PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam pendidikan, tiga hal berikut harus dikuasai oleh seorang guru,
yaitu kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem penilaiannya
(Surapranata et al, 2006), dan ketiganya harus dikuasai secara seimbang.
Lemah dalam salah satu hal, lemah juga sebagai seorang guru profesional,
dengan akibat gagal mencapai output dan outcome yang diharapkan.
Paham sekali tentang kurikulum, juga paham sekali tentang proses
pembelajaran, tetapi lemah pemahamannya dalam penilaian, berakibat
fatal bagi peserta didik karena “nilai” bagi peserta didik adalah “nasib”
baginya. Salah guru menilai berarti menjatuhkan vonis yang tidak
semestinya kepada anak didiknya. Sebaliknya, takut menilai apa adanya
juga menjatuhkan vonis buruk kepada mereka, juga tidak memberikan
gambaran yang benar kepada pengguna lulusan (user, stakeholder)
(Soewandi, 2005).
Menyinggung tentang profesional guru dalam melakukan penilaian
hasil belajar memang masih rendah. Guru terbiasa dengan kegiatan
penilaian-penilaian rutin yang bersifat praktis dan ekonomis. Sebenarnya,
gurupun sering mengikuti pelatihan evaluasi atau penilaian hasil belajar,
namun setelah pelatihan mereka kembali ke habitatnya semula yaitu
memberikan tes tertulis atau tes perbuatan, baik dalam formatif maupun
sumatif, tanpa melakukan perbaikan, penyempurnaan atau inovasi dalam
pelaksaan penilaian (Arifin, 2010).
Mengingat selama ini banyak kelemahan-kelemahan dalam
melakukan penilaian, maka sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) 2004, diperkenalkan suatu konsep penilaian yang baru
yaitu penilaian berbasis kelas (classroom based assessment) dengan salah
satu model atau pendekatannya adalah penilaian berbasis portofolio
(portofolio-based assessment) yaitu suatu pendekatan penilaian yang
1
sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan menilai peserta didik
secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti
(dokumen) yang dimiliki peserta didik.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian portofolio?
2. Apa saja tujuan dari penilaian protofolio?
3. Apa saja fungsi dari penilaian portofolio?
4. Bagaimana prinsip-prinsip dalam penilaian portofolio?
5. Bagaimana karakteristik dari penilaian portofolio?
6. Apa saja perbedaan antara penilaian portofolio dengan penilaian
lainnya?
7. Apa saja jenis-jenis penilaian portofolio?
8. Apa saja bentuk-bentuk penilaian portofolio?
9. Bagaimana pelaksanaan penilaian portofolio pada pembelajaran
Biologi?
C. Tujuan
1. Menganalisis pengertian penilaian portofolio.
2. Menganalisis tujuan dari penilaian protofolio.
3. Menganalisis fungsi dari penilaian portofolio.
4. Menganalisis prinsip-prinsip dalam penilaian portofolio.
5. Menganalisis karakteristik dari penilaian portofolio.
6. Membedakan antara penilaian portofolio dengan penilaian lainnya.
7. Menganalisis jenis-jenis penilaian portofolio.
8. Menganalisis bentuk-bentuk penilaian portofolio.
9. Menganalisis pelaksanaan penilaian portofolio pada pembelajaran
Biologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengertian portofolio tersebut diadopsi ke dalam sistem pendidikan,
dan secara khusus diadopsi menjadi salah satu alat penilaian, khususnya
untuk menilai proses belajar, hasil belajar, atau proses dan hasil belajar
peserta didik (Cole, Ryan, dan Kick, 1995 dalam Surapranata et al, 2006;
Depdiknas, 2004; Wulan, 2018). Hanya perlu dicatat bahwa penilaian
pembelajaran dengan portofolio tidak boleh meniadakan penilaian dengan
cara-cara lain, misalnya, dengan tes, perbuatan, atau yang lain (Soewandi,
2005).
