Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI PADA REMAJA,

IBU HAMIL, DAN POST PARTUM

DI SUSUN OLEH:

KHOFIFAH DWI SAFIRAH

NIM 1811125269

A 2018 2

Dosen :

Ns. Erika,SKp, M.Kep., Sp.Mat, PhD

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2019
i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas segala karuniaNya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini. Makalah yang berjudul tantang
ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI PADA REMAJA, IBU HAMIL, DAN

POST PARTUM, disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Maternitas tersebut yang di ampu oleh Ibu Ns. Erika,SKp, M.Kep., Sp.Mat, PhD.

Meski makalah ini telah disusun secara maksimal, namun saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Harapan saya semoga makalah ini
dapat menambah pemgetahuan bagi para pembaca dan pengalaman saya, dan untuk
kedepannya saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar menjadi
lebih baik lagi. Demikian apa yang bisa saya sampaikan.

Pekanbaru, 26 September 2019

Khofifah Dwi Safirah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................

A. Nutrisi ...................................................................................................... 3
B. Nutrisi pada remaja………………………………………………………10
C. Nutrisi pada ibu hamil……………………………………………………20
D. Nutrisi pada ibu post partum……………………………………………..24
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..29
A. Kesimpulan………………………………………………………………29
B. Saran……………………………………………………………….…….29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…….30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh (Hidayat, 2006). Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak (Tarwoto, 2006). Pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan ( Hidayat, 2005).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikologis, yakni antara usia 10-19 tahun yang
merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan
sering disebut masa pubertas (adolescence). Masa remaja adalah periode
paralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2010). Dilihat
dari segi kuantitas, jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia
sebesar 22,2% dari total penduduk Indonesia yang terdiri dari 50,9 % laki
laki dan 49,1% perempuan (Kurniawan, (2002) dalam Sulaiman, (2009)).
Begitu juga dengan jumlah remaja dibanyak negara berkembang tumbuh
dengan pesat. Lima tahun terakhir, kelompok remaja merupakan salah satu
perhatian utama di bidang kesehatan karena gaya hidup mereka yang unik
dan berbeda dengan kelompok umur dari generasi sebelumnya ( Surjadi,
(2002) dalam Sulaiman, (2009)).
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin
yang dikandungnya. Angka kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
lebih tiggi dinegara-negara yang sedang berkembang daripada dinegara-
negara yang sudah maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi
yang rendah mempengaruhi diet ibu. Gizi ibu yang baik diperlukan agar
pertumbuhan janin berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Dimulai

1
dari satu sel telur yang setelah dibuahi tumbuh dengan pesat, sehingga
diperkirakan pertumbuhan janin sejak konsepsi sampai lahir (Soetjiningsih,
1995).
Post partum adalah masa dimulainya setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan normal
(sebelum hamil) yang berlangsung dalam waktu enam minggu
(Sulistyawati, 2009). Menurut Hikmah & Yani, (2015), pada postpartum
normal akan terjadi kehilangan darah sebanyak kurang lebih 200 ml.
Episiotomy meningkatkan angka ini sebesar 100 ml dan kadang lebih
banyak lagi. Akan tetapi kehilangan darah sekalipun dengan jumlah yang
lebih kecil dapat menimbulkan akibat yang berbahaya pada wanita yang
anemis.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Nutrisi?
2. Apa saja kah jenis-jenis dari Nutrisi?
3. Apa fungsi dari Nutrisi?
4. Bagaimana asuhan keperawatan Nutrisi pada remaja?
5. Apa sajakah pemenuhan nutrisi pada remaja?
6. Apa yang dimaksud dengan nutrisi pada ibu hamil?
7. Apa sajakah makanan yang harus dihindari pada ibu hamil?
8. Bagaimana asuhan keperawatan nutrisi pada ibu hamil?
9. Apakah yang dimaksud dengan ibu post partum?
10. Bagaimana asuhan keperawatan post partum?
11. Bagaimana cara pemenuhan nutrisi pada ibu yang mengalami post
partum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Nutrisi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Nutrisi
3. Untuk mengetahui fungsi dari Nutrisi

2
4. Memahami asuhan keperawatan Nutrisi pada remaja
5. Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pada remaja
6. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan nutrisi pada ibu hamil
7. Untuk mengetahui makanan yang harus dihindari pada ibu hamil
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan nutrisi pada ibu hamil
9. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan ibu post partum
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan post partum
11. Untuk mengetahui cara pemenuhan nutrisi pada ibu yang mengalami
post partum

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nutrisi
1. Definis Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock
CL (2004), Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan
jaringan tubuh.
Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses tumbuh
kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006). Nutrisi berfungsi
menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi fisik, sebagai
bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel tubuh dan
sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter & Perry,
2010).

