Anda di halaman 1dari 13

KLIPING UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN PANCASILA
Berita yang berkaitan dengan Pembangunan Ekonomi
Kerakyatan

Oleh :

IKA SRI SUMIATI / 180341617567

OFFERING : C

Universitas Negeri Malang


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pendidikan Biologi
2018
Kembangkan Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Contoh
Desa Bawang Merah di Brebes
Penulis: Muhammad Idris – detik
Pada : Jumat, 26 Feb 2016 17:22 WIB
Sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3152137/kembangkan-ekonomi-kerakyatan-
pemerintah-contoh-desa-bawang-merah-di-brebes
Diakses pada:Sabtu, 01 September 2018 pukul:09.31 WIB

Foto: Rachman Haryanto

Jakarta - Pemerintah saat ini tengah menyusun sejumlah langkah mewujudkan ekonomi kerakyatan
berbasis desa. Kebijakan ini dirancang untuk membangun ekonomi daerah di tingkat desa dengan
mengoptimalkan semua kebijakan-kebijakan ekonomi kerakyatan yang selama ini dianggap jalan
sendiri-sendiri.

Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo, mengungkapkan pihaknya saat ini tengah membuat konsep
kebijakan-kebijakan ekonomi kerakyatan dalam satu paket sehingga saling mendukung. Selama ini,
menurutnya, banyak kebijakan ekonomi kerakyatan dilakukan oleh kementerian/lembaga (K/L) tanpa
koordinasi dan untuk tujuan masing-masing.

"Bahas bagaimana ekonomi kerakyatan atau ekonomi keadilan seperti dicontohkan di Brebes. Itu
nanti semua terlibat dari KUR-nya, dana desanya, financial inclusion, pasar dan gudang logistik, e-
commerce jadi satu kesatuan nanti, contohnya di Brebes," jelas Mardiasmo ditemui di kantor
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat
(26/2/2016).

Antar lembaga, lanjutnya, akan membuat kebijakan dalam satu paket membangun ekonomi
kerakyatan, khususnya di tingkat pedesaan.

"Nyambung semua, selama ini kita ingin koordinasi yang lebih baik lagi. Sehingga Bank BRI di situ
misalnya, kemudian BI dan OJK bagaimana financial inclusion-nya, kita dari dana desanya, koperasi
dan UKM-nya, jadi kita coba kita koordinasikan. Sebelumnya kan datang ke sana sendiri-sendiri,
sekarang maunya jadi satu kesatuan, lebih mudah," jelas Mardiasmo.

Dia mencontohkan, saat ini ada desa di Kabupaten Brebes yang warganya secara secara tidak
langsung mengintegrasikan pembangunan desa lewat ekonomi kerakyatan. Brebes dengan
komoditas bawang merah dan telor asin ini jadi daerah yang baru dijadikan contoh untuk
kembangkan ekonomi kerakyatan.

"Kaya KUR di Brebes apa saja, terus dana desa buat kembangkan badan usaha desa, UKM dan
koperasinya kaya apa, bagaimana pasarnya dioptimalisasi. Di sana kebetulan kembangkan
brambang (bawang merah), bagimana logistik dan pemasarannya, itu dibuat satu kesatuan.
Sehingga holistic," ujarnya.

Mardiasmo menuturkan, dalam rapat tersebut, Kementerian Keuangan sendiri kebagian tugas dalam
mempercepat pencairan dana desa.

"Dari Kementerian Keuangan bagaimana percepat dana desa, selama ini kan 3 kali penyaluran yaitu
40%, 20%, 20%. Kita akan upayakan jadi 60% dan 40% sehingga Maret sudh (cair) 60%, kan
otomatis lebih cepat lebih bagus," tutupnya. (ang/ang)

.
Harga Bawang di Brebes Anjlok, Pemda
Diminta Benahi Produksi
Penulis : Fajar Eko Nugroho
Pada : 03 Jan 2018, 20:20 WIB
Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3214593/harga-bawang-di-brebes-anjlok-pemda-
diminta-benahi-produksi

Diakses pada: Selasa, 18 September 2018 09.27 WIB

Polisi dan PNS ramai-ramai borong bawang merah karena harga anjlok (Foto: Liputan6.com/Fajar
Eko)
Liputan6.com, Brebes Anjloknya harga bawang merah di tingkat petani hingga ke titik terendah Rp 3
ribu per kilogram (kg) tak hanya membuat petani dan Pemkab Brenes kelimpungan.