Portofolio “hanya kumpulan karya seorang siswa sebagai hasil
pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa
bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau
mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum” (Depdiknas,
2004). Jadi, tidak setiap kumpulan karya siswa disebut portofolio. Ini pun
“difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu
‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak
dapat dikerjakan, atau tidak dapat dijawab, atau tidak dapat dipecahkan
oleh siswa” (Depdiknas, 2004). Kata ‘kumpulan dokumen’ dalam definisi
itu harus diartikan ‘dokumen-dokumen yang tersusun secara sistematis
dan terorganisasi’ (Surapranata et al, 2006); dan waktu penyelesaian tugas
dibatasi, dan hanya dipilih yang sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan.
Beberapa contoh karya yang dapat dikumpulkan dalam sebuah
portofolio di antaranya:
1. Hasil proyek penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara
tertulis.
2. Hasil kerja siswa dengan menggunakan alat rekam, atau komputer,
atau disket.
3. Gambar atau laporan hasil pengamatan.
4. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah.
5. Laporan kerja kelompok.
6. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.
4
7. Penghargaan tertulis.
8. Hasil karya berupa tulisan, ringkasan (Surapranata et al, 2006;
Depdiknas, 2004).
Dibandingkan dengan bentuk penilaian kinerja lainnya, penilaian
portofolio memiliki keistimewaan karena menyediakan kumpulan
dokumen sebagai bukti proses dan hasil belajar siswa. Beberapa kelebihan
penilaian portofolio, antara lain sebagai berikut:
1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta
didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas
peserta didik di kelas.
3. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa
yang telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam
rangka implementasi program pembelajaran.
4. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan penilaian.
5. Memberi kesempatan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
mereka.
6. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program
pembelajaran masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian
kemampuan peserta didik.
7. Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-
assessment), refleksi, dan mengembangkan kemepuan berpikirkritis
(critical thinking).
8. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi
tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang
ditentukan.
9. Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk
merancang dan menilai kemajuan belajar.
5
10. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta
didik yang pandai dan kurang pandai.
11. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha
belajar peserta didik
Namun, selain kelebihan, Depdiknas (2004) juga mengingatkan
adanya dua kelemahan penggunaan portofolio sebagai penilaian.
Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam
menyampaikan uraiannya secara tertulis. Selama siswa belum lancar
berbahasa tulis, penggunaan portofolio merupakan beban tambahan yang
memberatkan. Bagi guru penggunaan portofolio sebagai alat penilaian
memerlukan banyak waktu untuk melakukan penskoran, apalagi jika
kelasnya besar. Surapranata et al (2006), menyebutkan beberapa
kelemahan antara lain sebagai berikut.
1. Di beberapa negara banyak guru mengalami kesulitan karena danya
biasaan guru yang memberikan tes dalam penilaian, dan kebiasaan ini
mendarah daging.
2. Guru memerlukan waktu ekstra untuk merencanakan dan
melaksanakan nilaian dengan portofolio.
3. Penilaian dengan portofolio kurang reliabel dibandingkan dengan
penilaian-penilaian yang menggunakan ulangan harian, ulangan umum
maupun ujian nasional yang menggunakan tes; apalagi penilaian
sendiri oleh siswa (self-assessment) seperti yang dianjurkan dalam
portofolio.
4. Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya
pencapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti penilaian proses tidak
mendapatkan perhatian sewajarnya.
5. Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-
down: guru tahu segalanya dan peserta didik perlu diberi tahu. Jika
demikian, inisiatif dan kreativitas peserta didik tidak berkembang,
padahal penilaian dengan portofolio menghendaki adanya kedua hal
itu.
6
6. Ada unsur skeptis, khususnya orang tua, karena selama ini
keberhasilan anaknya hanya didasarkan pada angka hasil tes akhir,
peringkat, dan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Padahal penilaian
dengan portofolio menghendaki sebaliknya, yaitu penilaian bukan
berupa angka. Bagi guru, penilaian bukan berupa angka bukanlah
pekerjaan mudah.
7. Penilaian dengan portofolio memerlukan tempat penyimpanan
evidence (dokumen) yang memadai, apalagi jika jumlah peserta didik
cukup besar.
