Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam dunia pertambangan, terdapat tiga bagian besar bahan galian
atau bahan tambang, antara lain : bahan galian logam, bahan galian energi, dan
bahan galian industri.
Bahan galian yang termasuk ke dalam bahan galian logam antara lain
emas, perak, besi, alumunium, dan lain lain. Bahan galian yang termasuk ke
dalam bahan galian energi antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, panas
bumi, dan lain – lain, dan yang terakhir bahan galian yang termasuk ke dalam
bahan galian industri antara lain pasir, batu – batu mulia, dan lain - lain.
Industri pengolahan bahan galian tambang saat ini diprediksi akan
mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan adanya Undang – Undang baru
tentang pertambangan dimana intinya menyatakan bahwa bahan tambang yang
telah ditambang wajib diolah dahulu di dalam negeri sebelum diekspor.Salah
satu metode pengolahan bahan tambang adalah metalurgi.
Metalurgi sesuai dengan namanya merupakan suatu proses pengolahan
bahan galian dimana hanya difokuskan untuk logam atau bijih saja. Secara
umum metalurgi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : pirometalurgi, hidrometalurgi,
dan elektrometalurgi.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1Maksud
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah metalurgi umum juga menambah pengetahuan khusus
mengenai pirometalurgi dan hidrometalurgi.

1.2.2Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui proses
pirometalurgi, hidrometalurgi, dan elektrometalurgi.
BAB II

2.1 Metalurgi
2.1.1 Definisi
Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses
pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Yang termasuk ke dalam
metalurgi antara lain :
 Pengolahan Mineral (Mineral Dressing)
 Ekstraksi Logam/Metalurgi Ekstraksi
 Proses Produksi Logam (Metalurgi Mekanik)
 Perekayasaan Sifat Fisik Logam (Metalurgi Fisik)

2.1.2 Sejarah

Sejarah ilmu metalurgi diawali dari teknologi pengolahan hasil


pertambangan. Logam yang pertama kali diolah secara metalurgi adalah emas,
karena dapat di temukan secara bebas (tidak terikat dengan senyawa lain)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Sejumlah kecil emas ditemukan telah
digunakan di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum, sekitar 40.000 SM.
Selain emas, logam – logam yang juga sering diolah (dalam jumlah
terbatas) antara lain :perak, tembaga, timah dan besi meteor. Senjata Mesir yang
dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM dikenal sangat kuat sehingga
disebut sebagai "belati dari langit".
Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan
memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk
mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi
metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih
sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar
1200 SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah
faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.
2.2 Pirometalurgi
Pirometalurgi adalah suatu proses ekstraksi metal dengan penggunaan
energi panas/kalor. Suhu yang digunakanmulai dari 500C– 2500C (proses Mond
untuk pemurnian nikel), hingga mencapai 2.0000 C (proses pembuatan campuran
baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 5000C - 1.6000C. Pada suhu tersebut
kebanyakan logam ataupun campurannya sudah dalam fase cair bahkan
kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat
juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
 Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
 Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
 Energi listrik
 Energi terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan
awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
 Tanur tiup (blast furnace).
 Reverberatory furnace.
Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
 Pierce-Smith converter.
 Bessemer converter.
 Kaldo cenverter.
 Linz-Donawitz (L-D) converter.
 Open hearth furnace.
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :
2.2.1 Pengeringan (Drying)
Suatu proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.
Pengeringan biasanya terjadi dari kontak padatan lembap denganpembakaran
gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada beberapa kasus,
panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas yang secara
tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar
1200C.Pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut,
sushu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.

2.2.2 Kalsinasi (Calcining)


Kalsinasi adalah suatu proses dekomposisi panas material. Contohnya
dekomposisi hidrat seperti besi (III) hidroksida menjadi besi (III) oksida dan uap
air atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon
diosida dan atau besi karbonat menjadi besi oksida.Proses ini terjadi dalam
variasi tungku/furnace termasuk shaft furnace,rotary kilns dan fluidized bed
reactor.

2.2.3 Pemanggangan (Roasting)


Pemanggangan adalah suatu proses pemanasan dengan kelebihan udara
dimana udara dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan
reagen kimia. Proses ini tidak mencapai titik didih dari logam tersebut.
Jenis-jenis roasting, antara lain :
 Oxydating Roasting
Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada temperatur
tinggi (direduksi langsung). Pada temperatur rendah :
- sulfida logam dapat direduksi dengan karbon membentuk CS dan
CS2. MS + C M M + CS
M2S + C 2M + CS2
- Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih stabil dari CS
dan CS2.
MS + 3/2 O2 MO + SO2
 Reducting Roasting
Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida mengalami
proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk menurunkan
derajat oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk
suatu oksida yang sangat stabil..
 Chlor Roasting
Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa klorida
(CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.
Tujuan chlor roasting adalah untuk menghasilkan senyawa klorida logam
dalam air (di ekstraksi), serta menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang
mudah menguap agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu
(Metalurgi Halida).
 Fluor Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.
 Yodium Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent
I2. Kegunaan proses ini antara lain :
 Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
 Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
2 ZnS + 3O2 2ZnO + 2SO4
 Membentuk material menjadi porous
 Menguapkan impurity yang volatile.
Jenis – Jenis oven yang digunakan antara lain :Hazard Vloer
OvenSuspensionRoasting Oven, Fluiized bed roasting.

2.2.4 Peleburan (Smelting)


Suatu proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam
meleleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya.

Oven yang digunakan antara lain :


Schacht Oven, Scraal Oven (revergeratory Furnace Electric), Oven (Electric
Furnace)

Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu :


 Reduksi smelting
 Oksidasi smelting
 Netral smelting
 Sementasi smelting
 Sulfida smelting
 Presipitasi smelting
 Flash smelting (peleburan semprot)
 Ekstraksi timbal dan seng secara simultan

2.2.5 Refining (Pemurnian)


Suatu proses pemindahan kotoran dari material dengan proses panas.
Berikut ini merupakan alat yang digunakan untuk pirometalurgi yakni:

a. Tanur Tiup (Blast Furnace)

Tanur tiup (Blast Furnace) adalah suatu jenis tungku metalurgi yang digunakan
untuk peleburan logam industri, umumnya besi.Pada tungku ini, bahan bakar dan bijih
dan fluks (kapur) yang terus menerusdiberikan melalui bagian atas tungku, sementara
udara (kadang-kadang denganpengayaan oksigen) ditiupkan ke bagian bawah ruang,
sehingga reaksi kimiaberlangsung sepanjang tungku sebagai bahan bergerak ke bawah.
Produk akhir yangbiasanya logam cair dan terak fase disadap dari bawah, dan gas buang
keluar dari bagian atas tungku.

Gambar 1
Mekanisme Blast Furnace

Keterangan :
1. Uap panas dari Tungku Cowper Hot blast from
Cowper stoves
2. Zona Peleburan (bosh)
3. Zona Reduksi oksida besi (II) (barrel)
4. Zona Reduksi oksida besi (III) (stack)
5. Zona Pra-pemanasan (throat)
6. Jalur masuk bijih, gamping, atau kokas
7.Pipa asap pembuangan
8. Kolom kokas/gamping/bijih
9.Pembersihan slag
10. Penyadapan larutan pig iron

11 11. Kumpulan gas buang


Gambar 2
Alat Blast Furnace

Foto 1
Alat Blast Furnace

Spesifikasi
Suhu : hingga 1150 0 C
Tekanan : (HV, < 10-3, >10-8 torr)
Dimensi

Tinggi : 2896 mm

Panjang : 1067 mm
Lebar : 1880 mm
Kapasitas : 76.46 liter
Konfigurasi : Bell
Atmosfir : Inert ; Vacuum oven /furnace
Pengontrol : PLC
Voltase : 480 VAC ±5%, 3 phase, 60 Hz
Sumber Panas : Listrik / Resisten

b. Kiln

Gambar 2

Alat Kiln

Spesifikasi
Suhu : hingga 22000F
Kapasitas : 40 kaki kubik
External : Continous dan Shuttle
Aplikasi : Pembakaran Skala Industri (Kalsinasi)
Sumber panas : Listrik
Fitur : Pendinginan (opsional); Timer, Display Panel Depan
Pengontrol : Poin Set Tunggal ; dapat deprogram
Foto 2
Kiln Cement
c. Oven

Gambar 3
Oven

Spesifikasi
Suhu : hingga 14000F
Kapasitas : 8 kaki kubik
External : Continous dan Shuttle
Aplikasi : Penguatan
Sumber panas : Pembakaran (opsional); Listrik; Gas Alam
Pengontrol : Dapat deprogram
d. Tanur Metalisasi

Gambar 4
Tanur Metalisasi

Spesifikasi
Suhu : 400 – 10000C
Tekanan : 120 psi
Dimensi
Tinggi : 2007 mm
Lebar : 1600 mm
Panjang : 12827 mm
Kapasitas : 76.46 liter
Konfigurasi : Bell
Atmosfir : Udara
Voltase : 3 fase 208 – 480 50/60 Hz
Sumber Panas : Listrik / Resisten
Kapasitas : 8 kaki kubik
External : Continous dan Shuttle
Aplikasi : Pengeringan; Pembakaran
Sumber panas : Listrik

