Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRINSIP PRINSIP PENDEKATAN SECARA HOLISTIK DALAM


KONTEKS KEPERAWATAN

Disusun oleh :

Kelompok 1

Maissy S. Mahmud : 1701093


Rahmatia A. Ali : 1701028
Tirsa Paputungan : 1701065

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.Berkat Karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah inidengan baik. Makalah ini disusun
dengan judul “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)”ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya agar dapat dimengerti oleh seluruh
pembacanya. Namun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,sehingga
saran pembaca sangat kami harapkan untuk pembuatan makalah berikutnya
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan
Harapan kami kiranya makalah ini bermanfaat serta dapat meningkatkan mutu dan daya
saing pendidikan kesehatan.

Manado, 27 Oktober 2017

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Didunia pendidikan teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam
teori sistem ini kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan
keseluruhan aspek sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan
hubungan internal dan lingkungan di sekitarnya.
Sebuah keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada perawat, dokter atau
tim kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling menunjang dan
menguntungkan dalam melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan kualitas
pelayanan kesehatan yang efektif dan bermutu tinggi dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, keperawatan merupakan bagian penting dalam
pelayanan kesehatan.
Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas sehingga
masyarakat akan merasa di dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan kesehatan, sehingga
tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjalin antara perawat dan pasien. Di samping itu
dalam menerapkan prinsip-prinsip perubahan perawat harus menerapkannya secara bersama-
sama tidak membeda-bedakan, harus menyeluruh (Holistik).
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan merubah
cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di dalamnya. Karena
perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari
lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Suatu perubahan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat sangat
penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi bila seorang perawat berhasil
menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena itu akan memudahkan
seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang perawat, dan nantinya dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat akan merasa bangga karena bisa
melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan akan merasa bahwa inilah seorang perawat
yang profesional karena dapat memberikan pelayanan yang terbaik dari yang lainnya.

3
Kami kelompok 2 sangat tertarik dengan materi ini, karena dalam materi ini kami dapat
mempelajari lebih luas mengenai bagaimana seorang perawat berperan sebagai individu dan
klien, dalam berinteraksi di mana satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi terhadap
tingkat kebutuhan dan kepuasan yang merupakan fokus dari asuhan keperawatan.

2. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam bidang keperawatan.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penerapan teori sistem dalam keperawatan,
b. Untuk mengetahui Konsep Berubah yang ada dalam pelayanan kesehatan
c. Untuk mengetahui manfaat dalam Konsep Perubahan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN HOLISTIK

Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.
Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima
dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah
kemampuan beradaptasi terhadap stimulus (rangsangan). Teori adaptasi Sister Callista Roy
dapat digunakan. Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk
melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.

B. TEORI SISTEM

Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu
kesatuan yang merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek
sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan
lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan adalah sesuatu
yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi
dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai, dan isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu
sistem. Sistem terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem dimana antara subsistem
satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi. Dalam keperawatan, teori sistem
merupakan suatu kesatuan yang harus di pelajari oleh seorang perawat sehingga dapat diterapkan
dalam proses pelayanan kesehatan pada masyarakat.

5
MACAM-MACAM TEORI SISEM

1.Manusia Sebagai Sistem Terbuka Manusia

Sebagai system terbuka yang terdiri dari berbagai sub system yang saling berhubungan secara
terintegrasi untuk menjadi satu total system. Bagian subsistem tersebut, antara lain komponen
biologik (anatomi tubuh), komponen psikologik (kejiwaan), komponen sosial (lingkungan),
komponen kultural (nilai budaya) dan komponen spiritual (kepercayaan agama).

2. Manusia Sebagai Sistem Adaptif

Manusia sebagai system adaptif merupakan proses perubahan yang menyertai individu dalam
berespon terhadap perubahan lingkungan. Lingkungannya berupa seluruh kondisi keadaan
sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok organisme. Menurut Roy
(1976), Perilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh untuk beradaptasi dan
menangani rangsang lingkungan.

3. Manusia Sebagai Sistem Personal

Manusia sebagai system personal dimana manusia memiliki proses persepsi dan bertumbuh
kembang. Sistem personal disebut juga sebagai individu

4. Manusia Sebagai Sistem Interpersonal

Manusia sebagai system interpersonal dimana manusia dapat berinteraksi, berperan, dan
berkomunikasi terhadap orang lain. Menurut King (1976), System interpersonal disebut juga
kelompok.

5. Manusia Sebagai Sistem Sosial Manusia

Sebagai system sosial dimana manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan
keputusan di lingkungannya, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pekerjaan.
Menurut King (1976), system social disebut juga masyarakat.

