Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi telah berkembang pesat dalam bidang kedokteran
hewan terutama dalam bidang bedah. Salah satu jenis pembedahan yang
mengalami perkembangan dilakukan adalah pembedahan sisterm persendian
karena menjadi salah satu titik kerawanan untuk terjadinya kelainan pada proses
pergerakan hewan seperti anjing ras besar. Salah satu pembedahan pada sistem
persendian adalah pembedahan ligament.Ligamen sendiri merupakan jaringan-
jaringan keras yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya.
Cruciate Ligament adalah ligamentum (pengikat) yang terdapat pada
persendian lutut (stifle joint). Cruciate ligaments terletak di tengah sendi lutut dan
menghubungkan femur dengan tibia. Ada 2 jenis cruciate ligament, yaitu cruciate
ligament bagian depan (cranial) dan cruciate ligament bagian belakang (caudal).
Kedua cruciate ligament tersebut terletak di dalam persendian lutut, diantara
tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia). Cruciate ligament bagian cranial
(CCL) merupakan komponen penting untuk menjaga stabilitas persendian lutut,
antara lain untuk mencegah pergerakan tulang tibia ke arah depan, mencegah
rotasi tulang tibia, dan untuk membatasi gerakan hiperekstensi persendian lutut.
Putusnya CCL sering terjadi pada anjing. Kasus ini dapat dialami oleh
semua ras anjing, dan kadang-kadang dijumpai pada kucing. Ruptura CCL ini
dapat dijumpai pada anjing-anjing muda maupun dewasa, dan pada ras besar
seperti Labrador retriever, Golden retriever, Rottweiler, dan Mastiff dapat
mengalami ruptura cruciate ligament pada saat masih puppies. Penyebab
putusnya CCL belum diketahui secara pasti, akan tetapi menurut penelitian,
struktur anatomi kaki belakang dan faktor genetik memegang peranan penting.
Putusnya cruciate ligament menyebabkan persendian lutut menjadi tidak stabil
dan tulang femur maupun tibia bisa bergerak ke depan dan ke belakang (drawer
movement), sehingga menimbulkan rasa sakit. Ruptur tersebut dapat berlanjut
1
menjadi pembengkakan persendian (arthritis) dan mengecilnya (atropi) otot
quadriceps.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Tindakan Preoperasi Cruciate Ligament?
1.2.2 Bagaimana Teknik Operasi Cruciate Ligament?
1.2.3 Bagaiamana Perawatan Pasca Operasi Cruciate Ligament?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk Mengetahui Bagaimana Tindakan Preoperasi Cruciate
Ligament.
1.3.2 Untuk Mengetahui Bagaimana Teknik Operasi Cruciate Ligament.
1.3.3 Untuk Mengetahui Bagaiamana Perawatan Pasca Operasi Cruciate
Ligament.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan paper ini yaitu dapat membantu pembaca untuk
mengetahui secara lebih mendalam mengenai persiapan operasi, teknik operasi
dan perawatan pasca operasi dalam penanganan Cedera Cruciate Ligament. Selain
itu, paper ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu Bedah Khusus
Veteriner.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Cranial Cruciate Ligament
Cruciate Ligament adalah ligamentum (pengikat) yang terdapat pada
persendian lutut (stifle joint). Ada 2 buah cruciate ligament, yaitu: cuciate ligament
bagian depan (cranial) dan cruciate ligament bagian belakang (caudal). Kedua
cruciate ligament tersebut terletak di dalam persendian lutut, diantara tulang paha
(femur) dan tulang kering (tibia). Cruciate ligament bagian cranial (CCL) merupakan
komponen penting untuk menjaga stabilitas persendian lutut, antara lain untuk
mencegah pergerakan tulang tibia ke arah depan, mencegah rotasi tulang tibia, dan
untuk membatasi gerakan hiperekstensi persendian lutut. Putusnya CCL sering terjadi
pada anjing. Kasus ini dapat dialami oleh semua ras anjing, dan kadang-kadang
dijumpai pada kucing. Ruptura CCL ini dapat dijumpai pada anjing-anjing muda
maupun dewasa, dan pada ras besar seperti Labrador retriever, Golden retriever,
Rottweiler, dan Mastiff dapat mengalami ruptura cruciate ligament pada saat masih
puppies.
CCL dapat terjadi pada anjing dari semua ukuran, keturunan, dan usia, tapi
jarang kucing. Ras anjing tertentu diketahui memiliki insiden yang lebih tinggi dari
CCL (Rottweiler, Newfoundland, Staffordshire Terrier, Mastiff, Akita, 4 Saint
Bernard, Chesapeake Bay Retriever, dan Labrador Retriever) sementara yang lebih
jarang terkena (Greyhound, Dachshund, Basset Hound, dan Old English Sheepdog).
CCL yang bersifat genetik yaitu Newfoundlands dan
Labrador Retriever.
2.2 Etiologi
Penyebab putusnya CCL belum diketahui secara pasti, akan tetapi menurut
penelitian, struktur anatomi kaki belakang dan faktor genetic memegang peranan
penting (ACVS, 2016). Penyebab CCL yaitu Arthritis, penyakit Lyme, cedera kaki,
keseleo otot, lebah sengatan, dermatitis interdigital, dan tempurung lutut terkilir dapat
membuat anjing lemas (Puotinen, 2010).
3
Ada sejumlah faktor yang tampaknya menjadi penting:
 Genetika : beberapa keturunan jauh lebih mungkin untuk terkena daripada
yang lain.
 Berat : kelebihan berat badan anjing lebih cenderung menyebabkan rupture
cruciate ligament.
 Umur : menjadi proses degeneratif dengan puncak pada 6 sampai 8 tahun
Faktor-faktor ini menjelaskan mengapa anjing yang pecah ligament mereka
sering melakukannya tanpa kegiatan khusus. Ini juga menjelaskan mengapa
anjing yang pecah satu sangat mungkin pecah kedua dalam beberapa tahun
(Walkerville Vet, 2010) .
2.3 Tanda Klinis
Tanda-tanda klinis (gejala) yang terkait dengan bervariasi, kondisi selalu
menyebabkan disfungsi tungkai belakang dan nyeri. Paling umum CCL disebabkan
oleh kombinasi dari banyak faktor, termasuk penuaan ligamentum (degenerasi),
obesitas, kondisi fisik yang buruk, genetika, konformasi (bentuk rangka dan
konfigurasi), dan degenerasi lambat yang telah berlangsung selama beberapa bulan
atau bahkan bertahun-tahun akibat trauma akut pada ligamentum (ACVS, 2016).
2.4 Persiapan Operasi
Sebelum melakukan operasi, baik operator maupun co-operator harus terlebih
dahulu melepas semua asesoris yang dapat menggangu jalannya operasi.Tangan
operator dan co-operator harus steril dalam melakukan operasi untuk menghindari
adanya infeksi bawaan dari luar tubuh hewan. Tangan dicuci dari telapak tangan
hingga mencapai siku dengan menggunakan air bersih dan sabun, setelah itu dapat
dicuci kembali dengan larutan alkohol 70%. Sedangkan untuk pasien sebelum operasi
dilaksanakan, pasien yang telah diperiksa keadaan fisik dan keadaan darah rutin
dipuasakan terlebih dahulu selama 8-12 jam yang bertujuan untuk menghindari
dampak pemberian anastesi dan juga untuk membersihkan saluran cerna sehingga
memudahkan dalam melakukan pembedahan. Hewan dimandikan dan dicukur bulu di
sekitar daerah yang akan dioperasi dua jam sebelum operasi dilakukan. Pasien
4
ditimbang untuk menentukan dosis obat, premedikasi dan obat anestesi yang akan
diberikan.
2.5 Teknik Operasi
Ada dua (2) teknik operasi yang digunakan dalam menangani kasus rupture
CCL, yaitu metode Ekstra-artikuler dan metode Intra-artikuler.
 Metode Ekstra-artikuler
Metode ini digunakan untuk anjing-anjing ras besar. Prinsip dari metode
ini adalah menggantikan CCL yang telah putus dengan benang nilon. Sebelum
membuat ikatan dari benang nilon, sisa CCL dan meniskus bagian medial yang
telah rusak dibuang terlebih dulu. Kemudian ikatan dibuat menggunakan benang
nilon dari bagian lateral fabela, selanjutnya benang tersebut dimasukkan ke
dalam lubang yang dibuat pada tuberositas tulang tibia, di dekat pangkal dari
ligamentum patella. Ikatan yang sama dilakukan pula pada bagian medial fabela,
menuju lubang yang sama pada tuberositas tulang tibia.
 Metode Intra-artikuler
Metode ini digunakan untuk anjing-anjing ras kecil. Prinsip dari metode
ini adalah menggantikan CCL yang putus dengan fasia otot bagian lateral dari
patella sebagai tali, dengan lebar ± 1 cm. Tali tersebut memiliki insertio di tulang
tibia. Tali tersebut dimasukan ke dalam persendian, dengan jalan mengkaitkan
ujungnya menggunakan jarum bengkok besar. Setelah ditarik, tali tersebut
kemudian dijahitkan dengan periosteum tulang femur.
2.6 Perawatan Pasca Operasi
Perawatan pasca operasi sangat diperlukan untuk mempercepat proses
penyembuhan. Metacam (Meloxicam) merupakan antibiotic non steroid yang
diberikan untuk mengkontrol rasa sakit dan inflamasi. Selain pemberian antibiotic,
pemberian obat Adequan/Catrophen juga penting untuk memproteksi sendi dan
mempercepat penyembuhan sendi. Pemberian obat ini diberikan secara injeksi selama
4 bulan.Tambahan supplemen lainnya yaitu Omega 3 yang membantu penyembuhan
arthritis dan sendi serta juga pemberian Gluosamine.
5
Penggunaan Elisabeth collar juga sangat diperlukan agar hewan tidak menjilat
area luka, selama 2-3 bulan hewan harus memiliki aktivitas yang sangat rendah. Kira-
kira butuh 7-10 bulan hewan baru bisa kembali beraktivitas secara normal.