Berbagai upaya dilakukan Bupati Brebes Idza Priyanti. Ini antara lain meminta kepada seluruh
Aparatur Sipil Negara (ASN) agar membeli bawang merah langsung ke petani dengan harga Rp 18
ribu per kg.

"Kita kan punya ASN jumlanya sekitar 12 ribu orang. Kalau semua beli minimal satu orang 2 kg. Maka
sudah menyerap hingga 24 ton saja," Bupati Brebes Idza Priyanti di Brebes, Rabu (3/1/2018).

Kendati demikian, Anggota DPR RI Komisi II Agung Widyantoro menyebut jika kebijakan Bupati
Brebes Idza Priyanti yang meminta ASN membeli bawang merah dengan harga per 2 kg seharga Rp
36 ribu dinilai tak menyelesaikan persoalan.

"Sekarang begini, berapa banyak ton bawang merah yang panen saat ini. Jumlahnya kan berbanding
jauh. ASN saja disini hanya sekitar 12 ribu orang. Maka jika dikalikan dengan hasil produksi hanya
mencapai 24 ton saja. Padahal saat ini hasil panen raya petani bawang merah mencapai ribuan ton,"
ucap Agung Widyantoro disela penyerahan bantuan alat pertanian di Desa Kebonagung Kecamatan
Jatibarang, Rabu 3 Januari 2018.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Brebes, akhir bulan Desember hingga awal bulan Januari 2018 ini
sudah sekitar 3800 hektar lahan bawang merah dipanen. Hasilnya pun jika di rata-rata 1 hektare
menghasilkan antara 7 hingga 8 ton. Sehingga hasil panen mencapai 26 ribu ton lebih.

"Maka jumlah produksi bawang merah melimpah atau surplus cukup banyak. Hal itulah yang
berpengaruh pada harga bawang anjlok. Apalagi di sejumlah daerah juga panen bawang,"
ungkapnya.

Agung menyebut, persoalan anjloknya bawang merah itu harus segera dibenahi terkait
mekanismenya. Sehingga, harga bawang merah di saat masa panen tetap stabil dan tak merugikan
petani.

"Kalau Bupati minta ASN borong bawang merah itu bukan solusi yang pas atau saya kira kurang
efesien. Itu hanya jangka pendek saja. Apalagi kan jumlahnya terbatas, tapi paling tidak hanya
meringankan sejumlah petani," jelasnya.

Terlebih, akhir bulan Januari 2018 ini ribuan hektare lahan di 11 Kecamatan sentra bawang merah
memasuki panen raya pertama di tahun baru ini.

"Sekarang saja harga sudah merosot tajam. Apalagi nanti akhir bulan Januari 2018 ini akan panen
raya yang lebih besar. Bisa saja harga semakin terjun bebas. Jadi harus ada upaya dari pemerintah
untuk menolong para petani," kata pria berkacamata itu.

Kembangkan Industri UMKM Pengolahan Bawang

Anggota DPR Agung meminta kepada para petani di Brebes agar lebih jeli melihat situasi harga
bawang merah yang sedang anjlok.

"Petani bawang merah disini (Brebes) pasti sudah tau, Pemerintah pusat ingin mengembangkan
bawang merah disejumlah daerah. Karena memang pemerintah nggak ingin kecolongan terkait
kurangnya pasokan bawang secara nasional. Jadi solusinya pemkab Brebes mengembangkan
industri UMKM untuk pengolahan bawang merah. Bisa dibg nggak melulu jualnya berupa bahan
mentah, tapi diolah dulu jadi bawang goreng atau yang lain," ungkap Agung.

Ia pun meyakini persaingan petani bawang merah dalam beberapa tahun kedepan akan sangat ketat.
Meskipun Brebes menjadi pemasok kebutuhan bawang merah nasional sebanyak 30 persen, namun
hal itu bisa saja berubah dikemudian hari.

