Anda di halaman 1dari 8

PRODUK FITOFARMAKA YANG ADA DI INDONESIA

BAHAN ALAM FARMASI

Disusun oleh :

Astria Kusmayanti 31117156

PRORAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara terkaya kedua di dunia dalam hal keragaman
hayati. Ada sekitar 30.000 jenis (spesies) yang telah didentifikasi dan 950
spesies yang dimiliki memiliki fungsi biofarmaka yaitu tumbuhan, hewan, dan
mikroba yang memiliki potensi sebagai obat, makanan kesehatan,
nutraceuticals, baik untuk manusia, hewan maupun tanaman. Dengan
kekayaan tersebut Indonesia berpeluang besar untuk menjadi salah satu negara
terbesar dalam industri obat tradisional dan kosmetika alami berbahan baku
tumbuh-tumbuhan yang untung pasarnya pun cukup besar. Salah satu
alternatif pengembangan biofarmaka, fitofarmaka atau lebih dikenal dengan
tanaman obat, sangat dibutuhkan dalam pengembangan industri obat
tradisional dan kosmetika Indonesia. Selama ini, industri ini berkembang
dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuh yang diperoleh dari hutan alam dan
sangat sedikit yang dibudidayakan petani. Bila adapun, teknik pengolahan
dan pengolahan bahan baku tidak memerlukan persyaratan bahan baku yang
dinginkan industri, yaitu bahan kimia bebas dan tidak terkontaminasi jamur
atau bahan berbahaya lainnya.
Dalam memacu pengembangan agribisnis berbasis fitofarmaka di tingkat
petani, sangatiah penting Peningkatan kemampuan petani dalam hal budidaya
tanaman obat. Di samping hal budidaya segi pasca panen sisi dan pemasaran
juga perlu ditingkatkan dalam upaya memacu pengembangan industri obat
tradisional dan kosmetika Indonesia.
Obat bahan alam yang semula banyak digunakan oleh negara-negara di
Asia, Amerika Selatan dan Afrika, sekarang meluas hingga negara-negara
maju di Australia dan Amerika Utara. obat bahan alami digunakan sebagai
tradisi turun-temurun. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan
pengembangannya teknologi, baik produksi maupun informasi, uji praklinik
dan klinik dilakukan untuk memperoleh keyakinan khasiat obat bahan alam.
B. TUJUAN
Mengetahui produk fitofarmaka yang ada di Indonesia

C. RUMUSAN MASALAH
Produk fitofarmaka apa saja yang ada di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik
akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana
pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bias di dorong untuk menggunakan obat herbal
karena manfaatnnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah.

Di Indonesia ada beberapa produk obat fitofarmaka yang telah dipasarkan


diantaranya :

Nama Produk Gambar


No

1
Nodiar (Kima Farma)

2 X-gra (Pharpos)

3 Stimuno (Dexa Medica)


4 Tensigard (Pharpos)

5
Rheumaneer (Nyonya Maneer)

6
Diabetadex

7
VipAlbumin sachet

8
Stimuno Forte

9
Inlacin

10

11
12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa produk fitofarmaka di Indonesia masih sangat sedikit
dibandingkan dengan jamu dan obat tradisional lainnya dan penggunaan masyarakat
juga masih belum terlalu banyak.

B. DAFTAR PUSTAKA

Referensi
Forced Degradation Studies: Regulatory Considerations and Implementation
[Full Article]

Photosensitivity of Internal Standard Valerophenone Used in USP Ibuprofen Bulk Drug


and Tablet Assay

A Stability Program for the Distribution of Drug Products

The Effect of Buffers on Protein Conformational Stability

Microbial Bioburden on Oral Solid Dosage Forms

Available Guidance and Best Practices for Conducting Forced Degradation Studies

Tablet Relaxation and Physiocomechanical Stability of Lactose, Microcrystalline


Cellulose, and Dibas

Effects of Water Vapor Absorption on the Physical and Chemical Stability of Amorphous
Sodium Indomet

Preparation and Stability of Poly(Ethylene Glycol) (PEG)ylated Octreotide for


Application to Microsp

Effect of Hydroxypropyl Beta Cyclodextrin Complexation on Aqueous Solubility,


Stability, and Corneal

Stability of a Second-Generation Cephalosporin Veterinary Mastitis Formulation After


Electron Beam

Photodegradation and Photostability Studies of Bendroflumethiazide in Pharmaceutical


Formulations Stability Indicating Assays

Implications of Photostability on the Manufacturing, Packaging, Storage, and Testing of


Formulated P

Anda mungkin juga menyukai