Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angkat Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia

masih tinggi, menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

ada sekitar 800 ibu di dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi

kehamilan dan persalinan. Penyebab utama dari AKI antara lain perdarahan

(30,3%), hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%), partus macet

(1,8%) dan abortus (1,8%) dan penyakit penyerta lainnya yang diderita ibu

sebelum masa kehamilan. Wanita yang tinggal dinegara berkembang

memiliki resiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan wanita yang

tinggal dinegara maju sehubungan dengan faktor yang berhubungan dengan

kehamilan dan persalinan (WHO 2013).

Program peningkatkan kesehatan ibu dan anak Indonesia telah lama

dilakukan sejak berdirinya Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) pada tahun

1950 yang memberi pelayanan berupa perawatan kehamilan, persalinan,

perawatan bayi dan anak, pendidikan kesehatan dan pelayanan Keluarga

Berencana (KB). Namun sampai saat ini AKI dan AKB masih tinggi

(Prasetyawati, 2012)

Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah

kesehatan yang penting. AKI yang tinggi di Indonesia disebabkan karena

banyaknya ibu hamil yang memiliki risiko tinggi. Kehamilan yang beresiko

1
2

adalah kehamilan dengan komplikasi yang dapat memengaruhi kesehatan ibu

dan janin. AKI dapat diturunkan dengan cara pencegahan dan mendeteksi

secara dini agar komplikasi dapat diketahui dan tidak menyebabkan kematian

salah satunya dengan cara meningkatkan pemeriksaan Antenatalcare

(Kusmiyati, 2010).

WHO melaporkan bahwa terdapat 536.000 wanita hamil meninggal akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan di seluruh dunia. Antenatal sangat

penting untuk dapat menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan

normal dan ibu hamil tetap melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat.

Ibu hamil dapat diprediksi faktor risiko dan kemungkinan komplikasi dengan

cara Antenatal (Manuaba, 2010).

Pelayanan asuhan Antenatal Care (ANC) perlu dilakukan secara

terintegrasi untuk mengatasi permasalahan AKI. Pelayanan Antenatal sendiri

adalah Antenatal yang terintegrasi dengan pelayanan program Gizi, Imunisai,

IMS-HIV/AIDS, ESK dan Frambusia, TB dan Kusta, Malaria, Cacingan, dan

intelegensia dengan pendekatan yang rensponsif gender untuk

menghilangkan missed opportunity yang ada. Selanjutnya akan menuju pada

pemenuhan hak reproduksi khususnya pada ibu hamil. Guna mewujudkan

Making Pregnancy Server (Fitryana, 2013).

Penyakit pada ibu hamil dapat di deteksi dan terintegrasi secara dini

dengan pelayanan Antenatal Care yang harus terlaksana secara

komprehensif, terintegrasi dan berkualitas. Ibu hamil juga harus mendapat


3

pelayanan yang lebih menyeluruh dan terintegrasi, missed opportunity dapat

dihindari serta pelayanan dapat terselenggara lebih efektif dan lebih efisien

(setyarini, 2012).

Selain dalam proses kehamilan proses persalinan pun memegang peran

penting. Menurut JNPK-KR (2013), asuhan persalinan normal memiliki

tujuan yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan memberikan derajat

kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang

terintegrasi dan lengkap serta dengan intervensi yang minimal sehingga

prinsip keamanan dan kualitas pelayanan tetap terjaga pada tingkat yang

optimal. (JNPK-KR .2013)

Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai

selama proses persalinan berlangsung, upaya mencapai pertolongan

persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu

dan sayang bayi.(rohani,dkk, 2011)

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam

lingkup kebidanan adalah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif

(continuity of care). Hal ini sesuai dengan rencana strategis menteri kesehatan

dari salah satu prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 2010 – 2014

adalah peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan KB (Kemenkes, 2010).

Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan mulai

masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan penggunaan KB yang
4

bertujuan untuk mencegah AKI dan AKB. Peran bidan dalam asuhan

komprehensif adalah mendampingi wanita selama masa siklus hidup dimulai

dari adanya komplikasi pada ibu hamil, memberikan pelayanan asuhan

persalinan normal yang aman yang berfungsi untuk mencegah terjadinya

AKI, memberikan perawatan BBL untuk mencegah AKB maupun komplikasi

yang terjadi pada bayi, memberikan asuhan masa nifas untuk mencegah

terjadinya perdarahan pascasalin, memberikan konseling tentang keluarga

berencana dan pelayanan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk

meningkatkan keluarga yang sejahtera (Kepmenkes No. 938. 2007)

Continuity of care adalah suatu proses dimana tenaga kesehatan yang

kooperatif terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan secara terus

menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, biaya perawatan medis

yang efektif. Continuity of care pada 3 awalnya merupakan ciri dan tujuan

utama pengobatan keluarga yang lebih menitik beratkan kepada kualiatas

pelayanan kepada pasien (keluarga) dengan dapat membantu bidan (tenaga

kesehatan). Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas. Secara

tradisional, perawatan yang berkesinambungan idealnya membutuhkan

hubungan terus menerus dengan tenaga professional. Selama trisemester III,

kehamilan dan melahirkan sampai enam minggu pertama postpartum.

Penyediaan pelayanaan individual yang aman, fasilitasi pilihan informasi,

untuk lebih mendorong kaum wanita selama persalinan dan kelahiran, dan

untuk menyediakan perawatan komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir

selama periode postpartum (Estiningtyas, dkk.2013)


5

Berdasarkan uraian di atas penulis sebagai calon bidan merasa perlu untuk

melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif, sehingga diharapkan bidan

sebagai tenaga pelaksana pelayanan kebidanan harus mampu dan terampil

mendeteksi dini komplikasi yang mungkin timbul melalui pemberian asuhan

kebidanan yang komprehensif pada ibu dari masa kehamilan sampai masa nifas

agar ibu dapat melewati masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas dengan

aman dan selamat dan tentunya dengan bayi yang sehat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan kajian Komprehensif pada

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana

pada Ny. R 21 tahun di Kecamatan Kawalu Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan kajian komprehensif data objektif pada Ny. R 21

tahun di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya

b. Mampu melakukan pemeriksaan komprehensif pada Ny. R21 tahun

di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya

c. Mampu melakukan pengambilan keputusan secara komprehensif

kepada Ny.R. 21 tahun di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya

d. Mampu melakukan analisis data secara komprehensif kepada Ny. R

21 tahun di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya

e. Mampu melakukan pendokumentasian secara komprehensif pada

Ny. R 21 tahun di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya


6

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk pengaplikasian secara langsung ilmu

kebidanan yang sudah di dapatkan saat perkuliahan dan juga sebagai

sarana untuk melatih keterampilan dalam melakukan asuhan asuhan yang

di lakukan.

2. Bagi Lahan Praktik

Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanan Asuhan kebidanan

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB

secara intensif dan kontinu.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai alat ukur keterampilan yang di miliki oleh mahasiswa dalam

menyerap ilmu yang di berikan pada perkuliahan dalam setiap asuhan

yang di berikan dan sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai