Anda di halaman 1dari 38

Bagian

E
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

E.1 UMUM

S
esuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konsultansi Pengawasan
Pembangunan .........................................., bahwa konsultan akan
melakukan pekerjaan Pengawasan teknis sesuai dengan KAK. Pemahaman
konsultan terhadap pekerjaan ini disajikan pada bab berikut ini.

E.2 TANGGUNG JAWAB TIM PENGAWASAN TEKNIS

 Mempersiapkan detail Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan


.........................................., seperti tersebut pada KAK termasuk survey dan
analisis secara keseluruhan.

E.3 METODOLOGI PENDEKATAN

Seperti diketahui, secara umum, dalam proses membangun akan melibatkan


berbagai unsur atau komponen yang terkait dalam suatu “organisasi
membangun” seperti : konsultan perencanaan dan Manajemen Konstruksi,
Kontraktor, Supplier Material dan sebagainya.
Untuk Pekerjaan-Pekerjaan yang cukup besar dan melibatkan berbagai disiplin
keahlian, maka pola organisasi membangun yang konvensional dengan
komponen-komponen dan fungsi-fungsi yang serba tebatas itu sudah tidak

Halaman E - 1
memungkinkan lagi menjangkau dan menampung permasalahan - permasalahan.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu keahlian / kemampuan yang didukung oleh
sistem manajemen yang dapat mengendalikan pelaksanaan proses membangun
yang disebut sebagai Metode Supervisi Konstruksi dengan sasaran hasil
pembangunan yang tepat waktu, mutu dan biaya. Adapun manajemen secara
umum adalah sebagi berikut :
a. Menggunakan kaidah-kaidah manajemen yaitu :
 Planning
 Organizing
 Actualing dan
 Controling
b. Mengunakan alat/sarana manajemen antara lain :
 Man (Sumber Daya Manusia)
 Money (Sumber Daya keuangan)
 Material
 Methode
 Machine & Technologi

Didalam menerapkan fungsi Pengawasan, ..........................................,


selain menerapkan pendekatan-pendekatan kaidah manajemen umum juga tetap
mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) sesuai dengan lingkup kerja yang
secara garis besar penyelenggaraan Pengawasan terbagi menjadi 3 tahap sebagai
berikut:
1. Tahap Pra Pelaksanaan Pekerjaan
2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
3. Tahap Penyelesaian Pekerjaan

I. TAHAP PRA PELAKSANAAN (PRE CONSTRUCTION)


Setelah ditentukan kontraktor pemenang untuk melaksanakan Pekerjaan
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan
.......................................... dan telah ditunjuknya Konsultan
Supervisi untuk Pekerjaan tersebut, maka langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah :
a. Pihak Pemberi Tugas menyerahkan seluruh dokumen kontrak antara
Pemilik Pekerjaan dengan Pemborong untuk dipelajari oleh konsultan
pengawas.

Halaman E - 2
b. Tahapan yang paling penting adalah diadakannya rapat sebelum
memulai pelaksanaan pekerjaan (Pre-Construction Meeting) dan harus
dihadiri oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pekerjaan,
yaitu Pimpinan Pekerjaan, Kontraktor, Perencanaan dan Pengawas
serta pihak-pihak yang mewakili dapat mengambil keputusan. Rapat
tersebut bertujuan untuk :
1. Kesamaan pandangan terhadap seluruh dokumen kontrak
pelaksanaan Pekerjaan.
2. Organisasi Pekerjaan, Struktur organisasi dalam suatu Pekerjaan
perlu ditegaskan agar lajur instruksi dan koordinasi dapat dengan
jelas terlihat batas-batas dan wewenagnya sehingga instruksi dan
informasi tidak membingungkan pelaksanaan Pekerjaan.
3. Pembahasan rencana kerja Kontraktor yang dituangkan dalam
bentuk S Curve yang ditandatangani dan disepakati bersama oleh
Pimpro, Kontraktor, Perencana, dan pengawas sehingga dapat
disepakati sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.
4. Ditegaskan dalam rapat mengenai kewajiban-kewjiban Kontraktor
sesuai dengan kontrak yang telah ditanda tangani dilaksakakan
dengan sepenuhnya seperti pembuatan Laporan Harian, Laporan
Mingguan, Gambar Kerja, Pengajuan material sebelum pelaksanaan
atau pendatangan ke site/lapangan.
5. Ditegaskan setiap akan melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus
mengajukan ijin kerja (Request) yang kemudian berdasarkan
request tersebut Konsultan Pengawas bersama-sama dengan
Kontraktor memeriksa pekerjaan tersebut.
6. Hal-hal yang belum jelas dalam dokumen kontrak untuk dibahas.

Pada tahap pra-pelaksanaan Pekerjaan, Konsultan Supervisi membantu


Pemimpim Pekerjaan meneliti kelengkapan dokumen lelang pelaksanaan
Konstruksi Fisik sebagai berikut :
1. Pemeriksaan/review dokumen perencanaan :
- Kelengkapan gambar-gambar.

Halaman E - 3
- Kesesuaian gambar, baik kesesuain penyajian antara gambar denah,
tampak, potongan dan detail, maupun kesesuaian antar disiplin
seperti kesesuaian antara gambar struktur dengan mekanikal
elektrikal, arsitektur dengan struktur dan lain sebagainya.
- Kewajaran desain
Apabila ada hal yang menurut pengalaman tidak mungkin
dilaksanakan, berbahaya atau mempunyai dampak negative lain
maka hal tersebut akan disampaikan untuk dikaji ulang serta
memberi masukan kepada Pemimpin Pekerjaan.
2. Rencana kerja dan Syarat-syarat
Rencana kerja dan Syarat-syarat dipelajari dan diperiksa dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
- Kelengkapan RKS apakah semua aspek dari item pekerjaan sudah
dijelaskan.
- Kesesuaian bunyi antar pasal-pasal didalamnya dengan gambar RKS
dengan gambar BQ.
- Apakah ada hal-hal yang tidak mungkin dilaksanakan, berbahaya
atau mempunyai akibat negative.
3. Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dipelajari dan diperiksa dengan
memperhatikan :
- Kelengkapan dan item pekerjaan.
- Kejelasan dari item pekerjaan
- Kejelasan dari spesifikasi item pekerjaan
Contoh :
Untuk pekerjaan beton struktur harus jelas terlebih dahulu mengenai :
- Mutu beton
- Mutu Baja
- Ukuran kolom, balok atau ketebalan plat.
- Ketinggian bekisting atau elevasinya dari atas tanah.
- Pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang terkait seperti kawat pengikat,
kaki ayam, dan sebagainya.
- Bekisting ekspose atau tidak.

Halaman E - 4
- Tinggi perancah serta kekuatannya.
- Dan sebagainya.
4. Kesuaian antara volume item pekerjaan dan gambar perencanaan.

II. TAHAP PELAKSANAAN (CONSTRUCTION)


Pada tahap konstruksi penyelenggaraan pengawasan dikelompokkan dalam 2
aktivitas utama yaitu :
1. Perencanaan Program
Merupakan penyusunan program kerja pelaksanaan pembangunan
secara menyeluruh untuk tiap-tiap kelompok pekerjaan antara lain :
 Sasaran fisik Pekerjaan
 Pengadaan dan Penggunaan Bahan.
 Penyediaan dan Penggunaan Dana
 Penyediaan dan Penggunaan SDM
2. Pengendalian Pengawasan Pelaksanaan
Pengawasan Persiapan Pelaksanaan :
 Pengawasan terhadap Dokumen Dokumen Pelaksanaan
 Pengawasan Terhadap Kesesuaian Peratuaran Peraturan
(codes) dan Izin Mendirikan Bangunan.
 Proses Pengadaan Asuransi dan Jaminan-jaminan
 Persiapan kesehatan Keselamatan dan Keamanan Kerja.
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur dan Arsitektur
 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal
 Pengiriman bahan-bahan / Hasil Pekerjaan yang telah dan
sedang dilaksanakan.
 Menyempurnakan buku petunjuk/manual operasi yang disusun
oleh pelaksana pekerjaan mengenai penggunaan dan
perawatan paralatan dan perlengkapannya.
Penilaian Hasil
 Penilaian mutu fisik
 Percobaan percobaan struktur dan Instalasi Elektrikal dan
Mekanikal

Halaman E - 5
 Identifikasi Penyimpangan serta Koreksinya.
Pengendalian Biaya
 Melakukan pengawasan biaya pembangunan
 Melakukan evaluasi terhadap perkembangan harga harga
 Mencatat biaya biaya yang telah dikeluarkan
 Mengevaluasi biaya pekerjaan tambah/kurang.
Pengendalian Waktu
 Penyusunan, Penilaian dan Penyesuaian diagram Critical Path
Methode (CPM)
 Penyusunan, penilaian dan penyasuain barchart diagram.
 Analisa Waktu
Koordinasi
 Koordinasi pelaksanaan kelompok kelompok pekerjaan
 Koordinasi menyeluruh
Penyelenggaraan Rapat – rapat :
 Rapat Koordinasi
Merupakan rapat pembahasan masalah masalah yang timbul
yang berkaitan dengan rencana kerja pelaksanaan/sasaran
Pekerjaan dan program, rapat koordinasi dihadiri oleh Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana, Kontraktor Supplier dan Pihak
pihak terkait dengan Pekerjaan.
 Rapat Lapangan
Rapat lapangan membahas masalah-masalah teknis yang terjadi
dalam pelaksaan konstruksi rapat lapangan dihadiri oleh : staf
konsultan pengawas yang bertugas dilapangan, staf/wakil
pemberi tugas, kontraktor, supplier dan pihak-pihak yang
berkaitan dengan Pekerjaan.
 Rapat Perencanaan
Merupakan rapat evaluasi untuk pencarian, pemecahan atas
penyimpangan yang terjadi dilapangan, dari perencanaan awal
yang menyangkut perubahan material, metode pelaksanaan
serta kelengkapan detail-detail perencanaan.

Halaman E - 6
 Rapat Intern Konsultan Supervisi
Rapat intern konsultan dilaksanakan secara rutin berkala
dengan melibatkan personil konsultan MK yang dipusat maupun
di Pekerjaan.
 Penyusunan, pembuatan laporan laporan Supervisi
- Laporan Umum
- Laporan Visual
- Laporan Kemajuan Pekerjaan
- Laporan Mingguan
- Laporan Bulanan
- Laporan Rapat Koordinasi
- Laporan Rapat Lapangan
- Laporan Penggunaan Tenaga Kerja
- Laporan Pemeriksaan Gambar Perencanaan
- Laporan 1 Acara Serah Terima Pertama
- Penyusunan As Built Drawing

Skema mekanisme pelaksanaan Supervisi pada tahap pelaksanaan dapat


digambarkan sebagai berikut. Skema 1 & 2
Tanggung jawab konsultan Supervisi selama masa pelaksanaan Pekerjaan,
kewajiban-kewajiban, melaksanakan rapat, prosedur kerja dan administrasi
diuraikan sebagai berikut :
1. Rapat sebelum pelaksanaan Pekerjaan (Pre-Constructions Meeting)
Setelah Kontraktor ditunjuk sebagai pemenang tender mendapat Surat
Perintah Memulai Pekerjaan (Notice To Proceed), Konsultan Supervisi
menerbitkan undangan rapat Pekerjaan kepada Pemimpin Pekerjaan dan
Kontraktor yang diadakan di lapangan untuk membahas hal-hal berikut :
 Pembahasan kesamaan pandangan dan pemahaman terhadap
gambar-gambar perencanaan,RAB dan RKS.
 Perencanaan Jadwal Kerja.
 Prosedur dan Metode Pelaksanaan.
 Sumber material.
 Tenaga ahli dan tenaga kerja.

Halaman E - 7
 Peralatan dan perlengkapan.
 Komunikasi antara team Konsultan Supervisi dengan
Kontraktor,fasilitas perkantoran (Direksi Keet)
 Prosedur pengendalian kualitas
 Seting out pekerjaan
2. Rapat Koordinasi Mingguan
Melaksanakan Rapat Koordinasi setiap minggu yang dihadiri oleh ketiga
pihak dengan materi pembahasan sebagai berikut :
a) Progres Kerja
 Keterlambatan minggu lalu
 Rencana Kerja minggu lalu
b) Masalah Teknis
 Kekuranganjelasan gambar kerja
 Metode Kerja
 Material dan Testing
 Jumlah tenaga kerja dan rencana kerja apakah sudah memadai
c) Masalah Administrasi
 Testing Korespondensi/surat menyurat
 Laporan-laporan
 Pengajuan gambar kerja (shop drawing)
 Request (ijin kerja)
 Berita Acara Perubahan dan Penyesuaian Pekarjaan

3. Pengawasan Rutin Lapangan


Konstultan Supervisi mengawasi setiap kegiatan yang sedan dan dalam
pelaksanaan tetap menjadi perhatian pengawas lapangan untuk
menghindarkan terjadinya kesalahan
Contoh :
Apabila Kontrator akan melakukan pengecoran, sejak dari pembuatan
bekisting sudah menjaddi perhatian Konsultan Supervisi, apakah
bekisting dan tiang penyangganya sudah cukup kuat untuk memakai
beton dan apabila diperlukan, Kontraktor diharuskan membuat

Halaman E - 8
perhitungan terhadap kekuatan bekisting tersebut unutk dicek atau
dengan mengajukan saran-saran.
4. Saran-saran
Memberikan saran metode kerja kepada Kontraktor untuk memudahkan
pelaksanaan.
5. Petunjuk-petunjuk
Memberikan petunjuk kepada Kontraktor terhadap urutan-urutan kerja,
sehingga dapat menghindari terjadinya keracunan pekerjaan akibat
harus menunggu pekerjaan lainnya.
6. Pemeriksaan Rutin dan Layanan Pemeriksaan
Pelaksanaan pengawasan oleh Konsultan Supervisi adalah berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yaitu rutin setiap hari melaksanakan
pemeriksaan langsung pekerjaan dan memberikan petunjuk teknis di
lapangan, serta pengendalian mutu dan kuantiti dan diyakini bahwa
pekerjaan di lapangan telah dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
RKS. Konsultan melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan galian
tanah, pondasi, struktur pengambilan contoh material untuk dites sesuai
dengan yang telah ditentukan dalam kontrak. Konsultan Supervisi juga
mereview alternative metode kerja yang diusulkan Kontraktor.
7. Serah terima lapangan terhadap kontraktor
8. Pelaksanaan Pengawasan
Selama jadwal pelaksanaan pekerjan, tim Konsultan Supervisi
melaksanakan tugas pengawasan kendali mutu material, keterampilan
pelaksana, review progress kerja actual terhadap fisik dan rencana kerja
/ skedul.
a. Progress (Fisik dan Finansial) terhadap Rencana Skedul / Jadwal
Konsultan Supervisi bertanggungjawab terhadap pengendalian
rencana kerja (Planned Schedule) jika kemajuan pekerjaan mengalai
keterlambatan (5-10%) terhadap skedul, Konsultan Supervisi harus
membuat laporan dengan lengkap (Kronologis keterlambatan) kepada
Pemimpin Pekerjaan.
Konsultan Supervisi atas nama pihak Pemimpin Pekerjaan
mengadakan rapat dengan Kontraktor untuk membahas percepatan

