ANALISIS MASALAH
kurangnya gizi dapat terjadi pada semua kelompok usia anak dan jenis kelamin,
tetapi penyebabnyalah yang berlainan.
1) Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari ( umumnya kurang
dari 7 hari ). Gejala dan tanda sudah berlangsung < 2 minggu sebelum datang
berobat. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan
penyebab utama kematian bagi penderita diare.
2) Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan kehilangan
berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selama masa
diare tersebut.
3) Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri adalah
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi
pada mukosa.
4) Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
menerus. Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan
metabolisme.
Marasmus-Skenario Bblok 25 |2
usia 0-4 bulan: ASI saja dengan Kurang - Anak sebaiknya diberikan
frekuensi pemberian sering Sesuai ASI eksklusif sampai dengan
6 bulan.
- Pemberian ASI sebaiknya
dilakukan ketika anak sudah
menunjukkan tanda-tanda
lapar (gelisah, membuka
mulut dan menggerakkan
kepala ke kiri dan ke kanan,
menjulur-julurkan lidah,
Marasmus-Skenario Bblok 25 |3
LEARNING ISSUE
ANAMNESIS
Selain itu marasmus harus dapat dibedakan dengan kasus malnutrisi lainnya yaitu
kwashiokor agar tidak terjadi kesalahan dalam penegakkan diagnosa yang dapat berpengaruh
pada tindak lanjut kasus ini. Kwashiorkor merupakan sindroma klinis akibat dari malnutrisi
Marasmus-Skenario Bblok 25 |5
protein berat (MEP berat) dengan masukan kalori yang cukup. Bentuk malnutrisi yang paling
serius dan paling menonjol di dunia saat ini terutama yang berada didaerah industri belum
berkembang. Kwashiorkor berarti “anak tersingkirkan”, yaitu anak yang tidak lagi menghisap,
gejalanya dapat menjadi jelas sejak masa bayi awal sampai sekitar usia 5 tahun, biasanya
sesudah menyapih dari ASI. Walaupun penambahan tinggi dan berat badan dipercepat dengan
pengobatan, ukuran ini tidak pernah sama dengan tinggi dan berat badan anak normal.
Ciri dari Kwashiorkor menurut antara lain:
- Perubahan mental sampai apatis
- Sering dijumpai Edema
- Atrofi otot
- Gangguan sistem gastrointestinal
- Perubahan rambut dan kulit
- Pembesaran hati
- Anemia
ANTROPOMETRI
Indikator Pertumbuhan Status gizi
Panjang badan/Usia (TB/U) Panjang badan/usia:
62/8 bulan
Hasil : Di bawah -3
Interpretasi: Perawakan
sangat pendek/Kerdil
Hasil : Di bawah -3
Interpretasi: Gizi buruk
Hasil : -2
Interpretasi: kurus
43,5 cm
Hasil : Di garis SD -1
Interpretasi: Normal
Pemeriksaan Penunjang
Menurut FKUI (1985:364) pada pemeriksaan laboratorium memperlihatkan :
a. Karena adanya kelainan kimia darah, maka :
1) kadar albumin serum rendah
2) kadar globumin normal atau sedikit tinggi
3) peningkatan fraksi globumin alfa 1 dan globumin gama
Marasmus-Skenario Bblok 25 |8
a. Laboratorium menunjukan
1) Penurunan badan albumin, kolesterol dan glukosa dalam serum
2) Kadar globumin dapat normal atau meningkat, sehingga perbandingan albumin dan
globumin dapat terbalik kurang dari 1.
3) Kadar asam amino esensial dalam plasma relatif lebih rendah daripada asam amino non
esensial.
4) Umumnya kadar imunoglubin serum normal atau meningkat.
5) Kadar Ig A serum normal, kadar Ig A sekretori rendah.
6) Uji toleransi glukosa menunjukan gambaran tipe diabetik.
7) Pemeriksaan air kemih menunjukan peningkatan sekresi hidroksiprolin dan adanya
aminoasi dunia.
b. Pada biopsi hati ditemukan perlemakan ringan sampai berat, fibrosis, nekrosis dan infiltrasi
sel mononuklear. Pada perlemakan berat hampir semua selhati mengandung vakual lemak
yang besar.
c. Pemeriksaan outopsi menunjukan kelainan pada hampir semua organ tubuh, seperti
degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, atrofi virus usus, detrofi sistem limfold dan
atrofi kelenjar timus.
d. Pada pemeriksaan otopometri berat badan dibawah 90%, lingkar lengan di bawah 14 cm.
Marasmus-Skenario Bblok 25 |9
Etiologi
Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara garis besar penyebab
anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan makanan yang kurang dan anak sering sakit
atau terkena infeksi. Selain itu gizi buruk dipengaruhi oleh faktor lain seperti sosial ekonomi,
kepadatan penduduk, kemiskinan, dan lain-lain.
1. Peranan diet
Anak sering tidak cukup mendapatkan makanan bergizi seimbang terutama dalam
segi protein dan karbohidratnya. Diet yang mengandung cukup energi tetapi kurang
protein akan menyebabkan anak menjadi penderita kwashiokor, sedangkan diet kurang
energi walaupun zat gizi esensialnya seimbang akan menyebabkan anak menjadi
penderita marasmus. Pola makan yang salah seperti pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan usia akan menimbulkan masalah gizi pada anak. Contohnya anak usia
tertentu sudah diberikan makanan yang seharusnya belum dianjurkan untuk usianya,
sebaliknya anak telah melewati usia tertentu tetapi tetap diberikan makanan yang
seharusnya sudah tidak diberikan lagi pada usianya. Selain itu mitos atau kepercayaan
di masyarakat atau keluarga dalam pemberian makanan seperti berpantang makanan
tertentu akan memberikan andil terjadinya gizi buruk pada anak.
Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksanakan dengan baik bila penyebabnya
diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang baik untuk
pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi. Beberapa diantaranya ialah:
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang
paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan bergizi dan berprotein serta energi
tinggi pada anak sejak umur 6 bulan ke atas
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan
kebersihan perorangan
4. Pemberian imunisasi.
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan
usaha pencegahan jangka panjang.
7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang
gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.
8. Meningkatkan hasil produksi pertanian agar persediaan makan mencukupi.
9. Memperbaiki infrastruktur pemasaran dan mensubsidi harga bahan makanan
10. Melakukan program transmigrasi ke daerah lain agar terjadi pemerataan penduduk.
Kerangka Konsep
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
M a r a s m u s - S k e n a r i o B b l o k 2 5 | 14
Kliegman, R.M., B.F. Stanton, J.W. St.Geme, N.F. Schor, R.E. Behrman.2016. Nelson
Textbook of Pediatric.Edisi ke-20. Philadelphia: Elsevier
Markum, A, H. 1991. Buku Ajar I lmu Kesehatan Anak, Jilid 1.Jakarta : FKUI
https://www.scribd.com/doc/98869537/Penentuan-Status-Gizi