6
C. KONSEP BERUBAH

1. Pengertian Berubah

Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang bertumbuh,
berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat bersifat positif atau negative.Banyak definisi
pakar tentang berubah , dua diantaranya yaitu :

Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan
keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)

Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi
(Brooten,1978)

Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya (Sullivan dan
Decker,2001)

Jadi, secara umum perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada.

Proses berubah ini melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan
sebagai profesi dan seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan. Perubahan dapat meliputi
mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru atau mengadaptasi pengetahuan saat
ini dari segi informasi baru. Perubahan menjadi sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan
keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang yang kecewa
menjadi marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif (Tomey,2000).

7
2. Teori-Teori Perubahan

Teori Redin

Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan sebelum melakukan perubahan,
yaitu :

1. Ada perubahan yang akan dilakukan

2. Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat

3. Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan

4. Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya

Teori Lewin

Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu :

1. Tahap Unfreezing, Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem.
Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang
terbaik.

2. Tahap Moving, Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari
dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.

3. Tahap Refreezing, Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan
diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat
sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.

8
Teori Lippitt

Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang
harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu :

1. Mendiagnosis masalah Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau


menghambat perubahan

2. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah Mencoba mencari pemecahan masalah

3. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen Mencari dukungan baik internal maupun
eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman

4. Menyeleksi objektif akhir perubahan Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat
perencanaan

5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama
yang berhubungan dengan masalah personal.

6. Mempertahankan perubahan Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan


untuk mempertahankannya.

7. Mengakhiri hubungan saling membantu Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan
diri dengan harapan orang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri.

Teori Rogers

Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :

1. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan Menjadi lebih baik dari
metodeyang sudah ada

2. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada Tidak bertentangan

9
3. Kompleksitas Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan
lebih mudah untuk dilaksanakan.

4. Dapat dibagi Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.

5. Dapat dikomunikasikan Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah


perubahan disebarkan.

Teori Havelock

Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.

1. Membangun suatu hubungan

2. Mendiagnosis masalah

3. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan

4. Memilih jalan keluar

5. Meningkatkan penerimaan

6. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri

Teori Spradley

Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk
mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut
adalah langkah dasar dari model Spradley 1. Mengenali gejala 2. Mendiagnosis masalah 3.
Menganalisa jalan keluar 4. Memilih perubahan 5. Merencanakan perubahan 6. Melaksanakan
perbahan 7. Mengevaluasi perubahan 8. Menstabilkan perubahan

10
3. TINGKATAN PERUBAHAN

Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka
pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey
dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan.Perubahan
pertama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena
bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan perubahan
sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. Karenanya
perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.Tingkat kesulitan
berikutnya adalah perilaku individu.

4. RESPON TERHADAP PERUBAHAN

Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan
prestasi atau penghargaan. Tapi kadang- kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang
mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat. apakah
seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang positif atau negatif. Umumnya dalam
perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan dalam berbagai
tingkat dari orang yang mengalami perubahan tersebut. Penolakan sering didasarkan pada
ancaman terhadap keamanan dari individu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada.
Faktor- faktor yang akan merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya, kebiasaan,
kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego.

Orang-orang biasanya takut berubah karena kurangnya pengetahuan prasangka yang


dihubungkan dengan pengalaman dan paparan dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya
usaha yang lebih besar untuk menghadapi kesulitan yang lebih tinggi. Perubahan memang
menuntut investasi waktu dan usaha untuk belajar kembali. Bila keperawatan yang sekarang
berada pada proses profesionalisasi untuk menjadi sebuah profesi yang mandiri takut atau tidak
siap dengan perubahan dan dampak yang mungkin ditimbulkannya, bagaimana profesionalisasi
itu akan terjadi ?

11
Beberapa contoh ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain :

a) Takut karena tidak tahu


b) Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait dengan
pekerjaannya
c) Takut karena kehilangan kepercayaan / kedudukan
d) Takut karena kehilangan imbalan
e) Takut karena kehilangan penghargaan,dukungan dan perhatian orang lain.

5. ANTISIPASI TERHADAP PERUBAHAN

 Penataan pendidikan keperawatan.


 Penataan pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan.
 Penataan lingkungan yang kondusif utk perkembangan keperawatan.
 Pembinaan kehidupan keprofesian.

