REPORT SUBTITLE
Oleh
Dr. Agus Setiawan, S.Hut, MP
Widyaiswara Madya Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda
Abstrak
E-Learning sudah berkembang jauh setidaknya tahun 1924 jauh sebelum abad millenium seperti
saat ini. Namun perkembangannya semakin cepat seiring dengan perkembangan teknologi seperti
komputer, smartphone dan jaringan internet. Institusi pendidikan seperti Perguruan Tinggi dan
Lembaga Diklat sudah mulai menerapkan pembelajaran jarak jauh berbasis internet ini. Perguruan
Tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada,
Universitas Terbuka, Lembaga Pertahanan Nasional, Pusdiklatwas BPK, Kementerian
Perindustrian, dan Pusdiklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memulai e-learning.
Implementasinya diharapkan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
A. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya Teknologi
Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar
berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI
dalam hal ini adalah E-learning, dimana e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia,
terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan
universitas).
Keberhasilan kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia (pegawai)
yang dimilikinya. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang kompeten dan berkualitas, maka
instansi pemerintah perlu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang bermutu,
sesuai kebutuhan organisasi dan dilaksanakan secara berkesinambungan. E-learning adalah sebuah
pembelajaran pada semua tingkatan formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan
komputer (baik internet maupun intranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi atau fasilitas.
E-learning bukan tanpa permulaan, e-learning sempat diperkenalkan oleh Universitas Illionis di
Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer assisted
instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu e-learning terus berkembang sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan TI (Najib dkk, 2014). Semenjak kemunculannya pertama kali, E-
learning terus berkembang dan berkembang, termasuk di Indonesia.
Saat ini, telah banyak institusi pendidikan di Indonesia yang telah melaksanakan pendidikan
berbasis e-learning, contohnya saja beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Begitu juga dengan
lembaga pendidikan dan pelatihan yang berada di bawah Kementerian yang ada di Indonesia,
PAGE 1
seperti Lembaga Pertahanan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan
masih banyak yang lain. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sudah memulai
pendidikan dan pelatihan berbasis e-learning yang digabungkan dengan metode konvensional
menjadi Blended Learning perlu belajar dan mencontoh e-learning di Kementerian lain dan
mengimplementasikannya hal positif tersebut secara internal dengan penyesuaian yang tepat sesuai
dengan kondisi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
1990
Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi E-learning yang berjalan
dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
1994
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk
paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
1997
LMS (Learning Management System) seiring dengan perkembangan teknologi internet,
masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat
diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat
pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya
secara standar.
1999
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning
berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi
belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat
kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan
interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Di dunia, E-learning sudah dimulai sekitar tahun 1924 (Terry and Kid , 2010) dan jika dirunut
secara waktu maka sebagai berikut.
PAGE 2
1924
Tahun ini dikenal dengan kemunculan The First “Testing Machine”. Profesor Sidney Pressey dari
Ohio State University memperkenalkan alat bernama “ Automatic Teacher”. Percobaan ini gagal.
1954
Testing Machine dibuat kembali oleh Profesor BF Skinner dari Harvard University dan berhasil
diterapkan di sekolah.
1960
Kemunculan The Computer Based Training (CBT) dengan Programmed Logic for Automated
Teaching Operation atau lebih dikenal dengan sebutan PLATO.’
1966
Profesor Psikologi Patrick Suppes dan Richard C Atkinson dari Standford University
menggunakan Computer Aided Instruction untuk mengajar matematika dan membaca untuk
anak-anak Sekolah Dasar.
1969
Internet mulai dibuat oleh US Departement of Defense.
1970
Komputer semakin diperbaharui menjadi komputer modern, CBT pun juga ikut bertransformasi.
1980
Macintosh muncul dan dimulainya perkembangan komunitas online untuk berbagi informasi,
permulaan munculnya e-learning modern.
1990
Kelahiran pertama “Digital Native”, munculnya e-mail menjadi Zaman Baru bagi e-learning dan
e-learning mulai tertata dengan baik.
2000
Pihak bisnis mulai mengadopsi e-learning menjadi pusat pelatihan bagi pekerjanya. Tools untuk
e-learning sudah mulai banyak ragam yang bermunculan.
2010
Zaman e-learning yang sebenarnya dimana e-learning sejalan dengan momentum kemunculan
social media, dimana manusia sudah bisa berbagi informasi mengenai hal apa saja melalui
electronik secara online.
PAGE 3
C. E-learning di Institusi Pendidikan
Di Indonesia, Sistem E-learning sudah diadopsi oleh Institusi Pendidikan baik formal dan Informal.
