Anda di halaman 1dari 8
\JIK VoL. 04iNo.0tIJanvart'2009 HUBUNGAN TINGKAT DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADAIBU POSTPARTUM Horlina, Widyawati, Marlyono Sedyowinarso Program Studi imu Keperawatan, FK UGM, Yogyakarta ABSTRACT ickground: During postpartum period, mothers encounter changes such as physical, Psychological and role changes. These may cause critical conditions which require Postpartum mothere to adapt themaeives. f they are unable to do ev, they will have risks of depression. Social support Is a major factor which triggers the incidence of depression lamang postpartum mothers. Therefore postpartum mothers need social support ftom others, Particularly thet husband and familly to prevent depression during postpartum period. Objective: To find out the association between social support level and depression lavel among postpartum mothers at Anggrek 2 Ward of Dr. Sardjto Hospital Yogyakarta Method: The study was non experimental with cross sectional design. The subjects of this study were postpartum mothers at Anggrek 2 Ward of Dr. Sardjto Hosptal chosen with total samping technique. Data were obtained from modified Carrols Rating Scale for Depression ‘and Social Support questionnaires end interview guide. Data analysis used Spearma Rho correlation Result: The result of the study showed that postpartum mothers who encountered mild depression were seven persons (18.92%) and two persons (5.4%) encountered moderate depression. A big number of postpartum mothers who had high social support were thirty fone persons (83.78%). A big number of postpartum mothers who got social support from Primary, Secondary and tertiary sources were fourteen persons (37.84%). A hig number of Postpartum mothers got social support in emotional, instrumental, reward and information Hubungan Tingkat Dukungan Sosiel aspects were nineteen persons (51.35%). Conclusion: There was negative and significant association between social support level ‘and depression level among postpartum mothers at Anggrek 2 Ward of Dr. Sardite Hooptel ‘of Yogyakarta. Keywords: social support, depression, postpartum mother PENDAHULUAN ‘Depresi merupakan gangguan jiwa yang umum terjadi dalam masyarakat. Saat ini depresi telah dan. ‘kan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang ‘cukup serlue, Dopresi menempati urutan kewmpat ‘penyakitd dunia yang menyebabkan ketidakaiampuan' Depresi dapat terjadi pada wanita maupun laki-taki, tetapi depresi lebih banyak teriadi pada wanita ‘Sampai saat ini, penyebab pasti terjadinya 0,05). Iniberartitidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat depresi berdasarkan usia responden. Depresi tidak mengenal batas umur. Gangguan emoslonal ini biasa terjadi pada siapa saja, dari kelompok sosial mana saja dan pada ssegala rentang usia." Keladian denrasi tingkat ringan banyak cljumpal ‘pada responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 5 orang (13,52%). Hasil penelitian ni bertentangan ‘dengan teori yang menyatakan bahwa orang yang menempun pencidikan selama 16 tahun, rata-rata mampu menunda depresi selama satu dekade lebih lama dibanding dengan orang yang hanya bersekolah 10 tahun * Dengan kata lain orang dengan Pendidikan tinggi lebih mampu dalam menunda peningkatan depresi. Hal ini disebabkan oleh karakteristk dalam penelitian ini yang sebagian besar berpengiikan SMA. Berdasarkan uli chi-square didapatkan nilai p = 0,623 (p > 0,08). Ini berart tidak ‘ada perbedaan tingket depresi berdaserken tingket pendidikan responden. Hasil penelitian ‘mendukung hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan bermakna untuk tingkat depresi bberdasarkan tingkat pendidikan pada ibu postpartum di Yogyakarta." Berdasarkan status obstetri (Tabel 2), depresi ‘tngkat ringan lebih banyak tenadl pada Ibu primipara daripada ibu multipara, yaitu sebanyak empat orang (10,81%). Hasi ini sesuai dengan hasil penelitian yang manyehutkan hahwa kecenderungan deprosi ‘Postpartum ibu primipara lebih tinggi dibandingkan ‘pu multipara.” Hal ni dikarenakan wanita primipara ‘belum mempunyai pengalaman dalam merawat anak ‘sehingga timbul rasa takut dan knawatir melakukan kesalahan dalam merawat bayi. Berdasarkan hasil Uji chi-squere didapatkan nilai p = 0,230 (p > 0,05), sehingga dapat dikatakan tidak ada porbodaan tingkat depresi berdasarkan status obstetri responden. Pada Tabel 2, didapatkan bahwa depresitingkat ringan lebih banyak terjadi pada responden dengan Persalinan normal daripada responden dengan Persalinan sesar atau dengan bantuan (vakumiforcep), yaitu eobanyak ompat orang (10.81%). Hal tersebut disebabkan oleh trauma akibat episiotomi yang dilakukan pada responden sehingga responden ‘merasa tidak nyaman apalagi didukung oleh suasana bbangsal yang kurang nyaman. Berdasarkan hasil uji chi-square didapatkan hasil bahwa nilai p= 0,830 (p > 0,05), ni berarttidak ada perbedaan yang bermekna ntara tingkat depresi berdasarkan jenis persalinant responden. Hal ini sesual dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa jenis persalinan tidak berhubungan denaan risiko teriadinya deprasi postpartum pada ibu postpartum di inggris.” abel 2. Distribusi Tingkat Depresi pada Ibu Postpartum Berdasarkan Karakteristik Responden 0,06). Ini berarti tidak ada perbedaan tingkat dukungan sosial berdasarkan usia responden. Hal ini terjadi karena hampir semua recponden dalam penelitian ini ‘menerima dukungan sosial dalam kategor tinggl pada kelompok usia berapa pun. Berdasarkan Tabel 4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden dengan tingkat dukungan ‘sosial tinggi berpendidikan SMA, yaitu sebanyak 16 orang (43,24%). Berdasarkan uji chi-square didapatkan nilai p= 0,087 (p > 0,08). Ini berart tidak ‘ada perbedaan tingkat dukungan sosial berdasarkan tingkat pendicikan responden. Hal inl terjadi karena sebagian besar responden berpendidikan SMA. ‘Semakin tinggi pendidikan seseorang dinubungkan semakin luasnya dukungan sosial, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap jumlah dukungan yang mungkin didapatkan.® Berdasarkan status obstetri, tingkat dukungan ‘sosial tinggi paling banyak diterima oleh ibu multipara 0,05). Ini berarti tidak ada erbedaan tingkat dukungan sosial berdasarkan status obstetri responden. Hal ini dapat dimengerti Tabel 4 Tingkat Dukungan Sosial pads Ibu Postpartum di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito pada Bulan November 2007 Berdasarkan Karakteristik ysponden (n = 37) Varber aakungan sos Tanah Beda r Tats £20:ahun 0.0% 254%) 215.4%) 2° sttarwn 31m SRI) BH 51:40 tahun 316113) 16(43.2e%) _19(51.95%) Tingiat Pendidizan so 90%) 0(0%) 00%) Sie oon staan aon Sita s(isz%) 18 (48 24%) 22,6040) PT (Dploma/Saana) (0%) s2is2asm) 121524998 oe 308,11 9 (24.32%) 12 (32.43%) Misigars SENS ARR Bier denis Parlin oat 5(1952%) —20(6405K) 25,76 57%) Coosar 1@7%) = t0@7.03%) «=H aza%) Seeger brwuan ere ere ‘Sumber: Data primer 27 IK. Vol04INo.0kJanvart!2009 karena wanita yang baru saja melahirkan, baik primipara maupun multipara memertukan dukungan sosial yang lebih dari orang-orang disekitamya terutama dari suami dan keluarganya agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialami setelah melahirkan. Hesil penelitian (Tabet 4) menunjukkan banwa sebagian besar responden yang memiliki dukungan sosial tingkat tinggi adalah responden yang melahirkan secara normal yaitu sebanyak 20 orang (54,05%). Berdasarkan ji chi-square didapatkan hasil bahwa nilai p = 0,648 (p > 0,08). Ini berarti tidak ada perbedaan tingkat dukungan sosial berdasarkan jenis persalinan responden. Wanita postpartum dengan jenis persalinan apapun memeriukan dukungan yang memadai dari orang- ‘orang sekitarnya agar dapat mengurangi riciko terjadinya depresi setelah melahirkan.? b. Sumber Dukungan Sosial Hasil penelitian mengenai suber dukungan iberikan pada responden dapat dlihat pada Tabel 5. abel §. Distribusi Sumber Dukungan Sos! ‘iterima oleh Responden di Rusng Anggten 2 SUP Dr. Serdto pada Bulan November 2007 (n= 37) ‘Bamber Dukungan Social —JuriahPersentase (a) hanteee ee ee ° Sokunder ° Tersier 0 0 Primer dan sekunder 8 1622 Primer dan tersior 2 2432 Colundor dan tersior ° © Primer, sekunder dan tersior 14 37.84 Total 7. 100 Sumber bata primar Berdasarkan Tabel 5, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden menerima dukungan sosial dari sumber primer (keluarga dan sahabat), ‘sekunder (teman dan tetangga), dan tersier (instansi dan petugas kesehatan) yaitu sebanyak 14 orang (37,84%). Hal ini berarti ibu postpartum di Ruang ‘Anggrok 2 RSUP Dr. Sardjito mendapat dukungat dari semua pihak meliputi keluarga, sahabat, teman, tetangga dan petugas kesehatan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh keluarga responden saat ‘wawancara berikut: ‘Tn. M (suaml responden Yu): “..Kalau cara perawatan bayi itu yang kasih tahu Ibunya ddan bullknya kan bullknya itu bidan.. he... he. Selain itu Juga ada perawat di rumah sakit ang ngasih tahu dan tetang Xinat pengataman cara merseat oust Ibu postpartum memerlukan dukungan dar’ keluaraa dan orang-orang di sekitamya agar dapa\ menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialami setelah melahirkan. * Dengan adanya t tabet) Koefisien korelasi (p= -0,436) pada ujitersebut mempunyai nilai negatif, hal ini berarti bahwa semakin tingal tinakat dukungan sosial respanden ‘semakin rendah tingkat depresi yang dialami oleh Fresponden. Nilai signifikansi (p) = 0,007 (p < 0,05) ‘sehingga dapat ciintepretasikan ada hubungan yang bermakna antera tingkal dukungan sosial dengan tingkat depresi. Jadi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dan bermakna antera tingkat dukungan sosial dengan tingkat depresi. Masa postpartum merupakan masa adaptasi terhadap perubahan fisik dan psikologis setelah 29 JK VoLO4INo,011Januer#?2009 ‘melahirkan dan merupakan masa untuk mengadopsi eran sebagal ibu. Hal ini akan menyebabkan stres ‘emosional pada sebagian ibu postpartum karena ‘mereka merasa tertekan. Stres yang dibiarkan dan tidak segera ditangani akan berlanjut menjadi ‘depres! postpartum. Pemberian dukungan sosial dari keluarga dan orang-orang sekitar dapat membantu ibu postpartum untuk menghadapi perubahan- perubahan yang terjadi setelah melahirkan sehingga rrantinya dapat menurunkan risiko terjadinya depresi pada Ibu postpartum."* Ibu postpartum yang mendapatkan dukungan dari keluarga atau orang- ‘orang sekitarnya akan merasa diperhatika

Anda mungkin juga menyukai