DISUSUN OLEH:
A2 PENDIDIKAN MATEMATIKA
2017
1|Page
Kata Pengantar
Puji sukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan ridho-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini insya Allah tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya
mudah-mudahan kita mendapat naungan safaat di Yaumil Mahsyar kelak. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika. Makalah ini menyajikan
pembahasan tentang Model Pengajaran Konsep. Penyusun menyadari bahwa isi dari makalah ini
jauh dari sempurna.
Demikian pula, dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran, serta koreksi yang membangun dari semua pihak diharapkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
juga dapat menambah wawasan mengenai materi yang kami paparkan . Semoga kesuksesan selalu
bersama kita semua. Aamiin.
Tim Penyusun
2|Page
DAFTAR ISI
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting.
Metode pembelajaran menurut Slameto adalah salah satu cara atau jalan yang harus dilalui dalam
pembelajaran. Ketepatan dan kesesuaian pemilihan metode pembelajaran merupakan penentu
keberhasilan suatu pembelajaran. Guru tidak hanya dituntut untuk lebih teliti dalam pemilihan
metode pembelajaran tetapi guru juga dituntut untuk inovatif dalam pemilihan dan pengembangan
strategi pembelajaran yang akan digunakan. (Trianto, 2007)
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pembangunan diarahkan dan bertujuan
untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Proses pendidikan tentu tidak dapat
dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu dilihat dari segi pendidikan.
Penentu keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari pembelajarannya yaitu membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar yang dilakukan
oleh siswa. Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.
Model Pencapaian Konsep merupakan model yang efisien untuk menyajikan informasi yang
terorganisasikan dalam berbagai bidang studi, salah satu keunggulan dari model pencapaian konsep
ini adalah meningkatkan kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan lebih efektif.
Eggen dan Kauchak menyatakan model pencapaian konsep adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk membantu siswa dari semua usia mengembangkan dan menguatkan pemahaman
mereka tentang konsep dan mempraktikkan kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kami mengangkat topik masalah model pembelajaran
pencapaian konsep dan model latihan penelitian mudah-mudahan dapat memperkaya model
pembelajaran sehingga siswa tidak bosan untuk mengikuti pelajaran.
4|Page
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran ?
2. Apa pengertian dari pengajaran konsep ?
3. Apa saja fase – fase pengajaran konsep ?
4. Bagaimana hakikat konsep dalam model pembelajaran?
5. Bagaimana cara pendekatan yang dilakukan oleh pengajaran konsep ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui penjelasan lengkap tentang model pembelajaran
2. Dapat memperluas wawasan tentang pengajaran pada konsep
3. Agar lebih mudah memahami fase-fase atau langkah-langkah pengajaran konsep
4. Mengetahui hakikat dari pengajaran konsep
5. Mengetahui cara pendekatan yang dilakukan oleh pengajaran konsep
5|Page
BAB 2
PEMBAHASAN
A. MODEL PEMBELAJARAN
Secara umumnya, model pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian sistematis yang
digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan pengalaman proses pembelajaran agar
tercapai tujuan dari sebuah pembelajaran. Model pembelajaran konsep dibangun berkaitan
dengan studi berpikir siswa yang dilakukan oleh Bruner, Goodnow, dan Austin (1967).
Model pembelajaran konsep ini relatif berkaitan erat dengan model pembelajaran
induktif. Baik model pembelajaran pencapaian konsep dan model pembelajaran induktif,
keduanya didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep, pengajaran
konsep dan untuk menolong siswa menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-
konsep. (sabri, 2007)
6|Page
B. PENGAJARAN KONSEP
7|Page
2.2 FASE – FASE PENGAJARAN KONSEP
Model pembelajaran konsep dilakukan melalui fase-fase yang dikemas dalam bentuk
sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga fase, yakni :
8|Page
Mereka melakukan suatu perubahan strategi? Secara bertahap, mereka dapat
membandingkan keefektifan dari perbedaan strateginya.