2. Jenis-jenis Nutrisi
Nutrisi yang dibutuhkan tubuh secara umum dapat dikelompokkan
menjadi lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Terdapat beberapa zat gizi yang berperan penting dalam proses
pertumbuhan yaitu :

a. Karbohidat

4
Fungsi utama karbohidrat ialah sebagai penyedia sumber tenaga
utama bagi tubuh berbentuk energi. 1 gram karbohidrat
menyediakan energi sebesar 4 kilokalori (Kal) bagi tubuh.
Karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh
berbentuk glikogen yang disimpan dalam hati dan otot (Fikawati,
Syafiq, & Veratamala, 2017).
Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana seperti
fruktosa, glukosa, dan laktosa, dapat dijumpai dalam buah-buahan,
gula dan susu. Sedangkan karbohidrat kompleks dapat ditemukan
dalam sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, oat dan lain
sebagainya (Boyle & Roth, 2010).
b. Protein
Protein merupakan komponen utama protoplasma di dalam
sel, selain ia dapat menjadi sumber energy juga berperan penting
dalam proses pertumbuhan. Protein berperan dalam pemeliharaan
jaringan, perubahan komposisi tubuh, serta proses regenerasi
jaringan.
Protein terdiri dari blok bangunan yang disebut asam amino.
Tubuh kita dapat memproduksi beberapa asam amino. Protein yang
kita peroleh dari daging dan produk hewani lainnya mengandung
semua asam amino yang kita butuhkan. Protein dari daging dan
produk hewani yang lain juga disebut sebagai protein lengkap.
Berbeda dengan dengan protein Nabati yang tidak mengandung
semua asam amino yang kita butuhkan, untuk melengkapi asam
amino yang kita butuhkan kita perlu mengkonsumsi beberapa
makanan nabati agar kita memperoleh asam amino yang lengkap
yang kita butuhkan.
Beberapa Sumber protein yang sangat baik baik antara lain
meliputi, Ikan, kerang, Daging unggas, Daging merah (sapi, babi,
domba), Telur, Kacang-kacangan, Selai kacang, Biji bijian Produk

5
dari kedelai (tahu, tempe, burger vegetarian), Susu dan produk
terbuat dari susu (keju, keju cottage, yoghurt).

c. Lemak
Lemak sebagai komponen utama 9 pembentuk membran sel.
Lemak juga membantu penyerapan dan penyimpanan vitamin larut
lemak, seperti vitamin A, D, E dan K. Asam lemak esensial, seperti
asam lemak omega 3 dan omega 6 merupakan zat nutrisi penting
yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak. Namun, asam lemak ini
diperoleh dari luar, tidak disintesis sendiri oleh tubuh (Boyle &
Roth, 2010).
Lemak memiliki fungsi antara lain sebagai sumber energi,
memproduksi zat zat yang dibutuhkan oleh tubuh, serta membantu
tubuh menyerap vitamin tertentu dari makanan. Tidak semua
makanan berlemak baik untuk kesehatan kita. Lemak yang baik
untuk kita konsumsi adalah lemak tak jenuh tunggal (
monounsaturated ) dan lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated).
Dengan mengkonsumsi lemak tak jenuh kita dapat meminimalisir
akan terserang penyakit jantung.
Beberapa makanan yang mengandung lemak tak jenuh
tunggal antara lain adalah, Minyak zaitun, Minyak kacang, Minyak
canola, dan Alpukat. Dan beberapa makanan yang memiliki
kandungan lemak tak jenuh jamak tinggi antara lain adalah minyak
jagung, minyak biji kapas, dan minyak kedelai.
d. Vitamin
Vitamin adalah zat yang ditemukan dalam makanan yang
dibutuhkan tubuh kita untuk pertumbuhan dan kesehatan. Ada 13
vitamin yang dibutuhkan tubuh kita . Masing masing vitamin
memiliki fungsi tersendiri. Berikut adalah beberapa vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh kita.

6
1) Vitamin A. Vitamin A berfungsi melindungi tubuh kita dari
beberapa infeksi, serta membantu menjaga kulit kita agar tetap
sehat. Vitamin A dapat kita temukan pada makanan
seperti brokoli, bayam, wortel, labu, ubi jalar, hati, telur, susu,
krim, dan keju.
2) Vitamin B1. Vitamin B1 berfungsi membantu tubuh kita dalam
mencerna karbohidrat serta baik dalam menjaga sistem saraf.
Vitamin B1 dapat kita temukan pada makanan seperti hati,
kacang, sereal, roti, dan susu.
3) Vitamin B2. Vitamin B2 baik dalam menjaga kesehatan kulit
kita. Untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin B2, kita bisa
mengkonsumsi Hati, telur, keju, susu, makanan hijau , kacang
polong, dan gandum.
4) Vitamin B3. Vitamin B3 berfungsi membantu tubuh kita dalam
menggunakan protein, lemak dan karbohidrat. Selain itu
Vitamin B3 juga baik dalam menjaga sistem sarafdan kulit kita.
Vitamin B3 dapat kita temukan dalam makanan antara lain Hati,
ragi, kacang, daging, ikan, dan unggas.
5) Vitamin B5. Vitamin b5 membantu dalam proses penggunaan
karbohidrat dan lemak dan membantu dalam produksi sel darah
merah. Vitamin ini dapat kita temukan dalam daging sapi, ayam,
lobster, susu, telur, kacang, kacang polong, brokoli, ragi, dan
biji-bijian.
6) Vitamin B6. Vitamin B6 berfungsi membantu tubuh kita dalam
menggunakan protein dan lemak dan membantu dalam proses
transportasi oksigen serta sangat baik untuk kesehatan saraf kita.
Vitamin ini terkandung dalam Hati, biji-bijian, kuning telur,
kacang, pisang, wortel, dan ragi.
7) Vitamin B 9 (asam folat). Vitamin b9 membantu dalam
produksi sel baru dan memeliharanya, serta dapat mencegah

7
cacat lahir. Makanan hijau, hati, ragi, kacang, kacang polong,
jeruk, sereal dan gandum mengandung vitamin jenis ini.
8) Vitamin B12. Vitamin B12 dapat membantu dalam produksi sel
darah merah dan sangat baik untuk kesehatan saraf. Vitamin
B12 dapat kita temukan pada Susu, telur, hati, unggas, kerang,
sarden, dan telur.
9) Vitamin C. Vitamin C bermanfaat dalam menjaga kesehatan
tulang, kulit dan pembuluh darah. Makanan yang mengandung
Vitamin C antara lain jeruk, tomat, kentang, pepaya, stroberi,
dan kubis.
10) Vitamin D. Vitamin D sangat baik dalam menjaga kesehatan
tulang. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin D kita cukup
berjemur atau terkena sinar matahari selama 5- 30 menit minimal
2 kali dalam seminggu. Selain itu kita juga bisa mengkonsumsi
makanan antara lain seperti Hati dan Susu.
11) Vitamin E. Vitamin E dapat memelihara sel tubuh kita dari
kerusakan, memperlancar aliran darah, serta mampu
memperbaiki jaringan tubuh. Makanan yang mengandung
Vitamin E antara lain kuning telur, hati sapi, ikan, susu, brokoli,
dan bayam.
12) Vitamin H (Biotin). Vitamin H dapat membantu tubuh
dalam menggunakan karbohidrat dan lemak serta membantu
dalam pertumbuhan sel. Kita dapat menemukan Vitamin H
dalam Hati, kuning telur, tepung kedelai, sereal, ragi, kacang
polong, buncis, kacang, tomat, dan susu.
13) Vitamin K. Vitamin K membantu dalam proses pembekuan
darah dan pembentukan tulang. bayam, kubis, keju, bayam,
brokoli, kubis, dan tomat. Selain itu, tubuh kita juga
memproduksi vitamin K.

8
e. Mineral
Sama halnya dengan vitamin, mineral adalah zat yang
ditemukan dalam makanan yang dibutuhkan tubuh kita untuk
pertumbuhan dan kesehatan. Ada dua jenis mineral: macrominerals
dan jejak mineral. Macrominerals adalah mineral yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah yang lebih besar, yaitu kalsium, fosfor,
magnesium, natrium, kalium, dan klorida. Sedangkan jejak mineral
terdiri dari besi, tembaga, yodium, seng, fluorida, dan selenium.

f. Air
Air adalah bagian penting dari tubuh kita. Bahkan lebih dari
60 persen tubuh kita terdiri dari air.Beberapa fungsi
1) Membasahi jaringan, seperti di sekitar mulut, mata, dan
hidung
2) Mengatur suhu tubuh anda
3) Sebagai Bantalan sendi kita
4) Membantu tubuh kita mendapatkan nutrisi

