Anda di halaman 1dari 79

‫الرحِيم‬

َّ ‫من‬
ِ ‫ح‬
ْ ‫الر‬
َّ ‫هللا‬
ِ ‫م‬ ‫س‬
ْ
ِ ِ ‫ب‬
SELAMAT DATANG

PNEUMATIK dan HIDROLIK I


Semester III

Oleh :
Joko Tri Wardoyo, ST, MT
(jktriwardoyo@yahoo.com)
PNEUMATIK dan HIDROLIK I
Buku Rujukan :

1. Croser. P, Thomson. J, 1989, Electro Pneumatics, Festo Didactic,


Esslingen.
2. Deppert. W, and Stoll. K, 1987, Pneumatics in Control, Vogel
Verlag.
3. Deppert. W, and Stoll. K, 1983, Pneumatics Applications, Vogel
Verlag.
4. Joko Tri Wardoyo, 2003, Modul Pelatihan Pneumatik,
Laboratorium Kontrol Fluida Program Studi Teknik Mesin Politeknik
Negeri Semarang.
5. Merkle. D, Rupp. K, Scholz. D, 1994, Electro-Hydroulics, Festo
Didactic, Esslingen.
6. Sugihartono, 1985, Dasar- dasar Kontrol Pneumatik, Tarsito,
Bandung.
7. Team UT, 2000, Manual Training Hidrolik.
8. Text Book Festo, 1977, Maintanance Of Pneumatic Equipment and
System, Festo Didactic, Esslingen.
9. Thomas Krist, Dines Ginting, 1993, Dasar-dasar Pneumatik ,
Penerbit Erlangga, Jakarta

Oleh : Joko Tri Wardoyo, ST, MT (Polines)


PNEUMATIK dan HIDROLIK I

1. Pengenalan media kerja


2. Pengadaan Udara
3. Katup pneumatik
4. Aktuator pneumatik
5. Diagram rangkaian pneumatik
6. Elektro pneumatik
7. Prinsip dasar hidrolik
8. Power unit pada hidrolik
9. Katup dan Aktuator hidrolik
10. Diagram rangkaian hidrolik
11. Elektro hidrolik
PENGERTIAN UMUM

 Pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian


udara bertekanan
 Semua sistem yang menggunakan tenaga udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja bisa disebut
dengan sistem Pneumatik
 Dalam penerapannya, sistem pneumatik banyak digunakan
sebagai sistem automasi.
 Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua
industri sekarang memanfaatkan sistem pneumatik.
 Penggunaan udara bertekanan sebenarnya masih dapat dikembangkan
untuk berbagai keperluan proses produksi, misalnya untuk melakukan
gerakan mekanik yang selama ini dilakukan oleh tenaga manusia, seperti
menggeser, mendorong, mengangkat, menekan, dan lain sebagainya.
Pneumatik
Hidrolik

Elektrik
Mekanik

LA P S
ING
TOP

PEMILIHAN MEDIA KERJA dan MEDIA KONTROL


FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Keandalan komponen - Usia pemakaian
2. Ketersediaan suku cadang 3. Jenis dan kecepatan gerakan
4. Kemudahan pemasangan, perawatan, dan pengembangan
Mengapa
kita menggunakan
PNEUMATIK
1. Bahan baku melimpah
2. Penyimpanan dan pengangkutan
mudah
3. Tidak peka terhadap temperatur
4. Instalasi bersih
5. Konstruksi sederhana
6. Kecepatan kerja tinggi
7. Aman terhadap beban lebih
 Memerlukan alat pembangkit
tekanan
 Bising
 Hanya efisien untuk gaya yang
kecil (Kurang dari 30 kN)
 Kompresibel
Tingkatan utama dari sistem pneumatik
KOMPRESOR DAN TANGKI

PROSES PEMAMPATAN UDARA


PENGERING UDARA

SISTEM PERPIPAAN

Pengering
UNIT PELAYANAN UDARA (Air Service Unit)