7
1. Menghargai perkembangan peserta didik
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran
3. Memberi perhatian pada prestasi kerja
4. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan
eksperimentasi
5. Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
6. Bertukar informasi antara orang tua peserta dididk dengan guru lain
7. Pertumbuhan konsep diri positif peserta didik mempercepat
8. Meningkatkan kemampuan refleksi diri
9. Meningkatkan kemampuan refleksi diri
10. Membantu peserta didik merumuskan tujuan
8
Depdiknas (2003) mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat
digunakan untuk: (a) memperlihatkan perkembangan pemikiran atau
pemahaman siswa pada periode waktu tertentu, (b) menunjukkan suatu
pemahaman dari beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan.
9
Artinya, dokumen yang ada harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indicator yang diharapkan.keseuaian ini berkaitan
dengan kepuasan.
Disamping prinsip tersebut, Surapranata et al (2006) menambahkan
tiga prinsip, yaitu penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama, serta
proses dan hasil. Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika
pembelajarannya pun menggunakan pendekatan portofolio. Artinya, jika
guru dalam pembelajarannya hanya menuntut peserta didik untuk
menghafal pengetahuan atau fakta pada tingkat rendah, maka penilaian
portofolio tidak akan bermakna. Penilaian portofolio akan efektif jika
pembelajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan
yang nyata dan menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai pada taraf yang lebih tinggi.
10
terintegrasi. Artinya, penilaian portofolio tidak terlepas dengan kehidupan
sehari-hari sehingga peserta didik tidak jau dari apa yang mereka alami.
Peserta didik juga dapat dengan mudah mengaitkan antara kemampuan
yang diperolehnya dengan kenyataan sehari-hari.
11
G. Jenis-jenis Penilaian Portofolio
Cole, Ryan, dan Kick dalam Soewandi (2005) mengemukakan
bahwa pada hakikatnya asesmen portofolio dapat dibedakan kedalam dua
bentuk yang banyak dikenal dewasa ini, yaitu tinjauan proses (process
oriented) dan tinjauan hasil (product oriented). Perbedaan kedua bentuk
portofolio tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tinjauan Proses
Portofolio proses (process oriented) adalah jenis portofolio yang menekankan
pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati
dan dinilai dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan
pada bagaiman peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari
draf awal, bagaiman proses awal terjadi dan waktu sepanjang peserta
didik dinilai. Hal yang diniali mencakup kemampuan awal, proses, dan
akhir suatu pekerjaan yang dilakukan peserta didik.
2. Tinjauan Hasil
Portofolio ditinjau dari hasil (product oriented) adalah jenis portofolio yang
menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta
didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai
evidence itu terjadi. Portofolio semacam ini bertujuan untuk
mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah
dicapai. Dalam beberapa literatur dapat ditemukan bahwa portofolio
tampilan (show portofolios) dan portofolio dokumentasi (documentary
portofolios) merupakan contoh portofolio produk.
a. Portofolio penampilan
Portofolio penampilan (show Portofolios) adalah bentuk yang digunakan
evidence terbaik yang dikerjakan oleh peserta didik ataupun
kelompok peserta didik. Portofolio bentuk ini dirancang untuk
menunjukan evidence peserta didik yangterbaik dalam satu
kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam
kurun waktu tertentu. Portofolio penampilan sangat berguna untuk
penilaian yang bergantung kepada seberapa tepat isi portofolio
12
telahg mengacu pada kompetensi dasar atau indikator pencapaian
hasilbelajar yang telah ditentukan dalam kurikulum.
b. Portofolio dokumentasi
Portofolio dokumentasi (documentary portofolios) adalah bentuk yang
digunakan untuk koleksi evidence peserta didik yang khusus
digunakan untuk penilaian dalam portofolio dokumentasi, hanya
evidence peserta didik yang terbaik yang diseleksi yang akan
diajukan dalam penilaian. Asesmen portofolio dokumentasi dalam
portofolio kimia misalnya, tidak hanya berisi tentang hasil akhir
laporan praktikum peserta didik, tetapi juga berbagai macam draf
dan komentar peserta didik terhadap laporannya tersebut.
Termasuk proses sampai dihasilkannya laporan praktikum tersebut.
