6 28 1 PB PDF
6 28 1 PB PDF
Muhammad Zalnur
Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang
e-mail: mad_zalnur@gmail.co.id
Abstract: The purpose of the study is to describe the types of plagiarism done by the students in
finishing their lesson tasks. There are three factors that made students did the plagiarism, namely: (1)
take other writings and acknowledge them as their own writing, (2) take ideas from part of others’
writing and change to own language , and (3) take all parts of writings without changing the ideas and
language. The causes of plagiarism are: (1) the development of technology and information and, (2)
high lessen studi.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bentuk-bentuk perilaku plagiarisme yang
dilakukan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Faktor-faktor penyebab
timbulnya perilaku plagiarisme tersebut ada tiga bentuk, yaitu: (1) mengambil tulisan orang lain
kemudian diakui sebagai karya sendiri, (2) mengambil ide atau batang tubuh pikiran orang lain untuk
selanjutnya dirubah ke dalam bahasa sendiri dan (3) mengambil teks secara keseluruhan tanpa
mengubah tulisan maupun menambah dengan analisis maupun komentar apapun. Pemicu terjadinya
plagiarisme: (1) perkembangan teknologi informasi dan (2) tingginya intensitas tugas perkuliahan
sedangkan alokasi waktu yang tersedia sangat terbatas.
55
Zalnur, Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa dalam Membuat Tugas-tugas Perkuliahan… | 56
kalimat dan pilihan katanya masih terlalu doktoralnya. Perkara tersebut terungkap
sama dengan sumbernya. ketika pada uji kelayakan dan kepatutan (fit
Kramer et al (1995) dan Wray (2006) and propertest) komisi III DPR mencurigai
menyatakan bahwa palgiarisme terjadi ketika bahwa X telah melakukan tindakan plagia-
seorang penulis mengambil karya intelektual risme lantaran menyelesaikan disertasinya
seperti gagasan, pendapat, temuan, simpulan, hanya dalam waktu setahun. Wila
data, kalimat dan kata-kata orang lain Chandrawila anggota komisi III DPR waktu
sehingga pembaca menganggap bahwa karya itu yang juga guru besar Fakultas Hukum
intelektual itu merupakan karya penulis Universitas Katholik Parahiyangan menyata-
tersebut. kan, bercermin dari pengalamannya selama
Dari defenisi serta pendapat di atas, tiga puluh tahun membimbing disertasi para
maka dapat diambil sebuah kesimpulan mahasiwa, mengungkapkan tidak pernah ada
bahwa tindakan plagiarisme merupakan salah calon doktor yang mampu menyelesaikan
satu “kejahatan intelektual” yang terjadi di disertasinya dalam tempo setahun.
dalam dunia akademik, kejahatan tersebut Untuk mengatasi meluasnya perma-
dapat tergambar dari perilaku pencurian, salahan plagiarisme di dunia akademik
penipuan, penculikan dan pengakuan hasil maupun institusi pemerintahan di Indonesia
penelitian maupun tulisan orang lain yang tersebut, maka pemerintah sebenarnya telah
kemudian diakui sebagai karya sendiri. membuat peraturan menyangkut sanksi bagi
pelaku tindakan plagiarisme. Berdasarkan UU
LATAR BELAKANG MASALAH No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa sanksi
Sebelumnya telah coba peneliti sentuh atas tindakan plagiarisme dalam persoalan
bahwa tindakan plagiarisme merupakan karya tulis sebagai berikut. Lulusan PT yang
sebuah bentuk kejahatan di dalam dunia karya ilmiahnya digunakan untuk
akademik. Di Indonesia kasus-kasus memperoleh gelar akademik, profesi, atau
plagiarisme di dunia akademik bukan lagi isu vokasi, terbukti merupakan jiplakan, dicabut
yang baru. Menurut (Fasli Jalal 2010) bahwa gelarnya (pasal 25 ayat 2). Lulusan yang
tindakan plagiarisme (menjiplak) karya tulis tersebut pada pasal 25 ayat 2 dipidana
ilmiah orang lain yang kemudian diakui dengan pidana penjara paling lama dua
sebagai karya sendiri sebenarnya sudah lama tahun, dan atau pidana denda paling banyak
berlangsung di berbagai institusi perguruan Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
tinggi di negeri ini. Beliau lebih lanjut (Yasasan Rumah Ilmu Indonesia. E-Journal
menjelaskan bahwa sesungguhnya kasus 2010).