= fluida residu

= oli

UPU
Tanpa
lubricator
FILTER
Filter
JENIS KATUP PNEUMATIK

1. Katup Kontrol Arah (Directional Control Valve)


Katup 2/2, 3/2, 4/2, 4/3, 5/2
2. Katup Satu Arah
Check Valve
3. Katup Kontrol Aliran
Throttle valve, One way flow control valve,
Shuttle valve, Two pressure valve,
Quick exhaust Valve
4. Katup Kontrol Tekanan
Katup pengatur tekanan
Katup pembatas tekanan
5. Katup Kombinasi
Katup tunda waktu (time delay valve)
BENTUK-BENTUK KATUP
Konfigurasi Katup Kontrol Arah (Directional Control Valve)

1. Garis menunjukkan jalan (lintasan)


2. Anak panah menunjukkan arah aliran.
3. Posisi menutup ditunjukkan dengan garis siku-siku di dalam segi empat.
4. Sambungan / port (lubang-lubang saluran masuk dan saluran keluar)
ditunjukkan dengan garis yang menempel pada sisi luar segi empat
yang menggambarkan posisi normal atau awal.
5. Jumlah segi empat menunjukkan banyaknya posisi peralihan atau
penggeseran.
6. Penamaan katup dinyatakan dengan jumlah sambungan dan jumlah
posisi penggeserannya, contoh katup 3/2, 4/3, 5/2, dll
7. Penggerak katup digambarkan pada sisi samping katup
8. Posisi normal terdapat pada kotak nomor dua dari kiri  NO, NC
SISTEM PENOMORAN KATUP

Lubang / sambungan Sistem angka Sistem huruf

Lubang / samb. Sumber tekanan 1 P


Lubang / samb. pembuangan 3, 5 R, S, T
Lubang / sambungan keluaran 2, 4 A, B

Saluran pengaktifan :

Membuka aliran dari 1 ke 2 12 Z (katup 3/2)


Membuka aliran dari 1 ke 2 12 Y (katup 5/2)
Membuka aliran dari 1 ke 4 14 Z (katup 5/2)

2 4 2
12 (Z) 14 (Z) 12 (Y)
1 3 5 3
1
CARA KERJA KATUP

4 2
4 2

OFF

1 3 1 3
4 2
4 2
4 2
ON
1 3

1 3
1 3
2

OFF
1 3
PRINSIP KERJA
2 Katup (Valve)
2

ON
1 3

1 3
4 2

PRINSIP KERJA OFF


Katup (Valve) 1 3

4 2
4 2

ON
1 3

1 3
Metode-metode penggerak valve
Metode-metode penggerak valve
Tombol tekan Tuas / handle
JENIS PENGGERAK KATUP

Pedal
Katup Kontrol Arah (Directional Control Valve)
AKTUATOR PNEUMATIK

Aktuator pneumatik bisa diuraikan pada dua kelompok, yaitu :


1. Aktuator Gerak lurus (gerakan linier)
 silinder kerja tunggal (Single acting cylinder)
 silinder kerja ganda (Double acting cylinder)
2. Aktuator Gerak putar (gerakan rotasi)
 motor udara
 silinder gerak putar (rotary cylinder)

AKTUATOR GERAK LURUS


Perhitungan Gaya Tekan
Silinder
Gerak Maju

F = A.p – Rr

A1 : A2 ???
F = Gaya tekan [N]
P = Tekanan Kerja [bar]
A = Luas penampang batang torak [mm2]
Rr= Gaya gesek(3 – 20 % dari gaya terhitung) [N]

Bandingkan dengan gerak mundur

1 bar = 105 Pa (N/m2)= 14,5 Psi


Analisa Aliran Fluida (V)

Q=A.V

Q1 : Q2 ???
AKTUATOR ROTARI

Simbolnya
DIAGRAM RANGKAIAN

Rangkaian kontrol langsung Rangkaian kontrol tak langsung

2 4 2
2
4 2
1 3 5 3
1
1 3 2 2
5 3
1
1 3 1 3

A B A B

A. Pada Silinder kerja tunggal


B. Pada Silinder kerja ganda
Jenis Valve ?, penggerak valve ?
Jenis Valve?, penggerak valve ?
Shuttle Valve ( OR Gate )
Untuk rangkaian yang membutuhkan dua atau lebih sinyal input