"Jumlah petani bawang merah di Indonesia kan kedepan akan bertambah banyak yang tersebar
diberbagai daerah. Sehingga ini tantangan untuk petani Brebes untuk meningkatkan kemampuan
dalam hal pengelolaan hasil bawang merah sendiri. Saya yakin jika mampu mengolah melakui UMKM
akan lebih memiliki nilai jual yang tinggi," dia memungkasi.
Panen Bawang di Brebes, Mentan dan Buwas
Siap Berantas Mafia Pangan
Sumber : https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/01/154412826/panen-bawang-di-brebes-
mentan-dan-buwas-siap-berantas-mafia-pangan.
Penulis : Mikhael Gewati
Editor : Kurniasih Budi

Diakses pada : Selasa,18 September 2018 09.42 WIB

Dirut Bulog Budi Waseso, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Bupati Brebes Idza Priyanti,
Dirjen Holtikultura Suwandi Suryo, dan Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah (kiri ke kanan) sedang
melakukan panen bawang merah di Desa Jagalempeni, Kecamatan Wanasari, Brebes, Jawa Tengah
Rabu (1/8/2018). (Dok Humas Kementerian Pertanian).

BREBES, KOMPAS.com - Para petani bawang merah di Desa Jagalempeni, Wanasari, Brebes,
Jawa Tengah meminta pemerintah untuk mempertahankan harga jual bawang merah di tingkat petani
tinggi seperti saat ini. Ketua kelompok Tani Uman Jaya 1 Sultani mengatakan, harga jual bawang
merah basah saat ini mencapai Rp 18.000 per kilogram (kg) dan kering Rp 21.000 per kg. Namun,
meski begitu para petani khawatir harga bawang di tingkat petani bisa turun akibat oknum-oknum
tertentu yang melakukan impor bawang merah. "Meski Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah
menyerap bawang kami, tetapi kalau ada oknum-oknum yang masih melakukan impor maka kondisi
petani bawang akan remuk," kata Sugiono, salah satu petani bawang kepada Menteri Pertanian
Amran Sulaiman di lokasi panen bawang merah di Desa Jagalempeni, Rabu (1/8/2018). Baca juga:
Mentan Lepas Ekspor Bawang Merah Brebes Ke Thailand Amran dan Direktur Utama Bulog Budi
Waseso yang langsung berdialog dengan petani di lokasi panen menyatakan kesiapannya.
"Sekarang mafia- mafia pangan sudah dibereskan, apalagi sekarang sudah ada Pak Buwas sebagai
Dirut Bulog yang baru," kata Amran. Adapun Buwas mengatakan, Bulog siap bahu membahu dengan
berbagai pihak terkait termasuk Kementerian Pertanian untuk memberantas mafia pangan.
"Bersama-sama Menteri Pertanian, kami akan kunci pergerakan mafia pangan," ucap Buwas.

Bulog serap hasil panen

Tak hanya memberantas mafia pangan, mantan ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan
kalau Bulog siap membeli hasil panen bawang merah petani di Brebes. Hal ini dibuktikan dengan
akan dibangunnya gudang penyimpanan dengan Sistem Pengkondisian Udara (Controlled
Atmosphere Storage/CAS) sehingga dapat menjaga dan mengontrol kelembaban udara. Dengan
begitu dapat menghambat penuaan bawang merah yang berakibat busuk. Hasilnya gudang tersebut
dapat menyimpan bawang merah dalam waktu lumayan lama.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Dirut Bulog Buwas berdialog dengan petani bawang
merah di lokasi panen bawang merah di Desa Jagalempeni, Kecamatan Wanasari, Brebes, Jawa
Tengah Rabu (1/8/2018). (Dok Humas Kementerian Pertanian)

Baik Amran dan Buwas datang ke Desa Jagalempeni, Kecamatan Wanasari, Brebes, Jawa Tengah
untuk melakukan panen bawang merah. Adapun luas area pertanian bawang merah yang dipanen
mencapai 20 hektar (ha) dengan total luas area tanam sebesar 150 ha. Sementara itu, total luas
pertanian bawang di kawasan tersebut yaitu 210 ha. Selain mereka hadir pula Bupati Brebes Idza
Priyanti, anggota DPR KOMISI IV Fraksi partai Golkar Agung Widiyantoro dan pejabat kementerian
serta Bulog terkait lainnya.
Mentan dan Buwas Panen Bawang Merah di
Brebes
Penulis : Imam Suripto – detikFinance

Pada : Rabu, 01 Agu 2018 17:15 WIB

Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4145059/mentan-dan-buwas-panen-bawang-merah-
di-brebes

Di akses pada : Rabu, 19 September 2018 11:17

Foto: Imam Suripto/detikcom

Brebes - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman bersama Dirut Bulog Budi Waseso, dan Bupati
Brebes Idza Priyanti, Rabu (1/8/2018) siang panen raya bawang merah di Desa Jagalempeni,
Kecamatan Wanasari, Brebes, Jawa Tengah. Pada tahun ini, produksi bawang merah Brebes
diprediksi meningkat dibanding tahun lalu.

