PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIBAH
1. Pengertian Hibah
Secara bahasa hibah adalah pemberian (athiyah), sedangkan
menurut istilah hibah yaitu
س ِمي ُع ٱلدُّ َعا ٓ ِء ۖ َ ُهنَالِكَ دعا زَ كَريَّا ربَّ ۖۥهُ قَا َل رب َه ۡب لي من لَّد ُنكَ ذُري َّٗة
َ َطيِبَة إِنَّك ِ ِ ِ ِ َ َ ِ َ َ
1 Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 242
2 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 14, terj: Mudzakir, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet. XX, hlm. 174
3 Qur’an Word
2
“Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat
Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi?”4
Suatu catatan lain yang perlu diketahui ialah bahwa hibah itu
mestinya dilakukan oleh pemilik harta (pemberian hibah) kepada
pihak penerima di kala ia masih hidup. Jadi, transaksi hibah bersifat
tunai dan langsung serta tidak boleh dilakukan atau disyaratkan bahwa
perpindahan itu berlaku setelah pemberi hibah meninggal dunia.
4 Qur’an word
3
merupakan pemberian yang murni, bukan karena mengharapkan
pahala dari Allah, serta tidak pula terbatas berapa jumlahnya.5
2. Hukum Hibah
5
Helmi karim,fiqih muamalah (PT.RajaGrafindo,Persada:Jakarta,1997),hlm 73.
4
... وت َ َع َاونُواْ َعلَى ۡٱل ِب ِر َوٱلتَّ ۡق َو ۖى...
َ
(رواه ابو داوود و.ال يحل لرجل أن يعطى عطية أوييهب هبة فيرجع فيها اال الوالد فيما يعطى لولده
3. Rukun Hibah
Menurut jumhur ulama’ rukun hibah ada empat:
a. Wahib (Pemberi)
Wahib adalah pemberi hibah, yang menghibahkan barang
miliknya kepada orang lain.
b. Mauhub lah (Penerima)
Penerima hibah adalah seluruh manusia dalam arti orang
yang menerima hibah.
c. Mauhub adalah barang yang di hibahkan.
d. Shighat (Ijab dan Qabul)
Shighat hibah adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan ijab
dan qabul.
4. Syarat Hibah
a. Syarat-syarat penghibah
Disyaratkan bagi pengbhibah syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Ia mestinya sebagai pemilik sempurna atas sesuatu
benda yang dihibahkan. Karena hibah mempunyai
akibat perpindahan hak milik, otomatis pihak
6 Departemen AgamaRI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Asyifa’, 2001) hlm. 280
7 H. Abdul Fatah Idris, dkk, Fikih Islam Lengkap, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. III, hlm. 197
5
penghibah dituntut sebagai pemilik yang mempunyai
hak penuh atas benda yang dihibahkan itu. Tak boleh
terjadi seseorang yang menghibahkan sesuatu yang
bukan miliknya, dan bila hal seperti ini terjadi maka
perbuatan itu batal demi hukum.
2) Pihak penghibah mestinya seorang yang cakap
bertindak secara sempurna, yaitu baligh dan berakal.
Orang yang sudah cakap bertindaklah yang bisa dinilai
bahwa perbuatan yang dilakukannya sah, sebab ia
sudah mempunyai pertimbangan yang sempurna. Orang
yang cakap bertindaklah yang dapat mengetahui baik
dan buruk dari suatu perbuatannya, dan sekaligus di
tentu sudah mempunyai pertimbangan yang matang
atas untung rugi perbuatannya menghibahkan sesuatu
miliknya. Dalam kerangka ini, anak-anak yang belum
dewasa, kendatipun sudah mumayyiz, dipandang tidak
berhak melakukan hibah. Hibah juga tidak boleh
dilakukan oleh orang yang dalam pengampuan
(perwalian).
3) Pihak penghibah hendaklah melakukan perbuatannya
itu atas kemauan sendiri dengan penuh kerelaan, dan
bukan dalam keadaan terpaksa. Kerelaan adalah salah
satu prinsip utama dalam transaksi di bidang
kehartabendaan. Orang yang dipaksa menhibahkan
sesuatu miliknya, bukan dengan ikhtiarnya, sudah pasti
perbuatannya itu tidak sah.8
6
Orang yang diberi hibah disyaratkan benar-benar ada
waktu diberi hibah. Bila tidak benar-benar ada, atau
diperkirakan adanya, misalnya dalam bentuk janin, maka hibah
tidak sah. Apabila orang yang diberi hibah itu ada di waktu
pemberian hibah, akan tetapi dia masih atau gila, maka hibah
itu diambil oleh walinya, pemeliharaannya atau orang
mendidiknya sekalipun dia orang asing.9
9 Ibid, hlm.77
10 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 14, terj: Mudzakir, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet. XX, hlm 178-180
11H. Satria Effendi M. Zein, MA, Problematika Hukum Keluarga Islam Konteporer, (Jakarta: Kencana,
2004), Cet. I, hlm. 471-472
7
B. SEDEKAH
1. Pengertian Sedekah
Sedekah secara bahasa berasal dari huruf shad, dal, dan
qaf, serta dari unsur ash-shidq yang berarti benar atau jujur. Sedekah
menunjukkan kebenaran penghambaan seseorang kepada Allah SWT.
Secara etimologi, sedekah ialah kata benda yang dipakai untuk
suatu hal yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengertian sedekah adalah pemberian kepada orang lain dimaksudkan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT., dan diberikan kepada
orang yang sangat membutuhkan tanpa mengharapkan pengganti
pemberian tersebut.
2. Hukum Sedekah
Hukum sedekah itu disunnahkan dan dianjurkan untuk
dikeluarkan kapan saja. Hal ini disebabkan karena anjuran dari al-
Qur’an dan as-Sunnah untuk mengeluarkan sedekah tidaklah terikat.12
Dalam al-Qur’an, Allah menyebutkan banyak ayat yang
menganjurkan untuk bersedekah, diantaranya Qur’an surat Yusuf: 88
سوء
ّ ب وتد فع ميتة ال ّ انّ الصّدقة لتطفئ غضب
ّ الر
12 Saleh al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta: Gema Insani Press,2005),
hlm. 285
13 Departemen AgamaRI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Asyifa’ ,2001) hlm. 654
14 Mushlich Shabir, Terjemah Tanbihul Ghafilin, (Semarang: CV. Toha Putra, 1993), hlm. 507-508
8
a. Al-Mann (membangkit-bangkitkan) artinya menyebut-nyebut
dihadapan orang lain.
b. Al-adza (menyakiti) artinya sedekah itu dapat menyakiti
perasaan orang lain yang menerimanya baik dengan ucapan
atau perbuatan. Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia
dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mengdapat pahala di
akhirat.
c. Riya (memamerkan) artinya memperlihatkan sedekah kepada
orang lain karena ingin dipuji. Bersedekah jika ada orang tetapi
jika dalam keadaan sepi ia tidak mau bersedekah. Dijelaskan
oleh al-qur’an surat al-baqarah ayat 262:
ف ٓ َ ٱَّللِ ث ُ َّم َال يُ ۡت ِبعُونَ َما ٓ أَن َفقُواْ َم ٗنا َو
ٌ ال أ َ ٗذى لَّ ُه ۡم أ َ ۡج ُره ُۡم ِعندَ َر ِب ِه ۡم َو َال خ َۡو َ ٱلَّذِينَ يُن ِفقُونَ أ َ ۡم َولَ ُه ۡم فِي
َّ س ِبي ِل
ََعلَ ۡي ِه ۡم َو َال ُه ۡم يَ ۡحزَ نُون
15 Qur’an worda
9
c. Orang bedekah senantiasa senantiasa bersedekah
senantiasa didoakan oleh kedua malaikat16
C. HADIAH
1. Pengertian Hadiah
Hadiah, ialah memberikan sesuatu kepada orang lain guna
mendapatkan penghormatan atau kasih sayang. Hadiah biasanya
dilakukan kepada orang yang lebih tinggi derajatnya/terhormat guna
memuliakannya.
16
Helmi karim,fiqih muamalah (PT.RajaGrafindo,Persada:Jakarta,1997),hlm 80
10
Rukun dan syarat hadiah sama dengan hibah dan sedekah.
Untuk terwujudnya suatu hadiah maka mestilah ada pihak yang
memberikan hadiah, pihak penerima hadiah, materi yang dihadiahkan,
dan ijab kabul sebagai tanda adanya transaksi hadiah.
2. Dalil
Qur’an surat An-Naml Ayat 35
َ َاظ َر ُۢة ُ ِب َم َي ۡر ِج ُع ۡٱل ُم ۡر
َسلُون ِ َو ِإنِي ُم ۡر ِسلَةٌ ِإلَ ۡي ِهم ِب َه ِدي َّٖة فَن
Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka
dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan
dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".17
17 Qur’an word
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui seluk beluk tentang Hibah,
Hadiah dan Sedekah. Setelah di jelaskan segala macam tentang yang berhubungan
dengan Hibah, Hadiah dan Sedekah maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hibah
Menurut bahasa, hibah berasal dari bahasa arab yaitu huruf haa’ dikasrah
dan baa’ difathah, adalah pemberian seseorang akan hartanya kepada orang
lain di masa hidupnya dengan cuma-cuma, tanpa imbalan.
Menurut istilah hibah adalah pemberian harta dari seseorang kepada orang
lain dengan alih pemilikan untuk dimanfaatkan sesuai kegunaannya dan
langsung pindah pemilikannya saat ahad hibah dinyatakan. hibah hukumnya
mubah.
Syarat rukun dan rukun hibah hibah
1. Pemberi hibah
2. Penerima hibah
3. Barang hibah
Macam-macam hibah ada 2 yaitu hibah barang dan hibah manfaat dan
terdapat banyak sekali hikmah jika kita melakukan hibah.
2. Hadiah
Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk
mmnuliakan atau memberikan penghargaan. Rasulullah SAW menganjurkan
kepada umatnya agar saling memberikan hadiah. Karena yang demikian itu
dapat menumbuhkan kecintaan dan saling menghormati antara sesama.
Hukum hadiah adalah boleh ( mubah ).
12
Syarat dan rukun hadiah
1. Pemberi hadiah
2. Penerima hadiah
3. Barang hadiah
Dan terdapat banyak sekali hikmah jika kita melakukan pemberian hadiah
3. Sedekah
Sedekah secara bahasa berasal dari huruf shad, dal, dan qaf, serta dari
unsur ash-shidq yang berarti benar atau jujur. Sedekah menunjukkan
kebenaran penghambaan seseorang kepada Allah SWT. Secara etimologi,
sedekah ialah kata benda yang dipakai untuk suatu hal yang diberikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian sedekah adalah pemberian
kepada orang lain dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,
dan diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan tanpa mengharapkan
pengganti pemberian tersebut. Hukum sedekah itu disunnahkan dan
dianjurkan untuk dikeluarkan kapan saja.
Syarat rukun dan rukun sedekah
1. Pemberi sedekah
2. Penerima sedekah
3. Barang sedekah
Dan terdapat banyak sekali hikmah jika kita melakukan pemberian sedekah
13
DAFTAR PUSTAKA
14