang mengandung zat gizi atau suatu keadaan terganggunya sistem pencernaan sehingga
mengakibatkan terjadinya gangguan penyerapan makanan yang di konsumsi (Supandiman.1997).
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun sehingga tubuh akan mengalami hipoksia
sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen berkurang.
Sedangkan menurut Arif mansoer et al, (2000) menyebutkan bahwa Anemia defisiensi besi adalah
anemia yang disebabkan kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan
eritrosit.
B. Etiologi Anemia
Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua kerusakan tersebut secara
signifikan akan mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk jaringan. Menurut Brunner
dan Suddart (2001), beberapa penyebab anemia secara umum antara lain :
a. Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
b. Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah merah yang
berlebihan.
c. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.
d. Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit kronis
dan kekurangan zat besi.
E. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
Penyebab:
- agen neoplastik/sitoplastik
- terapi radiasi, antibiotic tertentu
- obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
- infeksi virus (khususnya hepatitis)
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
↓
sel darah merah miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
- Atropi papilla lidah
- Lidah pucat, merah, meradang
- Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
- Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
Sintesis DNA terganggu
↓
Gangguan maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas (eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi
sel darah merah:
- Pengaruh obat-obatan tertentu
- Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
- Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
- Proses autoimun
- Reaksi transfusi
- Malaria
G. PENATALAKSANAAN ANEMIA
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1. Anemia aplastik:
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan antithimocyte globulin
( ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika
transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC
rendah leukosit dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ).
2. Anemia pada penyakit ginjal
· Pada paien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
· Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
· Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
Dengan pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi diberikan sulfas ferosus 3 x 10
mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada defisiensi asam folat
diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
5. Anemia megaloblastik
· Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin
B12 dengan injeksi IM.
· Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
· Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
6. Anemia pasca perdarahan ;
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan
intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik ;
Dengan penberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.
H. KOMPLIKASI ANEMIA
1. Gagal jantung
2. Kejang dan parestesia (perasaan yang menyimpang seperti rasa terbakar , Kesemutan )
3. Gagal ginjal
1 PENGKAJIAN
A. Biodata Pasien
a. Identitas Pasien
Nama : Sdr. W
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : belum menikah
Agama : Kristen protestan
Suku : Papua
Pendidikan : kuliah
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : jl. Sosial padang bulan
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. J
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Polri
status perkawinan: sudah menikah
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
Alamat : jl. Sosial padang bulan
B. Keluhan Utama
Pasien datang kerumah sakit diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada kepal
bagian depan dan demam ± 1 hari.
Upaya yang telah dilakukan : Pasien mengatakan pada hari jumat dibawah ke RS. Abe
untuk diperiksa
Terapi yang telah diberikan : Pasien mengatakan saat di RS. Abe diberikan obat, tetapi
tidak mengetahui obat apa saja yang diberikan
Pasien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit dengan penyakit yang sama
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes militus,
penyakit jantung, struk, hipertensi.
Genogram :
Perempuan
Pasien
Garis Hubungan
Garis Keturunan
F. Keadaan Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit
Pasien mengatakan kurang tidur karena terganggu dengan cuaca dingin di malam hari.