Halaman E - 9
pelakanaan pekerjaan yang disesuaikan dengan Master Schedule
dengan perbaikan metode kerja atau dengan penambahan alat dan
tenaga.
Dalam hal ini Konsultan Supervisi menyiapkan data-data
keterlambatan pekerjaan.

b. Volume BQ terhadap Kontrak


Sesuai dengan ketentuan kontrak, volume kontrak yang terkait
dengan progress pembayaran Kontrakotor, Konsultan Supervisi harus
dengan teliti menghitung kemajuan pekerjaan yang telah dicapai
oleh Kontraktor di lapangan untuk direkomendasikan ke pihak Pemilik
Pekerjaan. Proses Perhitungan bobot kemajuan pekerjaan dilakukan
bersama-sama Kontraktor, Pengawas yang mewakili pihak Pemilik
Pekerjaan.

c. Kualitas terhadap RKS (spesifikasi)


Untuk Kontrol kualitas material dalam pelaksanaan pekerjaan,
Konsultan Supervisi mengacu pada RKS. Material yang akan dipasang
/ didatangkan untuk keperluan Pekerjaan harus diajukan terlebih
dahulu untuk disetujui. Seluruh material yang didatangkan harus
diperiksa oleh Konsultan Supervisi . Khusus untuk pekerjaa beton,
sebelum Kontraktor memproduksi adukan beton, Konsultan Pengawas
bersama-sama dengan Kontraktor membuat jab mix design dan trial
test sehingga didapat mutu beton sesuai dengan ketentuan RKS. Dan
pelaksanaan pengecoran beton, Konsultan Supervisi mengawasi
pengambilan contoh kubus beton untuk dites yang kemudian dari
hasil tes tersebut dapat diputuskan untuk direkomendasikan atau
ditolaknya pekerjaan tersebut.

9. Adminisrasi Pekerjaan
Laporan Pekerjaan
Dalam pelaporan Pekerjaan ada 3 laporan yang secara rutin diterbitkan
dari Pekerjaan yang didistribusikan ke instansi-instansi terkait, yaitu:.
a. Laporan Harian

Halaman E - 10
Kontraktor setiap hari membuat laporan harian yang menggambarkan
rencana kerja harian lengkap dengan volume pekerjaan, tenaga kerja
yang dikerahkan, material, alat yang digunakan, kondisi cuaca dan
actual pekerjaan yang dapat diselesaikan hari tersebut.
b. Laporan Mingguan
Kontraktor membuat laporan mingguan yang memuat informasi-
informasi Pekerjaan :
a. Data Umum Pekerjaan
b. Data Administrasi Pekerjaan
c. Hasil pembahasan progress rencana pekerjaan :
○ Rencana
○ Realisasi
○ Keterlambatan / percepatan
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh Konsultan Supervisi yang memberikan
informasi Pekerjaan :
a. Data Umum Pekerjaan
b. Data Administrasi Pekerjaan
c. Hasil pembahasan rapat lapangan
d. Rincian pelaksanaan terhadap seluruh item pekerjaan
e. Rekapitulasi bobot progress rencana pekerjaan :
○ Rencana
○ Realisasi
○ Keterlambatan / percepatan
Progress juga disajikan dalam bentuk kurva-S dan Bar chart.
a. Daftar hadir rapat
b. Laporan cuaca
c. Pengawasan terhadap jumlah tenaga kerja, peralatan material.
d. Foto-foto hasil kemajuan pelaksanaan pekerjaan, sebagai : Gambar
pelaksanaan Pekerjaan (Tampak bangunan dalam posisi yang
dominan dan dapat mewakili kemajuan Pekerjaan), dilihat dari
posisi, sudut / titik yang relative sama (posisi / titik ditentukan pad

Halaman E - 11
saa rapat lapangan), meliputi pekerjaan Sipil, Arsitektur, Mekanikal,
Elektrikal, dan Lanskaping.
e. Gambaran atau informasi progress pos-pos pekerjaan :
 Pekerjaan konstruksi sesuai tahapan pelaksanaan
 Pekerjaaan Arsitektur
 Pekerjaaan Mekanikal Elektrikal
 Pekerjaan Lanskaping
 Dan lain-lain
10. Sertifikasi Pembayaran
Prosedur pembayaran kepada Kontraktor (Termijn) adalah hasil
perhitungan bersama-sama antara Kontraktor, Konsultan Supervisi dan
pihak Pekerjaan lain yang diterbitkan dalam bentuk Berita Acara
Persetujuan Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran dan
ditandatangani oleh ketiga pihak.
Perhitungan kemajuan pekerjaan adalah hasil pekerjaan Kontraktor yang
dapat diterima dan memenuhi syarat sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam kontrak.

III. TAHAP PENYELESAIAN PEKERJAAN (FINALIZATION)


1. Serah Terima Pertama
i. Segala Kontraktor menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak,
segera mengusulkan untuk diadakan serah terima pertama (PHO)
kepada pihak Pemimpin Pekerjaan dan syarat hasil pekerjaan baik
dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
ii. Pada saat pembuatan Berita Acara penyerahan pertama, semua
data dan proses testing balancing dan commissioning harus
disampaikan secara tertulis dan menjadi satu kesatuan dalam Betita
Acara Serah Terima Pekerjaan.
iii. Pemborong wajib menyerahkan sertifikat jaminan purna jual
peralatan yang terpasang yang dikeluarkan oleh agen resmi
peralatan atau vendor peralatannya.
iv. Pemborong wajib menyerahkan semua dokumen secara lengkap baik
data peralatan, brosur dan proses commissioning termasuk seluruh

Halaman E - 12
gambar pelaksanaan (as built drawing) yang merupakan lampiran
dari Berita Acara tersebut.
v. Konsultan Supervisi membuat cek list kekurangan-kekurangan dan
yang masih kurang sempurna yang akan dibahas dalam rapat dan
harus diperbaiki oleh Kontraktor dalam tenggang waktu yang
disepakati bersama, yang kemudian diadakan pemeriksaan kembali
dan setelah semua pihak dapat menerima diterbitkan Berita Acara
Serah Terima Pertama (PHO).
2. Masa Pemeliharaan
Setelah masa pemeliharaan berakhir semua pihak yang terkait dalam
pelaksanaan Pekerjaan akan kembali ke lokasi Pekerjaan untuk
mengadakn pemeriksaan kembali terhadap Pekerjaan dan kemudian
membuatkan kembali cek list yang masih perlu diperbaiki jika masih
ada yang perlu diperbaiki dan kemudian apabila semua pihak telah
dapat menerima maka diterbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua
(FHO).
3. Laporan Akhir
Setelah tugas pengawasan Konsultan Supervisi berakhir dan proses
serah terima kedua telah diselesai dilaksanakan maka Konsultan
Supervisi segera menyerahkan Laporan akhir (Final Report) kepada
pihak Pemimpin Pekerjaan yang berisi informasi-informasi dari sejak
awal Pekerjaan, masa pelaksanaan konstruksi, penyelesaian Pekerjaan
dan masa pemeliharaan serta permasalahan-permasalahan yang timbul
serta metoda pelaksanaannya, masalah teknis, rekomendasi yang harus
diperhatikan untuk pemeliharaan gedung termasuk peralatan mekanikal
dan elektrikal.
Problem-problem teknis yang timbul dan menjadi kendala pelaksaaan
Pekerjaan serta usulan-usulan yang dapat dipakai oleh pihak Pemilik
Pekerjaan.