2.3 Hidrometalurgi
Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara
harfiah hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari
batuan atau bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution).
Dua cabang metalurgi lainnya adalah pirometalurgi dan elektrometalurgi.
Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak
mendapat perhatian peneliti.Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah
semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas pereduksian
logam secara hidrometalurgi.Logam-logam yang banyak mendapat perhatian
adalah nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn). Hidrometalurgi
memberikan beberapa keuntungan:
 Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
 Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus
sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan.
 Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang
dioksida, arsenik(III)oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.
 Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.
 Suhu prosesnya relatif lebih rendah.
 Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
 Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan kemurnian
yang tinggi
Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat
disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang
saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan
aplikasinya yang terus berkembang terutama sebagai material sel katodik pada
baterai isi ulang.Baterial ion litium konvensional telah lama dikenal dan diketahui
memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika
katodanya dilapisi lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas
penyimpanan energi baterai tersebut menjadi jauh lebih besar.Secara garis
besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:
 Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan
organik.
 Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.
 Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.
Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini.
Reduktan yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik
reduktan itu sendiri maupun produk hasil oksidasinya.Kebanyakan reduktan yang
digunakan adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton
karena punya gugus fungsi yang mudah teroksidasi. Contohnya adalah proses
reduksi mangan dengan adanya glukosa sebagai reduktan:
C6H12O6 + 12MnO2 + 24H+ = 6CO2 + 12Mn2+ + 18H2O
Larutan hasil leaching tersebut kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada
tiga proses pemurnian yang umum digunakan yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut
dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya, presipitasi adalah yang
paling mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang efektif untuk
beberapa logam.
Logam hasil pemurnian biasanya diaktivasi dengan asam tertentu terlebih
dahulu sebelum diambil dari larutannya.Cara ini menjamin didapatkannya logam
dalam struktur nanometer dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi.Logam
yang berstruktur nanometer harganya bisa puluhan kali lipat dibandingkan
dengan logam yang berstruktur biasa.
Suhu selama proses leaching, konsentrasi reaktan, ukuran partikel
sampel dan PH larutan merupakan faktor-faktor yang paling menentukan
keberhasilan proses hidrometalurgi. Apabila kita mampu menemukan kombinasi
yang tepat dari keempat faktor ini maka proses hidrometalurgi akan semakin
optimal. Kedepan diharapkan para ahli teknik kimia dapat menciptakan teknologi
yang mampu mengaplikasikan hidrometalurgi agar terpakai lebih luas dalam
dunia industri.
Feed / ROM

Tahap Preparasi

Konsentrat

LEACHING

SOLID - LIQUID SEPARATION

Filtrat

RECOVERY

Logam

Gambar 6
Diagram Alur Hidrometalurgi

Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :


 Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
 Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan
mudah dan murah
 Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada
proses berikutnya.
 Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.
 Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang.
 Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung
lempung (clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.
 Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang
luas agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
 Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive
and non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
Peralatan yang dipergunakan dalam proses Hidrometalurgi adalah :
1. Electrolysis / electrolytic cell.

2. Bejana pelindian (leaching box).


Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:
a. Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan
organik.
b. Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya
c. Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.

a. Leaching
Leaching adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logam-logam
tertentu yang dapat larut. Pemilihan metode pelindian tergantung pada
kandungan logam berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya mudah
tidaknya bijih dilindi oleh reagen kimia tertentu. Secara hidrometalurgi terdapat
beberapa jenis leaching, yaitu :
a. Leaching in Place (In-situ Leaching)
b. Heap Leaching
c. Vat Leaching /Percolation Leaching
d. Agitation Leaching
e. Autoclaving
Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini. Reduktan
yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik reduktan itu
sendiri maupun produk hasil oksidasinya. Kebanyakan reduktan yang digunakan
adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton karena punya
gugus fungsi yang mudah teroksidasi.
Larutan hasil leaching tersebut kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada
tiga proses pemurnian yang umum digunakan yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut
dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya, presipitasi adalah yang
paling mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang efektif untuk
metalurgi adalah :

Foto 3 Proses Leaching

Pencucian melibatkan penggunaan solusi berair yang mengandung


lixiviant yang dibawa ke dalam kontak dengan bahan yang mengandung logam
berharga.Para lixiviant dalam larutan asam atau mungkin dasar di alam. Jenis
dan konsentrasi lixiviant ini biasanya dikendalikan untuk memungkinkan
beberapa derajat selektivitas untuk logam atau logam yang akan dipulihkan.
Dalam proses pencucian, potensi oksidasi, suhu, dan pH larutan adalah
parameter penting, dan sering dimanipulasi untuk mengoptimalkan pembubaran
komponen logam yang diinginkan ke dalam fase berair.