plagiarisme tersebut tidak hanya dilakukan Maka menurut peneliti perlu diadakan
oleh para kaum civitas akademik seperti kajian-kajian lanjutan tentang isu-isu sentral
mahasiswa, dosen dan guru, akan tetapi juga seputar perilaku plagiarisme seperti apakah
dilakukan oleh pejabat publik di berbagai bentuk-bentuk tindakan plagiarisme yang
institusi pemerintah lainnya. marak dilakukan oleh mahasiswa? Apakah
Pernyataan di atas menurut peneliti faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku
bukanlah tidak mempunyai dasar, perkara plagiarisme tersebut?. Kajian-kajian dalam
tersebut dapat dibuktikan dengan sebuah konteks dan isu yang berbeda juga perlu
kasus berikut. Sebagai contoh peneliti akan dilakukan sehingga dapat memperluas
mengungkapkan sebuah kasus plagiarisme wawasan masyarakat luas kususnya kalangan
yang menimpa X, seorang jaksa yang pernah akademik seperti mahasiswa, dosen dan guru
dicalonkan sebagai pimpinan Komisi tentang plagiarisme. Penelitian ini juga
Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa peneliti anggap begitu penting karena belum
tahun silam. Ia diduga melakukan tindakan ada satupun kajian yang dilakukan oleh dosen
plagiarisme dalam menyusun disertasi
57 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 1 Februari 2012, hlm. 55-65
maupun mahasiswa di IAIN Imam Bonjol McCabe & Bowers 1994) mereka
Padang yang membicarakan plagiarisme. menyimpulkan bahwa 30% dari keseluruhan
responden penelitian yang terdiri dari
LANDASAN TEORI kalangan mahasiswa telah melakukan
Para peneliti terdahulu seperti (Davis tindakan plagiarisme dalam membuat tugas-
1993; Fishbein 1993; Bowers 1994) tugas perkuliahan mereka. Dan 70% lainnya
menyatakan bahwa, tingginya angka tindakan pernah melakukan tindakan plagiarisme
plagiarisme yang terjadi di dunia akademik dalam bentuk yang bervariasi seperti,
akhir-akhir ini merupakan sebuah bukti mengambil karya orang lain, mengambil ide
bahwa kaum intelektual seperti mahasiswa, pokok pikiran orang lain yang kemudian
dosen, guru, professional tidak lagi dijadikan hasil pemikiran sendiri dan
menjunjung tinggi asas-asas kejujuran dan mengambil tulisan orang tanpa
etika dalam menghasilkan karya ilmiah mencantumkan sumbernya.
sendiri. Jika diamati tindakan tersebut tentu Hawley (1984) dengan judul Plagia-
sudah jauh dari nilai-nilai akademik karena rism in the University System. Improving
telah merusak etika mencari kebenaran College and University Teaching, kajian
melalui ilmu. Temuan penelitian di atas dilakukan kepada 425 orang mahasiswa.
diperkuat oleh pernyataan Menteri Pendidikan Beliau menyimpulkan 40% mahasiswa
Nasional, Muhammad Nuh yang menyatakan tersebut telah menggunakan iklan layanan
bahwa, tingginya angka tindakan plagiarisme penyediaan untuk memenuhi keperluan kuliah
menunjukkan lemahnya pendidikan karakter, mereka. 12% mahasiswa pernah meminta
budaya, dan moral insan di dunia akademik bantuan mahasiswa lain untuk menyiapkan
(Rachmad 2010). tugas mereka dan 21% mahasiswa mengaku
Tindakan plagiarisme tidak hanya telah mengantarkan tugas yang telah
melanda kawasan dunia akademik di Asia dan diselesaikan oleh oleh kawan mereka. Maka
kususnya Indonesia, namun juga telah bila merujuk kepada hasil-hasil penelitian
melanda akademik di kawasan Amerika dan yang telah dilakukan oleh para peneliti
Eropa. Di Eropa penelitian tentang tindakan terdahulu yang dimulai tahun 1984 hingga
plagiarisme juga telah banyak dikaji oleh 1997 di atas secara keseluruhan dapat peneliti
kalangan pakar pendidikan maupun ahli simpulkan bahwa, perilaku plagiarisme secara
penelitian. Misalnya, penelitian yang jelas setidaknya telah menjadi budaya dalam
dilakukan oleh (Ashworth & Bannister 1997) dunia akademik oleh mahasiswa. Hal tersebut
dengan judul Guilty in whose Eyes? dapat dilihat melalui tingginya angka statistik
University Students’ Perceptions of Cheating perilaku plagiarisme dikalangan mahasiswa
and Plagiarism in Academic Work and dari beberapa penelitian terdahulu.