Adopsi sistem ini paling terlihat implementasinya pada Insitusi Perguruan Tinggi dan Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan yang berada dibawah suatu kementerian. Saat ini hampir semua
perguruan tinggi dan lembaga pendidikan dan pelatihan melaksakan E-learning. Berikut adalah
beberapa contoh pelaksana dan tampilan LMS di Institusi Pendidikan.
a. Universitas Indonesia
Universitas Indonesia memiliki sistem pendidikan jarak jauh dengan nama Student
Centered e-Learning Environment atau lebih dikenal dengan SCELE. SCELE bisa diakses
di halaman situs www.scele.ui.ac.id . Tampilan halaman depan didominasi dengan warna
putih dengan bagian header berwarna abu-abu dan background merah untuk pilihan tab
menu website (Gambar 1) .
Pada website ini juga disediakan Manual Book yang cukup lengkap mulai dari cara membuat
kelas online, cara membuat kuis, cara membuat bank soal, dan modul statistik kuis. Pembuatan
SCELE juga menggunakan moodle, karena moodle adalah salah satu tools e-learning paling
familiar dan open source. Untuk materi-materi yang bisa didownload, SCELE terhubung dengan
PAGE 4
google drive sebagai cloud storage.
Ada yang menarik dari sistem e-learning di ITB ini, yaitu tersedianya link khusus blended learning
in ITB. Dengan halaman website yang berbeda yaitu www.blendedlearning.itb.ac.id (Gambar 3).
ITB telah memisahkan bagian mana yang dianggap pembelajaran yang bisa dilaksanan dengan e-
learning dengan yang merupakan penggabungan e-learning dan tatap muka (blended).
PAGE 5
c. Universitas Gajah Mada
eLisa atau e-Learning System for Academic Community, merupakan sistem pendidikan daring
yang dibangun oleh Universitas Gajah Mada (Gambar 4). Tampilan dengan header biru muuda
dan dominan warna coklat muda dan putih. Website ini bisa diakses di www.elisa.ugm.ac.id .
Pada eLisa ditampilkan komunitas e-learning yang ada pada setiap jurusan kuliah yang telah
melaksanakan e-learning.
PAGE 6
d. Universitas Terbuka
E-learning Universitas Terbuka (UT) dapat diakses di alamat www.elearning.ut.ac.id (Gambar 5)
. Dengan tampilan dominan warna biru dan abu-abu, sistem e-learning UT bisa dikatakan menjadi
contoh untuk pelaksanaan e-learning di Indonesia. Sistem e-learning UT menjangkau hampir
semua orang yang mengikuti program perkuliahan di UT. Pada sistem ini ditampilkan layanan
pembelajaran online dan pendukungnya seperti peraturan, jadwal, kalender akademik, komunitas
online, dan lain-lain.
PAGE 7
a. Lembaga Pertahanan Nasional
E-Learning pada Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANAS) bisa diakses di alamat
www.elearning.lemhanas.go.id . Tampilan dominan putih dengan header berwarna ungu. E-
learning dari lemhanas ini juga support dalam pembelajaran dengan video conference.
PAGE 8
c. Kementerian Perindustrian
Kementerian Perindustrian memiliki program pembelajaran secara online melalui websitenya
dengan alamat http://www.kemenperin.go.id/e-learning. Tampilan website dominan putih dan
tidak banyak menu untuk akses pembelajaran online (Gambar 8). Kementerian Perindustrian
hanya menggunakannya sebagai akses download materi/bahan bacaan pelatihan.
Gambar 9. Halaman depan website e-learning Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PAGE 9
D. Kesimpulan
Sistem pembelajaran online (e-learning) tidak bisa kita hindari lagi seiring dengan perkembangan
IPTEK yang sangat cepat. Sistem pembelajar online ini di Indonesia sudah diadopsi oleh institusi
pendidikan seperti Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan. E-learning lebih
berkembang di Perguruan Tinggi dibandingkan Lembaga Diklat, namun ini hanya masalah waktu,
sistem e-learning di Lembaga Diklat saat ini dalam proses perkembangan yang cukup cepat dan
semakin besar. Kewajiban untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan jumlah peserta
yang banyak dan jangkauan yg luas serta waktu yang terbatas menjadi pendorong perbaikan dan
inovasi di bidang pembelajaran jarak jauh ini.
Referensi
Adawi R. 2014. Pembelajaran Berbasis E-Learning. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas
Negeri Medan.
Kidd T T. 2010. A Brief History of eLearning. www.igi-global.com
Pamugar H, Najib W, dan Winarno WW. 2014. Model Evaluasi Kesuksesan dan Penerimaan
Sistem Informasi E-learning pada Lembaga Diklat Pemerintah. Scientific Journal of Informatics
Vol. 1.
www.elearning.itb.ac.id
www.blendedlearning.itb.ac.id
www.elisa.ugm.ac.id
www.elearning.ut.ac.id
www.elearning.lemhanas.go.id
www.lms.bpkp.go.id
www.kemenperin.go.id/e-learning
www.pusdiklathut.org/elearning/
PAGE 10