Tiap hari pemakaian terminologi konsep digunakan dalam beberapa cara. Kadang-
kadang konsep mengaju pada ide yang dimiliki seseorang. Di lain waktu, konsep
digunakan seperti hipotesis. Ketika terminologi konsep digunakan dalam hubungan
dengan pengajaran dan belajar, konsep lebih sesuai pada arti dan mengacu pada cara
pengetahuan yang dikategorikan.
Belajar konsep secara esensial “meletakkan sesuatu ke dalam kelas”dan kemudian dapat
mengenali anggota dari kelasnya (R.M Gagne,1985,p.95). Proses ini memerlukan
pembuatan keputusan mengenai apakah bagian kasus (tertentu) adalah sekejap pada
kelas yang luas.
Semua konsep memiliki nama atau label sesuai dengan definisi. Sebagai contoh,
secara relatif bagian kecil dari daratan yang dikelilingi oleh air pada seluruh isinya
dilabeli dengan pulau.
Label dan definisi mengijinkan pemahaman dan komunikasi yang bermutu dengan
yang lainnya menggunakan konsep. Semuanya mensyaratkan untuk pengajaran dan
belajar konsep.
Konsep juga memiliki atribut yang mendeskripsikan dan mendefinisikan semuanya.
Beberapa atribut ada yang kritis dan digunakan untuk memisahkan satu konsep dari
yang lainnya. Jika konsep adalah subset pada konsep yang luas, maka konsep harus
mengandung atribut kritis pada konsep yang luas. Beberapa atribut bisa ditemukan
dalam beberapa anggota tetapi tidak dalam semua anggota kelas. Hal inilah disebut
dengan atribut nonkritis. Setiap konsep memiliki atribut kritis dan atribut nonkritis dan
itu kadang-kadang sulit bagi siswa untuk membedakannya.
Konsep seperti kebanyakan objek atau ide lain, dapat dikategorikan dan dilabelkan.
Mengetahui perbedaan tipe konsep sangat penting karena ketika akan diilustrasikan
kemudian, perbedaan tipe konsep memerlukan perbedaan strategi pengajaran.
Salah satu cara pengelompokkan konsep menurut struktur aturan yang
menggambarkan kegunaan itu. Beberapa konsep memiliki struktur aturan konstan.
9|Page
Konsep tentang pulau, sebagai contoh selalu mengandung daratan yang dikelilingi air.
Segitiga datar, digambarkan dengan tiga sisi dan tiga sudut. Struktur aturan untuk
konsep ini konstan. Atribut kritis ini dikombinasikan dalam cara aditif dan selalu sama.
Tipe konsep ini diarahkan pada konsep konjungtif. Konsep yang lain secara lebih luas
dan lebih fleksibel serta mengijinkan seperangkat alternatif atribut. Struktur aturan ini
bukan konstan. Tipe ketiga dari konsep adalah satu yang struktur atruannya bergantung
pada hubungan. Konsep aunt (bibi) menyatakan hubungan tertentu antara saudara
kandung dan keturunan. Konsep waktu dan jarak juga merupakan konsep relasional.
Untuk memahami salah satu dari konsep, kita perlu mengetahui konsep tersebut dan
hubungannya dengan konsep yang lain.
Akhirnya, konsep dapat diklasifikasikan sebagai independen atau koordinat.
Beberapa konsep memiliki aturan independen dan dapat diajarkan dengan dirinya
sendiri.
Dengan cara yang sama, konsep koordinat lebih sulit untuk diajarkan dibandingkan
dengan konsep independen. Sehingga dapat menjelaskan bagaimana beberapa siswa
yang menguasai konsep prasyarat sederhana memiliki kesulitan dengan kerja yang lebih
tinggi tentang setiap lapangan subjek. Belajar konsep tertentu melibatkan identifikasi
keduanya yaitu contoh dan non-contoh.
Atribut kritis dari konsep konjungtif ditentukan tanpa dipengaruhi dengan konteks
sosial.
Akan tetapi, konsep disjungtif dan relasional seperti kemiskinan dan literacy rate
berubah dari satu sosial konteks ke yang lainnya. Konsep dengan perubahan atribut
kritis sering ditemukan dalam sains behavioral dan sosial serta membutuhkan definisi
operasional yang bergantung pada konteks sosial atau lingkungan budaya dimana itu
digunakan. Pengetahuan konseptual adalah kemampuan pelajar untuk mendefinisikan
sebuah konsep berdasarkan pada beberapa kriteria (sebagai contoh, karakteristik atau
hubungan fisik) dan untuk mengenali hubungan konsep dengan konsep yang lain. Itu
menyiratkan pemahaman tipikal atau kejadian terbaik dari kelas yang tergantung pada
definisi atribut. Untuk memahami perbedaan antara pengetahuan konseptual dengan
prosedural kita harus mempelajari kembali tentang konsep segitiga sama sisi. Belajar
konsep segitiga sama sisi melibatkan kedua akuisis pengetahuan konseptual dan
pengembangan pengetahuan prosedural. Pengetahuan konseptual ada ketika siswa
10 | P a g e
mengetahui definisi atribut dari segitiga sama sisi dapat berbicara dengan jelas
mengenai semua itu. Siswa dengan pengetahuan konseptual dari sebuah segitiga sama
sisi akan mendefinisikan itu semua sebagai bidang datar yang digambarkan dengan tiga
sudut yang sama dan tiga sisi yang sama panjang.
Siswa ini akan dapat menggeneralisasikan kejadian tunggal dari segitiga sama sisi ke
dalam semua kelas. Siswa dengan pengetahuan prosedural dapat menerapkan definisi
dan dapat membedakan kelas segitiga dari kelas yang lain dari segitiga dan bangun
tertutup lainnya, gambar bidang datar sederhana seperti segi empat atau segi delapan.
Siswa juga dapat menggeneralisasi dan membedakan antar kejadian baru yang dihadapi
pada segitiga sama sisi.
Model pembelajaran telah dikembangkan terutama untuk mengajar ide kunci yang
melayani sebagai pondasi bagi siswa berpikir tingkat tinggi dan meyediakan basis untuk
pemahaman dan komunikasi yang bermutu. Seperti model yang tidak didesain untuk
mengajar dalam jumlah yang banyak pada informasi bagi siswa. Meskipun, dengan
belajar dan penerapan konsep kunci di dalam memberi disiplin atau subjek, siswa dapat
mentransfer belajar spesifik untuk area yang lebih luas. Pada dasarnya, tanpa yang
bermutu pada konsep kunci tertentu, pembelajaran area subjek hampir tidak mungkin.
11 | P a g e
2.4 PENDEKATAN PENGAJARAN KONSEP
12 | P a g e
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya, pembelajaran konsep meliputi empat fase atau tahap utama :
a. Menyajikan tujuan dan membuka pelajaran
b. Memasukkan contoh dan bukan contoh
c. Menguji pemerolehan konsep dan
d. Menganalisis proses pemikiran siswa.
Fase-fase pengajaran metode konsep meliputi 3 fase yaitu:
1. Presentasi Data dan Identifikasi Data
2. Menguji pencapaian dari suatu konsep
3. Analisis strategi berfikir
3.2 SARAN
Dengan adanya penyusunan makalah ini kami berharap semoga para pembaca (khususnya
mahasiswa calon guru) akan semakin menyadari peran sertanya dalam rangka peningkatan prestasi
belajar siswa dan bagaimana metode pembelajaran yang akan nanti dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan pengajaran masing-masing.
13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
sabri, a. (2007). Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat : Ciputat Press.
http://ekosisown.blogspot.com/2013/04/makalah-model-model-pembelajaran-model.html
https://www.google.com/search?q=sintaks&ie=utf-8&oe=utf-8
14 | P a g e