Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FEBRIDITA SARI DEWI

NIM : H0218017
KELAS : ILTAN-A

TUGAS MIKROBIOLOGI PERTANIAN


“MERINGKAS KATABOLISME MIKROBIA”
Terdapat beberapa proses katabolisme yang menghasilkan energi
seperti contohnya fermentasi dan respirasi. Fermentasi adalah bentuk
katabolisme anaerob di mana senyawa organik menyumbangkan elektron dan
menerima elektron, serta adanya keseimbangan redoks yang dicapai tanpa
melibatkan akseptor electron. Sedangkan, respirasi adalah bentuk katabolisme
aerob atau anaerob dimana organic atau donor electron anorganik dioksidasi
dengan O2 (dalam respirasi aerobik)atau senyawa lain (dalam respirasi
anaerob) yang berfungsi sebagai akseptor elektron.

1. Glikolisis dan Fermentasi


Glikolisis adalah serangkaian reaksi di mana glukosa dioksidasi
menjadi piruvat. Jika glukosa dihirup, maka pertama-tama akan dikatabolisme
melalui glikolisis selanjutnya dioksidasi menjadi CO2 dalam siklus asam
sitrat. Sebaliknya, jika glukosa difermentasi, maka piruvat tidak akan
teroksidasi sepenuhnya menjadi CO2 melainkan digunakan sebagai elektron
akseptor untuk mencapai keseimbangan redoks dalam glikolisis. Dalam
serangkaian reaksi glikolisis reaksi yang digunakan adalah reaksi redoks
dimana selama reaksi ini terjadi energy dilepaskan dan diproduksi oleh
senyawa yang kaya energi. ATP terbuat dari senyawa yang kaya energi seperti
fosforilasi tingkat-substrat, sebuah proses dimana ikatan fosfat kaya energi
pada senyawa organik ditransfer langsung ke ADP untuk membentuk ATP.
Glikolisis dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu : tahap I terdiri dari
"persiapan" reaksi; ini bukan reaksi redoks dan tidak melepaskan energi tetapi
sebaliknya membentuk perantara kunci dari jalur. Di tahap II, reaksi redoks
terjadi, energi dilestarikan, dan dua molekul piruvat terbentuk. Pada tahap III,
keseimbangan redoks tercapai dan produk fermentasi terbentuk.

2. Keanekaragaman Fermentasi
Tidak semua senyawa dapat difermentasi, tetapi gula sebagai glukosa
dan heksosa lainnya sebagian besar disakarida dan gula lain yang relatif kecil
biasanya dapat difermentasi. Karena glukosa diperlukan untuk glikolisis, gula
selain glukosa pertama-tama harus dikonversi menjadi glukosa oleh enzim
isomerase. Polisakarida seperti selulosa dan pati juga dapat difermentasi
oleh bakteri yang menghasilkan enzim dan menghasilkan gula; namun yang
dihasilkan bukan glukosa maka akan dikonversi menjadi glukosa sebelum
memasuki tahap glikolisis.
Pembentukan turunan koenzim-A selama fermentasi
meningkatkan hasil ATP, meskipun hasil yang di bentuk lebih kecil dari
respirasi glukosa. Banyak senyawa organik selain gula dapat difermentasi dan
tidak memerlukan reaksi glikolitik. Sebagai contoh, beberapa spesies
pembentuk endospore dari asam amino Clostridium yang memfermentasi
purin dan pirimidin, produk dari degradasi asam nukleat. Beberapa anaerob
fermentasi bahkan memfermentasi senyawa aromatik. Dalam sebagian besar
kasus, pembentukan turunan asam lemak Co-A difermentasi untuk
membentuk energi.
3. Manfaat Fermentasi
Selama glikolisis, glukosa dikonsumsi, ATP dibuat, dan produk
fermentasi dihasilkan. Produk fermentasi merupakan bahan utama dalam
fermentasi makanan, seperti asam laktat dan lainnya dalam produk susu
fermentasi (yogurt, krim, susu, mentega, dan sejenisnya), keju, acar, dan sosis
dan produk ikan tertentu. Dalam bidang industri contohnya seperti
pembuatan roti dan pembuat bir Saccharomyces cerevisiae. Dalam pembuatan
roti dan bir ketersediaan O2 dalam proses fermentasi sangat dibutuhkan karena
energi yang tersedia dari molekul glukosa jauh lebih besar untuk
menghirup CO2 daripada untuk difermentasi. Akibatnya CO2, produk
fermentasi organik seperti etanol atau asam laktat yang dibuang oleh
fermentor masih mengandung sejumlah besar energi bebas. Jadi, ketika O2
tersedia, sel-sel ragi mudah memfermentasi glukosa.

Anda mungkin juga menyukai