Anda di halaman 1dari 1

Ukhtifillah, kini tiba saatnya kita membahas “Muslimah Berperan di bidang Prestasi”.

Sebagaimana status
ukhti saat ini, ukhti adalah penduduk Indonesia yang beruntung, karena ukhti sekalian adalah 30% dari
kurang lebih 250 juta penduduk Indonesia yang saat ini berkesempatan mendapat pendidikan, dimana
saudara-saudara uktidi luar sana belum bisa seberuntung ukhti mendapat panggilan “pelajar” ataupun
“mahasiswa” saat ini menurut BPS tahun 2017. Ukhti adalah kaum elit yang terdidik dan tentu saja itu
adalah suatu keistimewaan dan nikmat besar sebagai kaum intelektual yang harus ukhti syukuri.

Meski saat ini ukhti memiliki nikmat tersebut, hal tersebut tak akan menjadikan masa depan ukti pasti
cerah. Apalagi saat ini ukhti menjadi penduduk sebuah bumi yang namanya Revolusi Industri Jilid 4. Hal
ini menjadi tantangan besar. Sejak lahir ukhti sudah melihat internet dengan beraneka fitu-fitur menarik
lainnya mulai dari game, applikasi canggih, hingga media sosial yang menjadikan waktu belajar dan
membaca buku ukhti semakin berkurang. Belum lagi ada yang semakin adiktif dengan game online,
sibuk edit sana-sini foto ala-ala kekinian, nyari follower-follower untuk ajang eksis-eksis-an hingga
berdampak ke dunia nyata menjadi anggota non aktif organisasi dan prestasi akademik kian menurun.

Hari demi hari kian berganti, zaman pun berubah, suatu saat tampuk kepemimpinan dunia ini berada di
pundak-pundak ukhti. Ukhti akan menyaksikan ketidakadilan, kejahatan, kesewenang-wenangan di
sekitar ukhti. Ukhti juga akan menyaksikan ada pihak-pihak yang tertindas oleh mereka yang memegang
kuasa. Di saat itulah kamu akan bertanya pada diri sendiri. Apa peran ukhti seharusnya selama ini?
Pilihan ada di tangan ukhti. Jika kamu mengingat status sebagai kaum intelektual elit di negeri ini,
rasanya tak salah jika ukhti tergerak untuk menyampaikan kebenaran.

Eits, tunggu dulu ukh, ternyata menyampaikan kebenaran tak semudah mengeluarkan kata-kata dari
bibir manismu ukti. Kebenaran juga butuh diikat dengan kualitas diri dan disebut prestasi. Wibawamu
akan terangkat dan kepercayaan orang-orang di sekelilingmu semakin meningkat jika kebenaran itu
disampaikan lewat ukiran ikhtiar prestasimu yang tak mudah didapat. Maka dari itu, tidak lah salah jika
ada yang berkata “Jika belajar itu adalah ibadah, maka prestasi adalah dakwah”. Dengan prestasi,
kebenaran yang dirimu sampaikan akan lebih mudah mereka terima.

Anda mungkin juga menyukai