Assessment. Studies in Higher Education di
Inggris. Hasil penelitian menyimpulkan TUJUAN PENELITIAN
bahwa para mahasiswa di kampus tersebut Secara umunya penelitian ini bertujuan
kurang mempunyai informasi yang lengkap untuk (i) mengetahui apakah bentuk-bentuk
tentang apakah bentuk-bentuk tindakan yang tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh
dianggap sebagai plagiarisme. Perkara mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
tersebut menyebabkan tindakan plagiarisme perkuliahan, (ii) apakah faktor-faktor
begitu bebas di kalangan mahasiswa ketika penyebab timbulnya perilaku plagiarisme di
menyelesaikan tulisan-tulisan ilmiah pada kalangan mahasiswa.
perkuliahan. A. Obyektif Penelitian
Hasil penelitian di atas memperkuat 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk perilaku
temuan kajian sebelumnya yang juga pernah plagiarisme yang dilakukan
dijalankan di dunia pendidikan Amerika oleh mahasiswa dalam membuat tugas-
(Sierles 1988; Jendrek 1992; Pavela 1993; tugas perkuliahan?
Zalnur, Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa dalam Membuat Tugas-tugas Perkuliahan… | 58
HASIL PENELITIAN
4. Tatacara Analisis Data Pada bagian ini peneliti akan
Data yang telah peneliti dapatkan melalui melaporkan semua hasil penelitian yang
wawancara mendalam (indepth interview) disusun berdasarkan tujuan dan objektif
dengan semua responden dianalisis secara kajian. Sebagaimana yang telah diterangkan
tematik. Menurut (Boyatzis 1998; Tuckeet sebelumnya bahwa penelitian ini mempunyai
2005) analisis tematik adalah salah satu cara beberapa objektif, yaitu (i) mengetahui
yang lebih fleksibel untuk mengidentifikasi, apakah bentuk-bentuk tindakan plagiarisme
menganalisis dan melaporkan data yang dapat yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
digunakan oleh seorang peneliti dalam sebuah meyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, (ii)
penelitian kualitatif. Untuk mempermudah apakah faktor-faktor penyebab timbulnya
pembaca memahami hasil analisis tersebut perilaku plagiarisme dikalangan mahasiswa.
peneliti juga menggunakan alat analisis Selanjutnya laporan hasil penelitian ini akan
penelitian kualitatif Nvivo 8 dengan disusun berdasarkan tujuan dari penelitian
menjadikan tema-tema tersebut menjadi sebagaimaan telah diterangkan di atas.
sebuah sebuah model kurva. Sebelum seluruh
data dimasukkan ke dalam alat analisis
tersebut, seluruh hasil wawancara dengan
semua responden dilakukan proses transkripsi
berbentuk dialog atau verbatim. Kemudian a) Bentuk-bentuk Tindakan Plagia-
data tersebut kembali dibaca secara berulang- risme yang dilakukan Mahasiswa
ulang sampai peneliti memastikan tidak dalam Menyelesaikan Tugas Perku-
terjadi kesalahan-kesalahan transkripsi. Braun liahan
& Clarke (2012) menyatakan adalah penting Berdasarkan hasil penelitian yang telah
bagi seorang peneliti untuk menyimak dijalankan melalui wawancara mendalam
kembali data-data wawancara yang telah (indepth interview) terhadap 10 orang
ditranskripsikan dengan cermat dan teliti mahasiswa pada Fakultas Tarbiyah di Institut
dengan membaca secara berulang-ulang, Agama Islam Negeri Imam Bonjol (IAIN-IB)
sebelum peneliti memulai proses memasuk- Padang, secara umumnya terdapat tiga tema
kan data untuk menentukan tema-tema penting yang berkaiatan dengan bentuk-
penting yang berkaitan dengan data yang bentuk tindakan plagiarisme yang sering
hendak dicari. Selanjutnya peneliti mencari dilakukan oleh mahasiswa dalam
tema-tema penting dari hasil wawancara menyelesaikan tugas-tugas mata kuliah yang
tersebut untuk diinput ke dalam alat analisis. diberikan dosen dalam perkuliahan. Ketiga-
Zalnur, Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa dalam Membuat Tugas-tugas Perkuliahan… | 60
tiga tema penting tersebut seperti terlihat pada M7 Wawancara Mendalam dengan
tema model kurva di bawah. responden 7
M8 Wawancara Mendalam dengan
responden 8
M.9 Wawancara Mendalam dengan
M10 responden 9
Wawancara Mendalam dengan
responden10
M.7 : Mencari melalui internet lebih kalangan mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN
mudah dan cepat, kalau melalui Imam Bonjol Padang dalam menyelesaikan
buku butuh waktu yang lama, apa tugas-tugas perkuliahan. Perilaku tersebut
lagi buku di perpustakaan sangat secara jelas dapat tergambar melalui tiga
kurang. bentuk pencurian karya intelektual atau
M.10 : Setiap dosen memberikan tugas tulisan orang lain seperti mengambil ide
sampai tiga buah, jadi sebagian orang lain yang kemudian diakui sebagai
mahasiwa mencari jalan pintas, karya atau tulisan sendiri, mengambil ide atau
karena harus bekejar dengan waktu batang tubuh pemikiran orang lain kemudian
yang tersedia. memfrasakan tulisan tersebut dengan kalimat
sendiri, walaupun ide atau batang tubuh
Dari hasil wawancara mendalam yang tulisan tidak berubah dan mengambil teks
telah peneliti lakukan sebagaimana tergambar atau tulisan secara keseluruhan tanpa
pada petikan-petikan di atas dapat diberikan tambahan apapun.