6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tindakan Preoperasi Cruciate Ligament
3.1.1 Persiapan Ruang Operasi
Persiapan ruang operasi meliputi ruang operasi harus bersih, lantai dan
meja operasi hendaknya dibersihkan dan didesinfeksi, ruang operasi harus
memiliki penerangan yang cukup baik.
3.1.2 Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum tindakan operasi dilakukan, sangat penting untuk
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama proses pembedahan.
Meja operasi harus dibersihkan dan disterilkan. Alat-alat operasi dipersiapkan
dalam keadaan steril dan diletakkan pada meja yang berdekatan dengan meja
operasi. Alat-alat yang disiapkan adalah stetoskop, termometer, alat pencukur
rambut, instrument pembedahan standar, jarum, tampon, kain drape, scapel.
Sedangkan bahan-bahan yang harus disiapkan yaitu benang nilon, benang
jahit absorbable, alcohol 70%, Yodium tincture dan anastesi.
3.1.3 Persiapan Operator
Dokter hewan selaku operator dan pembantu operator sebelum dan
selama pelaksanaan operasi harus melakukan serangkain proses operasi dalam
kondisi steril. Operator dan pembantu operator mempersiapkan diri dengan
mencuci tangan menggunakan air sabun di bawah air bersih yang mengalir,
kemudian didesinfektan. Operator dan asistennya juga harus mengenakan
masker, sarung tangan steril, dan pakaian khusus operasi.
3.14 Persiapan Hewan
Persiapan hewan/pasien sebelum operasi berlangsung sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu pengecekan anamnesa dilakukan untuk mengetahui
bagian rufturnya Cruciate ligament, penyebab, kapan terjadinya sehingga
dapat membantu diagnosis. Pemeriksaan fisik hewan juga perlu dilakukan,

7
pemeriksaan fisik secara umum meliputi: frekuensi pulsus, nafas, suhu tubuh,
postur dan pemeriksaan darah rutin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah anjing memenuhi syarat operasi atau tidak.
Sebelum operasi hewan biasanya dipuasakan terlebih dahulu selama 8-
12 jam yang bertujuan untuk menghindari dampak pemberian anastesi dan
juga untuk membersihkan saluran cerna sehingga memudahkan dalam
melakukan pembedahan. Pasien ditimbang untuk menentukan dosis obat,
premedikasi dan obat anestesi yang akan diberikan. Setelah hewan dilakukan
premedikasi dan anastesi Hewan diposisikan lateral atau dorsal recumbency,
tergantung pada preferensi dokter hewan dan daerah yang akan dioperasi
dibersihkan terlebih dahulu dengan pencukuran rambut serta pemberian
yodium tincture kemudian dipasangi kain drape pada site operasi.
3.1.5 Anastesi
Terlebih dahulu dilakukan premedikasi yang digunakan yaitu Atropin
sulfat 0,025% dengan dosis (0,02 - 0,04 ml/kg BB) secara subcutan. Untuk
anastesi digunakan kombinasi Xylazine 2% dosis 2 ml/kg BB dengan Ketamin
HCL 10% dosis 15 mg/kg BB yang diberikan secara intramuskuler pada
hewan kecil. Dan dilakukan maintenance dengan anestesi inhalasi seperti
isoflurane atau sevoflurane (2% - 3%) dalam oksigen (Piras L. et al.,2011).
Pemberian Cefazolin sodiumi (20 mg/kg BB, IV) diberikan kepada anjing
beberapa menit sebelum operasi (Piras L. et al.,2011).
3.2 Teknik Operasi Cruciate Ligament
Ruptur Cranial cruciate ligament (CCLR) merupakan penyebab paling
umum ketimpangan kaki belakang pada anjing dan sangat umum pada keturunan
tertentu. Cruciate ligament merupakan salah satu dari banyaknya ligament yang
membuat sendi lutut (stifle) dan menjaga stabilitas sendi. Pada manusia ligament
ini disebut anterior cruciate ligament. CCLR juga dapat menyebabkan kerusakan
pada menisci di lutut. Menisci adalah dua bantal kecil fibrocartilage yang berada
di antara tulang-tulang lutut.
8
Gambar 1. Menunjukkan cranial cruciate ligament.
Sumber : Muir, 2010