Halaman E - 13
E.4 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR DAN FORMAT PENGAWASAN

F.5.1. PROSEDUR OPERSIONAL STANDAR


Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik sesuai mutu, waktu
dan biaya yang sudah ditentukan, Konsultan Manajemen Konstruksi telah
menyusun Prosedur Opersioanl Standart untuk berbagai proses kegiatan
yang melibatkan Pemilik Pekerjaan, Konsultan Pengawas, Konsultasi
Perencana dan Kontraktor Pelaksana.
Prosedur operasional standar juga bermanfaat untuk memberikan suasana
kerja yang baik dan menimbulkan kemungkinan terjadinya perselisihan.
Konsultan Pengawas secara resmi akan menyampaikan usulan Prosedur
Operasional Standar tersebut pada saat pre constrction meeting untuk
dibahas dan disepakati bersama serta selanjutnya dijadikan salah satu
pedoman dalam melaksanakan pekerjaan.
Prosedur Operasional Standar yang tertuang dalam diagram (terlampir)
disusun dengan aturan sebagai berikut :
1. Rencana Kerja Harian
a. Gambar Kerja
b. Ijin Melaksanakan Pekerjaan
c. Laporan Harian
d. Rencana Kerja Mingguan
e. Laporan Mingguan
f. Rencana Kerja Bulanan
g. Laporan Bulanan
h. Prosedur Penetapan Skedul Dan Reskedul
i. Proses Persetujuan Bahan / Material (Spesifikasi)
j. Proses Persetujuan Shop Drawing
k. Proses pelaksanaan pekerjaan pada saat konstruksdi
l. Proses pengujian material / hasil konstruksi
m. Proses perubahan pekerjaan, perubahan desain material
n. Instruksi / teguran kepada kontraktor
o. Proses perhitungan prestasi pekerjaan fisik
p. Proses pembayaran angsuran Kontraktor
q. Proses penyusunan laporan
r. Berita Acara Serah Terima I Dan Ii
s. Sistem perhitungan prestasi
t. Prosedur Penyerahkan Pertama Pekerjaan
u. Prosedur Penyerahan Kedua Pekerjaan

Halaman E - 14
v. Daftar pengawasan proses pengendalian mutu :
 Galian
 Persiapan pondasi
 Pengurungan kembali
 Pipa instalasi bawah tanah
 Perkerasan dan pelapisan permukaan jalan
 Perlengkapan dan penyelesaian Arsitektur
 Instalasi pertanahan
 Beton struktur
 Dinding
 Atap
 Dan lain-lain

Halaman E - 15
CONTOH DAFTAR PENGAWASAN PROSES PENGENDALIAN MUTU GALIAN,
PERSIAPAN PONDASI, PENAHANAN TANAH DAN PENGURUGAN KEMBALI

1.0 INFORMASI PEKERJAAN YANG DIAWASI


Kategori Konstruksi
Lokasi proses pengawasan
Kontraktor
Spesifikasi bag./gbr.no

2.0 DAFTAR PENGAWASAN


2.1 Penggalian
(1) Penggalian yang dilakukan pada garis dan gradasi sebagaimana terlihat
pada gambar pelaksanaan
(2) Bentuk galian, penahan kemiringan sesuai dengan yang dibutuhkan
(3) Galian yang dikeringkan sesuai dengan kebutuhan serta pembuangan
air sesuai dengan ketentuan spesifiaksi
2.2 Persiapan Pondasi
(1) Persiapan pondasi berupa penggalian dan penimbunan, serta urugan
(pasir) dipadatkan dengan pembasahan sesuai kebutuhan
2.3 Panahan Tanah dan Pengurugan Kembali
(1) Pemeriksaan titik-titik patokan
(2) Dasar disiapkan sebagaimana mestinya
(3) Pastikan urugan material tidak mengandung kotoran/bahan organic
lain
(4) Koreksi ketebalan
(5) Permakaian alat pemaat tanah
(6) Sebaiknya pada pekerjaan pemadatan dilakukan test
(7) Tercapainya kepadatan yang memenuhi syarat
(8) Kelembaban padatan yang masih dalm toleransi
(9) Alat pengukur kepadatan dikalibrasikan

3.0 URAIAN CATATAN KEKURANGAN


--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
4.0 TINDAKAN YANG DIAMBIL TERHADAP KEKURANGAN
--------------------------------------------------------------------

Tanggal :
Tanggal Pengawasan :
Pengawas :
Catatan :
Benar -V Kurang -I Salah -X

Halaman E - 16
CONTOH DAFTAR PENGAWASAN PROSES PENGENDALIAN MUTU
PERLENGKAPAN DAN PENYELESAIAN ARSITEKTURAL

1.0 INFORMASI PEKERJAAN YANG DIAWASI


1.1 Kategori Konstruksi
1.2 Lokasi proses pengawasan
1.3 Kontraktor
1.4 Spesifikasi bag/gbr.no

2.0 DAFTAR PENGAWASAN


2.1 Perlengkapan dan penyelesaian sebelum pemasangan
(1) Penyimpanan perlengkapan
(2) Kondisi kerusakan
(3) Bagian yang perlu ada dalam perlengkapan
(4) Penyelesaian permukaan asar siap untuk dipasang
perlengkapannya
(5) Bahan dasar dilengkapi sebagaimana mestinya atau sesuai dengan
petunjuk produsen
(6) Pengganjal atau perlobangan atau struktur penyangga dengan
ukuran sesuai dipasang agar perlengkapan yang dimaksud dapat
dipasang
2.2 Pekerjaan perlengkapan dan penyelesaian saat pemasangan
(1) Perlengkapan dan atau penyelesaian dikerjakan sesuai dengan
gambar
(2) Perlengkapan dan atau penyelesaiannya dikerjakan sesuai dengan
gambar
(3) Pelengkapan dan atau penyelesaian yang dikerjakan benar-benar
datar dan benar-benar lurus
(4) Perlengkapan pelapis untuk sistem yang berdekatan (pemipaan
elektrikal dan plambing)
(5) Semua perlengkapan dan perangkat keras terpasang dengan baik
(6) Perbaikan pada tempat-tempat yang terkena pemasangan instalasi
(7) Finishing cat bila diperlukan (lihat cek list pengecatan)
(8) Perlengkapan dan atau penyelesaian permukaan sekelilingnya
dibersihkan setelah pemasangan

3.0 URAIAN CATATAN KEKURANGAN


---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------

3.4 TINDAKAN YANG DIAMBIL TERHADAP KEKURANGAN


---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------

Halaman E - 17
Tanggal :
Tanggal pengawasan :
Pengawas :
Catatan :
Benar -V Kurang -I Salah -X