Pasien mengatakan saat ditempat kuliah pasien sering keluar masuk rumah sakit,
pasien merupakan perokok aktif dan pasien mengatakan telah merokok saat SMP
SEBELUM
KETERANGAN SAAT SAKIT
SAKIT
FREKWENSI 3X sehari 3X sehari
JENIS Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
PORSI ½ porsi ½ porsi
KELUHAN Tidak nafsu makan mual
PENGGUNAAN
Tidak ada Tidak ada
ALAT BANTU
3. Pola eliminasi
BAB
SEBELUM
KETERANGAN SAAT SAKIT
SAKIT
FREKWENSI 1X Sehari 1X Sehari
KONSISTENSI Padat lunak Padat lunak
WARNA Kuning Kuning kecoklatan
BAU Khas feses Khas feses
KELUHAN Tidak ada Tidak ada
PENGGUNAAN
Tidak ada Tidak ada
ALAT BANTU
BAK
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
FREKWENSI 4 -5 kali sehari 5 kali sehari
JUMLAH ±200ml ±250ml
WARNA Kuning Kuning
BAU Amoniak Amoniak
MASALAH YANG Tidak ada Tidak ada
DIRASAKAN
TOTAL PRODUKSI 1000 cc/hari 1250 cc/hari
URINE
PENGGUNAAN Tidak ada Tidak ada
ALAT BANTU
a Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis GCS : E: 4 V:5 M:6
BB sebelum sakit : 61 kg Tb : 173 CM
BB saat ini : 61 kg
BB ideal : 65,7 kg
Status Gizi : 20,38 kg/m³ (normal)
Tanda-tanda vital :
TD : 100/80 mmHg S : 36,5ºC
N : 88x/menit RR : 21x/menit
b Kepala
Inspeksi : muka simetris , warna rambut hitam
Palpasi : tidak ada pembengkakan , tidak ada nyeri tekan
c Mata
Inspeksi : konjungtiva anemis, sclera putih, pupil isokor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat TIO
d. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris kanan dan kiri, lubang telinga tampak bersih, pendengaran baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tragus
e. Hidung
Inspeksi: simetris lubang hidung kanan dan kiri ,septum hidung simetris, pernafasan normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan tidak trdapat krepitasi
f. Mulut
Inspeksi : simetris , warna bibir menghitam
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris , warna merata
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kelenjar tiroid teraba
i. Jantung
Inspeksi : bentuk dada normal chest, denyut jantung apeks terlihat
Palpasi : denyut apeks teraba
Perkusi :kanan atas : ICS 2 linea sternalis dextra ( Redup )
Kiri atas : ICS 2 Linea para sternalis sinistra (Redup )
Kanan bawah : ICS 4 linea parasternalis dextra ( Redup)
Kiri bawah : ICS 4 linea media klavikularis sinistra (Redup)
k. Abdomen
inspeksi : warna merata, tidak terdapat kepucatan
auskultasi : suara peristaltic usus 15 x/menit
perkusi : timpani
palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
m. Pemeriksaan Neurologis
a. N I (olfaktorius) / penghidung : pasien dapat mencium bau
b. N II (optikus) / penglihat : pasien dapat melihat dengan baik
c. N III, IV, VI (okulomotoris, trochearis, abdusen)
Kontraksi pupil : mengecil terkena rangasangan cahaya
Gerak bola mata : dapat digerakan ke 8 arah
Pergeraka kelopak mata : bergerak dengan baik
d. N V (Trigeminus)
Sensori : dapat berekspresi dengan baik
Reflek dagu : bergerak sesuai perkataan
Reflek kornea : baik
e. N VII (Facialis)
Gerakan mimic : pasien tampak meringis dan lemas
Pengecapan 2/3 lidah depan : bergerak sesuai perkataan
f. N VIII (akcusticus)
Fungsi pendengaran : dapat mendengar instruksi perawat
g. N IX dan X (glosofaringeus dan vagus)
Reflek menelan : dapat menelan makanan dengan baik
Reflek muntah : tidak ada rasa muntah
Pengecapan 1/3 lidah depan : dapat menelan makanan
h. N XI (asesoris)
Kepala ke kiri dan kanan : dapat memalingkan kepalanya
Mengangkat bahu : dapat menggerakan bahu naik dan turun
i. N XII (hypoglosus)
Pergerakan lidah : bergerak sesuai perkataan
Kaku duduk : dapat menggerakan leher ( tidak ada)
Tanda kening : tidak ada
3. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
4. Terapi
Mual
Ds :Pasien mengatakan
belum makan, lemas, Mual dapat merangsang output dari dalam tubuh
mengeluh mual. Muntah – muntah Gangguan
pemenuhan
2.
Do :Pasien tampak Tubuh kekurangan nutrisi kebutuhan
mual dan muntah – nutrisi
muntah, lemas, Intek tidak terpenuhi
mukapucat.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Ds :Pasien mengatakan
lemah, lemas.
Tangan kiri dipasang infus
Do :pasien tidak bisa Gangguan
Tangan kiri tidak dapat bergerak bebas dengan leluasa
beraktivitas dengan
3. leluasa karena badanya Aktivitas
Keterbatasan dalam melakukan aktivitas
lemah, tangan kiri
tidak bisa digerakan
Gangguan aktivitas
dengan bebas Karena
terpasang infus.
F. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut prioritas masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel darah merah
ke seluruh tubuh.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah.
3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan kiri.
– Menganjurkan
pasien untuk
menarik nafas
secara perlahan,
memotivasi
pasien untuk
sembuh kembali.
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan Pasien
mampu – Membantu
nutrisi rencana diet untuk – Berkolaborasi S :Pasien
berhubungan menghabisk memenuhi dengan ahli gizi mengatakanba
dengan mual an 1 porsi kebutuhan nutrisi dalam danyamasihle
dan muntah. makan,
pasien. memberikan mah, lemas.
kebutuhan – Berinutrisi
makanan yang
Ds :Pasien nutrisi
– Air hangat dapat sesuai dengan O :Pasien
mengatakan terpenuhi, – Beriminum merangsang kebutuhan masih tampak
belum makan, mempertaha air hangat kenyamanan perut lemah, lemas,
2. lemas, lemah, (cairan) pasien.
nkan dan pucat.
agar tidak merasa
mengeluh keseimbang mual dan muntah –
– – Memberikan
mual. an berat muntah. A :Masalah
minum air
badan yang Berimakansedi hangat tidak teratasi.
Do :Pasien sesuai, tidak kittapiering – Meningkatkan
tampak mual mual dan energy dan – Memberikan P :Lanjutkan
dan muntah – tidak mengurangi makan sedikit intervensi pada
muntah, lemas, siang hari.
muntah – pengeluaran energy tapi sering.
lemah, muka yang berlebihan.
muntah.
pucat,
konjungtiva
anemis.
– Anjurkan – Menganjurkan S :Pasien
Gangguan mengatakan
dan ajarkan – Menghindari dan
aktivitas masih tidak
Pasien pasien untuk terjadinya kekakuan mengajarkan
berhubungan bisa
dapat melakukan otot – otot pada pada pasien
dengan beraktivitas
melakukan gerakan ringan tangan yang untuk
terpasang dengan bebas
gerakan padatangan terpasang infus. melakukan
3. infuse pada dan masih
ringan yang terpasang gerakan ringan lemah.
tangan sebelah
dengan infus. – menghindari pada tangan
kiri.
baik. terjadinya kekakuan yang terpasang O :Pasien
– Anjurkan pada ekstermitas infus. tampak lemah
Ds :Pasien atas dan bawah.
pasien untuk dan dapat
mengatakan
melakukan – Menganjurkan melakukan
lemah. gerakan ringan pasien untuk gerakan
pada melakukan namun
Do :pasien ekstermitas gerakan ringan terbatas, tidak
tidak bisa atas dan pada ekstermitas dapat
beraktivitas bawah. atas dan bawah. melakukan
dengan leluasa personal
karena hygiene seperti
badanya memandikan,
lemah, tangan mencuci
kiri tidak bisa rambut,
digerakan menggosok
dengan bebas gigi,
karena menggunting
terpasang kuku.
infus.
A :Masalah
tidak teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi pada
siang hari
DAFTAR PUSTAKA
Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius fakultas universitas indonesia,
Jakarta.
Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses keperawatan, diagnosis dan evaluasi,
edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.