Anda di halaman 1dari 6

GERAKAN DARUL ISLAM / TENTARA ISLAM INDONESIA (DI/TII)

A. DI/TII Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berawal dengan ditandatanganinya Persetujuan


Renville pada 17 Januari 1948 .Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI)
bersama pasukannya yang terdiri atas Hizbullah dan Sabillah(kurang lebih sebanyak 4000
orang . Ia menolak untuk membawa pasukannya ke Jawa Tengah dan tidak mengakui lagi
keberadaan RI. dan tujuannya juga menentang penjajah Belanda di Indonesia. Akan tetapi,
setelah makin kuat, S.M.Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 di Desa Cisayong,Jawa Barat dan tentaranya
dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) saat itu lah tidak sedikit rakyat yang menjadi
korban. Upaya pemerintah untuk menghadapi gerakan DI/TII pemerintah bekerja sama
dengan rakyat setempat.Dan dijalankan lah taktik dan strategi baru yang disebut Perang
Wilayah.Pada 1 April 1962 dilancarkan Operasi Bharatayuda yaitu operasi penumpasan
gerakan DI/TII. Dengan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo
beserta para pengikutnya berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber,
Majalaya, Jawa Barat.Ia sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di tolak. Akhirnya
S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak dari keempat angkatan
bersenjata RI 16 Agustus 1962.

B. DI/TII Jawa Tengah

Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu
di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Inti kekuataanya
adalah pasukan Hizbullah yang dibentuk di Tegal,1946 dan pada 23 Agustus 1949, Amir
Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam dan menyatakan brgabung dengan DI/TII
S.M.kartosuwiryo.Pasukannya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) dengan sebutan
Batalion Syarif Hidayat Widjaja Kusuma(SHWK).Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari
1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol Sarbini.
Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin
oleh Kyai Moh. Mahfudh Abdurrahman (Kyai Sumolanggu) Gerakan ini berhasil
dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng
Nasional dari Divisi Diponegoro. Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena
pemberontakan Batalion 426 di Kedu dan Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah Merapi-
Merbabu juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang dilancarkan oleh Gerakan oleh
Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk
menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi Banteng
Raiders.
C. DI/TII Sulawesi Selatan

Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar.Latar belakang


pemberontakan ini berbeda dari yang terjadi di Jawa barat dan Jawa tengah. Pada tanggal 30
April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada Pemerintah pusat untuk membubarkan
Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke dalam APRIS.
Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan
gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah
pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat
untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu
ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima
Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan
dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan serta pada tahun 1952,
ia menyatakan bahwa wilayah Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia
pimpinan S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1953. Penumpasan
pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu lebih dari 14 tahun. Faktor yang menjadi
penyebab lamanya adalah rasa kesukuan yang ditanamkan dan gerombolan ini telah berakar
di Hati rakyat Kahar Muzakar dan gerombolannya mengenal sifat rakyat dan memanfaatkan
lingkungan alam yang sangat dikenalnya. Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar
tertembak mati dalam sebuah kontak senjata dengan pasukan RI.

D. DI/TII Aceh

Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah, pertentangan


antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak lancar menjadi penyebab
meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.Daerah Aceh sebelumnya menjadi daerah
istimewa diturunkan statusnya menjadi daerah Karasidenan di bawah provinsi Sumatera
Utara. Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang pada tanggal 21
September 1953 memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia
dibawah pimpinan S.M.Kartosuwiryo dan memutuskan hubungan dengan Jakarta.
Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan diadakannya musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh pada tanggal 17 – 28 Desember 1962 atas inisiatif Pangdam I Bukit Barisan,
Kolonel Jasin. Dalam musyawarah ini, dibicarakan berbagai permasalahan yang dihadapi dan
kesalahpahaman yang terjadi.Akhirnya dari musyawarah bersama tersebut ialah pulihnya
kembali keamanan di daerah Aceh.