Halaman E - 18
CONTOH DAFTAR PENGAWASAN PROSES PENGENDALIAN MUTU
PASANGAN BETON STRUKTUR

1.0 INFORMASI PEKERJAAN YANG DIAWASI


1.1 Kategori Konstruksi
1.2 Lokasi proses pengawasan
1.3 Kontraktor
1.4 Spesifikasi bag/gbr.no

2.0 DAFTAR PENGAWASAN


2.1 Persiapan sebelum pengecoran beton struktur
(1) Cek kondisi lapangan apakah ada bangunan eksisting, menyambung
dengan bangunan eksisting atau terletak dilokasi baru
(2) Sumbu dan ketinggian perletakannya sesuai dengan persyaratan
konstruksi
(3) Galian pondasi pada lokasi dan ukuran yang benar
(4) Kelengkapan drainase
(5) Pengawasan pada titik-titik lemah dan variasi bahan penyangga
(6) Keadaan cuaca
(7) Pergeseran bekisting masih dalam toleransi
(8) Kestabilan bekisting
(9) Pemeriksaan bagian-bagian perlobangan
(10) Persiapan/pembenahan permukaan
(11) Ruang bekisring
(12) Kondisi perancah
(13) Pembersihan
(14) Sekeliling lobang daerah pondasi bersih dari kotoran ataupun
Lumpur
(15) Titik dan penyambungnya sesuai letaknya
(16) Dipakai minyak bekisting jika diinginkan beton ekspose
(17) Torong-torong pengecoran,persediaan air, alat pencampur material
diletakkansecra benar dan aman
(18) Batas-batas pengeliling yang diperlukan sudah pada tempatnya
2.2 Pembersihan Beton Struktur
(1) Ukuran tulangan dan perletakannya
(2) Angkur pada ujung-ujungnya
(3) Perletakan nomor tulangan
(4) Jarak bersih minimum
(5) Selimut
(6) Letak sambungan
(7) Panjang overlapping sambungan
(8) Kondisi beugel dan perletakannya
(9) Garis batas
(10) Beton decking
(11) Catatan persyaratan untuk pembentukan
2.3 Pengecoran Beton Struktur
(1) Penyemprot air
(2) Semprotan air bertekanan dengan kran
(3) Vibrator

Halaman E - 19
(4) Cangkul dan sekop
(5) Kereta dan adukan
(6) Corong pengecoran
(7) Molen (mesin pengaduk)
2.4 Kontrol Beton
2.5 Pelepasan Bekisting
2.6 Penyelesaian
2.7 Perbaikan

3.0 URAIAN CATATAN KEKURANGAN


--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
4.0 TINDAKAN YANG DIAMBIL TERHADAP KEKURANGAN
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------

Tanggal :
Tanggal pengawasan :
Pengawas :
Catatan :
Benar -V Kurang -I Salah -X

Halaman E - 20
2. LEMBAR FORMAT PENGAWASAN
Dalam strategi menangani Pekerjaan tahap pengawasan, untuk mendukung
terlaksananya metode yang telah ditetapkan agar dapat terlaksana secar maksimal,
maka dibutuhkan pula satu perangkat tata tertib administrasi berupa format
pengawasan untuk keperluan tersebut sesuai dengan standar tata tertib
administrasi Pekerjaan dalam ...........................................

Tujuan dari digunakannya format-format tersebut aalah :


1. Memudahkan dalam koordinasi baik internal maupun eksternal
2. Memudahkan pelaku Pekerjaan dalam melaksanaan
3. Dapat memuahkan pendeteksian permasalahan sejak dini
4. Sebagai salah satu media tertulis untuk keperluan rekaman kronologis berbagai
kegiatan dalam suatu Pekerjaan dari awal persiapan pelaksanaan hingga serah
terima kedua lengkap dengan seluruh permasalahan dan dokumentasi
pelaksanaan kegitan.

E.5 PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU

F.5.1. U M U M
Pengendalian merupakan salah satu tugas penting dalam pengawasan.
Tujuan dan pengendalian adalah untuk membantu kegiatan Konsultan
Supervisi dalam penetapan dan pencapaian sasaran. Pengendalian bukan
salah satu alat untuk menunjukkan keburukan dan kekurangan-kekurangan
manajemen tetapi dengan jalan merumuskan metode-metode
pengendalian dengan teliti maka diharapkan dapat memudahkan dalam
pencapaian sasaran. Susunan pokok dari sistem pengendali pada umumnya
terdiri dari :
a. Pengamatan
Pengamatan merupakan salah satu cara atau metode untuk mengukut
prestasi (output). Fungsi pengamat adalah melakukan observasi,
mengukut dan melaporkan mengenai waktu, biaya serta sumber daya
yang digunakan oleh tiap-tiap aktivitas dalam perencanaan Pekerjaan.

Halaman E - 21
b. Pengawasan
Pengawasan adalah bentuk informasi umpan balik (feed back). Fungsi
umpan balik ini sangat perlu dilaksanakan untuk mengevaluasi status
(progress) dari Pekerjaan serta memungkinkan manajemen untuk
mengetahui titik-titik permasalahan.
c. Pengendalian
Pengendalian adalah mekanisme kegiatan yang berfungsi untuk
memprakarsai pengambilan tindakan korektif apabila prestasi
(performancer) menyimpang dari standar, melebihi devisi yang telah
ditentukan. Tugas utama dari pengendalian Pekerjaan adalah
memutuskan sampai dimana titik prestasi minimum yang masih
diperbolehkan dan pada titik mana sudah harus diambil tindakan
perbaikan. Tujuan dari suatu pengendalian dalam Pekerjaan adalah
memelihara ketepatan dalam soal mutu, waktu dan biaya.

Halaman E - 22
Dalam suatu Pekerjaan, sistem pengendalian secara kuantitatif mengukur suatu
pelakasanaan actual terhadap rencana dan berfungsi sebagai suatu system
peringatan dini untuk membuat diagnosa terhadap permasalahan-permasalahan
baik yang kecil dan terutama yang besar, sedangkan tindakna manajemen yang
masih dapat lebih efektif untuk mencapai pemecahan masalah tersebut.
Salah satu bentuk pengendalian pada pelaksanaan Pekerjaan dapat disajikan
berupa laporan-evaluasi-koreksi. Sistem instruksi laporan-evaluasi-koreksi dibuat
terus menerus pada pelaksanaan Pekerjaan yang dinamakan administrasi
Pekerjaan.
Dengan system administrasi Pekerjaan ini memungkinkan Konsultan Pengawas
untuk selalu mengikuti jalannya aktivitas/pekerjaan oleh satuan-satuan di
bawahnya (memonitor) atau dengan kata lain administrasi Pekerjaan merupakan
suatu system untuk umpan balik (feed back) data atau tingkatan (eselon)
bawahnya kepada tingkatan atasnya.
Parameter-parameter untuk penetapan standar adalah biaya, jadwal (skedul) dan
pelaksanaan (performance). Standar yang dipakai untu dasar penilaian kemajuan
(progress) Pekerjaan antara lain :
 Batas waktu, biaya dan spesifikasi teknis
 Jadwal kerja (project schedule)
 Jadwal anggaran biaya
 Anggaran biaya untuk material/bahan
 Anggaran biaya untuk upah tenaga kerja
 Anggaran biaya untuk peralatan
 Anggaran biaya untuk sub kontraktor
 Anggaran biaya untuk biaya tidak langsung
 Perubahan-perubahan rencana yang ditetapkan

Aspek biaya, mutu dan waktu yang memuaskan juga merupakan tujuan
pengendalian dan Konsultan MK. Untuk mencapai hal tersebut, suatu rencana
awal perlu dikaji ulang, dengan memerbaiki rencana semula atau emngubah
dengan rencana lain, agar memenuhi batasan waktu, biaya dengan mutu yang
memenuhi persyaratan. Bentuk kajian ulang tersebut merupakan suiklus,
berproses terus menerus sehingga diperoleh hasil yang masksimal. Siklus tersebut
digambarkan pada bagan 4 berikut.

Halaman E - 23
Sasaran akhir adalah mengahasilkan suatu produk fisik Pekerjaan dengan kualitas
setingi-tingginya, dalam jangka waktu yang terjamin sesuai rencana. Terdapat
korelasi yang erat sekali antara kedua variabel tersebut

Bila waktu menjadi tidak terkontrol dengan baik maka mengakibatkan adanya
inefisiensi biaya dan dapat pula mengakibatkan adanya “pengorbanan” kualitas
produk untuk dapat mengendalikan waktu tersebut yang lebih butuk lagi adalah
adanya dana yang harus dikeluarkan akibat keterlambatan penyelesaian produk.
Begitu pula dengan kualitas yang tidak dapat terjamin sesuai dengan yang
diharapkan karena penyelesaian yang terburu-buru. Dengan demikian maka biaya
dan waktu yang terbayar adalah menjadi tidak sepadan dengan standar yang
ditetapkan.

F.5.2. PENGENDALIAN WAKTU


Perencanaan penjadwalan serta manajemen waktu yang akan digunakan dalam
Pekerjaan ini adalah berdasarkan atas system network jalan kritis (Critical Path
Network System) yang menggambarkan keterkaitan dengan seluruh aktivitas
Pekerjaan.

Pada tahap awal dari Pekerjaan maka akan disusun suatu penjadwalan
menyeluruh dari semua aktivitas dan fase Pekerjaan dalam bentuk yang
sederhana yaitu bentuk barchart.

Selanjutnya dianalisis ketergantungan sehingga dapat disusun dalan suatu network


yang dengan sendirinya adalah suatu network tersebut telah mencakup berbagai
macam asumsi, ataupun penilaian mengenai metoda pelaksanaan (pemaketan
pekerjaan, metoda konstruksi, dan sebagainya), perkiraan waktu pelaksanaan,
berbagai kendala yang ada dan sebagainya.

Sebagai rancangan awal dari sebuah usulan jadwal waktu pelaksanaan ini dapat
dilihat pada barchart Estimasi Jadwal Pekerjaan dalam proposal ini.

 Kepentingan Pemberi tugas seperti “milistone” yang dikehendaki, batasan-


batasan baik teknis maupun non teknis yang ada.
 Kepentingan Konsultan Perencana seperti misalnya adanya pertimbangan
khusus desain seperti aspek estetiak, aspek lingkungan dan lain sebagainya.

Halaman E - 24
 Batasan pihak ketiga seperti masalah perijinan, proses approval dan
sebagainya sudah dapat diakomodasikan dan dikonfirmasikan. Mak jadwal
tersebut sudah dapat dipakai sebagai Master Skedul.

Aktivitas pembangunan Pekerjaan akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor


yang biasanya diluar aktivitas lapanga langsung yaitu faktor-faktor yang biasanya
sebagai berikut :

 Penyelesaian dokumen perencanaan dari Konsultan Perencana dan shop


drawing.
 Proses pengadaan barang-barang import dan terfabrikasi seperti misalnya
granit, generator set dan lain-lain.
 Ketersediaan sumber daya seperti
1. orang/tenaga kerja
2. material
3. peralatan kerja, terutama alat berat
 Masalah arus dana kas (cash flow)

Karena itu terhadap faktor-faktor tersebut diats perlu dilakukan suatu perhatian
khusus dan lebih mendalam.

Berdasarkan atas Master Skedul tersebut mak dijabarkan lebih lanjut dalam Detail
Skedul yang berupa jadwal terinci dari tiap-tiap :

 Bangunan atau fasilitas Pekerjaan


 Disiplin/paket pekerjaan
 Kegiatan tertentu

Untuk keperluan monitoring dan pengendalian Pekerjaan secara total maka dapat
pula diuraiakkan lebih lanjut dalam bentuk :

 Daftar aktivitis kritis


 Jadwal aktivitas per periode tertentu (bulanan, mingguan dan sebagainya)

Halaman E - 25
F.5.3. PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)
Akan meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pengendalian Dokumen
 Pendistribusian dokumen dengan cepat dan tepat kepada pihak yang
berkepentingan termasuk pengendalian berbagai macam dokumen
baik asli maupun revisinya sehingga dapat mencegah penggunan
dokumen yang salah.
 Pengidentifikasian seluruh status dokumen termasuk status revisi,
distribusi dan kondisi dari dokumen yang salah.
 Penyimpangan (filling system) seluruh dokumen pengendalian
kualitas seperti dokumen perencanaan, testing, menufacturing
prosedur, manual, gambar dan dokumen petunjuk jaminan kualitas.
b. Pengendalian Perencanaan
Proses pengendalian perencanaan ini dapat berupa :

 Evaluasi, analisis rekomendasi, instruksi dan pengarahan yang


menjamim bahwa seluruh aktivitas perencaan dan pembangunan
terencanan seara sistematis dan baik.
 Penjabaran yang tepat dari persyaratan-persyaratan, standar, kode
dan sebagainya di dalam gambar, spesifikasi teknis, prosedur dan
manual.
 Penjabaran standar kualitas dan performance didalam dokumen
untuk pelaksanaan.
 Prosedur tertulis yang jelas dan baku untuk pelaksanaan review,
proses persetujuan, perubahan atau revisi dari seluruh dokumen
perencanaan.
 Persyaratan dan jaminan bahwa seluruh proses perencanaan akan
mengikuti seluruh tahapan prosedur review dan persyaratan lain
yang sama seperti proses perencanaan pada awalnya.
 Sistem dan pengendalian bahwa hanya dokumen yang absah (valid)
yang akan dipergunakan.
c. Pengendalian Pengadaan bahan dan Peralatan
Pengendalian bahan dan peralatan, terutama ditinjau dari segi waktu
pengadaan dan pemasangan terhadap seluruh jadwal pelaksanaan

Halaman E - 26
d. Permasalahan pengendalian kualitas yang perlu ditangani meliputi hal-
hal sebagai berikut :
 Gambar-gambar, spesifikasi teknis dan persyartan perencanaan
yang berlaku.
 Peraturan standar dan kode-kode yang berlaku sesuai program
jaminan kualitas (QA Program) yang harus dipindah oleh pemasok.
 Data/catatan QA yang perlu dibuat dan dikendalikan oleh pemasok
 Persyaratan khusus
 Persyaratan tes dan inspeksi, termasuk kriteria penerimaan barang
sesuai spesifikasi teknis.
 Persyaratan identifikasi barang dan peralatan
 Persyaratan pengangkutan, pengemasan dan penerimaan barang.
e. Pengendalian Pengetesan dan Pengawasan (inspeksi)
Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu dilakukan dalam rangka
pengendalian pengetesan dan inspeksi ;

 Program dan prosedur untuk tes dan inspeksi tersedia dan tersusun
dengan baik
 Adanya personil untuk tugas tersebut yang berkualitas dan
berpengalaman cukup
 Identifikasi dari seluruh aktivitas dan karakteristik yang akan
diinspeksi
 Penyusunan standar penerimaan dan kritria penolakan sesuai
dengan spesifikasi teknis
 Uraian yang terinci mengenai metoda inspeksi atau tes yang harus
dilaksanakan.
 Dimana dari penyelesaan pengetesan / inspeksi dari sertifikat
 Persyaratan kondisi peralatan ukut dan persyaratan lingkungan
yang khusus (kalibrasi alat, macam-macam kondisi
temperature/tekanan udara dan sebagainya).
 Pelaksanaan tindak lanjut atas keputusan mengenai modifikasi,
perbaikan dan penggntian item barang/komponen sesuai dengan
hasil inspeksi dan pengetesan.