Amran mengatakan Brebes merupakan sentra bawang merah terbesar di Indonesia telah
memberikan kontribusi 18,5% produksi nasional atau 57% dari produksi Jawa Tengah. Memasuki
panen raya tahun 2018 ini yang dimulai pada bulan Juni hingga Agustus, bawang merah hasil petani
di Kabupaten Brebes ini tak hanya dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Namun komoditas
tersebut juga dapat memenuhi kebutuhan luar negeri.

Pada kesempatan tersebut, Joko Prabowo, Petugas Penyuluh Pertanian Desa Jagalempeni
mengungkapkan, desanya memiliki lahan 210 ha dan sebanyak 150 ha diantaranya dipergunakan
untuk pertanaman bawang merah.

"Varietas bawang merah yang ditanam di lokasi panen adalah jenis Bima Brebes dengan harga jual
17 ribu per kg bawang merah basah dan 19 ribu untuk bawang merah kering," papar Joko.
Pada kesempatan tersebut Dirut Bulog, Budi Waseso menuturkan akan menyerap hasil panen petani
bila harganya anjlok. Pihaknya mengaku sudah dua kali membeli bawang merah langsung kepada
petani. Bahkan sudah ada kesepakatan dengan Bupati Brebes, Jawa Tengah untuk tempat
pengawetan bawang merah.
Dia menegaskan akan melindungi petani dengan melakukan pelarangan impor bawang
"Untuk masalah impor saya akan berusaha mengunci impor bersama-sama Kementan, ini adalah
harga diri bangsa," ujar pria yang beken disapa Buwas itu.
Mentan Amran Ekspor 300 Ton Bawang
Merah Asal Brebes ke Thailand
Penulis : Fajar Eko Nugroho

Pada : 18 Agu 2017, 19:12 WIB

Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/3062654/mentan-amran-ekspor-300-ton-
bawang-merah-asal-brebes-ke-thailand
Di akses pada : Rabu, 19 September 2018 11:42 WIB

Mentan Amran Lepas 12 Kontainer Berisi 300 Ton Bawang Merah Ke Thailand. (Fajar
Eko/Liputan6.com)

Liputan6.com, Brebes - Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas 12 truk kontainer bawang
merah berisi 300 ton bawang merah. Truk tersebut akan menuju Tailand. Ekspor dilakukan
lantaran produksi bawang merah surplus atau melimpah dan kebutuhan bawang secara nasional
saat ini sudah terpenuhi.

“Pada momentum hari kemerdekaan ke-72 RI ini kami berterimakasih kepada pahlawan pangan
kita, yakni petani,” ucap Amran Sulaimam, di Brebes, Jumat, (18/8/2017).

Perusahaan eksportir asal Brebes PT Bawang Merah Indonesia Sejahtera ditunjuk oleh
pemerintah sebagai pengekspor bawang merah ini. Amran menyatakan, jika total ekspor bawang
merah ditarget bisa mencapai 5.600 ton hingga akhir tahun ini.

“Saat ini Thailand dulu, ke depan nanti kita ekspor ke negara lain Vietnam, Philipina, Malaysia,
Singapura, dan negara lainua menyusul,” dia menambahkan.

Amran pun mengklaim ekspor ini baru pertama kali dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada
2014 lalu, kata dia, Indonesia impor bawang merah sebanyak 72 ribu ton. Pada tahun berikutnya
(2015) impor menurun menjadi 15 ribu ton.
“Jadi pada tahun 2016 impor kita nol. Nah, di 2017 ini Indonesia justru yang ekspor bawang
merah yang penting kata impor sudah kita balik menjadi ekspor,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan ekspor
bawang ini sebenarnya bukan yang pertama kalinya. Menurutnya, pada 2014 lalu bawang merah
dari Brebes sudah diekspor ke luar negeri.