Gambar 2. Perubahan radiografi pada penyakit cruciate ligament kranial. normal


stifle(A), Perhatikan peningkatan opasitas jaringan lunak (B dan C), pembentukan
enthesophyte pada daerah intercondyloid kranial (C).
(Sumber : Jacob, Hinds., 2016)

Adapun Teknik Operasi Cruciate Ligament kranial yatu Teknik Extra-


artikular dan Intra-Artikular.

9
3.2.1 Teknik Extra-artikular
Metode ini digunakan untuk anjing-anjing ras besar. Prinsip dari metode
ini adalah menggantikan CCL yang telah putus dengan benang nilon. Adapun
langkah-langkahnya :
 Anjing diposisikan secara lateral recumbency kiri atau kanan,
tergantung pada posisi mana terjadinya luka cruciate ligament.
 Buatlah incisi pada bagian medial kulit sepanjang 3 cm secara
proksimal ke arah tibial plateau dan secara distal 5 cm di
bawah crista tibialis.
 Sebelum membuat ikatan dari benang nilon, sisa CCL dan
meniskus bagian medial yang telah rusak dibuang terlebih
dulu.
 Kemudian ikatan dibuat menggunakan benang nilon dari
bagian lateral fabela.
 Selanjutnya benang tersebut dimasukkan ke dalam lubang yang
dibuat pada tuberositas tulang tibia, di dekat pangkal dari
ligamentum patella.
 Ikatan yang sama dilakukan pula pada bagian medial fabela,
menuju lubang yang sama pada tuberositas tulang tibia.

10
Gambar 3. Operasi ruptura CCL dengan metode ekstracapsuler.
(Sumber : Ferguson, J., 2017I)

Gambar 4. Teknik Extra-artikular.


(Sumber : Ferguson, J., 2017)

11
3.2.2 Teknik Intra-Artikular
Metode ini digunakan untuk anjing-anjing ras kecil. Prinsip dari metode ini
adalah menggantikan CCL yang putus dengan fasia otot bagian lateral dari patella
sebagai tali, dengan lebar 1 cm. Tali tersebut memiliki insertio di tulang tibia. Tali
tersebut dimasukan ke dalam persendian, dengan jalan mengkaitkan ujungnya
menggunakan jarum bengkok besar. Setelah ditarik, tali tersebut kemudian
dijahitkan dengan periosteum tulang femur. Adapun langkah-langkah Teknik intra-
artikular yaitu :
 Anjing diposisikan secara lateral recumbency kiri atau kanan,
tergantung pada posisi mana terjadinya luka cruciate ligament.
 Buatlah incisi pada bagian medial kulit sepanjang 3 cm secara
proksimal ke arah tibial plateau dan secara distal 5 cm di bawah
crista tibialis.
 Kulit da fascia dipreparir untuk melihat patella dan CCL.
 Fascia otot bagian lateral dari patella disayat dan dipreparir untuk
membuat tali pengganti CCL.
 Buatan lubang untuk mengambil ujung tali.
 Tali dimasukkan kedalam persendian diantara tulang femur dan
tibia.
 Tali dikeluarkkan dari samping persendian lutut.
 Tali dijahitkan dengan periosteum tulang.
 Sisa tali dipotong dan dilakukan penjahitan pada kulit dan fascia.

12
Gambar 5. Dibuat sayatan pada bagian kranial lutut.
(Sumber : Hinds, Jacob., 2016)

Gambar 6. Kulit da fascia dipreparir untuk melihat patella dan CCL.


(Sumber : Hinds, Jacob., 2016)

13
Gambar 7. Fascia otot bagian lateral dari patella disayat dan dipreparir untuk
membuat tali pengganti CCL.
(Sumber : Hinds, Jacob., 2016)

Gambar 8. Pembuatan lubang untuk mengambil ujung tali.


(Sumber : Hinds, Jacob., 2016)

14
Gambar 9. Tali dimasukkan kedalam persendian diantara tulang femur dan tibia.
(Sumber : Hinds, Jacob., 2016)

Gambar 10. Tali dikeluarkkan dari samping persendian lutut.


(Sumber : Hinds, Jacob., 2016)

15
Gambar 11. Tali dijahitkan dengan periosteum tulang.
(Sumber : Hinds, Jacob., 2016)

Gambar 12. Sisa tali dipotong.