Halaman E - 27
E.6 PENGENDALIAN BIAYA

Biaya yang akan dikeluarkan oleh suatu Pekerjaan konstruksi terbagi menjadi dua
tahap Pekerjaan yaitu :
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini mempunyai sifat :
 Waktunya singkat
 Pengaruhnya sangat besar
 Biasa yang dikelurkan rendah
b. Tahap Konstruksi
Tahap ini mempunyai sifat :
 Waktunya yang lama
 Pengaruhnya sedang
 Biaya yang dikeluarkan besar
Kontrak untuk pekerjaan Pengawas terdapat pada tahap rekayasa / review desain
dan tahap konstruksi fisik yang akan menyerap dana dalam jumlah besar dan
sangat berpengaruh pada besar kecilnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik
bangunan selama operasional Pekerjaan.
A. Tahap Perencanaan
Pengendalian biaya dilakukan dengan cara :
a. Perencanaan Desain dengan mempertimbangkan
1. Keamanan bangunan
2. Operasional bangunan
3. Estetika
4. Waktu
5. Uninformalitas struktur utama
6. Penyederhanaan desain struktur apabila mungkin dilakukan
7. Penggunaan alat dan metode konstruksi yang hemat
8. Kebutuhan tenaga kerja
9. Penggunaan bahan yang mudah diperoleh
10. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Penyediaan Bill of Quantities yang tepat

Halaman E - 28
c. Bill of Quantities yang dihasilkan dibuat dalam format menurut elemen
konstruksi seperti terlihat pada tabel
d. Elemen-elemen konstruksi tersebut dipisahkan untuk tiap-tiap lantai
dengan kaidan sub sturktur (pondasi) dan upper struktur yang terdiri dari
bagian bangunan hingga atap bangunan.
Bill of Quantities disusun dengan metode Direct Billing. Metode ini
mempunyai kelebihan menghasilkan volume yang detail dan mudah dalam
pengecekan ulang. Metode tersebut dituangkan dalam format yang dibagi-
bagi dalam beberap kolom yang masing-masing mempunyai fungsi :
1. Kolom “Time Sing”
Digunakan untuk memasukkan faktor kelipatan dimensi yang akan
digunakan.
2. Kolom “Dimension”
Digunakan untuk menuliskan dimensi sesuai gambar (panjang, lebar,
tinggi)
3. Kolom “squaring”
Digunakan untuk menuliskan hasil perkalian dimensi dan faktor
kelipatan dimensi.
4. Kolom ”Description”
Digunakan untuk menghasilkan deskripsi dari hasil volume yang dihitung
dan bila perlu diperjelas denga sketsa atau gambar.
5. Kolom “Units”
Digunakan untuk menuliskan satuan yang digunakan
6. Kolom “Quantity”
Digunakan untuk menuliskan volume dari Item pekerjaan yang telah
dideskripsikan.
7. Kolom “Rate”
Digunakan untuk menuliskan harga satuan pekerjaan
8. Kolom “Amount”
Digunakan untuk menuliskan harga pekerjaan (quantity x rate)

Halaman E - 29
e. Perkiraan harga satuan / Estimating yang wajar
Harga satuan harus diperoleh dari analisa harga satuan yang memasukkan
faktor-faktor sebagai berikut :
a) Tenaga
b) Material
c) Alat/mesin
d) Overhead
 Tenaga
Tenaga adalah mereka yang terkait secara langsung dengan kerja
yang dilakukan. Tenaga dibayar mengikuti tempo pekerjaan seperti
jam, mingguan atau bulanan. Upah tenaga bergantung pada
kecepatan kerja, jenis dan kualitas pekerjaan yang biasanya
dibedakan sebagai berikut :
 Mandor
 Pekerjaan mahir / tukang
 Pekerjaan kasar
 Material
Faktor yang terlibat dalam membuat analisa harga satuan untuk
bahan adalah :
a. Harga bahan sebenarnya
b. Biaya pengangkutan
c. Biaya penyimpangan
d. Material terbuang (waste)
e. Harga bahan tambahan.
 Alat / Mesin
Alat digunakan untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan
dan dikelompokkan menjadi 2 jenis :
1. Mekanikal Plan
Contoh : excavator, bulldozer, concrete mixer, koist, vibrator,
compressor dan sebagainya.
2. Non Mekanikal Plan

Halaman E - 30
Contoh : Scaffolding, wheel borrows, tangga bending machine,
work banches, tali dan sebagainya.
Alat dapat disewa atau dibeli tergantung kontraktor dan jangka
waktu Pekerjaan. Di dalam analisa harga satuan yang dihitung
adalah :
1. Harga beli alat dan penyusutan
2. Biaya perbaikan / perawatan
3. Penggunaan oli dan bahan-bahan
4. Biaya operator
 Overhead
Overhead adalah pembelanjaan secara tidak langsung yang
ditanggung oleh kontraktor di dalam mengendalikan suatu Pekerjaan.
Perkara-perkara yang terlibat adalah sebagai berikut :
1. Gaji staff
2. Biaya alat tulis kantor
3. Biaya listrik, telepon, air minum
4. Pengadaan mobil
5. Dan sebagainya

B. TAHAP KONSTRUKSI
Apabila kontrak dengan pelaksana / kontraktor berupa “lupsum fixed price”
pada dasarnya biaya yang dikeluarkan oleh pihak Pemilik Pekerjaan yang tidak
akan berbeda jauh denga yang dianggarkan. Tetapi bisa saja pada tahap ini
ditemukan hal-hal yang bisa dilakukan penghematan di lapangan yang biasa
disebut sebagai “valuee engineering”. Yang perlu diwaspadai pada tahap ini
adalah kejelian Konsultan Pengawas dalam membaca dokumen kontrak
(gambar, RKS, Bill of Quantity) pada pelaksanaan di lapangan sehingga tidak
timbul yang sebenarnya tidak diperlukan.

Halaman E - 31
F.7 HASIL KERJA DAN LAPORAN - LAPORAN

A. Jenis Pelaporan
Selain laporan-laporan yang diserahkan pada setiap akhir tahapan
pengawasan. Konsultan Pengawas juga diwajibkan untuk menyerahkan
laporan-laporan periodikal pelaksanaan pembangunan, berupa:
a. Laporan Mingguan, memuat hasil rencana dan realisasi pelaksanaan
kegiatan, masalah yang dihadapi, penyimpangan yang terjadi, tindakan
koreksi dan/atau penyesuaian yang dilakukan pada kegiatan manajemen
konstruksi pada setiap minggunya.
b. Laporan Bulanan, memuat hasil rencana dan realisasi pelaksanaan
kegiatan, masalah yang dihadapi, penyimpangan yang terjadi, tindakan
koreksi dan/atau penyesuaian yang dilakukan, evaluasi dan kesimpulan
kegiatan manajemen konstruksi setiap bulannya.
c. Laporan Akhir Laporan Akhir diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah proses Serah Terima I Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi,
dalam rangkap 5 (Lima), format A4.

B. Isi Laporan :
Isi setiap laporan adalah merupakan rangkuman kegiatan manajemen
konstruksi setiap tahapnya yang antara lain memuat hasil rencana dan
realisasi pelaksanaan kegiatan, masalah yang dihadapi, penyimpangan yang
terjadi, tindakan koreksi dan/atau penyesuaian yang dilakukan, evaluasi dan
kesimpulan kegiatan manajemen konstruksi setiap tahapan, serta dilampiri
dengan:
1. Rencana dan realisasi program
2. Laporan mingguan, diserahkan selambat-lambatnya setiap awal minggu
berikutnya, setelah berakhirnya pengawasan dala 1 minggu, dalam rangkap
16 (lima) buku, format A4
3. Laporan bulanan, Laporan Bulanan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah berakhirnya kegiatan pengawasan dalam satu bulan, dalam
rangkap 4 (lima) buku format A4.