“Kalau ekspor (bawang merah) dari dulu kita juga sudah. 2014 ekspor, 2015 ekspor, tahun ini
(2017) sudah yang kesekian kalinya,” ucap Juwari.
Format Analisis Kasus
Nama mahasiswa : Ika sri sumiati
NIM : 180341617567
Kelompok dan Offering : 9/C

No Pertanyaan Jawaban

1 Siapa pelaku yang Pemerintah daerah kabupaten Brebes dan


berusaha mengatasi pemerintah pusat(kementrian keuangan dan
masalah pada kasus ini? kementrian pertanian)
Catatan: pelaku dapat
berupa orang atau
lembaga. Orang atau
kembaga tersebut dapat
berada dalam ranah
masyarakat atau
negara.
2 Masalah apakah yang Pemerintah ingin membangun ekonomi kerakyatan dan
berusaha diatasi oleh menjadikan indonesia sebagai negara pengekspor
pelaku?
bawang merah.
Catatan: masalah
adalah kesenjangan
antara kenyataan
dengan cita-cita. Nilai-
nilai Pancasila
merupakan bentuk dari
cita-cita tersebut.

3 Bagaimana upaya  Kementrian keuangan mempercepat penyaluran


pelaku mengatasi dana desa.
masalah tersebut?  Pemerintah berencana mencontoh desa bawang
Catatan: upaya adalah merah yang ada di kabupaten Brebes.
cara pelaku untuk  Memberantas mafia pangan saat panen bawang
merah.
mendekatkan
 Mengekspor bawang merah ke Thailand.
kenyataan dengan cita-
cita.
4 Bagaimana tingkat  Kementrian keuangan mempercepat dana
kerhasilan dari upaya desa yang selama ini melalui 3 kali
pelaku mengatasi penyaluran yaitu, 40%,20%,20% menjadi 40%
masalah? dan 60%.
Catatan: tingkat  3800 hektar lahan bawang merah dipanen
keberhasilan adalah dengan total hasil mencapai 26 ribu ton lebih
perubahan kenyataan dan telah memberikan kontribusi 18,5%
sesuai dengan yang
dicita-citakan. produksi nasional dan 57% produksi Jawa
Tengah.
 Pemerintah kabupaten Brebes
mengembangkan industri UMKM pengolahan
bawang.
 Bulog siap serap hasil panen bawang untuk
menghindari mafia pangan.
 Kementrian pertanian mengekspor 300ton
bawang merah asal Brebes ke Thailand.

5 Teori apakah yang Teori Ekonomi Kerakyatan


relevan untuk
Ekonomi rakyat adalah sistem ekonomi yang
menjelaskan kasus ini?
mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam
Catatan: teori diambil
proses pembangunan dimana seluruh lapisan tersebut
dari ilmu-ilmu social
tanpa terkecuali sebagai penggerak pembangunan.
yang ditulis di buku atau
(A.Z.Fachri Yasin, dkk. 2002. Petani, Usaha Kecil
jurnal ilmiah.
Dan Koperasi Berwawasan Ekonomi Kerakyatan.
Pekanbaru : Unri Press. h.2-3)

Teori pertumbuhan ekonomi

Menurut David Ricardo peertumbuhan ekonomi


yang paling dikenal ialah tentang the law of
diminishing return. Pemikiran ini tentang
bagaimana pertumbuhan penduduk atau tenaga
kerja yang manpu mempengaruhi penurunan
produk marginal karena terbatasnya jumlah tanah.
Menurutnya peningkatan produktivitas tenaga kerja
sangat membutuhkan kemajuan teknologi dan
akumulasi modal yang cukup. Dengan
demikian,pertumbuhan ekonomi dapat dicapai.

Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai


upaya alternatif untuk menjawab kegagalan yang
dialami oleh negara-negara berkembang termasuk
Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan.

6 Nilai-nilai Pancasila Nilai Kerakyatan (sila keempat)


apakah yang tercermin
Keputusan yang di ambil untuk menjalankan
pada upaya pelaku
perekonomian sebuah Desa ataupun Negara haruslah
tersebut?
selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan di
laksanakan dengan sadar, jujur, dan penuh tanggung
jawab.

 Nilai Keadilan (sila kelima)


Besarnya upaya pembangunan sehingga terciptanya
kesejahteraan/kemakmuran yang berkeadilan bagi
seluruh masyarakat dalam sistem ekonomi yang
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan pada asas
kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai