Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :

BELANJA MODAL PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAGAR PENGAMAN JALAN


(GUARDRAIL) TANJUNG MOMONG DESA TAREMPA TIMUR

PASAL 1
JENIS PEKERJAAN

1. Pemborong harus melaksanakan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


a. Kebersihan dan ketertiban lokasi pekerjaan
b. Peralatan kerja yang cukup dalam melaksanakan pekerjaan serta mobilisasi
bahan dan peralatan.
2. Pemborong harus memiliki Los kerja dan bangunan istirahat yang memadai,
dengan fasilitas lainnya
3. Pemborong harus menjamin keamanan proyek, baik barang-barang untuk
pemborong, pengawas atau pengelola Proyek dan pembuatan pagar sementara/ pos
jaga bila diperlukan.
4. Pembuatan direksikeet serta perlengkapannya yang cukup.
5. Pemborong harus menyediakan biaya konsumsi untuk rapat-rapat/ pertemuan
dengan pemberi pekerjaan atau wakilnya.

PASAL 2
STANDART DAN PERATURAN-PERATURAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor harus mematuhi dan memahami peraturan-
peraturan/ ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan bangunan : N1-3 (PUBB) tahun 1963,
1966, 1969, 1970.
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI – N1) TAHUN 1971.
3. Peraturan Portland Cement (SII 0013 – 81).
4. Tata Cara Perhitungan Strukutur Beton untuk Bangunan (SNI 03- 2847 – 1992).
5. Peraturan Batu Alam,Kerikil,Pasir untuk Bahan Bangunan (SKSNIS–04–1989– F)

Hal 1
6. Peraturan Keselamatan Kerja Konstruksi (SNI 0231 – 1967 – E).
7. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI – 15 – 1991 – 03).
8. Peraturan Kawat Pengikat Beton (SNI 0040 – 87 – A).

Untuk bahan-bahan yang tidak/ belum ada peraturannya di Indonesia maka dipakai
syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik dari bahan tersebut.
Sebelum kontraktor melaksanakan penggunaan bahan tersebut maka syarat-syarat dari
pabrik tersebut harus diserahkan kepada direksi untuk mendapat persetujuan.

PASAL 3
PEMAKAIAN UKURAN
1. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menetapi semua ketentuan yang
tercantum dalam RKS dan gambar kerja berikut tambahan dan perubahannya.
2. Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagiannya dan segera memberitahukan pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukan di dalam gambar kerja maupun pelaksanaan.
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan di dalam hal apapun
menjadi tangggung jawab pemborong, oleh karena itu pemborong diwajibkan
mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap gambar-gambar dan
dokumen yang ada.
PASAL 4
INFORMASI LAPANGAN
1. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus benar-benar memahami kondisi/
keadaan site atau hal-hal lain mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.
2. Pemborong harus memperhatikan secara khusus mengenai peraturan lokasi
tempat bekerja, penempatan material, pengamanan, dan kelangsungan operasi
selama pekerjaan sampai selesai.
3. Pemborong harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, dan
segala agenda-agenda dalam dokumen lelang guna menyesuaikan dengan kondisi
lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Hal 2
PASAL 5
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG
1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan suatu barang, maka hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu, bahan dan barang yang digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat suatu bahan dan barang harus
disetujui oleh Perencana/ Pemberi Tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta
gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
pemborong yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas atau Pemberi Tugas.
3. Contoh bahan dan barang-barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus
segera disediakan atas biaya pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi,
harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
kualitas maupun sifatnya.

PASAL 6
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK
1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka
pemborong harus menanyakan secara tertulis kepada pemberi tugas untuk
delanjutnya dikoordinasikan dengan perencana/ pengawas dan pemborong harus
mentaati keputusan tersebut.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang
berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran dengan
skala dari gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan
yang sudah selesai.
3. Apabila hal-hal yang disebutkan pada gambar kerja, RKS, atau dokumen yang
berlainan dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan berarti untuk
menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk menegaskan masalahnya. Kalau
terjadi hal ini maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot
teknis dan atau mempunyai bobot biaya yang tinggi.

Hal 3
4. Apabila terdapat perbedaan gambar arsitekstur, maka yang dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk jenis
dan kualitas bahan dan barang adalah gambar struktur.
PASAL 7
GAMBAR KERJA ( SHOP DRAWING )
1. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan-penjelasan dan gambar kerja,
atau diperlukan gambar tambahan/ gambar detail, atau memungkinkan pemborong
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka
pemborong harus membuat gambar tersebut dan dibuat rangkap 3 (tiga) gambar
tersebut atas biaya pemborong dan dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari pengawas.
2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi
Tugas, dan mengikuti penjelasan-penjelasan dan pertimbangan-pertimbangan.
3. Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui sebelum
dilaksanakan.

PASAL 8
GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN TEKNIS ( AS BUILT DRAWING )
1. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah direksi, maka pemborong harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan
perbedaan diantara gambar kerja.
2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) yang biaya
pembuatannya ditanggung oleh pemborong.

PASAL 9
PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek menggunakan cetakan baleho dengan ukuran 0.80 x 1.20M
diberi tulangan dan penyangga kayu dipasang pada tempat terbuka serta terawat selama
pekerjaan dilaksanakan. Papan Proyek dicat warna putih diisi daftar kegiatan
menggunakan huruf dan angka warna hitam serta diberi logo Pengguna Jasa.

PASAL 10
PENGUKURAN

Hal 4
1. Pemborong sudah harus memperhitungkan biaya untuk mengukuran atau
penelitian ukuran tata letak atau penelitian ukuran tata letak atau ketinggian
bangunan (bouwplank), termasuk penyediaan “Brench Mark” atau “Line Off Set Mark”
pada masing-masing lantai bangunan.
2. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan
sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana dan persyaratan teknis.

PASAL 11
IZIN-IZIN
1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk pembuatan izin-
izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Izin penggunaan tenaga kerja dari luar daerah/ provinsi.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam
ayat 1 diatas menjadi tanggung jawab pemborong.

PASAL 12
DOKUMENTASI
1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke Pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah: foto-foto proyek, berwarna
minimal ukuran postcard untuk keperluan laporan bulanan yang dibuat konsultan
pengawas, dan 3 set album yang harus diserahkan pada serah terima pekerjaan
untuk pertama kalinya.

PASAL 13
SITUASI DAN PEMBACAAN GAMBAR
1. Sebelum malaksanakan pengukuran terhadap bangunan terlebih dahulu
kontraktor mengukur situasi lapangan dengan mempergunakan alat ukur (waterpass),
Thedolith guna untuk mengecek kembali pengukuran yang dilaksanakan oleh
konsultan pengawas.
2. Apabila terdapat perbedaan pengukuran terdahulu, maka kontraktor
memberitahukan terlebih dahulu kepada direksi lapangan sebelum melaksanakan
pekerjaan dalam arti kata sebenarnya.

Hal 5
3. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus sudah menguasai situasi lapangan
baik mengenai luas, tinggi rendah permukaan tanah dan sebagainya.
4. Pelaksana kontraktor diwajibkan mempelajari gambar rencana dan gambar detail
sehingga waktu meletakkan tapak bangunan tidak ada terdapat kesalahan antara
gambar yang sama dengan situasi site.
5. Biaya pengukuran ulang ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor.

PASAL 14
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PATOK
1. Semua pengukuran harus dilaksanakan dengan teliti dan akan dilaksanakan
pemeriksaan terlebih dahulu oleh direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan.
2. Kontraktor membuatkan patok tertancap kuat dalam tanah dengan kedalaman 75
cm dan tinggi diatas permukaan tanah 50 cm dipotong rata, guna pengecekan
ketinggian lantai yang telah ditetapkan.
3. Untuk semua pekerjaan harus diadakan pengukuran lengkap terlebih dahulu oleh
kontraktor bersama dengan direksi lapangan.
4. Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat/ teliti dan mempergunakan
alat ukur waterpass agar sudut-sudutnya tegak lurus dan siku, sistem pengukuran
dilakukan dengan sistem matriks.

PASAL 15
PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Papan bouwplank dibuat dari papan meranti 2 x 20 cm diketam rata, pada satu sisi
tebalnya yang akan dipasang menjadi sisi bagian atas papan bouwplank.
2. Papan bouwplank dipasang pada tiang-tiang kayu berukuran 5/7 cm dengan jarak
pemasangan setiap 2 m, tertancap kuat dalam tanah. Jarak antara papan bouwplank
dengan galian pondasi minimum 1,50 m.
3. Papan bouwplank harus dijaga keutuhannya, tidak boleh diubah posisinya dan
dijaga jangan sampai tertimbun tanah galian. Tanda pada as dan peil ketinggian diberi
cat warna merah dan harus dijelaskan sampai papan bouwplank tersebut tidak
diperlukan lagi.
4. Papan bouwplank dipasang sekeliling bangunan yang akan dilaksanakan pada
tempat-tempat yang dianggap perlu.

Hal 6
PASAL 16
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau yang akan mempengaruhi mutu adukan/ beton yang akan
dihasilkan. Kalau perlu dapat dilakukan pengujian laboratorium tes.
2. Agregat (Butiran pasir/ kerikil)
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, tidak boleh mengandung bahan-bahan
yang akan merusak mutu adukan/ beton yang akan dihasilkan. Agregat dalam segala
hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI – 1971 dan kalau
diperlukan, maka harus dapat dilakukan pengujian terhadap agregat tersebut.
3. Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan yang dalam
segala hal memenuhi syarat yang dikehendaki dalam PBI – 1971. Dalam
pengangkutan, semen harus terlindungi dari hujan, diterima dalam zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Besi Tulangan
a. Besi tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari
kotoran, berkarat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat beton
terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter
yang ditentukan dalam gambar rencana atau gambar detail.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaan direksi, diameter besi dimasukkan tidak
sesuai dengan diameter besi yang akan dipakai, maka pemakaiannya harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan direksi.
d. Memenuhi SII 01236 – 84.
5. Kawat Ikat
Kawat pengikat harus minimal Ф 1 mm dan memenuhi SNI – 87 – A.
6. Additive
a. Untuk mempercepat pengerasan beton, beton harus menggunakan bahan
additive yang disetujui oleh konsultan Pengawas. Additive yang mengandung
Chloride atau Nitrat tidak boleh digunakan.

Hal 7
b. Semua biaya Penambahan bahan lain dan perubahan design mix akibat
penambahan additive,adalah sepenuhnya menjadi beban kontraktor.
c. Kontraktor harus menyerahkan brosur dan hasil tes bahan additive yang
diajukan untuk mendapatkan persetujuan direksi.
7. Persyaratan Bahan yang belum ada dan diikuti standart pabrik
a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan
disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus ditunjukkan
terlebih dahulu kepada Direksi untuk diperiksa guna mendapatkan izin
persetujuan/ pemakaiannya.
c. Semua bahan-bahan bangunan yang tidak ditunjukkan kepada Direksi/
ditolak oleh Direksi, tidak dibenarkan pemakaiannya dan harus dibawa keluar
lokasi sesegera mungkin.
d. Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan harus
dibongkar dan kerugian yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.

PASAL 17
PENYIMPANAN BAHAN
1. Semen
Semua harus disimpan dalam gudang yang kering, tertutup terhadap hujan/
perubahan suhu dan ventilasi yang cukup.
- Lantai harus ditinggikan sehingga bebas air dan lembab, diberi lantai
papan.
- Tumpukan semen tidak boleh terlalu tinggi.
- Penyusunan semen harus diatur, sehingga semen yang dulu masuk
gudang juga merupakan yang dulu keluar untuk dipakai.
- Semen yang tersimpan terlalu lama dan atau mutunya diragukan, sebelum
dipakai harus diperiksa terlebih dahulu.
2. Agregat.
Jika tempat dasar selalu basah dan musim hujan, maka sebaiknya penempatannya
harus didasari alas papan.
3. Baja Tulangan dan Baja konstruksi

Hal 8
Baja tulangan tidak boleh disimpan/ ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi diberi
alas/ ganjal berupa balok-balok. Penimbunan di tempat terbuka dalam waktu lama
harus dihindarkan dari genangan air hujan yang akan mengakibatkan baja berkarat.
4. Bahan-bahan lainnya
Untuk penyimpanan bahan-bahan lainnya berupa bahan-bahan yang tidak tahan
cuaca sebaiknya ditempatkan di gudang penyimpanan.

SPESIFIKASI KHUSUS

URAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan di laksanakan adalah Belanja Modal Pengadaan dan


Pemasangan Pagar Pengaman Jalan (Guadrail) Tanjung Momong Desa Tarempa
Timur, meliputi :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Papan Nama Proyek.
Untuk papan nama proyek kami memasang sesuai dengan intruksi Direksi,
sehingga akan memudahkan masyarakat maupun dinas terkait membaca
papan nama tersebut.

a. Papan nama proyek dibuat dari bahan cetakan baleho atau sejenisnya
yang berkualitas baik.
b. Bentuk dan ukuran papan nama proyek / kegiatanmengikuti aturan yang
telah ditetapkan dengan spesifikasi sebagai berikut:
Ukuran : 120 cm x 80 cm
Tinggi : bagian bawah papan nama proyek minimal 80 cm
dari Permukaan tanah.
Warna : seluruh dasar papan nama proyek di cat dengan
cat Minyak putih dan tulisan berwarna hitam

2. Pembersihan Lokasi.

Hal 9
a. Kontaktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin
bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara
bebas dari akumulasi sisa bahann bangunan, sampah dan kotoran lainnya
yang diakibatkan oleh operasi – operasi ditempat kerja dan memelihara
tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
b. Kontraktor harus menjamin bahwa bangunan terpelihara dan bebas dari
kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada
setiap saat.
c. Kontraktor harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh lama atau yang
baru dikerjakan dan pada lokasi bangunan akan dibangun dipangkas dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimal 3 cm.
d. Bilamana dianggap perlu, Kontraktor harus menyemprot bahan dan sampah
yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang
berterbangan.
e. Kontraktor harus menjamin bahwa rambu jalan sejenisnya dibersihkan
secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
f. Kontraktor harus menyediakan drum dilapangan untuk menampung sisa
bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
g. Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah
ditempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun
Daerah dan Undang – undang Pencemaran Lingkungan Yang berlaku.
h. Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan
bangunan dilokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
i. Cat ke dalam Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah
berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau thiner saluran atau sanitasi
yang ada.
j. Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan kedalam
sungai atau saluran air.

II. PENGADAAN DAN PEMASANGAN GUADRAIL

1. Lempengan besi baja profil desain galvanis

Hal 10
Untuk pengadaan dan pekerjaan pemasangan lempengan besi baja profil
desain galvanis ini menggunakan volume sebanyak 44 Btg (Flex-beam
guardrail 4000 x 312 x 2,7 mm).

2. Tiang penyangga besi st.32 galvanis (post) 1800 x 32 x 4,5 mm


Untuk pengadaan dan pekerjaan pemasangan tiang penyangga besi st.32
galvanis (post) 18000 x 320 x 4,5 mm ini menggunakan volume sebanyak
90 Btg.
3. Besi pengikat baja profil desain (blocking)
Untuk pengadaan dan pekerjaan pemasangan besi pengikat baja profil
desain (blocking) ini menggunakan volume sebanyak 90 Btg (350 x 4,5
mm).
4. Mur baut beam 12 x 25 mm
Untuk pengadaan dan pekerjaan pemasangan mur baut beam ini
menggunakan ukuran 12 x 25 mm dengan volume sebanyak 368 Bh .
5. Mur baut blocking 16 x 30 mm
Untuk pengadaan dan pekerjaan pemasangan mur baut blocking ini
menggunakan ukuran 16 x 30 mm dengan volume sebanyak 90 Bh .
6. Mur baut post 16 x 48 mm
Untuk pengadaan dan pekerjaan pemasangan mur baut post ini
menggunakan ukuran 16 x 48 mm dengan volume sebanyak 180 Bh .
7. Terminal end (sleeve beam)
Untuk pengadaan dan pekerjaan pemasangan terminal end (sleeve beam)
ini mengunakan volume sebanyak 4 Bh .
8. Relektor
Untuk pengadaan dan pekerjaan pemasangan reflector ini menggunakan
volume sebanyak 44 Bh .

III. PEKERJAAN BETON CAMPURAN 1:2:3


1. Pekerjaan Bekisting
Untuk pekerjaan bekesting ini menggunakan volume sebesar 257,42 m 2 .
2. Pekerjaan Pembesian
Untuk pekerjaan pembesian ini menggunakan volume seberat 2.670,95 Kg.
Hal 11
3. Pekerjaan Pengecoran Beton
Untuk pekerjaan pengecoran beton ini menggunakan campuran 1:2:3
dengan volume sebesar 45,67 m3.

IV. PEKERJAAN AKHIR


1. Administrasi pelaporan dan dokumentasi, berupa laporan harian
mingguan serta bulanan yang disertakan foto dokumentasi kemajuan
pekerjaan, diserahkan dalam 5 rangkap/unit.
2. Asbulilt drawing dikerjakan setelah pekerjaan selesai maupun dalam
proses pekerjaan berlangsung jika terdapat perubahan – perubahan bentuk,
posisi dan lainnya. diserahkan dalam 5 rangkap/unit.
3. Pembersihan akhir, pekerjaan lapangan dinyatakan telah 100% jika
fisik bangunan telah terlaksakan secara keseluruhan tanpa meninggalkan
limbah sisa pekerjaan dilapangan. Sisa – sisa material yang terdapat
dilapangan agar dibersihkan dan dibuang ketempat penampungan sampah.

Tarempa, 22 April 2019


Ditetapkan oleh :
Pejabat pembuat Komitmen
Pengadaan Pagar Pengaman Jalan (Guardrail)

ADI WAHYUDI H, S. ST
NIP. 19840411201001 1 017

Hal 12

Anda mungkin juga menyukai