E. DI/TII Kalimantan Selatan

Pada akhir tahun 1950,Kesatuan Rakyat Jang Tertindas(KRJT) melakukan


penyerangan ke pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. KRJT dipimpin seorang mantan Letnan
dua TNI yang bernama Ibnu Hadjar alias Haderi alias Angli.Ibnu Hadjar sendiri kemudian
menyerahkan diri. Akan tetapi , setelah merasa kuat dan memperoleh peralatan perang, ia
kembali membuat kekacauan dengan bantuan Kahar Muzakar dan S.M.kartosuwiryo. Pada
tahun 1954, Ibnu Hadjar diangkat sebagai panglima TII wilayah Kalimantan. Akhirnya,
Pemerintah melalui TNI berhasil mengatasi gerakan yang dilakukan oleh Ibnu Hadjar pada
tahun 1959 dan Ibnu Hadjar berhasil ditangkap dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan
hukuman mati oleh pengadilan militer.

 Pemberontakan DI / TII

 DI / TII Jawa Barat( 7 Agustus 1949 , pimpinan Sekarmadji Maridjan kartosoewiryo )

A. Sebab Umum dan Khusus Pemberontkan dan Tujuan Pemberontkan

1. Sebab Khusus Pemberontakan :

Pemerintah RI menandatangani Perjanjian Renville yang mengharuskan pengikut RI


mengosongkan wilayah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah , hal ini dianggap
Kartosuwirjo sebagai bentuk pengkhianatan Pemerintah RI terhadap perjuangan rakyat Jawa
Barat(karena ada beberapa komandan TNI yang menjanjikan akan meninggalkan semua
persenjataannya di Jawa Barat jika mereka hijrah nanti. ). Bersama kurang lebih 2000
pengikutnya yang terdiri atas laskar Hizbullah dan Sabilillah, Kartosuwirjo menolak hijrah
dan mulai merintis usaha mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

2.Sebab Umum Pemberontakan

-Kekosongan kekuatan di Jawa Barat

-Kartosuwirjo / rakyat menolak kalau Jawa Barat itu diserahkan kepada belanda begitu
saja

-Rasa tdk puas dg keputusan perjanjian yg mengharuskan TNI keluar dr daerah

kantong dan masuk ke wilayah RI

3. Apa Tujuan Pemberontakan

1. Ingin mendirikan negara yang berdasarkan agama islam lepas dari NKRI

Sewaktu tentara Belanda menduduki ibukota RI di Yogyakarta.

2. Menjadikan Syariat islam sebagai dasar Negara ( pola tingkah laku ,dalam

keluarga /masyarakat/ bangsa ataupun Negara) bersumber pada”Alqur’an ,


Hadist,Isma,Qias”.

B. Upaya pemerintah mengatasi pemberontakan

1. Upaya Pemusnahan yang dilakukan Pemerintah

Pemerintah bekerja sama dengan rakyat setempat.Dan dijalankan lah taktik dan
strategi baru yang disebut Perang Wilayah. Pada tahun 1 April 1962 pasukan Siliwangi
bersama rakyat melakukan operasi “Pagar Betis(mengepung pasukan DI/TII dengan
mengepung dari seluruh penjuru )” dan operasi “Bratayudha(operasi penumpasan gerakan
DI/TII kartosuwirjo).

2 Dimana Tertangkap ?

Pada tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta para pengikutnya berhasil


ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat.

C. Bagaimana nasib para pemberontak?

Sekarmadji Maridjan kartosoewiryo sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi


di tolak. Akhirnya S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak dari
keempat angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.

 DI / TII Jawa Tengah (Pada tanggal 23 Agustus 1949, Pepimpinya Amir Fatah dan
Mahfu’dz Abdurachman ( Kyai Somalangu)).

A. Sebab Umum dan Khusus Pemberontkan dan Tujuan Pemberontkan

- Sebab Khusus Pemberontakan

Terjadi karena Batalion 624 pada Desmber 1961 membelot dan menggabungkan diri
dangan DI/TII di daerah Kudus dan Magelang(selain di daerah Tegal-Brebes , di daerah
selatan(Kebumen ) juga terdapat gerkan DI/TII yang dipimpin oleh Muhamad Mahfudh
Abdurahcman / Kyai Somalangu .

- Tujuan Pemberontakan

1. Ingin mendirikan negara yang berdasarkan agama islam lepas dari NKRI

2. Menjadikan Syariat islam sebagai dasar Negara ( pola tingkah laku ,dalam keluarga
/masyarakat/ bangsa ataupun Negara) bersumber pada”Alqur’an , Hadist,Isma,Qias”.

B. Upaya Pemerintah Mengatasi Pemberontakan

Untuk menumpas pemberontakan ini pada bulan Januari 1950 pemerintah melakukan
operasi kilat yang disebut “Gerakan Banteng Negara” (GBN) di bawah Letnan Kolonel
Sarbini (selanjut-nya diganti Letnan Kolonel M. Bachrun dan kemudian oleh Letnan Kolonel
A. Yani). Gerakan operasi ini dengan pasukan “Banteng Raiders.” Sementara itu di daerah
Kebumen muncul pemberontakan yang merupakan bagian dari DI/ TII, yakni dilakukan oleh
“Angkatan Umat Islam (AUI)” yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahudz Abdurachman yang
dikenal sebagai “Romo Pusat” atau Kyai Somalangu. Untuk menumpas pemberontakan ini
memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan.

Pemberontakan DI/TII juga terjadi di daerah Kudus dan Magelang yang dilakukan
oleh Batalyon 426 yang bergabung dengan DI/TII pada bulan Desember 1951. Untuk
menumpas pemberontakan ini pemerintah melakukan “Operasi Merdeka Timur” yang
dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade Pragolo.
C. Bagaimana Nasib Pemberontak.

Pada awal tahun 1952 kekuatan Batalyon pemberontak terrsebut dapat dihancurkan
dan sisa- sisanya melarikan diri ke Jawa Barat dan ke daerah GBN.

 DI / TII Sulawesi Selatan (Oktober 1950 Pepimpinya Kahar Mudzakar )

A. Sebab Umum dan Sebab Khusus Pemberontakan dan Tujuan pemberontakan.

1 Sebab Khusus pemberontakan

Karena ketidakpuasnya pada kebijakan pemerintah tentang rasionalisasi(15000 KGSS


menjadi Anggota APRIS) Pemeritah RI Melancarkan operasi militer yang berintikan pasukan
dari divisi siliwangi .

2 Sebab Umum Pemberontakan .

1. Terjadinya konflik antara anggota KGSS dengan TNI .

2. KGSS kecewa berat karena mulai 1 Juni 1950 KGSS dibubarkan oleh panglima TT VII kol
Kaliuwarang

3. Kahar Muzakar kecewa kepada Kabinet Natsir yang tidak jadi mengangkatnya menjadi
komandan yang punya 4000 orang di TNI A.

3 Tujuan Pemberontakan

Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya
lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah
pimpinanya.

B. Upaya Pemerintah Mengatasi Pemberontakan

Pemerintah melakukan operasi militer. Baru pada bulan Februari 1965 Kahar
Muzakar berhasil ditangkap dan ditembak mati sehingga pemberontakan DI/TII di Sulawesi
dapat dipadamkan.

C. Bagaimana Nasib Pemberontak.

Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati dalam sebuah kontak senjata
dengan pasukan RI. sehingga pemberontakan DI/TII di Sulawesi dapat dipadamkan.

A. Sebab Umum dan Sebab Khusus Pemberontakan dan Tujuan pemberontakan

1. Sebab Khusus Pemberontakan

ALRI Divisi 4 kecewa kepada Pemerintah pusat karana gaji dan jaminan sosial diluar pulau
jawa lebih kecil disbanding gaji dan jaminan Perwira/ tentara di dalam pulau Jawa.
2. Sebab Umum Pemberontakan

Pemuda dan pejuang Kalimanta Selatan tdak mendapat sertifikat pejuang.

3. Tujuan Pemberontakan

Agar semua perwira dan tentara di dalam maupun diluar pulau jawa mendapatkan perlakuan
yang adil.

B. Upaya Pemerintah Mengatasi Pemberontakan

1. Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan


pendekatan kepada Ibnu Hajar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima
menjadi anggota TNI. Ibnu Hajar pun menyerah, akan tetapi setelah menyerah melarikan diri
dan melakukan pemberontakan lagi.

2. Pemerintah melakukan tindakan tegas dengan cara menggempur pusat pertahanan


gerombolan Ibnu Hajar.

C. Bagaimana Nasib Pemberontak

Ibnu Hadjar berhasil ditangkap dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan hukuman mati oleh
pengadilan militer.

Anda mungkin juga menyukai