Input Output
X Y A
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Two Pressure Valve ( AND Gate )
Untuk rangkaian yang membutuhkan dua atau lebih sinyal input sekaligus

Input Output
X Y A
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
GAMBAR APLIKASI OR DAN AND GATE

A0 A1

4 2

5 3
2
2 1
1 1
1 1

2 2 2 2

A1

A 1 3
B 1 3
C 1 3
D 1 3
Katup Satu Arah ( Check Valve )

1 2 1 2
One Way Flow Control Valve (Check Throttle)

Untuk mengatur / memperlambat gerakan aktuator

Pemasangannya sedekat mungkin dengan aktuator


Time Delay Valve

Fungsi : Untuk Menunda gerakan aktuator

Time delay valve, normally closed

Time delay valve, normally open


Quick exhaust valve
METODE CASCADE
Metode cascade digunakan untuk mengatasi adanya sinyal konflik,
sehingga mudah digunakan sebagai acuan untuk membuat
rangkaian yang komplek sekalipun, dengan urutan langkahnya
adalah sebagai berikut :
1. Buat persamaan geraknya
2. Bagi dalam group-group, dimana dalam satu group hanya
terdapat satu gerakan untuk tiap silindernya
3. Identifikasi sensor atau limit switch yang dibutuhkan, yang
ada dalam satu group tempatkan diatas, sedang yang
berlainan group tempatkan dibawah
4. Buat rangkaian cascadenya, dengan ketentuan :
• Tiap group membutuhkan satu jalur perbekalan (supply
line), sehingga jumlah jalur perbekalan sama dengan jumlah
group
• Untuk memindahkan antar jalur perbekalan dibutuhkan
katup pembalik, yang menggunakan katup 4/2 atau 5/2
• Jumlah katup pembalik sama dengan jumlah group dikurangi
satu
5. Jalur perbekalan terakhir harus ada tekanan udara
6. Lengkapi rangkaian pneumatiknya
RANGKAIAN SISTEM CASCADE

Rangkaian 3 Group Rangkaian 4 Group

4 2
4 2

5 3
5 3
1
1 4 2
4 2

5 3
5 3 1
4 2
1

5 3
1
RANGKAIAN SISTEM SHIFT REGISTER

Secara umum penggambaran sistem shift register


sama dengan sitem cascade, bedanya terletak pada :
1. Jumlah katup pembalik
2. Jenis katup pembalik

2 2 2

1 3 1 3 1 3
SENSOR

Macam-macam sensor :
1. Sensor dengan kontak (fisik), contoh sensor dengan rol
2. Sensor tanpa kontak
A. Kapasitif : untuk semua benda
B. Induktif: khusus untuk logam
C. Optik : untuk benda yang terang
D.Magnetik : khusus untuk logam

A B C D
SWITCH

Switch dikelompokkan menjadi 2, yaitu :


1. Switch single kontaktor, yang terdiri dari :
a. Normal terbuka (NO)
b. Normal tertutup (NC)
c. Posisi pilihan (change over contactor)
2. Switch multi kontaktor
NO dan NC OR AND

+24V 1

S1

Y1

0V

Sirkuit interlock /Exor SAC DAC


RELAY

Relay berfungsi untuk :


1. Memperbanyak kontak
2. Mengunci rangkaian (latching)
PRINSIP KERJA SOLENOID

Solenoid bekerja berdasarkan prinsip dasar Elektromagnet, apabila


konduktor (kabel tembaga) dibentuk menjadi lilitan (koil) dan arus
listrik mengalir melalui konduktor, maka akan terjadi electromotive
force (EMF).
ELEKTRO PNEUMATIK

+24V 1

3
2
S1
Y1
4
1 3

Y1

0V
CONTOH : RANGKAIAN EP UNTUK GERAKAN (A+B+A-B-)

A0 A1
BO B1

4 2 4 2

Y1 Y2 Y3 Y4
5 3 5 3
1 1

+24V 1 2 4 5

3
3
B1
S1
A1 A0
4
4

Y1 Y1 Y1 Y1

0V
SINYAL KONFLIK PADA
RANGKAIAN ELEKTRO PNEUMATIK

Untuk mengatasi adanya sinyal konflik, maka dapat menggunakan


relay yang dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Input selalu dipasang seri dengan relay , selanjutnya di latching
dengan kontaktor yang ada pada relay tersebut
2. Relay berikutnya dapat ON bila relay sebelumnya sudah ON
3. Bial relay terakhir ON, maka relay pertama harus OFF

K1 K2 Kn
Input 1 Input 2 Input n

Kn K1 K(n-1)

K1 K2 Kn
LATIHAN :
Proses pengeboran akan diotomasi menggunakan buah silinder
pneumatik (A, B, C) dengan urutan langkah sbb : A+B+B-A-C+C-
Dimana :
Silinder A untuk pencekaman benda kerja
Silinder B untuk menurunkan dan menaaikkan bor
Silinder C untuk menggeser benda kerja
Buat gambar rangkaian elektro pneumetiknya
KARAKTERISTIK HIDROLIK

1. Tidak rusak karena adanya beban lebih


2. Bisa digunakan untuk gaya yang besar ( diatas 30 kN)
3. Konstruksinya sederhana
4. Fluida kerja tidak kompresibel, sehingga gerakan aktuatornya
konstan
5. Memerlukan system pembangkit tekanan
6. Bila ada kebocoran, lingkungan menjadi kurang bersih
7. Kecepatan gerak aktuatornya rendah
PRINSIP DASAR HIDROLIK

Hukum Pascal

 P1 = P 2

 F1 = F2
A1 A2
UNIT PEMBANGKIT (POWER UNIT)
Pengukur Tekanan

P T

Motor Listrik dan


Pompa Hidrolik
Relief Vave

Saluran Balik
M

Reservoir

Unit pembangkit terdiri dari :


1. Motor listrik
2. Pompa hidrolik
3. Katup relief bertekanan
4. Manometer
5. Tangki
AKUMULATOR

Akumulator berfungsi untuk menyimpan energi hidrolik, yang dapat


digunakan untuk :
1.Mengatasi kebutuhan puncak
2.Sebagai cadangan / sumber energi bila power unit gagal berfungsi
JENIS KATUP HIDROLIK
AKTUATOR HIDROLIK

Aktuator gerak lurus Aktuator gerak putar


(silinder hidrolik) (motor hidrolik)
SIRKUIT DASAR SISTEM HIDROLIK
CONTOH RANGKAIAN

A B

P T

A B
P T

P T
P T
Ts

Ts
GERAK SQUENSIAL
(Dengan satu kontrol valve)

Gerak squensial adalah gerakan dimana gerakan berikutnya


sangat dipengaruhi oleh gerakan sebelumnya

B T T B
A A

B P B P
A A

A B

P T
B
P T

Ts
GERAK SQUENSIAL
(Dengan satu kontrol valve)

B T T B
A A

B P B P
A A

A B

P T
B
P T

Ts
GERAK SQUENSIAL
(Dengan satu kontrol valve)

B T T B
A A

B P B P
A A

A B

P T
B
P T

Ts
GERAK SQUENSIAL
(Dengan satu kontrol valve)

B T T B
A A

B P B P
A A

A B

P T
B
P T

Ts
GERAK SQUENSIAL
(Dengan satu kontrol valve)

Gerak squensial adalah gerakan dimana gerakan berikutnya


sangat dipengaruhi oleh gerakan sebelumnya

B T T B
A A

B P B P
A A

A B

P T
B
P T

Ts
ELEKTRO HIDROLIK

Rangkaian elektro hidrolik terdiri dari dua :


1. Rangkaian hidrolik
2. Rangkaian elektrik

+24V 1

A B 3

Y1 S1
P T
4
P T

Y1

Ts

0V
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫هّلل‬
‫ا ْل َح ْم ُد ِ َر ِّب ال َعالمِين‬
‫‪TERIMA KASIH‬‬

Anda mungkin juga menyukai