3. Fungsi nutrisi
Berdasarkan pengertian Nutrisi itu sendiri , zat ini memang menjadi
asupan utama bagi tubuh seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan
sebagai pembentuk energi penting. Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam
seperti sebagai proses pengambilan zat-zat makanan yang penting, sebagai
subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk bergerak normal.
Namun nutrisi sangat berbeda dari makanan yang kita makan tiap harinya,
nutisi adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut. Nutrisi juga
berperan aktif sebagai asupan makanan yang sehat bagi tubuh, tubuh
setidaknya mengkonsumsi beberapa jenis makanan setiap harinya. Tidak
lantas kita menyepelekan nutrisi, sebab tidak semua makanan memiliki
nutrisi.

9
B. Nutrisi pada remaja
1. Pemenuhan nutrisi pada remaja
Remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun
untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Menurut
Undang-undang No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja
adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
Menurut WHO, remaja adalah bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.
Pada masa remaja terjadi peningkatan pertumbuhan yang cepat
disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional.
Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual remaja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Masa remaja awal umur 12-14 tahun (early adolescent)
1) Peningkatan pertumbuhan yang cepat
2) Kecepatan mencapai puncak
3) Karakteristik sex sekunder mulai tampak
b. Masa remaja pertengahan umur 15-17 tahun (middle adolescent)
1) Penurunan pertumbuhan pada anak wanita
2) Tinggi mencapai 95% dari tinggi rata-rata remaja
3) Karakteristik sex sekunder mengalami kemajuan yang baik
4) Transisi yang dominan dari teman-teman sebaya, lebih tertarik
pada pakaian, penampilan dan tingkah laku
c. Masa remaja lanjut umur 18-20 tahun (late adolescent).
1) Fisik sudah dewasa
2) Perkembangan struktur dan fungsi reproduksi hampir lengkap
3) Transisi ke masa dewasa, mulai melakukan peran/tugas orang
dewasa
Oleh karena pada masa ini merupakan periode rentan gizi karena
berbagai sebab diantaranya yaitu:
a. Remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan
pertumbuhan dan perkembangan

10
b. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja mempengaruhi
asupan makanan maupun kebutuhan gizinya
c. Remaja yang memerlukan kebutuhan gizi khusus, yaitu remaja yang
aktif dalam kegiatan olahraga, menderita penyakit kronis, melakukan
diet yang berlebih, sedang hamil, dan lain-lain Gambar 1 berikut
menguraikan faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan remaja
(Roberts dan William, 2000).

System sosial ekonomi politik

Ketersediaan makanan,

Produksi dan sistem distribusi

Faktor faktor eksternal Faktor faktor Internal

Unit keluarga dan karakteristik Kebutuhan dan karakteristik


keluarga fisik
Kebiasaan orang tua
Gambaran tubuh
Teman sebaya
Konsep diri
Norma dan nilai2 sosial budaya
Kepercayaan dan nilai2
Media masa pribadi
Fast food
Kesukaan makan dan arti
Kesukaan makan makanan

Pengetahuan gizi Perkembangan psikologis


Pengalaman pribadi Kesehatan

Gaya hidup

Perilaku
makan

2. Kebutuhan nutrisi pada remaja


Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan
perubahan dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi
badan) , massa tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut :

11
a. Tinggi badan
1) Sekitar 15 – 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa
remaja.
2) Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta
puncak ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan.
Pertumbuhan linear dapat melambat atau terhambat bila
kecukupan makanan/energi sangat kurang atau energy
expenditure yang meningkat misal pada atlet.

b. Berat badan
1) Sekitar 25 – 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada
masa remaja.
2) Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat
dipengaruhi asupan makanan / energi dan energy expenditure.

c. Komposisi tubuh
1) Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot
maupun massa ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak
lelaki dan perempuan sama.
2) Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan
otot lebih banyak daripada jaringan lemak secara proporsional,
demikian pula massa tubuh tanpa lemak dibanding anak
perempuan.
3) Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah
23% pada yperempuan dan 15% pada lelaki.
4) Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja
dan pada yakhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang
tercapai.
5) Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan
dengan pubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih

12
rendah pada masa dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor
lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.
6) Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan
indeks TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut
umur). Rumus IMT = BB/TB.

Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal


di bawah ini:

a. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan


perkembangan kognitif serta maturasi seksual.
b. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
c. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
d. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta


perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi
merupakan hal yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien
yang terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif yang dapat melanjut
sampai dewasa.

3. Masalah nutrisi pada remaja


Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien,
khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi
kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas
dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan
perilaku makan salah dan gaya hidup.
a. Isu masalah nutrisi pada remaja
1. Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.
Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan
umumnya pola makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi

13
dan menstruasi. Prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi. Sukarjo
dkk di Jawa Timur (2001) mendapatkan prevalensi sebesar 25.8% pada
remaja perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki usia 12-15 tahun,
sedangkan laporan Sunarno dan Untoro (2002) pada SKRT 1995
menunjukkan angka 45.8% dan 57.1% masing-masing pada anak
sekolah lelaki dan perempuan usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses
kognitif yang membaik setelah mendapat suplementasi zat besi.

2. Gizi kurang dan perawakan pendek


Perawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi
dengan kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65%
pada 11 studi oleh ICRW (International Centre for Research on
Women). Gizi kurang kronik yang mengakibatkan perawakan pendek
merupakan penyebab terjadinya hambatan pertumbuhan dan maturasi,
memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya kapasitas kerja.

3. Obesitas
Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan
makin lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan
mortalitas dan morbiditas. Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang
dengan panggul) terbukti berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal
penelitian longitudinal Bogalusa. Obesitas juga menimbulkan masalah
besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja memerlukan biaya
tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya pencegahan
obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.

4. Perilaku dan pola makan remaja.


Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko
terjadinya masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun
keterbatasan pangan, maka faktor psiko-sosial merupakan penentu

14
dalam memilih makanan. Gambaran khas pada remaja yaitu : pencarian
identitas, upaya untuk ketidaktergantungan dan diterima lingkungannya,
kepedulian akan penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan
tekanan dari teman sekelompok (peer group) serta kurang peduli akan
masalah kesehatan, akan mendorong remaja kepada pola makan yang
tidak menentu tersebut. Kebiasaan makan yang sering terlihat pada
remaja antara lain ngemil (biasanya makanan padat kalori), melewatkan
waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering
makan fast foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah ataupun produk
peternakan (dairy foods) serta diet yang salah pada remaja perempuan.
b. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Riwayat keperawatan dan diet
a) Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
d) Adakah toleransi makan/minum tertentu?
2) Faktor yang memengaruhi diet
a. Status kesehatan
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi
fisik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan
ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
c. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah
kebutuhan nutrisi, sebagaimana menurut SDKI adalah sebagai berikut:

15
No. Diagnosis Faktor yang Batasan Karakteristik (Data
Keperawatan Berhubungan Subjektif/Objektif/Symptom/
(Problem/P) (Etiologi/E) S)
Defisit nutrisi  Ketidakmampuan a. Data mayor
menelan makanan - Berat badan
 Ketidakmampuan menurun minimal
mencerna makanan 10% dibawah
 Ketidakmampuan rentang ideal
mengobsorbsi b. Data minor
nutrien - Cepat kenyang

 Peningkatan setelah makan

kebutuhan - Kram/nyeri

metabolisme abdomen

 Faktor ekonomi - Nafsu makan

(finansial tidak menurun

cukup) - Bising usus

 Faktor psikologis hiperaktif

(stres, keengganan - Otot pengunyah

untuk makan) lemah


- Otot menelan
lemah
- Membran mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin
turun
- Rambut rontok
berlebihan

16
- Diare

Berat badan  Kurang aktivitas a. Data mayor


lebih fisik harian - IMT > 25 kg/m2
 Kelebihan konsumsi (pada dewasa) atau
gula berat dan panjang
 Gangguan badan lebih dari
kebiasaan makan presentil 95 (pada

 Gangguan persepsi anak 2-18 tahun)

makan b. Data minor

 Kelebihan konsumsi - Tebal lipatan kulit

alkohol trisep >25 mm

 Penggunaan energi
kurang dari asupan
 Sering mengemil
 Sering makan
makanan
berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium
rendah (pada anak-
anak)
 Berat badan
bertambah cepat
Resiko berat  Kurang aktivitas fisik harian
badan lebih  Kelebihan konsumsi gula
 Gangguan kebiasaan makan
 Gangguan persepsi makan
 Kelebihan konsumsi alkohol
 Penggunaan energi kurang dari asupan