disimpulkan bahwa terdapat dua faktor Perilaku mencuri karya atau tulisan
penyebab timbulnya perilaku plagiarisme orang lain seperti yang dilakukan oleh
dikalangan mahasiswa dalam menyelesaikan mahasiswa berdasarkan hasil dapatan kajian
tugas-tugas perkuliahan. Kedua faktor ini merupakan salah satu bentuk perilaku
tersebut adalah (i) perkembangan teknologi menyimpang dalam teori ilmu kejiwaan dan
informasi baik berupa elektronik, cetak, telah bahkan perilaku seperti ini juga dianggap
memudahkan mahasiswa dalam mengakses tidak bermoral (Goldgar 2001). Sebagian ahli
informasi yang diinginkan tidak terkecuali ilmu kejiwaan menyebut para pelaku plagiator
kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas sebagai manusia-manusia dengan kepribadian
perkuliahan. (ii) terlalu tingginya volume atau machiavelianism atau juga dikenal dengan
beban tugas perkuliahan yang diberikan oleh istilah psychopath, karena keperibadian
setiap dosen dalam perkuliahan sehingga seperti ini sangat suka berbohong, tidak
mahasiswa mengambil jalan pintas dengan pernah merasa bersalah meskipun merugikan
budaya instan (cepat saji) dalam orang lain, impulsive dan tidak memiliki rasa
menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan empati (Brandt 2002; Smith 1999). Perilaku
tersebut. Kondisi di atas juga diperparah tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan
dengan terbatasnya waktu yang tersedia bagi oleh Greenberg & Baron (2000) sebagai 'a
mahasiswa untuk menyelesaikan semua personality trait involving a willingness to
tugas-tugas tersebut, dengan kata lain kurang maniputate others for ane's own purposes".
seimbangnya antara waktu yang diberikan Mungkin sebagian kita akan berfikir
dengan tugas yang disediakan. bahwa apakah tidak terlalu dini label tersebut
diberikan kepada para plagiator akademik?.
PEMBAHASAN Terlepas dari label atau panggilan yang
Pembahasan pada bagian akhir tulisan ini diberikan kepada para pelaku tersebut, namun
akan membicarakan seputar hasil penelitian menurut peneliti yakin dan dapat disepati
yang telah ditemukan. Untuk lebih menarik, bahwa pelaku plagiarisme tetap tidak bisa
kedu-dua hasil penelitian ini akan dibahas ditolerir karena plagiator tidak hanya manusia
berdasarkan teori-teori pendidikan, psikologi pelanggar undang-undang namun juga telah
dan diperkuat oleh hasil-hasil penelitian yang merusak integritas dunia akademik (Smith
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu tentang 1999).
permasalahan plagiarisme di kalangan Perilaku plagiarisme dalam dunia
mahasiswa. akademik di Indonesia bukanlah fenomena
1. Bentuk-bentuk perilaku plagiarisme yang baru. Dunia pendidikan tinggi Indonesia
Temuan kajian ini secara jelas terdapat bahwa telah cukup lama dicemari oleh gurita praktik
perilaku plagiarisme memang telah terjadi di penjiplakan. Bahkan, dalam sejarah
Zalnur, Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa dalam Membuat Tugas-tugas Perkuliahan… | 64
pendidikan tinggi di negeri ini, tercatat dua boleh diambil dengan barbagai cara. Dengan
menteri kabinet di era yang berbeda pernah bahasa yang lebih sederhana peneliti
dilaporkan terindikasi melakukan penjiplakan menyimpulkan bahwa sekarang semua
karya orang lain. Namun, kasus itu pun informasi berada di ujung jari jemari manusia.
seakan lenyap seiring dengan berjalannya Dan bahkan saat ini terdapat begitu banyak
waktu. Apabila dikaitkan dengan hasil kajian halaman website yang menawarkan layanan
ini, walaupun bentuk-bentuk tindakan pembuatan makalah, skripsi, tesis dan karya
plagiarisme yang dilakukan mahasiswa ilmiah lainnya seperti researchpaper. com
tersebut masih sekedar untuk memenuhi dan term papers-on-file com (Hricko 1998).
keperluan-keperluan tugas perkuliahan, akan Dapatan kajian juga secara jelas
tetapi menurut peneliti perilaku ini merupakan mendapati bahwa, tingginya volume beban
diantara salah satu embrio plagiarisme dunia perkuliahan yang diberikan para dosen pada
akademik. Bentuk-bentuk perilaku plagia- setiap mata kuliah juga merupakan salah satu
risme mahasiswa dalam menyelesaikan tugas faktor yang menyumbang timbulnya perilaku
perkuliahan dalam penelitian didukung oleh plagiarisme di kalangan mahasiswa. Dan
kajian (Sutton 1991; Ward 1998). menurut beberapa orang responden hal ini
diperperah oleh kurangnya alokasi waktu
2. Faktor-faktor penyebab timbulnya peri- yang tersedia untuk menyelesaikan semua
laku plagiarisme beban kuliah tersebut. Disamping itu,
Temuan kajian ini secara jelas terdapat bahwa kurangnya budaya membaca dan tingginya
terdapat dua sebab sebagai pendorong perilaku ‘cut and paste’ juga diantara faktor-
timbulnya perilaku plagiarisme di kalangan faktor penyumbang terjadinya perilaku
mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Imam plagiarisme (Zack 1998). Hasil penelitian
Bonjol Padang dalam menyelesaikan tugas- juga didukung oleh (Schneider 1999) yang
tugas perkuliahan. Kedua-dua faktor tersebut menyatakan, kurangnya waktu yang tersedia
adalah (perkembangan teknologi informasi bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-
dan tingginya volume tugas perkuliahan dari tugas perkuliahan telah menggiring mereka
dosen dengan alokasi waktu terbatas). kepada budaya instan dan ‘cut and paste’.
Tidak dapat dibantah lagi bahwa, Jika diamati secara teliti kedua-dua
perkembangan teknologi informasi setidaknya faktor di atas, sesungguhnya peneliti sampai
telah membawa dampak yang cukup besar kepada kesimpulan awal secara umum
terhadap perubahan cara manusia dalam penyebab terjadinya perilaku plagiarisme di
membuat, menyampaikan dan cara kalangan mahasiswa yaitu tersedianya sarana
mendapatkan informasi itu sendiri. Kini, informasi yang begitu mudah didapatkan oleh
tidaklah terlalu sulit jika seseorang ingin mahasiswa melalui berbagai media informasi.
mendapatkan informasi yang dikehendaki. Ketersediaan informasi tersebut ditunggu
Bagaimana tidak, seperti yang dinyatakan atau bertemu dengan tuntutan keperluan
oleh salah seorang responden dalam akademik yang tinggi yang mesti diselesaikan
wawancara bahwa semuanya hanya tinggal oleh mahasiswa dengan durasi waktu yang
mengadu kepada “Mbah Google” saja. Maka kurang seimbang. Sehingga para mahasiswa
tidaklah terlalu mengherankan apabila faktor dengan leluasa mencari informasi yang
perkembangan teknologi informasi diinginkan agar dapat lepas dari semua tugas-
merupakan salah satu penyebab timbulnya tugas perkuliahan yang mendesak (Auer &
perilaku plagiarisme. Seorang mahasiswa bisa Kruper 2001; Laird 2001).
mencari apa yang dikehendaki hanya dengan
memasukan beberapa kalimat ke dalam SIMPULAN
google dan dengan seketika semua informasi Penelitian ini telah berhasil mengungkap
tersebut akan keluar dengan sendirinya dan bentuk-bentuk perilaku dan faktor-faktor
65 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 1 Februari 2012, hlm. 55-65