13
I. Pelaksanaan Penilaian Portofolio pada Pembelajaran Biologi
Menurut Wulan (2018), langkah-langkah tentang penyusunan dan
pelaksanaan penilaian portofolio dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
a. Guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai melalui
portofolio siswa dan menentukan tugas/pekerjaan apakah yang
akan diberikan pada siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Guru mengkomunikasikan kepada siswa tentang rencana
portofolio, mendiskusikannya dengan siswa dan menampung usul
siswa. Dalam hal ini perlu dikomunikasikan tentang proses yang
harus ditempuh siswa dalam melaksanakan penilaian portofolio
tersebut. Selain dari itu perlu dikomunikasikan juga tentang kriteria
penilaian, kinerja siswa yang akan dinilai dan contoh-contoh hasil
kerja yang akan dikumpulkan. Siswa dalam hal dapat turut
memberikan masukan tentang kriteria dan jenis pekerjaan yang
akan dikumpulkan.
c. Guru dibantu oleh siswa menyiapkan folder/map/atau kantung
untuk penyimpanan dokumen siswa. Tiap map/folder diberi
identitas siswa.
2. Tahap pelaksanaan
a. Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran
yang menuntun siswa menghasilkan karyanya.
b. Guru mengumpulkan pekerjaan/tugas siswa. Tugas siswa diperiksa
dan diberi komentar oleh guru. Siswa dapat memperbaiki tugasnya
bila masih memiliki banyak kekurangan.
c. Tugas/catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke
dalam folder/map secara kronologis sesuai urutan waktu.
d. Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan terhadap
siswa sehingga siswa dapat senantiasa memperbaiki
kelemahannya. Guru mereviu pekerjaan siswa menurut urutan
waktu, melihat kemajuan belajarnya, dan mengkaji taraf
14
pencapaian kompetensi belajar siswa. Guru selanjutnya memberi
catatan-catatan tentang prestasi dan kemajuan belajar siswa. Hasil
catatan guru dilampirkan pada portofolio siswa.
e. Kegiatan diskusi antara guru dengan siswa hendaknya diupayakan
untuk memberi masukan terhadap hasil karya siswa, tidak
ditujukan untuk memberikan penilaian tetapi digunakan untuk
memunculkan kekuatan karya siswa.
f. Seleksi terhadap hasil karya dilakukan oleh siswa dengan bantuan
guru. Dalam hal ini siswa dapat memilih seluruhnya, sebagian,
atau hanya karya terbaik saja yang dimasukkan ke dalam portofolio
mereka.
3. Tahap penilaian
a. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada kriteria penilaian yang
disusun oleh guru atas partisipasi siswa.
b. Kriteria yang telah disepakati tersebut diterapkan dengan
konsisten, baik oleh guru maupun oleh siswa.
c. Refleksi dilakukan oleh siswa dalam bentuk penilaian diri (Self
assessment). Penilaian diri dilakukan oleh siswa untuk menilai
kekuatan dan kelemahan belajarnya. Siswa menilai kemampuan
belajar dan kelemahannya sendiri berdasarkan data yang dihimpun
pada portofolio, hasil penilaian diri siswa dituliskan dan
dimasukkan sebagai komponen portofolio.
d. Hasil penilaian guru dan siswa terhadap portofolio dijadikan
sebagai bahan untuk penyusunan tujuan baru bagi proses
pembelajaran selanjutnya.
e. Portofolio siap untuk dijadikan sumber penilaian siswa dan dapat
dijadikan bahan pelaporan untuk orangtua.
Terdapat beberapa upaya yang dapat meringankan guru biologi
dalam mengimplementasikan penilaian portofolio di sekolah. Beberapa
upaya tersebut antara lain adalah:
15
1. Guru biologi dapat memilih aspek tertentu yaitu aspek paling penting
dari siswa yang ingin diungkap melalui penilaian portofolio sehingga
komponen data yang dikumpulkannya pun tidak terlalu banyak. Guru
juga dapat hanya mengoleksi dua atau tiga macam pekerjaan siswa
saja. Dengan demikian upaya koleksi serta penafsirannya tidak
memberatkan guru.
2. Penilaian portofolio dapat diterapkan hanya pada materi biologi
tertentu seperti materi lingkungan atau bioteknologi yang
memungkinkan untuk banyak member penugasan pada siswa.
3. Portofolio dengan komponen sangat lengkap untuk menilai
kemampuan kerja ilmiah pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa di SMA hanya digunakan untuk seleksi sebagian kecil siswa
atau mengungkap kasus-kasus tertentu saja antara lain untuk
mengungkap kekuatan, kelemahan, diagnostik cara belajar, serta
permasalahan yang dihadapi para siswa tertentu yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran biologi. Dengan demikian guru tidak
perlu menggunakan portofolio dengan komponen lengkap ini untuk
menilai seluruh siswa di kelasnya tetapi hanya digunakan untuk
memantau beberapa siswa saja yang memang memerlukan pemantauan
secara khusus.
4. Kriteria standar penilaian/acuan penilaian/rubrik harus senantiasa
disusun untuk memudahkan proses penilaian dan menjaga obyektifitas
dalam pengambilan keputusan. Dalam penyusunan rubrik guru dapat
memfokuskan diri pada kinerja kunci yang menunjukkan kemampuan
siswa. Dengan demikian rubrik yang dibuatnya pun dapat lebih
sederhana.
5. Swa-asesmen (Self assessment) siswa dapat dilakukan secara tertulis
pada kartu atau lembaran evaluasi diri siswa yang diberikan guru
secara berkala. Self assessment secara lisan melalui wawancara sulit
dilakukan pada kelas dengan jumlah siswa yang terlalu banyak. Oleh
karena itu self assessment secara lisan melalui wawancara hanya
16
mungkin dilakukan terhadap siswa tertentu yang memerlukan
penanganan khusus.
6. Tertibnya pengadministrasian dokumen pada portofolio sangat
memudahkan pekerjaan guru dalam melakukan koleksi dan refleksi
data siswa. Oleh karena itu, data tiap siswa hendaknya dihimpun
dalam map khusus yang diberi label tentang identitas siswa. Dokumen
tentang siswa diurutkan secara kronologis dan diberi tanggal
pengerjaan/pengumpulan. Hasil self assessment dan catatan–catatan
guru tentang siswa yang bersangkutan juga hendaknya disusun secara
kronologis dan dihimpun dalam map yang sama.
7. Walaupun penilaian portofolio direkomendasikan untuk penilaian
individu, dalam situasi dan kondisi pembelajaran di Indonesia,
penilaian dapat dilakukan secara berkelompok sehingga tidak terlalu
membebani guru dalam proses penilaian. Untuk penggunaan asesmen
portofolio secara berkelompok, perlu dipastikan bahwa setiap anggota
kelompok berpartisipasi secara aktif dalam mengerjakan tugas-tugas.
8. Rolling assessment (penilaian secara bergiliran). Apabila guru tidak
memiliki cukup waktu untuk menilai semua kelompoik, maka
penilaian portofolio dapat dilakukan secara bergantian untuk setiap
kelompok pada materi pembelajaran yang berbeda asalkan kompetensi
yang dinilainya sama.
9. Kesulitan tempat penyimpanan dokumen/hasil kerja siswa sering
menjadi masalah dalam penilaian portofolio. Oleh sebab itu, dokumen
portofolio tersebut dapat disimpan oleh siswa dan dibawa pada saat
guru dan siswa akan melakukan refleksi.
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh format penilaian
portofolio siswa pada pembelajaran biologi.
17
Tanggal koleksi :
Petunjuk:
Tuliskan centang (V) di tempat yang disediakan untuk menilai kemampuan siswa
dalam membuat kliping pencemaran lingkungan.
No Aspek Penilaian Hasil penilaian Kliping
Kliping 1 Kliping 2 Kliping 3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1.
Artikel berasal dari literatur
(koran, majalah,
internet) terbitan terbaru
(dua bulan terakhir)
2. Artikel berkaitan dengan tema
pencemaran lingkungan
3. Jumlah artikel
sekurangkurangnya
enam buah
4. Setiap artikel dianalisis dan
diberi komentar singkat
5. Komentar bersesuaian dengan
isi artikel
6. Komentar menggunakan konsep
lingkungan yang relevan
7. Komentar dinyatakan secara
kritis dan logis
8. Mencantumkan sumber
Artikel
9. dilengkapi gambar/foto
10.
Artikel ditempel rapi dengan
penempatan yang
proporsional
Skor total
Skor rata-rata
18
Skor total pada format penilaian di atas dihitung berdasarkan jumlah
terpenuhinya kriteria penilaian (jumlah centang pada kolom ya). Bila
semua kriteria terpenuhi, masing-masing kliping akan memiliki skor= 10.
Skor rata-rata dihitung dengan menjumlahkan skor ketiga kliping dibagi
tiga. Meskipun pemberian skor dengan menggunakan daftar cek sangat
mudah dilakukan, namun pemberian skor menggunakan cara ini memiliki
kelemahan antara lain pemberi skor/guru hanya dapat memilih dua pilihan
absolut yaitu teramati dan tidak teramatinya kriteria yang diharapkan
sehingga tidak ada nilai tengahnya. Dengan demikian, siswa yang
memiliki kemampuan di antara dua pilihan tersebut menjadi sulit diberikan
skornya. Selain dari itu akan sulit mengurutkan kemampuan beberapa
siswa karena siswa yang skornya sama (total jumlah centangnya sama)
belum tentu memiliki kemampuan yang sama.
Cara pemberian skor lainnya yang dapat dilakukan dalam penilaian
portofolio yaitu dengan menggunakan skala (rating scale). Pemberian skor
dengan cara ini memungkinkan guru untuk menilai siswa secara
kontinum berdasarkan kualitas pekerjaan siswa. Berikut ini akan diberikan
contoh pemberian skor pada rancangan penyelidikan biologi.
1 2 3 4
1. Judul memberi informasi tentang aspek
yang akan diteliti
2. Mengacu pada konsep biologi tertentu
yang relevan
3. Menunjukkan pentingnya dilakukan
penelitian
4. Merumuskan tujuan penelitian dengan
jelas dan spesifik
19
5. Menetapkan variabel bebas dan variabel
terikat penelitian
6. Menyusun hipotesis penelitian (bila
diperlukan)
7. Menguraikan langkah kerja penelitian
dengan logis dan jelas
8. Menentukan cara pengumpulan data yang
sesuai dengan tujuan penelitian
9. Menetapkan cara menganalisis data yang
sesuai dengan teknik pengumpulan data
dan tujuan penyelidikan
Skor total = ……………………
Skor total pada format di atas ditentukan dengan cara menjumlahkan
skor yang diperoleh untuk setiap komponen penilaian, misalnya bila
setiap komponen yang dinilai mendapatkan skor 4, maka skor total siswa=
9 X 4 = 36. Bila diperlukan skor total ini dapat diubah ke skala 1-10
dengan cara membaginya dengan angka 3,6. Perlu dijelaskan bahwa cara
penghitungan ini tidaklah baku. Dalam hal ini guru biologi dapat
mengubah cara penghitungan sesuai dengan keperluan.
20
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Penilaian portofolio merupakan penilaian dari waktu kewaktu
berdasarkan kumpulan karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan
tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru,
sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai
kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.
2. Tujuan dari penilaian portofolio yaitu untuk memantau kemajuan
peserta didik dari hari ke hari dan mendorong peserta didik dalam
merefleksi pembelajaran mereka sendiri (formatif) dan untuk mengisi
angka rapor peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu (sumatif).
3. Portofolio berfungsi sebagai bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan
yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan orang tua
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik.
21
4. Prinsip-prinsip penilaian portofolio di antaranya mutual trust (saling
mempercayai), confidentialily (kerahasiaan bersama), joint ownership
(milik bersama), satisfaction (kepuasan), dan relevance (kesesuaian).
5. Karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik,
dinamis, eksplisit, integrasai, kepemilikan, dan beragam tujuan.
6. Terdapat tujuh perbedaan antara penilaian portofolio dengan penilaian
lainnya.
7. Jenis-jenis penilaian portofolio yaitu tinjauan proses (process oriented)
dan tinjauan hasil (product oriented).
8. Bentuk-bentuk penilaian portofolio di antaranya catatan anekdotal,
ceklist atau daftar cek, skala penilaian, respon-respon siswa terhadap
pertanyaan dan tes skrinning.
9. Pelaksanaan penilaian portofolio pada pembelajaran Biologi meliputi
tiga langkah yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
penilaian.
B. Saran
Pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan diskusi
tentang konsep penilaian portofolio, namun demikian perlu ditambahkan
referensi lain yang mendukung agar lebih komprehensif.
22
DAFTAR PUSTAKA
23