17
 Sering mengemil
 Sering makan makanan berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
 Makanan padat sebagai sumber utama makanan
utama pada usia < 5 bulan

d. Intervensi
1) Intervensi Diagnosa : Berat badan lebih
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x
24 jam diharapkan masalah keperawatan
berat badan lebih dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
1. Pasien menyadari masalah berat badan
2. Pasien mengungkapkan secara verbal
keinginan untuk menurunkan berat badan
3. Berpartisipasi dalam program penurunan
berat badan
4. Berpartisipasi dalam program latihan
yang teratur
5. Menahan diri untuk tidak makan banyak
dalam satu waktu tertentu
6. Mengalami asupan kalori, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, zat besi
dan kalsium yang adekuat, tetapi tidak
berlebihan
a. Intervensi : Buat rencana makan dengan pasien.

18
Rasional : Sementara tak ada dasar untuk menganjurkan diet
yang satu dari yang lain, penurunan diet yang baik
harus berisi makanan dari semua dasar kelompok
makanan dengan focus masukan rendah lemak. Ini
membantu mempertahankan rencana semirip
mungkin dengan kebiasaan pasien. Catatan :Penting
mempertahankan masukan protein adekuat untuk
mencegah kehilangan massa otot.

b. Intervensi : Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak


Rasional :Hilangkan kebutuhan komponen yang dapat
menimbulkan ketidakseimbangan metabolic,
misalnya penurunan karbohidrat berlebihan yang
dapat menimbulkan kelemahan, sakit kepala,
ketidakstabilan, dan kelemahan, asidosis metabolic
(ketosis) mempengaruhi keefektifan program
penurunan BB.
c. Intervensi : Diskusikan pembatasan masukan garam dan obat
diuretic bila digunakan.
Rasional : Retensi air dapat menjadi masalah karena
meningkatkan masukan cairan juga mengakibatkan
metabolisme lemak.

d. Intervensi : Konsul dengan ahli diet untuk menentukan


kalori/kebutuhan nutrisi untuk penurunan berat
badan individu.
Rasional : Pemasukan individu dapat dikalkulasi dengan
berbagai perhitungan berbeda, tetapi penurunan berat
badan berdasarkan kebutuhan basal kalori selama 24
jam, tergantung pada jenis kelamin, usia, berat badan
saat ini/yang diinginkan dan lama waktu yang
diperkirakan mencapai berat badan yang diinginkan.

19
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan
dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi
kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan
dengan adanya proses pencernaan makan yang adekuat.
4. Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.
5. Menunjukkan penurunan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan
optimal.
C. Nutrisi pada ibu hamil
1. Definisi
Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin
dan persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna
untuk: kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan
menyusui dan tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu
hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu,
diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil.
Selama hamil calon ibu memerlukan lebih banyak zat gizi daripada wanita
yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan
janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap
menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah,
pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013).
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat
makanan yang adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam
transfer zat-zat makanan tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat
terutama terjadi pada stadium akhir kehamilan. Misalnya pada akhir bulan
ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 g dan kecepatan maksimum

20
pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38. Sehingga dibutuhkan lebih
banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan tersebut
(Soetjiningsih, 1995).
Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan
lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,
serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Sebagai sumber tenaga yang
menghasilkan kalori, karbohidrat dapat diperoleh dari serealia, umbi-
umbian. Sementara protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh
dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sebagai sumber zat pengatur,
vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran.
Beberapa vitamin untuk meningkatkan kebugaran antara lain:
a. Vitamin B Kompleks
Dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran
hijau, ragi, telur dan produk susu. Vitamin B kompleks berguna untuk
menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal.
b. Vitamin D
Berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi.
Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
c. Vitamin E
Berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Yang
terdapat dalam lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-
kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
d. Asam folat
Berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, dan
banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam,
kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat banyak
terdapat pada jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat
selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu
pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu
pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat
maupun otak janin.