6. PERMASALAHAN PERUBAHAN

Faktor-faktor yang menyebabkan masih rendahnya peran perawat dalam manajemen


keperawatan, menurut Azrul Azwar 1999 :

a. Peran perawat profesional yang tidak optimal

b. Terlambatnya pengakuan Body of Knowledge profesi keperawatan

c. Terlambatnya perkembangan pendidikan keperawatan profesional.

d. Terlambatnya perkembangan sistem pelayanan/asuhan keperawatan professional

7. TINGKAT PERENCANA DAN PELAKSANA PERUBAHAN

Menurut Kron dalam Kozier (1998) untuk merencanakan dan mengimplementasikan perubahan
disarankan 7 (tujuh) pertanyaan yang harus dijawab :

1) Apa ? Apa masalah yang spesifik dan perubahan apa yang direncanakan
2) Mengapa ? Mengapa perubahan tersebut diperlukan ?
3) Apakah situasi yang baru akan lebih baik ? Apa yang dirubah ? Apa yang di dapat ?
Siapa ? Siapa yang akan terlibat dan siapa yang menjadi sasaran / target perubahan ?

12
4) Bagaimana ? Bagaimana perbahan tersebut dilaksanakan ?
5) Kapan ? Rencanakan waktu perencanaan dan pelaksanannya
6) Dimana ? Dimana perubahan tersebut akan dilaksanakan ?
7) Mungkinkah ? Mungkinkah perubahan tersebut dapat dilaksanakan ? Apakah sumber-
sumber yang ada mendukung atau menolak?

8. STRATEGI PERUBAHAN

Ada beberapa strategi untuk memecahkan masalah-masalah Dalam perubahan, strategi tersebut
antara lain yaitu :

a. Strategi Persahabatan
Penekanan didasarkan pada kebersamaan dalam kelompok, dengan cara mengenal
kelompok, membangun ikatan sosial, diantara anggotanya. Strategi ini cocok diterapkan
pada anak buah yang membutuhkan rasa sosial yang tinggi.
b. Strategi Politis
Hal ini identik dengan struktur kekuasaan formal dan informal. Setelah struktur ini
diidentifikasi , baru dilakukan beberapa upaya untuk mempengaruhi mereka yang berada
pada kekuasaan. Anggapan dasar strategi ini adalah sesuatu akan dicapai bila orang-orang
yang berpengaruh dalam sebuah sistem mau melakukannya.
c. Strategi Ekonomis
Tekanannya pada bagaimana mengendalikan materi. Dengan sumber daya materi, apaun
dan siapapun dapat membeli / menjual. Pelibatan hal ini kedalam kelompok sering
didasarkan pada pemilikan atau pengendalian sumber-sumber daya yang dapat di jual.
d. Strategi Akademis
Strategi ini menekankan pada pengetahuan dan pendalaman pengetahuan yang
merupakan pengaruh primer. Anggapan dasarnya adalah logis dan rasional,objektif :
bahwa keputusan yang didasarkan pada apa yang dianjurkan oleh penelitian adalah jalan
terbaik untuk diikuti. Strategi ini tidak mementingkan emosi. Jika mengusulkan cara
maka pemimpin dapat mencari studi penelitian yang mendukung tujuannya.

13
e. Strategi Teknis
Metode ini tepat bagi orang-orang yang mengabaikan subjek-subjek dengan
memperhatikan lingkungannya. Ini merupakan salah satu pendekatan sosiologis dengan
anggapan dasar bahwa lingkungan disekelilingnya berubah.
f. Strategi Militer
Metode ini berdasarkan pada kekuatan fisik dan ancaman yang nyata. Posisi /kekuasaan
digunakan juga dalam bentuk dan ancaman, bila keinginan pimpinan tidak dipatuhi. Ini
merupakan strategi struktur tingkat tinggi. g. Strategi Konfrontasi Pendekatan ini
menimbulkan konflik non kekerasan dan non fisik diantara orang. Dengan melakukan ini,
seorang pemimpin mendesak orang untuk mendengar dan melihat apa yang terjadi
selanjutnya akan terjadi perubahan. Orang sering terbagi kedalam kelompok atau geng
sebagai akibat strategi ini. Bila kelompok merasa bahwa mereka tidak akan atau tidak
dapat didengar dengan suatu cara, maka strategi ini sering dipilih. Pemogokan kerja
adalah salah satu contohnya.

9. LANGKAH STRATEGI DALAM MENGHADAPI TREN ISU PERUBAHAN DI


MASA DEPAN

a. Peningkatan Pendidikan Bagi Perawat â Practicioners†•

b. Pengembangan Ilmu Keperawatan

c. Perubahan Paradigma dan Lingkup Riset Keperawatan

10. PERAWAT SEBAGAI PEMBAHARU

Menurut Oslan dalam Kozier (1991) mengatakan perawat sebagai pembaharu harus menyadari
kebutuhan sosial, berorientasi pada masyarakat dan kompeten dalam hubungan interpersonal.
Pembaharu juga perlu memahami sikap dan perilakunya, bagaimana ia menjalin kerjasama
dengan orang lain dan bagaimana perasaannya terhadap perubahan tersebut. Maukseh dan Miller
dalam Kozier menyebutkan karakteristikseorang pembaharu adalah : Dapat mengatasi/
menaggung resiko. Hal ini berhubungan dengan dampak yang mungkin muncul akibat

14
perubahan. Komitmen akan keberhasilan perubahan. Pembaharu harus menyadari dan menilai
kefektifannya Mempunyai pengetahuan yang luas tentang keperawatan termasuk hasil-hasil riset
dan data-data ilmu dasar, menguasai praktik keperawatan dan mempunyai keterampilan teknik
dan interpersonal.

Fungsi pembaharu sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi yang efektif dalam proses
berubah, agar efektif seorang pembaharu sebaiknya :

a. Mudah ditemui oleh mereka yang terlibat dalam proses berubah

b. Dapat diercaya oleh mereka yang terlibat

c. Jujur dan tegas dalam menetapkan tujuan, perencanaan dan dalam mengatasi masalah

d. Selalu melihat tujuan dengan jelas

e. Mmenetapkan tanggung jawab dari mereka yang terlibat

f. Menjadi pendengar yang baik.

1. HOLISME

Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasal dari konsep Aristoteles (filosof dari Yunani),
Baruch Spinoza (filosof Belanda), dan William James (filosof dan psikolog dari Amerika), yang
berkaitan dengan pergerakan Gestalt sebelum perang dunia Konsep holisme selalu
mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan terbagi-bagi dalam
bagian-bagian. Pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah, tetapi merupakan satu
bagian yang utuh dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada
keseluruhan.

2. HUMANISME

Konsep humanisme yang diusung oleh Abraham Maslow mengemukakan bahwa yang
menentukan keberhargaan seorang manusia adalah kapasitas atau kemampuannya untuk dapat
merealisasikan diri. Teori humanistic percaya bahwa manusia memiliki potensi diri untuk sehat

15
dan kreatif, jika kita mau menerima tanggung jawab bagi kehidupan dirikita sendiri.
Perkembangan psikologi humanistik tidak lepas dari pandangan psikologi holistik dan
humanistik. Pekembangan aliran-aliran behaviorisme dan psikoanalisis yang sangat pesat di
Amerika Serikat ternyata merisaukan beberapa pakar psikologi di negara itu. Mereka melihat
bahwa kedua aliran itu memandang manusia tidak lebih dari kumpulan refleks dan kumpulan
naluri saja. Mereka juga menganggap kedua aliran itu memandang manusia sebagai makhluk
yang sudah ditentukan nasibnya, yaitu oleh stimulus atau oleh alam ketidak kesadaran manusia.

Dan yang tidak kalah penting,mereka berkesimpulan bahwa kedua aliran itu menganggap
manusia sebagai robot atau sebagai makhluk yang penuh masalah. Humanistik mengatakan
bahwa manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif,
punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu,walaupun dalam penelitian boleh saja dilakukan
analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpulanya, manusia
harus dikembalikan dalam kesatuan yang utuh. Pandangan seperti ini adalah pandangan yang
holistik.

16
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan teori diatas, kami dari kelompok 7 dapat menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip
keperawatan secara holistik yang di dalamnya terdiri dari teori sistem dan konsep berubah
merupakan pengetahuan daru yang memudahkan kami sebagai seorang perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sistem terdiri dari subsistem yang
membentuk sebuah sistem dimana antara subsistem satu dengan yang lainnya harus saling
mempengaruhi dan sistem akan berjalan lancar apabila di gerakkan secara bersama- sama tanpa
mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan konsep berubah dan komponen yang ada di
dalamnya. Perubahan dapat membawa individu menjadi lebih berkembang sesuai dengan
kemampuan, pola pikir dan pandangan masing-masing individu terhadap adanya suatu
perubahan. Terdapat pula strategi-strategi dalam menyikapi suatu perubahan dalam konteks
keperawatan. Selain itu, perawat juga bisa menjadi pembaharu dalam lingkungannya sesuai
potensi masing-masing dan cara penyesuaiannya.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Prinsip-Prinsip Pendekatan Secara
Holistik Dalam Konteks Keperawatan yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.
Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam penyususnan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami selaku penyusun makalah ini khususnya juga
para pembaca sekalian. Terima kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2301539-konsep-berubah-teori-
spradley/#ixzz27BcyRsgv/

https://documents.tips/documents/prinsip-prinsip-pendekatan-secara-holistik-dalam-konteks-
keperawatan.html

18

Anda mungkin juga menyukai