(Sumber : Hinds, Jacob., 2016

16
Gambar 13. Dilakukan penjahitan pada kulit dan fascia.
(Sumber : Hinds, Jacob., 2016)

3.3 Pasca Operasi Cruciate Ligament


Perawatan pasca operasi sangat diperlukan untuk mempercepat proses
penyembuhan. Metacam (Meloxicam) merupakan antibiotic non steroid yang
diberikan untuk mengkontrol rasa sakit dan inflamasi. Pemberian obat ini dapat
secara injeksi dan per oral. Ditambah dengan pemberial Tramadol untuk
menghasilkan efek obat yang maksimal. Selain pemberian antibiotic, pemberian
obat Adequan/Catrophen juga penting untuk memproteksi sendi dan mempercepat
penyembuhan sendi. Pemberian obat ini diberikan secara injeksi selama 4 bulan.
Tambahan supplemen lainnya yaitu Omega 3 yang membantu penyembuhan
arthritis dan sendi dan pemberian Gluosamine.
Penggunaan Elisabeth collar juga sangat diperlukan agar hewan tidak
menjilat area luka, selama 2-3 bulan hewan harus memiliki aktivitas yang sangat
rendah. Minggu 1-2, pemilik dapat menggunakan handuk untuk menyangga bagian
belakang tubuh anjing untuk membantunya berdiri, pada kondisi ini hewan sangat
tidak dianjurkan untuk beraktivitas. Minggu 3-4, hewan sudah mulai boleh
berjalan selama 5 menit, mulai melatih hewan untuk melakukan posisi weight
bearing dan melakukan latihan seperti duduk dan berdiri. Minggu 5-6 hewan sudah
boleh berjalan /beraktivitas selama 25- 30menit. Minggu 7-9, hewan sudah boleh
17
diberikan latihan rintangan agar dapat menggerakkan kaki dengan baik.Minggu 10,
hewan sudah boleh berenang.

18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cruciate Ligament adalah ligamentum (pengikat) yang terdapat pada
persendian lutut (stifle joint). Putusnya cruciate ligament menyebabkan persendian
lutut menjadi tidak stabil dan tulang femur maupun tibia bisa bergerak ke depan dan
ke belakang (drawer movement), sehingga menimbulkan rasa sakit. Anjing dengan
ras Rottweiler, Newfoundland, Staffordshire Terrier lebih sering terkena putusnya
ligament ini. Teknik operasi ada dua yaitu metode Ekstra-artikuler dan metode Intra-
artikuler.

4.2 Saran
Dalam pelaksanaan operasi penangan putusnya ligamentum cruciate harus
lebih diperhatikan teknik dan kesiapan agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan
operasi ini. Perawatan pasca operasi juga perlu diperhatikan, karena ini juga
menentukan kesembuhan dari cidera cruciate ligament dan agar terhindar dari
komplikasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ferguson,J. 2017. Cruciate Ligament Rupture in Dog.East Neuk Veterinary Clinic St


Monans Fife Scotland.
Innes,J.F. 2017. Management of Cruciate Ligament Rupture: What is ‘Best
Practice’?.Veterinary Ireland Journal 2(1):36-41.
Lafaver,S., Miller,N.A., Stubbs, W.P., Taylor,R.A., Boudrieau,R.J.2007. Tibial
Tuberosity Advancement for Stabilization of the Canine Cranial Cruciate
Ligament-Deficient Stifle Joint : Surgical Technique, Early Resulst, and
Complication in 101 Dogs. Veterinary Surgery 36:573–586.
Mattila,J. 2012. Surgical Treatment of Canine Cranial Cruciate Ligament Deficiency
(Thesis). University of Helsinki, Faculty of Veterinary Medicine.
Rooster,H.D. 2001. Cranial Cruciate Ligament Disease in The Dog : Contributions
To Etiology, Diagnosis and Treatment. Faculteit Diergeneeskunde
Universiteit Gent.
Igna, Cornel. 2018. Treatment Options for Cranial Cruciate Ligament Rupture In
Dog - A Literature Review. Banat’s University of Agricultural Science and
Veterinary Medicine Timisoara, Faculty of Veterinary Medicine, Romania.
Hinds, Jacob. 2016. A New Method For Treating Cranial Cruciate Ligament Rupture
In Dogs: Early Results. University Of Veterinary Medicine Of Budapest
Department And Clinic Of Surgery And Ophthalmology.

20
LAMPIRAN JURNAL

21

Anda mungkin juga menyukai