Halaman E - 32
4. Laporan Akhir, Laporan Akhir diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah berakhirnya kegiatan seluruh pengawasan, dalam rangkap 4
(lima) buku format A4.
5. foto-foto pelaksanaan pekerjaan.

Halaman E - 33
RENCANA KERJA
E.8.1 Strategi Dasar
alam pelaksanaan kegiatan “Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan

D
..........................................”, digunakan strategi dasar yang
menjadi jiwa dalam setiap pelaksanaan tahap-tahap kegiatan, yakni :
 Inovasi, artinya bahwa sebagai penterjemahan ide yang relatif baru,
diperlukan inovasi sehingga rumusan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan
.........................................., yang digunakan bisa diterima.
 Akuntabilitas, artinya bahwa semua pelaksanaan yang dilakukan harus dapat
dipertanggung jawabkan dikemudian hari dan terukur, terutama dalam pengelolaan
data primer dan sekunder.
 Optimasi, artinya bahwa baik proses maupun hasil, berjalan seoptimal mungkin dan
memuaskan semua pihak.
 Kerjasama, artinya bahwa pekerjaan ini memerlukan kerja sama yang erat dengan
instansi lain, maupun seluruh stakeholder, terutama pada saat pengumpulan data
sekunder dan primer serta perumusan kosep-konsep Pengawasan.

E.8.2 Strategi Operasional

Perlunya strategi operasional dalam pelaksanaan kegiatan “Jasa Konsultansi


Pengawasan Pembangunan ..........................................”, adalah untuk
menjamin agar kinerja dari pelaksanaan operasional tetap terjaga, sehingga dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi operasional
ini adalah :

1. Manajemen Pengelolaan Kegiatan


Agar kegiatan “Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan
..........................................” berjalan sesuai target yang telah direncanakan
sebelumnya, maka perlu adanya strategi untuk mengelola kegiatan. Strategi ini
meliputi pengumpulan data, pelaporan (reporting) dan dapat dipertanggung
jawabkan (reliable).

 Pengumpulan data (colecting data)

Halaman E - 34
Untuk keperluan analisis, diperlukan pengumpulan data awal baik data primer
maupun sekunder.

 Pelaporan (reporting).
Untuk mendokumentasikan semua hasil kegiatan diciptakan sistem pelaporan.
Pelaporan ini dilaksanakan sejak dimulainya pekerjaan (setelah diterimanya SPK)
sampai dengan selesainya pekerjaan.

 Bisa Dipertanggung Jawabkan (reliable).


Yang sangat penting dipertahankan bahwa setiap hasil kerja dari konsultan ini
harus bisa dipertahankan kehandalannya. Untuk itu diadakan beberapa konfirmasi
dengan kunjungan atau survai ke lokasi studi dan wilayah Pengawasan ke
beberapa pihak yang akan menjadi pengguna, apakah hasil sementara (konsep)
yang ada perlu disempurnakan atau tidak. Konfirmasi ini diadakan berupa
diskusi/dialog pada setiap tahapan laporan dan dilakukan seminar pada draft
laporan akhir (konsep arahan rencana).

2. Koordinasi Secara Simultan.


Pelaksanaan pekerjaan ini melibatkan banyak pihak terutama pada tahap
pengumpulan data, diskusi/dialog, Koordinasi yang baik dari Team Leader sangat
penting untuk

dilaksanakan, koordinasi yang dilakukan dapat berupa :


 Konsultasi yang intensif dengan Tim Teknis.
 Kontrol yang dilaksanakan secara terus menerus terhadap kemajuan pekerjaan,
sehingga setiap penyimpangan yang terjadi dapat diketahui secara dini dan
dapat dipecahkan.
 Berhubungan secara intensif dengan pihak pemberi data, misalnya dengan
instansi daerah dan masyarakat ( seluruh stakeholder ).

E.8.3 Strategi Penanganan Kegiatan

Pada penanganan “Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan


..........................................”, penekanan lebih kepada upaya
pencapaian sasaran yang diinginkan, tidak semata-mata untuk mencapai
produk fisik semata.

Halaman E - 35
Dengan demikian pelaksanaan kegiatan ini sangat menekankan pada tahap
proses yang akan menunjang tercapainya sasaran yang diinginkan. Pendekatan
penanganan pekerjaan sangat berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam perumusan konsep kegiatan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan sebelum merancang langkah-langkah


konkrit dalam penanganan kegiatan ini, maka terlebih dahulu perlu
diidentifikasikan pihak-pihak yang terlibat dalam proses Pengawasan.

E.9 Konsep Penanganan Pekerjaan

Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka
Acuan Kerja atau Term of References (TOR).
Dalam penyusunan program kerja antara lain dan tidak terbatas berdasar :
 Ruang lingkup pekerjaan
 Volume pekerjaan
 Batas waktu
 Keahlian personil
 Jumlah personil
 Peralatan yang dipakai
 Schedule mobilisasi
 Arahan Pemberi Tugas / Pengguna Jasa
 Aspek – aspek teknis dan non teknis lainnya

Secara garis besar program kerja tersebut diuraikan seperti berikut ini :
Untuk melaksanakan pekerjaan secar tepat waktu dan hasil dengan mutu yang tinggi
akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal kerja yang direncanakan.
Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan yang efektif dan
sesuai dengan waktu pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistematis dengan
tujuan agar tercapai sasaran dan tujuan pekerjaan ini.

Untuk mendapatkan efektifitas tinggi atas input konsultan dan untuk menggunakan
sumber daya yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu Pengawasan dan
pelaksanaan sistem layanan konsultansi yang ketat.

Halaman E - 36
Hanya dengan cara ini baik kuallitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol sambil
menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan
memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan terhadap proyek dan pada
umumunya mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan, hal ini diupayakan
dihindari.

Secara garis besar tahapan rencana kerja konsultan sebagai berikut :


1. Persiapan
2. Pengumpulan data lapangan
a. Survey pendahuluan (reconnaissance survey)
b. Survey detail
3. Pengawasan teknis
4. Pelaporan
a. Laporan Mingguan
b. Laporan Bulanan
c. Laporan akhir

Halaman E - 37
E.10 Persiapan Awal Dan Studi Data

1. Persiapan awal
Segera setelah konsultan mengadakan mobilisasi sesuai Planning Schedule dan atau
kebutuhan aktivitas pekerjaan, team konsulan segera mengadakan persiapan awal
antara lain dan tidak terbatas pada :
 Menata / penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor, dll
 Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan
 Mengadakan kunjungan / koordinasi awal dengan instansi – instansi dan pihak –
pihak terkait
 Penyiapan format / form – form standar yang akan diperlukan / digunakan
selama periode pekerjaan
 Pengumpulan data yang tersedia
 Studi / analisa data yang tersedia
 Field reconnaissance / site visit
 Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik

 Studi data

Semua data yang akan dijadikan dasar / pegangan pelaksanaan, baik teknis maupun
umum akan dikumpulkan / dicari konsultan untuk dipelajari. Data tersebut dapat
diperoleh dari Pengguna Jasa.
Studi teknis terhadap seluruh aspek pekerjaan untuk memperoleh informasi teknis
maupun non teknis dari kondisi lapangan.
Penelaahan informasidan data sekunder dari Pengguna Jasa dan atau instansi lain
terkait merupakan tahapan awal dari Pengawasan yang akan dilengkapi dengan studi
di lapangan untuk mendapat informasi teknis.
Dari informasi data sekunder ini akan membantu dalam menentukan langkah –
langkah pekerjaan survey lapangan yang akan digunakan sebagai data penunjang
rencana teknis.

Halaman E - 38

Anda mungkin juga menyukai