21
e. Zat besi
Dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah),
banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun
singkong, daun pepaya), daging dan hati.
2. Makanan yang harus dihindari
Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil,
karena kemungkinan membawa bibit penyakit atau parasit tertentu yang
membahayakan janin. Jenis bibit penyakit / parasit yang membahayakan
kandungan dan terbawa dalam makanan antara lain:
a. Listeria
Dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau keracunan
darah. Bakteri listeria monocytogenes banyak terdapat pada :
1) Produk unggas (termasuk telur), ikan atau daging sapi yang diolah
setengah matang.
2) Selada, buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih, terutama bila
dimakan dalam keadaan mentah.
3) Beberapa jenis keju lunak, seperti Brie, Camembert, Blue Cheese
serta keju lain yang dibuat dari susu kambing atau domba.
b. Bakteri E. Coli
Sering ditemukan pada daging yang diolah setengah matang, dan
susu yang tidak mengalami pasteurisasi. Racun yang dikeluarkannya
dapat merusak usus dan ginjal.
c. Salmonella dan Toksoplasma
Untuk menghindari infeksi bakteri jenis ini, sebaiknya tidak
mengkonsumsi daging dan telur dalam bentuk mentah atau setengah
matang.

22
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil
yaitu:

a. Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.


b. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri
: makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan
diusahan minum susu 1 gelas setiap hari.
c. Menggunakan aneka ragam makanan yang ada.
d. Memilih berbagai macam bahan makanan yang segar.

3. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang.
2) Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan
kehamilan.
3) Penyuluhan ibu dan keluarga untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan janin selama kehamilan.
4) Membantu menurunkan keluhan ketidaknyamanan.
5) Mengidentifikasi komplikasi.

b. Diagnosis Keperawatan
1) Ibu pada masa kehamilan 1.
Trimester I kemungkinan diagnosis yang ditemukan:
a) Kecemasan. b.
b) Nyeri.
c) Gangguan nutrisi.
d) Perubahan pola seksual.
2) Ibu pada masa kehamilan 2
Trimester II kemungkinan diagnosis yang ditemukan:
a) Gangguan rasa nyaman: nyeri.
b) Gangguan gambaran diri.
c) Kecemasan.

23
d) Perubahan pola seksual.

3) Ibu pada masa kehamilan 3.


Trimester III kemungkinan diagnosis yang ditemukan:
a) Nyeri.
b) Perubahan pola napas tidak efektif.
c) Perubahan pola tidur.
d) Intoleransi aktivitas.
e) Perubahan pola seksual.
c. Intervensi keperawatan
Setelah ditemukan masalah pada klien, perawat melakukan
intervensi untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien. Adapun
intervensi asuhan keperawatan yang dilakukan pada masalah
gangguan pemenuhan nutrisi pada ibu hamil yaitu :

1) Meningkatkan nafsu makan.


2) Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
3) Mempertahankan nutrisi melalui oral.
4) Melakukan pola nafas efektif
5) Mengatur pola tidur

D. Nutrisi pada ibu post partum


1. Definisi
Nutrisi pada ibu yang baru melahirkan dan menyusui sebenarnya
tidak sulit. Cara yang termudah adalah melanjutkan mengonsumsi
makanan yang bergizi saat hamil. Kebutuhan gizi pada masa nifas
terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk
proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan memproduksi air
susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Nutrisi ibu post partum yaitu
nutrisi yang bergizi seimbang.
Pemenuhan nutrisi pada ibu nifas sangatlah berpengaruh terhadap
tumbuh kembang bayi . Kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pada ibu
nifas menurut Dewi & Sunarsih, (2011) antara lain sebagai berikut :
a) Nutrisi dan cairan

24
b) Ambulasi
c) Eliminasi : BAK/BAB
d) Kebersihan diri dan perineum
e) Istirahat
f) Seksual
g) Keluarga berencana
h) Latihan/senam nifas

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu postpartum tidaklah terlalu


ketat dalam mengatur nutrisi nya yang terpenting adalah makanan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung

a) Kebutuhan kalori selama menyusui dengan jumlah yang


dihasilkan oleh ASI ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100
ml dan dibutuhkan 85 kal unutuk ibu pada setiap 100 ml yang
dihasilkan. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi
syarat seperti susunanya seimbang, porsi nya cukup, tidak terlalu
asin, pedas atau berlemak serta tidka mengandung alcohol,
bahan pengawet dan pewarna.
b) Tambahan protein 20 gr untuk pertumbuhan dan penggantian sel
yang rusak dan akan mati. Sumber protein didapat dari hewani
dan nabati antara lain : telur, daging, ikan, udang, kerang, susu,
keju, kacang kacangan, tempe, tahu dan lain lain.
c) Nutrisi lain yang diperlukan antara lain ialah perbanyak air
putih, susu dan jus buah untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh
d) Minum kapsul vitamin A
e) Pil zat besi (Fe) harus diminum untuk penambahan zat besi
selama 40 hari pasca persalinan. Karena apabila kekurangan gizi
pada ibu menyusui dapat menimbulkan gangguan kesehatan
pada ibu dan bayi nya. Gangguan pada bayi meliputi tumbuh
kembang anak, bayi mudah sakit, dan mudah terkena infeksi.
Kekurangan zat zat esensial menimbulkan gangguan pada mata
ataupun tulang. (Dewi & Sunarsih, 2011).
2. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian pada ibu Post Partum menurut Doenges (2001) adalah
sebagai berikut:
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a) Bagaimana keadaan ibu saat ini?