b. In-situ pencucian
In-situ pencucian juga disebut "solusiPertambangan." Proses ini awalnya
melibatkan pengeboran lubang ke deposit bijih. Bahan peledak atau patahan
hidrolik digunakan untuk membuat jalur terbuka dalam deposit untuk solusi untuk
menembus ke dalam. Solusi pencucian dipompa ke deposit di mana ia membuat
kontak dengan bijih. Larutan tersebut kemudian dikumpulkan dan diproses.
Deposit uranium Beverley adalah contoh in-situ pencucian.
c. Heap pencucian
Dalam proses pencucian tumpukan, hancur (dan kadang-kadang
diaglomerasi) bijih ditumpuk di tumpukan yang berjajar dengan lapisan kedap air.
Leach solusi disemprotkan dari atas tumpukan, dan dibiarkan meresap ke bawah
melalui tumpukan. Desain tumpukan genangan air biasanya menggabungkan
koleksi yang memungkinkan "hamil" solusi resapan (yaitu solusi dengan logam
berharga terlarut) harus dipompa untuk diproses lebih lanjut.

d. Pencucian Dump
Pencucian Dump menggabungkan karakteristik pencucian tumpukan dan
in-situ pencucian.Di tempat pembuangan resapan, lapisan kedap mungkin atau
tidak dapat digunakan tergantung pada lokasi pembuangan.Bijih dibuang untuk
memungkinkan pengolahan yang mirip dengan pencucian tumpukan, tetapi
karakteristik fisik dari lokasi memungkinkan untuk sebuah lembah atau lubang
untuk bertindak sebagai bah tersebut.

e. Ppn pencucian
Pencucian Ppn melibatkan materi menghubungi, yang telah mengalami
pengurangan ukuran biasanya dan klasifikasi, dengan larutan lindi dalam tangki
besar atau tangki-tangki. Seringkali tong dilengkapi dengan agitator untuk
menjaga padatan dalam suspensi dalam tong dan meningkatkan padat untuk
menghubungi cair. Setelah pencucian tong, padatan tercuci dan solusi hamil
biasanya dipisahkan sebelum diproses lebih lanjut.
Dalam beberapa kasus, proses pencucian khusus karena sifat tahan api
bahan yang diperlukan. Teknik-teknik ini meliputi tekanan atau pencucian
autoklaf dan pencucian berkonsentrasi.Setelah pencucian, cairan lindi biasanya
harus menjalani konsentrasi ion logam yang akan dipulihkan. Selain itu,
beberapa logam yang tidak diinginkan mungkin juga telah diambil ke dalam
larutan selama proses pelindian. Solusinya sering dimurnikan untuk
menghilangkan komponen yang tidak diinginkan. Proses digunakan untuk
konsentrasi larutan dan pemurnian meliputi:

 Pengendapan
 Penyemenan
 Ekstraksi Larutan
 Ion Bursa
 Pelarut ekstraksi
Sebuah campuran dari ekstraktan dalam pengencer digunakan untuk mengekstrak logam
dari satu fase ke yang lain. Dalam ekstraksi pelar

campuran ini sering disebut sebagai "organik" karena konstituen utama (pengencer)
adalah beberapa jenis minyak.
f. Pertukaran ion
Agen chelating, zeolit alam, karbon aktif, resin, dan organik cair diresapi
dengan agen chelating semua digunakan untuk kation anion pertukaran atau
dengan solusi.Selektivitas dan pemulihan fungsi dari reagen yang digunakan dan
hadir kontaminan.
g. Pemulihan Logam
Pemulihan logam adalah langkah akhir dalam proses Hidrometalurgi.
Logam yang cocok untuk dijual sebagai bahan baku sering langsung diproduksi
di langkah pemulihan logam. Kadang-kadang, bagaimanapun, pemurnian lebih
lanjut diperlukan jika ultra-tinggi kemurnian logam harus diproduksi. Jenis utama
dari proses pemulihan logam elektrolisis, reduksi gas, dan curah hujan.
h. Elektrolisa
Elektrowinning dan electrorefining masing-masing melibatkan pemulihan
dan pemurnian logam menggunakan elektrodeposisi logam pada katoda, dan
baik pembubaran logam atau reaksi oksidasi pada anoda bersaing.
i. Pengendapan
Curah hujan di hidrometalurgi melibatkan pengendapan kimia dan
senyawa logam baik mereka atau dari kontaminan dari larutan berair. Air hujan
akan dilanjutkan ketika, melalui penambahan reagen, penguapan, perubahan pH
atau suhu manipulasi, setiap spesies tertentu yang melebihi batas kelarutan.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam proses hilir, pembenihan untuk
memulai kristalisasi sering digunakan.
j. Link Eksternal
Elektrowinning dan electrorefining masing-masing melibatkan pemulihan
dan pemurnian logam menggunakan elektrodeposisi logam pada katoda, dan
baik pembubaran logam atau reaksi oksidasi pada anoda bersaing

Anda mungkin juga menyukai