25
b) Bagaimana perasaan ibu setelah melahirkan?
2) Pola nutrisi dan metabolik
a) Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan?
b) Apakah klien merasa lapar seetelah melahirkan?
c) Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual?
d) Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan?
3) Pemeriksaaan fisik
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada periode
pasca partum. Nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali
dibutuhkan pada hari pertama pada partum untuk mengkaji
kehilangan darah pada melahirkan.
b) Pemeriksaan urin
Pengambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan
cateter. Spesimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan
urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika cateter
indwelling dipakai selama pasca partum. Selain itu catatan
prenatal ibu harus dikaji untuk menentukan status rubelle dan
rhesus dan kebutuhan theray yang mungkin.
b. Diagnose keperawatan
Menurut Herman dan Komitsuru (2014), diagnosa keperawatan
yang dapat muncul pada klien dengan post partum normal adalah:
a. Nyeri akut Berhubungan agen cedera fisik
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan edema jaringan
c. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot
d. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan
e. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan kegagalan
miometrium dan mekanisme homeostatik

26
f. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan g)
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi
aktivitas

c. Intervensi
1) Diagnosa: Risiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan
kurang pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu menyusui.
Tujuan: Pasien mengetahui cara perawayan payudara bagi ibu
menyusui
Kriteria hasil:
a) Klien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu menyusui.
b) ASI keluar.
c) Payudara bersih.
d) Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji pengetahuan pasien Mengetahui tingkat
mengenai laktasi dan pengetahuan pasien dan
perawatan payudara. untuk menentukan
intervensi selanjutnya.
Ajarkan cara merawat Meningkatkan
payudara dan lakukan pengetahuan pasien dan
cara brest care. mencegah terjadinya
bengkak pada payudara.
Jelaskan mengenai Memberikan
manfaat menyusui dan pengetahuan bagi ibu
mengenai gizi waktu mengenai manfaat ASI
menyusui. bagi bayi.

27
Jelaskan cara menyusui Terjadinya aspirasi pada
yang benar. bayi.

2) Diagnosa: Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan


adanya konstipasi.
Tujuan: Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil:
a) Pasien mengatakan sudah BAB
b) Pasien mengatakan tidak konstipasi
c) Pasien mengatakan perasaan nyamannya.

INTERVENSI RASIONAL
Auskultasi bising usus, Penurunan peristaltik
apakah peristaltik usus menyebabkan
menurun konstipasi
Observasi adanya nyeri Nyeri abdomen
abdomen menimbulkan rasa takut
untuk BAB
Anjurkan pasien makan- Makanan tinggi serat
makanan tinggi serat melancarkan BAB

28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan sisanya. (Tarwato, 2010).

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan.
Diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai perawat dapat melakukan
asuhan keperawatan nutrisi yang tepat dan untuk remaja, ibu hamil, dan post partum
dengan baik. Penulis

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Nanda NIC-NOC.2013.”Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


DiagnosaMedis”

EdisiRevisi Jilid 1. Jakarta: ECG

2. Nanda NIC-NOC.2013.”Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis ”

Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG

3. D, Astuti. 2017. ”ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM


ATAS INDIKASI ANEMIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT
PENGETAHUAN TENTANG NUTRISI PADA IBU POST PARTUM DI BPS
NY. YOYOH SUHERTI PRINGSEWU”. Lampung: SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN. Makalah.
4. A, Robby. 2015. ”Pengkajian Nutrisi Pada Remaja”. Makalah.
5. 2007. ”Nutrisi pada ibu hamil”. http://keperawatan-
gun.blogspot.com/2007/07/nutrisi-pada-ibu-hamil.html, diakses 23 September
2019.
6. Satgas Remaja IDAI. 2013. “Nutrisi pada remaja”.
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja,
diakses 23 September 2019.
7. Stang J, Story M (eds) Guidelines for Adolescent Nutrition Service (2005)
diunduh dari http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adol_book.htm

30

Anda mungkin juga menyukai